Laporan Resmi KPC
Laporan Resmi KPC
Hari : Rabu
Kelompok :A
Praktikan : 1. Anggun Fitria Laila Ningsih (A34150001)
i
INTISARI
ii
DAFTAR ISI
Intisari .................................................................................................................. i
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan ........................................................................... 1
1.2. Dasar Teori ..................................................................................... 1
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. Perbedaan antara kondisi suction lift (a) dan positive suction (b)...................4
Gambar 5. Grafik antara head, pompa dengan flowrate valve suction 45 o.....................17
Gambar 6. Grafik antara head, pompa dengan flowrate valve suction 60 o.....................18
Gambar 7. Grafik antara head, pompa dengan flowrate valve suction 75 o.....................18
Gambar 8. Grafik antara head, pompa dengan flowrate valve suction 90o.....................19
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gambar 1. Pompa Sentrifugal Sederhana
(Geancoplis, Chapt-3 135 )
Pompa sentrifugal memiliki banyak nilai positif dibanding tipe pompa yang lain. Nilai
positif itu antara lain:
1. Mampu bekerja pada rpm yang tinggi.
2. Konstruksinya lebih sederhana daripada pompa lainnya.
3. Dari segi dimensi dan bobot lebih kecil daripada pompa resiprokating
(torak).
4. Debit dan tekanan yang dihasilkan lebih stabil dan konstan.
Gambar 2 menunjukkan titik operasi pompa yang meupakan perpotongan antara kurva
pompa dan kurva pipeline. beberapa kurva, seperti kurva pompa, efisiensi pompa, daya
pompa, dan karakteristik dari pipeline pompa.
Fluida yang mengalir pada sebuah pipa akan mengalami kerugian energi.
Kerugian energi ini disebut dengan head loss. Terdapat dua jenis head loss yang terjadi
di dalam sistem perpipaan, yaitu head loss mayor dan head loss minor.
2
Head loss mayor merupakan kerugian energi yang terjadi akibat fluida bergesekan
dengan pipa utama dari sistem perpipaan. Adapun perumusan untuk menentukan nilai
head loss mayor adalah sebagai berikut:
...............................................(1)
Untuk mendapatkan harga f digunakan perumusan sebagai berikut:
.........................(3)
................................................(4)
Dengan demikian, diketahui bahwa nilai f merupakan fungsi dari Re (Bilangan
Reynolds) dan e/D. Nilai e merupakan wall roughness dari pipa sedangkan D adalah
inside diameter dari pipa tersebut.
Head loss minor merupakan kerugian yang terjadi pada komponen tambahan pada
sistem perpipaan berupa fitting dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan harga
head loss minor digunakan persamaan :
.............................................(5)
............................................(6)
.................................(7)
..........................(8)
3
Kriteria – kriteria yang umum dijadikan parameter dalam menentukan performa
pompa diantaranya berupa nilai head, daya dan Net Positive Suction Head
(NPSH) pompa. Kriteria tersebut nantinya akan sangat diperlukan dalam pemilihan
pompa yang tepat. Instalasi pompa, daya pompa, efisiensi, kecepatan spesifik, dan
karakteristik pompa sangat menentukan performa dari pompa sentrifugal yang
digunakan. Net Positive Suction Head (NPSH) adalah kebutuhan minimum pompa
untuk bekerja secara normal. NPSH menyangkut apa yang terjadi di bagian suction
pompa. NPSH dapat diketahui dengan menghitung selisih total head pada sisi suction
dengan tekanan uap absolut fluida kerja pada temperatur pemompaan. Nilai NPSH
available harus lebih besar daripada nilai NPSH required. Nilai NPSH available
ditentukan dengan suction lift untuk suplai suction di bawah centerline pompa (gambar
3a), dan positive suction untuk suplai suction di atas centerline pompa (gambar 3b).
...........................(9)
...........................(10)
dimana:
Gambar 3. Perbedaan antara kondisi suction lift (a) dan positive suction
(b). (Westaway dan Loomis, 1984).
4
Nilai head dapat dihasilkan dengan rumusan sebagai berikut :
..............................................(11)
Turunnya performa pompa secara tiba-tiba dan ketidakstabilan dalam operasi akan
menjadi masalah, indikasi penyebab turunnya performansi pompa adalah salah satunya
disebabkan oleh kavitasi (cavitation). Kavitasi didefinisikan sebagai pembentukan uap
dalam suatu aliran fluida sebagai akibat turunnya tekanan pada saat temperature
konstan. Fenomena ini sangat berbahaya dan diketahui sebagai fenomena yang bersifat
merusak pada bagian-bagian penting instrumen dalam sebuah proses. Kavitasi
diasumsikan ditimbulkan oleh beberapa macam gejala dinamik, ketika fluida berada di
temperatur jenuhnya (Arif, 2010). Terjadinya gejala kavitasi terjadi karena menguapnya
zat cair yang sedang mengalir didalam pompa atau diluar pompa, karena
tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya apabila zat cair mendidih,
maka akan timbul bubble-bubble uap zat cair. Penurunan tekanan pada pompa
sentrafugal pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
Dari fenomena tersebut, dapat jelas terlihat, kavitasi pada pompa ini akan mengancam
permukaan/ sisi masuk dari impeller sehingga akan menurunkan performa dari pompa
tersebut, hal ini karena terjadinya pengurangan tekanan statis dengan nilai
dibawah tekanan uap cair. Tekanan statis dalam sistem hisap eksternal terjadi
terutama disebabkan gesekan pada pipa isap. Dan pengurangan tekanan statis dalam
sistem hisap internal terjadi terutama disebabkan oleh kenaikan pada mata impeller.
5
BAB II
PERCOBAAN
Start
Menyalakan pompa
6
A
Analisa data
Hasil perhitungan
End
7
2.4 Gambar Alat
Suhu Air = 30 oC
8
Bukaan Valve Suction : 36
Pengamatan
No Flow Rate Suction Discharge W (Waktu
Pressure (Kpa) Pressure (Mpa) Putaran) Lain-lain
1 2 -4 0,28 12,3 Dering, kabut
2 4 -5 0,27 12,5 Dering
3 6 -6 0,26 12,9 Dering
4 8 -7 0,24 13,5 Dering
5 10 -9,5 0,22 13,8 Dering
*) yakni: terjadi bubble, kabut, suara desis, dering, getaran, dsb
9
BAB III
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
10
Valve Suction 72
Discharge
Suction Discharge Total
Flow rate Suction Pressure
Head (m) Head (m) Head(m)
no. (L/m) Pressure (Pa) (Pa)
1 2 -5000 280000 -0,51 28,71 28,2
2 4 -5500 270000 -0,56 27,68 27,12
3 6 -6000 260000 -0,61 26,66 26,05
4 8 -6500 240000 -0,66 24,61 23,95
5 10 -7500 230000 -0,76 23,58 22,82
11
Valve Suction 54
Flow rate Mass
(m3/s) v(m/s) kW rate(kg/s) Wp (J/kg)
0,000033 0,073 0,325 0,032835 9897,97
0,000066 0,146 0,32 0,06567 4872,84
0,0001 0,222 0,303 0,0995 3045,22
0,00013 0,289 0,310 0,12935 2396,59
0,00016 0,356 0,279 0,1592 1752,51
12
Valve Suction 36
Flow rate (m3/s) Total Head (m) Efisiensi (%)
0,000033 20,71 2,10%
0,000066 27,07 5,49%
0,0001 25,79 7,93%
0,00013 23,44 9,37%
0,00016 20,56 1,01%
Flow rate ∑f
Elbow 90
(m3/s) v(m/s) Nre f Ff Tee atau hl
0,000033 0,073 2324,32 0,092 0,07 0,006 0,002 0,06
0,000066 0,146 4648,64 0,088 0,28 0,023 0,01 0,30
0,0001 0,222 7068,48 0,078 0,58 0,055 0,02 0,60
0,00013 0,289 9201,76 0,069 0,87 0,093 0,04 1,21
0,00016 0,356 11335,04 0,058 1,12 1,411 0,06 1,82
13
Tabel 6. Data Perhitungan NPSHa
3.2. Pembahasan
Untuk percobaan Karakteristik Pompa dan Kavitasi ini bertujuan untuk mengukur
discharge performance pompa centrifugal, mengukur pengaruh NPSH available, dan
mengamati kondisi terjadinya kavitasi dengan menggunakan 2 variabel yaitu
flowrate dan besar sudut bukaan valve suction. Untuk flowrate sebesar 2, 4, 6, 8, 10 L/m
dan bukaan valve suction sebesar 18, 36, 54˚, 72˚ dan 90˚. Langkah pertama yang
dilakukan yaitu membuka valve suction dan valve discharge sampai pada posisi terbuka
sepenuhnya dengan sudut 90°. Kemudian pompa dinyalakan dan aliran dibiarkan steady
state selama 15 menit. Lalu mengubah bukaan valve suction sesuai variabel sudut yang
diinginkan.
Untuk pengukuran pertama digunakan sudut 45 o dan mengatur flowrate pada
rotameter sesuai dengan variabel yang telah ditetapkan secara berurutan yaitu
sebesar 2, 4, 6, 8, 10 L/m. Langkah tersebut diulang hingga didapatkan semua data dari
setiap variabel dan didapatkan data discharge preassure dan suction preassure pada tabel 1
sehingga didapatkan nilai head total.Langkah selanjutnya adalah mencatat waktu untuk 1
kali putaran pada kWh meter. Pada 1 kali putaran didapatkan data waktu yang semakin
meningkat pada setiap variabel berurutan untuk setiap sudut seperti yang disajikan pada
tabel 1. Setelah itu mengukur panjang pipa dan keliling pipa dengan menggunakan
pita ukur sehingga didapatkan data diameter, area dan kecepatan. Kemudian
dilakukan perhitungan power dari pompa, karena untuk 1 kali putaran pada setiap variabel
berbeda maka didapatkan data power pada pompa yang berbeda.
14
Valve Suction 18
Flow rate L/m)
0 1
-1 0 2 4 6 0,9
Suction Head
-2 0,8 (m)
0,7 Flow rate
Power kJ\kg)
-3
Head (m)
0,6 (L/m)
-4 Discharge
0,5
-5 Head (m)
0,4
-6 Total Head(m)
0,3
-7 0,2
-8 0,1
-9 0
Gambar 5. Grafik antara head, pompa dengan flowrate valve suction 18o
-0,8
0,5
-1 Discharge Head
0,4
-1,2 (m)
0,3
-1,4 Total Head(m)
0,2
-1,6 0,1
-1,8 0
Power kJ\kg)
15
Valve Suction 72°
Flow rate L/m)
0 1
-0,1 0 2 4 6 0,9
Suction Head
0,8 (m)
-0,2
0,7 Flow rate (L/m)
Power kJ\kg)
-0,3 0,6
Head (m)
0,6
-0,4 0,5
0,4 Discharge Head
-0,5 (m)
0,3
-0,6 Total Head(m)
0,2
-0,7 0,1
-0,8 0
Berdasarkan data dan gambar 5 sampai 9 yang diperoleh antara suction head,
discharge hed, total head dengan flowrate menunjukkan bahwa semakin tinggi flowrate
maka suction head semakin naik sedangkan untuk discharge head dan total head akan
semakin turun. Berdasarkan grafik tersebut antara flowrate dengan head dan
flowrate dengan power pada variasi valve suction 18, 36, 54˚, 72˚ dan 90˚ didapatkan
hasil bahwa semakin tinggi flowrate maka nilai head dan power pompa semakin
kecil, hal ini dikarenakan semakin rendah flow rate maka tekanan suction yang
masuk ke dalam pompa akan lebih rendah daripada flow rate yang tinggi
sehingga tekanan discharge akan lebih tinggi dan daya pompa yang dikeluarkan akan
semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya. Selanjutnya menghitung effisiensi
pompa sehingga didapatkan data
effisiensi pompa yaitu kisaran 1-9 %.
16
Efisiensi vs Flowrate
1,2
Efisiensi (%)
1 Efisiensi (%)
Efisiensi (%)
0,6
Efisiensi (%)
0,4 Linear (Flow rate (L/m))
0,2 yy=y=-0,0078x
=0,0008x
0,0004x++0,0519
0,0608
0,053 Linear (Efisiensi (%))
R²
R²
R²===0,1715
0,0015
0,0004 Linear (Efisiensi (%))
0
0 2 4 6 Linear (Efisiensi (%))
Flowrate (L/m) Linear (Efisiensi (%))
Berdasarkan gambar 10 grafik antara flowrate dengan effisiens hasil tersebut sesuai
dengan teori menunjukkan bahwa semakin besar flowrate maka semakin besar
pula effisiensinya. Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi flowrate maka daya pompa
yang dibutuhkan akan semakin rendah sehingga didapatkan effisiensi yang tinggi, begitu
juga sebaliknya. Pada data percobaan kami didapatkan nilai effisiensi tertinggi yaitu
9,58% pada flowrate 8 L/m dan suction pressure -6500 Pa dan discharge pressure 240000
Pa.
17
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut
a. Flow rate berbanding terbalik dengan discharge head, semakin besar flow rate maka
discharge pressure akan semakin kecil.
b. . NPSHa yang didapatkan dari perhitungan sebesar 3 m. Semakin besar flow
rate maka NPSHa semakin kecil
c. Kavitasi / pembentukan gelembung pada aliran pipa terjadi pada bukaan valve 18°
pada flow rate 6, 8 dan 10 L/m dengan suction pressure -69, -65 dan -
75kPa.
18
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Danang. 2010. Simulasi Kavitasi Pada Kontrol Valve. Surabaya: ITS.
Fox, Robert. W., et.al. 2011. Introduction to Fluid Mechanics 8th Edition. New Jersey:
John Wiley & Sons. Inc.
Geankoplis, Christie John. 2003. Transport Process and Separation Process Principles
(Include Unit Operations). New Jersey : Prentice Hall.
Sukardi, Iswan A dkk. 2012. Studi Awal Kajian Bubble Pompa Sentripugal yang diukur
dengan Sinyal Vibrasi. Jurnal Dinamis, Volume 1, No.11. ISSN 0216-7492.
Westaway, C.R dan Loomis, A.W. 1984. Cameron Hydraulic Data. New Jersey:
Ingersoll-Rand Company.
19
DAFTAR NOTASI
Tabel 8. Notasi pada appendiks.
Notasi Keterangan
Wp Daya pompa
𝑁𝑃𝐻𝑎 Net Positive Suction Head available
ϒ Gamma
Q Flow rate
L Panjang pipa
K Keliling pipa
A Luas Pipa
D Diameter pipa
V Laju alir
T Waktu
⍴ Densitas
μ Viskositas
P Tekanan
V Kecepatan
Nre Reynold Number
Ff Friksi pada pipa lurus
Hex Friksi pada ekpansi
Hc Friksi Kontraksi
Hf Friksi elbow, Globe valve, Coupling
Hs Head suction
PV Tekanan Vapor
He Ketinggian air pada pompa
20
APPENDIKS
1. Menghitung Flowrate
1 L/m = 0,000017 m3/s
A= = 0,00045 m2
V1 = = 0,073 m/s
Untuk hS2,hS3- .hS5 dan head discharge pada valve 18, 36, 54˚, 72˚ dan 90˚
melakukan perhitungan yang sama.
Untuk Total Head 2,4-10 pada valve 18, 36, 54˚, 72˚ dan 90˚ melakukan
perhitungan yang sama.
21
4. Menghitung daya pompa aktual
konstanta kWh permeter = 900 putaran kWh permeter
kW = = = 0,325 kW
Q 1= 0,000033 m3/s
W = 0,325 kW = 325 W
𝜂1(%) = 𝑥 ϒ 𝑥 100%
= 𝑥 𝑥 = 2,77% 𝑊
Untuk Efisiensi 2,4- 10 pada valve 18, 36, 54˚, 72˚ dan 90˚ melakukan
perhitungan yang sama.
Pipa Lurus
ΔL = 1,832 m
2324,32
Untuk NRe 2,4-.10 pada valve 18, 36, 54˚, 72˚ dan 90˚ melakukan perhitungan yang
sama.
22
Dari grafik 2.10-3 didapatkan f = 0,092 Untuk f 2,4 -10 pada flowrate 2-10 melakukan
pengukuran yang sama.Untuk Ff 2,4 - 6 pada flowrate 2-10 melakukan perhitungan yang
sama.
Ff1 = = J/Kg
Tee (1 buah)
ℎ𝑓 = kf =0,0026J/Kg
NPSHa = + - -
=10,39 + -
= 3,192 m
Untuk 𝑁𝑃S𝐻a 2,4 - 10 pada flowrate 1-6 melakukan perhitungan yang sama.
8. Menghitung nilai NPSHR
NPSHR = ( )
= 8, 68 m
23