Sss155 Slide Otitis Eksterna
Sss155 Slide Otitis Eksterna
PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh bakteri dapat terlokalisir atau difus, telinga terasa sakit. Faktor
yang menyebabkan timbulnya otitis eksterna adalah kelembaban, penyumbatan
liang telinga tengah, trauma lokal, dan alergi. Faktor ini menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang dapat menyebabkan edema dari epitel
skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri
masuk melalui kulit, terjadilah inflamasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri
patogen pada otitis eksterna akut adalah Pseudomonas (41%), Streptococcus
(22%), Staphylococcus aureus (15%), dan Bakteriodes (11%).1
Otitis eksterna dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang
temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga
luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa
merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh
Pseudomonas, Staphylococus, dan Proteus atau jamur.2
Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai,
disamping penyakit telinga lainnya. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-
daerah yang panas dan lembab, dan jarang pada iklim sejuk dan kering.
Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak
peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti berenang
merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan.3 Keadaan panas, lembab,
dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor penting untuk
terjadinya otitis eksterna.1 Pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas
dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik.2
Umumnya penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit
pada telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila
peradangan ini tidak diobati secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti rasa
sakit, gatal dan mungkin sekret yang berbau akan menetap.4
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. A
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : JL. Pattimura RT 14
Agama : Islam
Pekerjaan : Honorer
Pendidikan Pasien : D II
Tanggal pemeriksaan : 23 Juni 2018
2.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri telinga kiri dan kanan ± 2 minggu
yang lalu
2
1 minggu yang lalu pasien berobat ke puskesmas dan diberikan
obat amoxicillin, dexametason, paracetamol, dan CTM. Setelah diberikan
obat keluhan pasien tidak berkurang. Pasien merasa masih merasakan
nyeri telinga dan telinga pasien masih mengeluarkan cairan berwarna
kemerahan dan pasien mengaku sering membersihkan telinganya dengan
cotton bud untuk mengeringkan cairan tersebut.
Sejak 2 hari yang lalu, pasien mulai merasakan pendengaran agak
berkurang pada kedua telinga. Keluar cairan nanah dari telinga disangkal,
telinga berdenging (-), riwayat trauma (-), riwayat masuk binatang ke
dalam telinga (-). Keluhan batuk atau pilek disangkal, sakit kepala (-).
Sulit menelan dan sakit menelan (-).
Riwayat Pengobatan
1 minggu yang lalu pasien berobat ke puskesmas dan diberikan obat
amoxicillin, dexametason, paracetamol, dan CTM. Setelah berobat nyeri
telinga masih dirasakan dan keluar cairan dari telinga.
3
Table 2.1 Anamnesis pasien
Muntah : -
4
a. Telinga
Daun Telinga Kanan Kiri
Anotia/mikrotia/makrotia - -
Keloid - -
Perikondritis - -
Kista - -
Fistel - -
Ott hematoma - -
Hiperemis + +
Oedem + +
Atresia - -
Serumen - -
Epidermis prop - -
Korpus alineum - -
Jaringan granulasi - -
Exositosis - -
Osteoma - -
Furunkel - -
5
Membrana Timpani Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
6
b. Hidung
Rinoskopi
Kanan Kiri
Anterior
Lantai + dasar
DBN DBN
hidung
Meatus nasi
DBN DBN
inferior
Polip - -
Korpus alineum - -
Massa tumor - -
Rinoskopi
Kanan Kiri
Posterior
Kavum nasi
Selaput lendir
Tidak dilakukan
Koana
Septum nasi
7
Konka superior
Adenoid
Massa tumor
Fossa rossenmuller
Transiluminasi
Kanan Kiri
Sinus
Tidak dilakukan
c. Mulut
Hasil
d. Faring
Hasil
8
Dekstra : tonsil T1, hiperemis (-),
permukaan rata, detritus (-)
Tonsil
Sinistra : tonsil T2, hiperemis (-),
permukaan rata, detritus (-)
e. Laringoskopi Indirect
Hasil
Pangkal lidah
Epiglotis
Sinus piriformis
Sulcus aritenoid
Corda vocalis
Massa
9
Regio V Dbn Dbn
Nervus IX Dbn
Tes rinne + -
10
2.5 DIAGNOSIS
2.7 PENATALAKSANAAN
Diagnostik
Terapi
Monitoring
- Minta pasien untuk kontrol ulang 1 minggu lagi jika keluhan tidak
berkurang.
11
3. Memberitahu kepada pasien akan pentingnya follow up dan terapi yang
adekuat untuk penyakitnya.
4. Memberitahukan kepada pasien untuk menutup telinga ketika mandi
untuk mencegah telinga menjadi lembab dan tidak lagi mengorek
telinga.
5. Menyarankan pasien untuk tetap menjaga higienitas dan memakan
makanan yang bergizi.
2.8 PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga sebagai indera pendengar terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam. Struktur anatomi telinga seperti diperlihatkan
pada gambar dibawah ini.5
Telinga luar berfungsi menangkap rangsang getaran bunyi atau bunyi dari
luar. Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna auricularis), saluran telinga
(canalis auditorius externus) yang mengandung rambut-rambut halus dan kelenjar
sebasea sampai di membran timpani.5,6
Liang telinga atau saluran telinga merupakan saluran yang berbentuk seperti
huruf S. Pada 1/3 proksimal memiliki kerangka tulang rawan dan 2/3 distal
memiliki kerangka tulang sejati. Saluran telinga mengandung rambut-rambut
13
halus dan kelenjar lilin. Rambut-rambut alus berfungsi untuk melindungi lorong
telinga dari kotoran, debu dan serangga, sementara kelenjar sebasea berfungsi
menghasilkan serumen. Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar
seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Kelenjar sebasea terdapat
pada kulit liang telinga.5,6
Membran timpani
Tulang-tulang pendengaran
14
Gambar 3.2 Susunan tulang-tulang pendengaran
15
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semi-sirkularis. Ujung
atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan skala timpani dengan
skala vestibuli.
Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfe, sedangkan skala media
berisi endolimfe. Ion dan garam yang terdapat di perilimfe berbeda dengan
endolimfe. Hal ini penting untuk proses pendengaran. Antara skala satu dengan
skala yang lain dipisahkan oleh suatu membran.5
Pada membran membran basalis ini terletak organ Corti dan pada membran
basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan
kanalis Corti, yang membentuk organ Corti. Struktur organ Corti ditampilkan
pada gambar dibawah ini.5
16
Gambar 3.3 Penampang koklea (gambar a) dan susunan organ Corti (gambar b)
17
diteruskan ke stapes yang menggerakkan foramen ovale sehingga cairan perilimfe
pada skala vestibuli bergerak.
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor yang mempermudahkan
radang telinga luar adalah perubahan ph di liang telinga, yang biasanya normal
atau asam. Bila ph menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun.6
Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah
tumbuh. Predisposisi otitis eksterna yang lain adalah trauma ringan ketika
mengorek telinga.6
3.4 Patofisilogi
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih
kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-
sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah
ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang
telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam
liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan
18
gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri
dan jamur.7,8
19
3.5.1 Otitis Eksterna Akut (OEA)
3.5.1.1 Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel = Bisul)
Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal
ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar
dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri
dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi
temporomandibula).Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran bila furunkel
besar dan menyumbat liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau
ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada sepertiga luar liang telinga. 7,8
20
diperlukan pemberian antibiotik secara sistemik, hanya diberikan obat simtomatik
seperti analgetik dan obat penenang.7
Otitis eksterna difusa biasanya mengenai kulit liang telinga dua pertiga bagian
dalam. OED dikenal juga sebagai telinga cuaca panas (hot weather ear), telinga
perenang (swimmer ear), karena merupakan suatu problema umum dibagian
otologi yang didapat pada 5–20 % penderita yang berobat ke dokter di daerah-
daerah tropis dan subtropis pada musim panas. Otitis eksterna difusa merupakan
komplek gejala peradangan yang terjadi sewaktu cuaca panas dan lembab dan
dapat dijumpai dalam bentuk ringan, sedang, berat dan menahun.8
Diduga bahwa suhu yang tinggi, kelembaban yang tinggi dan kontaminasi
kulit (kolonisasi) dengan basil gram negatif merupakan tiga faktor terpenting yang
menunjang didalam hal patogenesis otitis eksterna difusa. Berdasarkan
kepustakaan bahwa peningkatan yang cepat dari insiden otitis eksterna terjadi
apabila suhu menaik pada lingkungan yang kelembaban relatif tinggi. 7,8,9
Tidak adanya serumen didalam liang telinga luar bisa merupakan suatu
keadaan predisposisi untuk terjadinya infeksi telinga. Telah dikemukakan bahwa
serumen dari telinga penyebab terjadinya lapisan asam yang bersifat anti bakteri
yang dianggap berguna untuk mempertahankan telinga yang sehat.9
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari
otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan
daun telinga. Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan
pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Rasa gatal yang
21
hebat 9%, sedang 23%, ringan 35%, tidak didapat rasa gatal 33%. Pada
kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak
merupakan tanda permulaan peradangan suatu etitis eksterna akuta. Pada otitis
eksterna kronik merupakan keluhan utama.7,8
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna
akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang serousa atau purulen, penebalan kulit
yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis
dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut,
serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup
lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.7,8
Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan
ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks
menyebabkan liang telinga menyempit.5 Otitis eksterna malignan adalah infeksi
difus di liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya. Biasanya terjadi pada
orang tua dengan penyakit diabetes mellitus. Pada penderita diabetes mellitus PH
serumennya lebih tinggi dibandingkan PH serumen non diabetes. Kondisi ini
menyebabkan penderita diabetes lebih mudah mengalami otitis eksterna. Akibat
adanya faktor immunocompromize dan mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut
menjadi otitis eksterna malignan.7
22
pemeriksaan fisik didapatkan kulit liang telinga hiperemis, dan edema dengan
batas yang tidak jelas, adanya sekret yang berbau dan tidak mengandung musin.9
Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa
rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar
hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering
merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala
mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat peradangan yang
ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung
berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis
menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit
dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan
daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan
dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan
rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.9
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal
dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri
tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu
rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita
rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan
peradangan suatu otitis eksterna akuta.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis
eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan
kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen
23
kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi,
rambut, serumen, debris, dan obat -obatan yang digunakan kedalam telinga bisa
menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.9
Langkah pertama yang terpenting untuk terapi otitis eksterna difusa berupa
pembersihan secara cermat semua debris dan nanah di dalam liang telinga, yang
mudah dilakukan dengan menggunakan ujung penghisap yang kecil. Kemudian
liang telinga dimasukkan tampon yang mengandung antibiotik. Kadang-kadang
diperlukan antibiotik sistemik.
Ingat bahwa antibiotik harus berkontak seluruhnya dengan kulit liang telinga
secara efektif. Bila terdapat saluran yang baik dengan membrana timpani, pasien
disuruh berbaring pada satu sisi tubuhnya, kemudian diteteskan antibiotika dan
dipasang sumbat kapas dalam telinga. Harus diberikan 4 atau 5 tetes ke dalam
telinga setiap 4 jam untuk 48 jam pertama, setelah itu liang diperiksa kembali.
Biasanya terjadi perbaikan dramatis. Kemudian tetesan antibiotika harus diberikan
3 kali sehari selama 1 minggu. Kadang-kadang terdapat pembengkakkan
sedemikian rupa sehingga tetesan tersebut tidak dapat masuk ke liang telinga.
Pada keadaan ini, masukkan dengan hati-hati gumpalan kapas tipis 5-7,5cm dan
ditekan hati-hati ke dalam liang telinga deengan forsep bayonet. Ujung dalam
gumpalan ini harus sedikit mungkin ke membran timapani dan ujung luarnya
harus menonjol ke luar dari liang telinga. Dengan pasien pada salah satu sisinya,
gumpalan tersebut harus dibasahi dengan larutan antibiotika setiap 3-4 jam.
Setelah kapas tersebut dibasahi, pasang sumbatan kapas ke dalam telinga. Dua
puluh empat jam setelah itu kapas harus diangkat dan telinga dibersihkan, serta
kemudian dimasukkan gumpalan kapas yang lebih besar. Biasanya dalam waktu
24
48 jam, edema akan mengurai sedemikian rupa sehingga tetesan antibiotika dapat
langsung masuk ke dalam telinga.7
Biasanya terapi yang tepat menyebabkan penurunan dramatis bagi nyeri dalam
34-48 jam. Untuk nyeri hebat yang biasanya menyertai otitis ekterna difusa dapat
diberikan kodein atau aspirin. Kadang-kada ada individu yang sangat rentan
terhadap otitis eksterna, pasien-pasien ini harus diinstruksikan untuk menghindari
masuknya air, busa sabun dan smprotan rambut ke dalam telinga. Mereka dapat
membersihkan telinganya dengan alkohol.7
3.8 Prognosis
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor
pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika
kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes
yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor
pencetus dengan baik.
25
BAB IV
ANALISA KASUS
26
Berdasarkan teorinya pada pemeriksaan fisik telinga didapatkan kulit liang
telinga hiperemis, dan edema dengan batas yang tidak jelas, adanya sekret yang
berbau dan tidak mengandung musin.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna
akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang serousa atau purulen, penebalan kulit
yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis
dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dinyatakan bahwa
diagnosis Ny.A adalah Otitis Eksterna Difusa Auricula Dextra et Sinistra dengan
diagnosis banding Otitis Media Akut Tipe Perforasi Auricula Dextra et Sinitra.
Untuk menyingkirkan diagnosis dilakukan pemeriksaan penunjang kultur dan uji
resistensi kuman dari sekret telinga.
Terapi yang diberikan kepada pasien yaitu telinga dibersihkan terlebih dahulu
dengan penghisap/kapas dengan hati-hati. Lalu pasien mendapatkan antibiotik
topical yaitu obat tetes telinga yang mengandung polimiksin B sulfat dan
neomisin dengan dosis 3x4 tetes diberikan maksimal 10 hari. Antibiotik sistemik
diberikan adalah Amoxicillin tablet 3 x 500 mg dan Asam mefenamat tablet 3 x
500 mg sebagai analgetik.
27
BAB V
KESIMPULAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang
mempermudah radang telianga luar ialah pH di liang telinga yang biasanya
normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada
keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. OE ini
dibagi menjadi otitis eksterna akut (otitis eksterna sirkumskripta & otitis eksterna
dIfus) dan otitis eksterna kronis (otitis eksterna malignan).
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Pope J, Myer CM. Otitis Externa [internet]. USA: WebMD, LLC.; 2012
[diakses tanggal 24 Juni 2018 dari URL: http://www.webmd.com/cold-
andflu/earinfection/tc/swimmers-ear-otitis-externa-topicoverview]
2. Carr MM. Otitis Externa [internet]. Arab: Arab Medical Magazine; 2004
[diakses tanggal 24 Juni 2018 dari URL: http://www.arabmedmag.com/issue-
15-03-2004/orl/main03.htm]
3. Waitzman AA, Elluru RG, Belantine J. Otitis Externa [internet]. USA:
WebMD LLC; 2014 [diakses tanggal 24 Juni 2018 dari URL:
http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview]
4. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring
dengan Salep Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. Di unduh
dari: http:// www.usudigitallibrary.com.
5. Pratama AG. Bagaimana anatomi dan fisiologi telinga manusia?. [diakses
tanggal 25 Juni 2018 dari URL: https://www.dictio.id/t/bagaimana-anatomi-
dan-fisiologi-telinga-manusia/13472]
6. Soepardi E A, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti R. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keenam. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010.
7. Sosialisman, Alfian F.Hafil, & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-
6.dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT, dkk (editor). Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2007. Hal : 58-59.
8. Adam GL, Boies LR, Higler PA; Wijaya C: alih bahasa; Effendi H, Santoso
K: editor. Penyakit telinga luar dalam Buku Ajar Ilmu Panyakit THT. Edisi 6.
Jakarta: EGC. 1997.78-84.
9. Kotton, C. 2004. Otitis Eksterna. Di unduh dari: http://www.sav-
ondrugs.com/shop/templates/encyclopedia/ENCY/article/000622.asp. Diakses
pada tanggal : 25 Juni 2018.
29