Tugas Mandiri
Stase Peminatan Profesi Ners
Periode 8 Oktober-8 Desember 2018
Disusun oleh:
Hanif Miftahul Iza
17/420973/KU/20158
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
Tugas Mandiri
Stase Peminatan Profesi Ners
Periode 8 Oktober-8 Desember 2018
Disusun oleh:
Hanif Miftahul Iza
17/420973/KU/20158
A. DEFENISI
Luka bakar adalah kerusakan secara langsung maupun yang tidak langsung pada
jaringan kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai organ dalam, yang disebabkan oleh
panas, sengatan listrik, bahan kimia, petir dan radiasi. Luka bakar pada umumnya terjadi pada
kulit yang mempunyai peranan penting dalam keseimbangan suhu tubuh, mempertahankan
cairan tubuh, juga pertahanan tubuh dari infeksi.
Fase Luka Bakar
a. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami
ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas), dan circulation
(sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah
terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi
dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama
penderita pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera
termal yang berdampak sistemik.
b. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:
1). Proses inflamasi dan infeksi.
2). Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju
epitel luas, dan pada struktur atau organ-organ fungsional.
3). Keadaan hipermetabolisme.
c. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan
fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa
parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
B. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
Freedberg EM, Eissen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, Fitzpatrick TB.
2009. Dermatology in General Medicine, 6thed. New York. Mc Graw Hill.
McCance and Huether Pathophysiology the Biologic Basis for Diseases in Children and
Adult, 5th edition.
Seymour I. Schwartz, M.D. 2009. Schwartz: Principles of Surgery, 7/e. The McGraw-Hill
Companies, Inc.
FORMAT PENGKAJIAN
STASE PEMINATAN ANAK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FK UGM
h. Pengobatan
Sebelum dirawat, tidak ada obat/pengobatan rutin yang dilakukan pasien.
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Berat badan anak saat ini : 11,5 kg
Tinggi Badan anak saat ini : 110 cm
IMT: 9,5 kg/m2
Berdasarkan data WHO BMI anak laki-laki usia 5 sampai 19 tahun, IMT 9,5
berada pada z score < -3 SD, yang berarti IMT anak dibawah normal Status
Gizi Sangat Kurus.
Keterangan :
: Perempuan : Pasien
: laki-laki
XI. INFORMASI LAIN (mencakup rangkuman kesehatan klien dari gizi, fisioterapis,
medis, dll.)
Diagnosa medis
1. Superficial dermal burn injury 10,5 %
Terapi :
No. Nama Obat Rute Dosis dan Interval
1. Vit C PO 50 mg / 8 jam
2. Paracetamol IV 150 mg K/p
3. cefotaxime IV 700 cc / 6 jam
Cairan:
No Cairan Masuk Intravena (Jenis dan dosis) (ml/jam)
1 combiplex 11 cc / jam
Intervensi Gizi:
Tujuan:
1. Meningkatkan asupan makanan mencapai > 50%
2. Memenuhi kebutuhan energi dan protein pada kondisi wound healing
Prinsip:
1. Energi tinggi
2. Protein tinggi 17,3%
3. Lemak sedang 30%
4. Karbohidrat cukup
5. Bentuk makanan sesuai dengan daya terima pasien
Susu 125 cc/2 jam
Jus putel 1x150cc
ANALISA DATA
Ganda, Idham Jaya dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011. Buku Ajar
Pediatri Gawat Darurat. Jakarta: Badan penerbit IDAI