Anda di halaman 1dari 21

MUKADIMAH

Dalam rangka pelaksanaan Hubungan Industrial dan sejalan dengan pertumbuhan serta perkembangan
ekonomi pada umumnya sebagai konsekuensi logis dari pembangunan, mutlak diperlukan adanya
penentuan bersama penyusunan Perjanjian Kerja Bersama sebagai suatu pegangan/pedoman untuk
lebih menjalin kelancaran hubungan yang harmonis antara Pimpinan perusahaan dan serikat pekerja,
guna terciptanya serta terbinanya ketenagakerjaan dan berusaha menuju perbaikan taraf hidup dan
peningkatan produktivitas yang didasari azas Hubungan Industrial dalam mewujudkan kesejahteraan
dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Pimpinan perusahaan dan Serikat Pekerja juga menyadari pentingnya untuk merumuskan secara jelas,
seluruh persoalan hubungan antara Perusahaan dan Pekerja yang sekaligus merupakan pegangan dan
pedoman demi penciptaan hubungan kerja sama yang serasi, selaras dan seimbang baik hak, kewajiban
dan tanggung jawab masing-masing pihak dan pelaksanaannya menuju pembangunan manusia
seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Mengingat manfaat ketentraman kerja dimaksud, serta penciptaan dan pembinaan hubungan kerja
sama yang serasi, selaras dan seimbang antara Pimpinan Perusahaan dan Serikat Pekerja, wajarlah
kiranya selama kurun waktu Perjanjian Kerja ini berjalan, kedua belah pihak tidak akan mengemukakan
sesuatu tuntutan untuk merubah Perjanjian Kerja Sama ini atau suatu tuntutan baru yang akan
melebihi/mengurangi nilai-nilai dari ketentuan yang telah disetujui.
Namun demikian bergantung pada perkembangan dan situasi ekonomi bagi kedua belah pihak akan
tetap terbuka untuk mengadakan musyawarah khususnya dalam sektor upah.
Pengusaha dan Pekerja akan bersama-sama bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi serta
kepastian akan kehidupan Pekerja dan keluarganya.
Oleh sebab itu Pimpinan Perusahaan bertanggung jawab atas terlaksananya segala kewajiban yang
telah disetujui dalam Perjanjian Kerja Bersama ini atau hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaannya. Sebaiknya Serikat Pekerja bertanggung jawab pula atas masing-masing anggotanya
dari seluruh kewajiban-kewajiban di dalam Perjanjian Kerja Bersama ini atau hal-hal yang berhubungan
dengan pelaksanaannya.
Berdasarkan pemikiran seperti dikemukakan di atas dan sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun
2003 maka :
Perusahaan PT. SMART.Tbk/PT. Tapian Nadenggan/PT. Sinar Kencana Inti Perkasa /PT. Sawita Karya
Manunggul yang berada di Kabupaten Kotabaru/Kab. Tanah Laut dalam Perjanjian Kerja Bersama ini
disebut PENGUSAHA.
Dengan
PENGURUS SP. MANDIRI & SPPP. SPSI yang berada dalam wilayah Kabupaten Kotabaru / Kab. Tanah
Laut, dalam Perjanjian Kerja Bersama ini disebut SERIKAT PEKERJA.
Telah sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja Bersama yang berisikan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
PASAL I
LINGKUNGAN BERLAKUNYA PERJANJIAN KERJA BERSAMA
Ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ini berlaku untuk:
1. Semua unit perusahaan (perkebunan dan pabrik) yang berada dalam kelompok Sinar Mas
Group yang beroperasi di wilayah Kabupaten Kota Baru/ Kab. Tanah Laut. OK
2. Perjanjian Kerja Bersama ini berlaku terhadap anggota Serikat Pekerja. Perjanjian Kerja
Bersama ini tidak berlaku bagi para pekerja yang menurut kebiasaan terikat pada Perjanjian
Kerja sendiri yang mengatur syarat-syarat kerja secara khusus. OK
3. Perjanjian Kerja Bersama ini mengikat bagi kedua belah pihak dan bersifat kolektif. OK
4. Ketentuan-ketentuan Perjanjian Kerja Bersama ini tidak boleh mengurangi peraturan-peraturan
mengenai kelonggaran-kelonggaran setempat yang ada dan yang lebih tinggi nilainya sekedar
peraturan-peraturan itu tidak meliputi syarat-syarat esensial yang diuraikan dalam kesepakatan
ini. OK
5. Dalam hal terjadinya pertukaran pengusaha atau peralihan/penjualan Perusahan kepada
pengusaha lain, maka Pengusaha lebih dulu meminta konsultasi kepada Pemerintah yang
membidangi ketenagakerjaan. Pengalihan kewajiban kepada pekerja dan pengusaha lama
kepada pengusaha yang baru diberitahukan kepada pekerja/serikat pekerja. OK

PASAL II
PENGAKUAN ORGANISASI
1. Pengakuan Perusahaan dan Serikat Pekerja :
a. Pengusaha mewakili semua anggota-anggotanya yang masing-masing untuk diri sendiri
berkewajiban mematuhi Perjanjian Kerja Bersama ini. OK
b. Pengusaha mengakui Serikat Pekerja sebagai organisasi pekerja yang berhak dan bertindak
mewakili anggota-anggotanya dalam pelaksanaan PKB ini. Pekerja mengakui Sinar Mas
Group selaku badan usaha yang bertindak mewakili anggota-anggotanya dalam soal-soal
ketenagakerjaan yang bersifat umum. OK
c. Untuk kepentingan hubungan kerja yang baik dan lancar Serikat Pekerja memberikan daftar
susunan Pengurus Serikat Pekerja dan daftar anggota serta perubahan/mutasi yang terjadi
kepada pimpinan perusahaan dan pemerintah yang membidangi ketenagakerjaan. OK
2. Kelongggaran-kelonggaran umum bagi Pengurus Serikat Pekerja
a. Pengusaha memberikan izin kepada anggota-anggota Pengurus Serikat Pekerja untuk
meninjau keadaan pekerja di lingkungan perusahan dengan lebih dahulu menghubungi
Pengusaha dan Serikat Pekerja setempat dengan syarat bahwa kelancaran jalannya
pekerjaan tidak boleh terganggu disebabkan peninjauan oleh peninjau tersebut. OK
b. Apabila diperlukan, Pengusaha bisa memberikan izin kepada pengurus untuk meninggalkan
pekerjaan dengan mendapatkan upah penuh maksimal 3 (tiga) orang Serikat Pekerja yang
bekerja dalam perusahaannya selama 2 (dua) hari untuk keperluan organisasi dengan
mengadakan pembicaraan sebelumnya. Permintaan harus telah dimajukan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) hari sebelumnya kecuali jika ada hal-hal yang mendadak/segera
Pimpinan Unit Kerja cukup memberitahukan saja kepada Pengusaha dengan menunjukkan
bukti/ alasan-alasan. OK
c. Untuk setiap kebun/pabrik bisa memberikan izin kepada pengurus yang bekerja pada
Perusahaan untuk menunjungi Muscab/Musda yang diadakan di Kalimantan selama
maksimal 3 (tiga) hari setahun dengan mendapatkan upah penuh dengan mengajukan izin
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelumnya. OK
d. Dalam hal Muscab/Musda berlangsung di luar Kalimantan dapat diberikan hari tambahan
hari sebagaimana disebut dalam ayat c diatas, dengan tidak dibayar upah, kecuali dalam
hal-hal tertentu dengan mengingat alasan-alasan yang dikemukakan utusan bersangkutan,
pihak Pengusaha dapat mempertimbang-kan pembayaran upah. OK
e. Pengusaha memberikan izin membayar upah penuh kepada fungsionaris Serikat Pekerja
untuk memenuhi panggilan dari instansi-instansi resmi, yang mempunyai hubungan dengan
soal-soal ketenagakerjaan. OK
f. Untuk memelihara hubungan dan kerjasama yang baik antara pengusaha dan Serikat
Pekerja maka setiap perubahan status atau pemindahan seorang fungsionaris Serikat
Pekerja diadakan muyswarah sebelumnya. Dalam hal pemberhentian seorang fungsionaris
Serikat Pekerja secara mendadak disebabkan alasan-alasan mendesak, pengusaha
memberitahukan pemberhentian itu secara tertulis kepada Serikat Pekerja setempat. OK
3. Kelongggaran-kelonggaran khusus bagi Pengurus Serikat Pekerja.
a. Pengusaha di kebun/pabrik setempat memberikan secara pinjam pakai bangunan/ruangan
tersendiri yang dilengkapi peralatan sebagai Kantor Serikat Pekerja. Pelaksanaannya
dirundingkan antara Serikat Pekerja dengan pimpinan unit setempat. OK
b. Pengusaha di kebun/pabrik setempat dapat memberikan secara pinjam pakai satu
bangunan/ruangan tersendiri untuk kedai/kantor koperasi. Dalam pelaksanaan koperasi,
pengusaha diharapkan dapat menjadi Pembina koperasi tersebut. OK
4. Pelaksanaan pemungutan iuran anggota Serikat Pekerja :
Pelaksanaan pemungutan iuran dan uang konsolidasi dari anggota Serikat Pekerja dilakukan
oleh Serikat Pekerja dibantu oleh Perusahaan yang mekanismenya sesuai dengan AD/ART
Serikat Pekerja. OK

PASAL III
PENERIMAAN PEKERJA
Penerimaan
a. Masa percobaan pekerja
1. Pekerja yang baru diterima bekerja harus melalui masa percobaan selama 3 (tiga)
bulan yang dinyatakan secara tertulis dan diberitahukan kepada pekerja. OK
2. Selama masa percobaan tersebut pekerja yang bersangkutan akan dilakukan penilaian,
dan bila dianggap cakap dan memenuhi kriteria maka akan diangkat dan diberikan SK
(Surat Keputusan) pengangkatan sebagai pekerja tetap. OK
3. Masa percobaan dihitung sebagai masa kerja.
b. Perusahaan akan memberikan prioritas pertama penerimaan pekerja baru yang berasal dari
anak-anak pekerja setempat sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku di perusahaan dan
ketentuan pemerintah yang membidangi ketenagakerjaan. OK
c. Syarat-syarat penerimaan
1. Perusahaan tidak akan menerima pekerja baru dengan syarat-syarat yang lebih rendah
dari ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini. OK
2. Pekerja baru diterima bekerja dengan maksimum 2 (dua) orang anak dengan syarat-
syarat yang ditentukan. OK
3. Perusahaan tidak akan menerima pekerja, dimana pekerja tersebut pernah
mengundurkan diri dan atau diberhentikan oleh unit kebun/mill dari Sinar Mas Group.
OK
4. Pekerja baru yang dapat diterima berusia minimal 18 (delapan belas) tahun atau
maksimal 40 (empat puluh) tahun sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan
Perusahaan. OK
d. Mutasi
Perusahaan berhak memindahkan pekerja dari satu kebun/pabrik ke kebun/pabrik lainnya,
Divisi atau dinas lain di lingkungan perusahaan yang sama tanpa merugikan yang bersangkutan
berdasarkan kondisi/kebutuhan perusahaan. OK

PASAL IV
KETENTUAN-KETENTUAN MENGENAI WAKTU KERJA/ISTIRAHAT
1. Waktu Kerja
a. Jumlah jam kerja adalah 7 (tujuh) jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 (enam)
hari kerja dalam seminggu. OK
b. Apabila perusahaan menginginkan suatu perubahan waktu kerja harus merundingkan
terlebih dahulu dengan Serikat Pekerja. Jika Serikat Pekerja tersebut mempunyai
keberatan terhadap suatu perubahan waktu kerja, maka keberatan tersebut harus
dilengkapi dengan alasan-alasan dan dimajukan dalam waktu 14 (empat belas) hari
kepada Pengusaha dan Pemerintah yang membidangi ketenagakerjaan setempat.
Sebelum ada keputusan dari pemerintah yang membidangi ketenagakerjaan,
perubahan jam kerja tidak diadakan. Dalam hal pekerjaan yang menyangkut teknis
produksi, yang sifatnya insidentil dan atau darurat, maka kepentingan perusahaan
bersifat menentukan dalam perubahan waktu kerja. OK
2. Hari Istirahat Mingguan
Pada umumnya hari istirahat mingguan adalah hari Minggu kecuali jika diharapkan hari lain oleh
Pengusaha atas dasar perundingan yang dituangkan dalam satu kesepakatan tertulis. OK
3. Hari-hari Libur Resmi
Hari-hari yang ditetapkan sebagai hari libur berdasarkan Keputusan Pemerintah atau peraturan
perundang-undangan. OK
4. Pekerjaan pada hari-hari istirahat mingguan dan hari-hari libur resmi
Pada hari-hari istirahat mingguan dan pada hari-hari libur resmi, pekerja tidak dipekerjakan,
kecuali jika pekerjaan menurut sifatnya tidak dapat dihindarkan dan jika timbul keadaan yang
memerlukan pekerjaan ketika itu juga (misalnya dalam hal bencana) dengan mengingat
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku. OK
5. Pekerja di waktu hari-hari hujan untuk pekerja yang bekerja di luar
a. Dalam hal pekerja telah masuk kerja dan untuk sementara waktu oleh karena hujan
harus menghentikan pekerjaannya atas pentunjuk pengusaha, maka waktu tunggu itu
dianggap sebagai jam kerja. OK
b. Dalam hal pekerja disebabkan hujan belum mulai melakukan pekerjaannya pada jam
masuk kerja hari itu, maka waktu kerja yang 7 (tujuh) jam sehari itu dihitung pada
waktu mulai bekerja sesudah hujan selesai, dengan ketentuan bahwa pergeseran
waktu pengakhiran bekerja hanya dapat berlaku sampai selambat-lambatnya jam 16.00
WITA. OK
c. Dalam hal pekerja mulai bekerja sesudah hujan dan belum mendapatkan istirahat atau
kesempatan ½ jam untuk makan, maka pekerja tersebut harus diberikan istirahat ½
jam untuk makan. OK
d. Terutama di tempat-tempat terpencil, pengusaha menyediakan rumah-rumah hujan
agar pekerja dapat berteduh sewaktu menjalankan tugas saat hujan. OK
6. Pekerja wanita
Kepada pekerja wanita yang pada saat haid merasa sakit, berdasarkan pemeriksaan medis
diberikan istirahat maksimum 2 (dua) hari yaitu hari pertama dan hari kedua, dengan diberikan
upah penuh dengan memberitahukan kepada petugas kesehatan yang ditunjuk atau
mandornya. Dalam hal keragu-raguan mengenai kebenaran pemberitahuan demikian, maka
dokter/mantri perusahaan memberikan keputusan. OK

PASAL V
UPAH
1. Upah
a. Pekerja Tetap diberi upah sesuai status golongan/kepangkatan yang nilainya ditentukan
oleh pengusaha dengan ketentuan tidak lebih rendah dari aturan pemerintah. OK
b. Karyawan mendapat insentif kehadiran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bagi
karyawan yang sebelumnya sudah mendapatkan akan tetap mendapatkannya. OK
c. Apabila pekerja tidak masuk bekerja karena mangkir (M) dan ijin pribadi (P1), maka
upah dipotong 1/25 setiap hari tidak masuk kerja karena mangkir (M) dan ijin pribadi
(P1). OK
2. Bantuan Beras
a. Besarnya bantuan beras
Bahan Isteri / Suami tidak bekerja paling Tiap anak
banyak seorang (maksimum 3 orang)
Beras 9 kg 7,5 kg
b. Catu beras diberikan 1x sebulan. Bahan catu dimaksud diberikan dengan mutu
yang baik dan dianggap layak bagi kesehatan Pekerja. OK
c. Bantuan beras tanggungan istri/suami & anak tidak dipotong apabila pekerja
tidak bekerja karena mangkir (M) dan ijin pribadi (P1), hanya berlaku pemotongan
upah bagi pekerja sebagaimana pasal V ayat 1d. OK
3. Tanggungan Pekerja
a. Satu Isteri sah dari pekerja yang terdaftar di Perusahaan dan tidak bekerja, serta anak
sah yang ditanggung Perusahaan atau suami yang tidak mampu bekerja (cacat yang
menurut keterangan seorang ahli tidak dapat melakukan pekerjaan) yang dinyatakan
dalam surat keterangan minimal dari tingkat Kecamatan yang menerangkan bahwa
Pekerja perempuan tersebut sebagai kepala keluarga dan disetujui oleh Perusahaan.
OK
b. Anak dari pekerja yaitu :
i. Anak kandung dari perkawinan yang sah; OK
ii. Anak tiri yang semula telah sah dan menjadi tanggungan ibunya yang terbukti
dari Surat Keterangan/keputusan Agama/Negeri; OK
iii. Anak angkat (adopsi) yang telah disahkan oleh Pengadilan Negeri; OK
iv. Anak yang cacat yang menurut keterangan seorang ahli tidak dapat melakukan
pekerjaan, menjadi tanggungan pekerja selama pekerja masih terikat
hubungan kerja dengan Perusahaan; OK
c. Disamping itu menjadi tanggungan yang harus dipenuhi ketentuan-ketentuan dibawah
ini : OK
i. 3 (tiga) orang anak, belum kawin atau belum bekerja dan tinggal
bersama-sama orang tuanya. OK
ii. Anak yang tidak sekolah sampai umur 18 (delapan belas) tahun. OK
iii. Anak yang bersekolah SLTP/SLTA (sederajat) lebih dari 18 (delapan
belas) tahun dengan tidak melebihi umur 21 (dua puluh satu) tahun dengan
menunjukkan Keterangan Kepala Sekolah; OK
iv. Untuk anak yang telah tamat SLTA kemudian anak tersebut belum
dapat melanjutkan ke perguruan tinggi, maka anak tersebut masih dalam
tanggungan selama 1 (satu) tahun dengan menunjukkan bukti bahwa anak
yang bersangkutan telah mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. OK
v. Anak yang kuliah di perguruan tinggi negeri/swasta dengan
menunjukkan keterangan dari pimpinan fakultas, sampai dengan usia 25 (dua
puluh lima) tahun. Jika anak tersebut bertempat tinggal diluar lingkungan
kebun/pabrik disebabkan pendidikannya di perguruan tinggi, harus
diberitahukan kepada pengusaha. OK
vi. Pekerja yang memiliki lebih dari 3 (tiga) anak, dan kemudian seorang
diantaranya sudah lepas tanggungan dapat digantikan oleh anak pekerja yang
sah pada perusahaan. OK
Keterangan:
Perusahaan setiap waktu berhak melakukan pemeriksaan terhadap susunan keluarga
pekerja (cacah jiwa) untuk mengetahui kebenaran jumlah tanggungannya. Pengubahan
umur anak-anak yang dilakukan oleh pekerja belakangan tidak dapat dibenarkan. OK

PASAL VI
BORONGAN KERJA DAN UPAH HARIAN TETAP
1. Penetapan besarnya borongan kerja
a. Dalam menetapkan besarnya borongan kerja sehari sebagai dasar dipakai prestasi kerja
selama 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu dengan
mempertimbangkan kemampuan pekerja melaksanakan kerja selama 7 (tujuh) jam
sehari, serta ketentuan-ketentuan yang berlaku tentang borongan kerja berdasarkan
kesepakatan antara pengusaha dan pekerja. OK
b. Pekerja yang karena perbuatan pengusaha bekerja kurang dari 7 (tujuh) jam kerja
dalam satu hari atau menyelesaikan kurang dari borongan biasa yang ditetapkan
baginya akan menerima upah penuh sebanyak upah harian yang ditetapkan baginya.
OK
c. Pekerja yang atas kemauan sendiri bekerja kurang dari 7 (tujuh) jam kerja dalam satu
hari atau menyelesaikan kurang dari borongan harian yang ditetapkan baginya akan
menerima sebagaian dari upah harian, yakni menurut perbandingan waktunya cq.
borongan yang diselesaikan. OK
2. Pembayaran upah kepada pekerja harian tetap
Dalam hal pekerja mangkir (M) dan ijin pribadi (P1) maka atas setiap hari kemangkirannya
dipotong 1/25 dari upah sebulan apabila di perusahaan tersebut berlaku system bekerja 6
(enam) hari dalam seminggu, dan 1/21 dari upah sebulan apabila di perusahaan tersebut
berlaku sistem bekerja 5 (lima) hari dalam seminggu. OK

PASAL VII
BANTUAN HARI-HARI SAKIT
Pekerja yang berhalangan bekerja karena sakit harus menunjukan surat keterangan sakit dari dokter
perusahaan atau dokter yang ditunjuk oleh perusahaan, upahnya dibayar oleh Pengusaha, sebagai
berikut:
1. Selama 4 (empat) bulan pertama : 100% upah bruto;
Selama 4 (empat) bulan kedua : 75% upah bruto;
Selama 4 (empat) bulan ketiga : 50% upah bruto. OK
2. Sesudah 12 (dua belas) bulan, pembayaran dapat diteruskan 25% upah bruto sampai dengan
adanya putusan dari Pengusaha. OK
3. Atas pertimbangan pengusaha dan jika pekerja tersebut diperiksa oleh dokter perusahaan
dinyatakan tidak mampu lagi maka pekerja dapat diberhentikan dengan mendapat uang
pesangon dan uang jasa menurut masa kerjanya atau jika memenuhi syarat pensiun menurut
peraturan yang ada. OK
4. Jika pekerja yang tidak mampu ingin diuji lagi oleh instansi kesehatan yang ditunjuk oleh
perusahaan, maka dalam tempo 14 (empat belas) hari ia harus mengajukan permohonan untuk
diuji lagi di intansi yang bersangkutan, untuk mana pengusaha harus memberikan kesempatan
atas biaya pengusaha. OK
5. Bantuan sakit itu tidak diberikan dalam hal penyakit kelamin dan atau penyakit yang ternyata
merupakan akibat dari perbuatannya sendiri misalnya usaha bunuh diri, mabuk,
penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan lain-lain. OK
6. Jika pekerja atau anggota keluarga tidak mau tunduk kepada pengobatan dokter cq
pemeriksaan dokter ataupun jika pekerja atau anggota keluarga melepas diri dari pengobatan
dokter ataupun tidak atau hanya sebagian mentaati petunjuk-petunjuk dari dokter yang
mengobatinya dengan alasan yang kurang sah, maka pekerja itu untuk diri sendiri atau untuk
keluarganya akan kehilangan hak-hak yang tersebut dalam ketentuan-ketentuan ini. OK
7. Pekerja atau tanggungan yang dirawat di rumah sakit
a. Jika pekerja dirawat di rumah sakit maka pekerja serta anggota keluarganya tetap
berhak sepenuhnya atas bantuan beras yang ditentukan bagi mereka, kecuali untuk
pekerja sendiri yang dirawat di rumah sakit/opname selama 4 (empat) bulan kedua dan
4 (empat) bulan ketiga diikuti ketentuan ayat 1 diatas. OK
b. Jika salah satu anggota keluarga tanggungan sakit dan sangat diperlukan pendamping
karena si pasien tidak dapat sendirian, maka atas kebijaksanaan dari perusahaan, maka
salah satu dari keluarga pekerja yang menunggu dapat dibantu transportasi dari unit ke
rumah sakit (pergi-pulang). Apabila anggota keluarga tidak memungkinkan ada yang
menjaga pasien tanggungan perusahaan dan harus ditunggu oleh 1 (satu) orang
karyawan (karena tidak didampingi oleh perawat kebun) maka si penunggu pasien atas
permintaan karyawan tetap dibayar upah saja (tanpa lembur) dengan seijin pimpinan
unit, kecuali atas instruksi pimpinan unit (dilengkapi surat tugas), maka berlaku
perjalanan dinas. OK
c. Khitanan dapat dilakukan di klinik perusahaan dengan tetap menggunakan ketentuan
BPJS. OK

PASAL VIII
HARI-HARI TIDAK BEKERJA
1. Tidak masuk kerja (Mangkir)
Bagi pekerja yang tidak masuk kerja karena mangkir, tidak berhak menerima pembayaran upah
selama tidak masuk kerja, beserta tunjangan untuk dirinya sendiri. OK
2. Perkecualian dari ketentuan ayat 1 diatas sebagai berikut: OK
a. Hari istirahat Minggu (lihat Pasal IV ayat 2 dari Perjanjian Kerja Bersama ini). OK
b. Hari-hari Libur Resmi (lihat Pasal IV ayat 2 dari Perjanjian Kerja Bersama ini). OK
c. Apabila hari libur jatuh bertepatan dengan hari kerja maka pekerja harian tetap
menerima pembayaran yang sama dengan upah sehari. OK
d. Cuti/Istirahat Tahunan
i. Pekerja berhak atas istirahat tahunan setelah mempunyai masa kerja
12 (dua belas) bulan berturut-turut pada 1 (satu) perusahaan (badan hukum)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagi karyawan
yang menjalani cuti keluar propinsi dan atau sesuai dengan asal rekrut (dengan
melampirkan bukti tiket bus/kapal laut/pesawat) akan mendapatkan tambahan
cuti perjalanan 2 (dua) hari kalender dengan diketahui RT/Lurah setempat
pada tiket (cukup pada tiket keberangkatan) yang distempel untuk diberikan
kepada perusahaan. OK
ii. Ada penambahan 2 (dua) hari kalender untuk yang menjalani cuti
diluar propinsi. OK
iii. Hak cuti/istirahat akan gugur bila 12 (dua belas) bulan (jatuh tempo
cuti berikutnya) tidak dijalani, kecuali karena penundaan oleh pimpinan karena
kepentingan perusahaan secara tertulis di form cuti. OK
e. Cuti Melahirkan / Gugur Kandungan
i. Pekerja wanita yang akan melahirkan diberi istirahat selama 1,5 (satu
setengah) bulan sebelum dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan
anak. OK
ii. Pekerja wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh
istirahat 1,5 (satu setengah) bulan dengan melampirkan surat keterangan
dokter. OK
iii. Tanggal mulai cuti bersalin sebelum melahirkan ditetapkan oleh doker
perusahaan/bidan bersalin yang ditunjuk perusahaan. OK
iv. Jika ternyata terjadi kelebihan atau kekurangan hari-hari cuti sebelum
melahirkan, maka kelebihan maupun kekurangan hari-hari cuti bersalin
dimaksud tidak mengurangi atau manambah hari-hari cuti sesudah bersalin
(lihat juga Pasal XIV ayat 3 di PKB ini). OK
f. Kewajiban-kewajiban sebagai warga Negara OK
Hari-hari untuk memenuhi kewajiban sebagai warga Negara sekedar kewajiban itu
bersifat umum bagi semua warga Negara dan harus dilakukan pada waktu jam kerja
menurut kebutuhan. OK
g. Kelahiran
Pada kelahiran anak dari pekerja diberikan izin 2 (dua) hari yakni hari H ditambah 1
(satu) hari sebelum atau 1 (satu) hari setelah hari H. OK
h. Khitan
Pekerja yang mengkhitankan anaknya diberikan izin 2 (dua) hari. OK
i. Baptis
Pekerja yang membaptiskan anaknya diberikan izin 2 (dua) hari. OK
j. Tasmiyah/Pemberian nama anak.
Pemberian nama anak pekerja dalam tanggungan diberikan izin 1 (satu) hari. OK
k. Perkawinan
i. Perkawinan dari pekerja sendiri: selama 3 (tiga) hari kalender yakni
hari perkawinan beserta hari sebelumnya dan hari sesudahnya. OK
ii. Perkawinan dari anak, saudara laki-laki/perempuan kandung dari
pekerja selama 2 (dua) hari yakni hari perkawinan beserta hari sebelumnya
atau hari sesudahnya. OK
l. Kematian OK
i. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia diberikan ijin
tidak bekerja selama 2 (dua) hari. OK
ii. Suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu, dan saudara
kandung dari pekerja meninggal dunia diberikan ijin tidak bekerja selama 2
(dua) hari yakni hari kematian dan hari sesudahnya. OK
iii. Jika terjadi kematian anggota keluarga pekerja (isteri dan anak) diluar
unit yang jaraknya lebih dari 100 km (luar propinsi), maka diberikan tambahan
ijin selama 2 (dua) hari. OK
m. Pemakaman
Untuk pemakaman dari sesama pekerja atau anggota keluarga pekerja selama 1 (satu)
hari kerja, yakni untuk memakamkan seorang anak sebanyak 4 (empat) orang dan
untuk pemakaman orang dewasa sebanyak 6 (enam) orang. OK
n. Unjuk rasa/mogok kerja
Pekerja dan pengusaha tetap mematuhi perundang-undangan tentang unjuk rasa/
mogok kerja yang berlaku. OK

PASAL IX
KETENTUAN PERJALANAN DINAS DAN MANDAH
Ketentuan Perjalanan Dinas dan Mandah bagi karyawan Kebun/Mill adalah sebagai berikut:
1. Perjalanan Dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh
Karyawan untuk kepentingan pekerjaan atau tugas dari Perusahaan. OK
2. Kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dinas keluar
perkebunan/mill atas perintah Perusahaan serta tidak dapat pulang ke rumah pada waktu
makan diberikan uang makan. OK
3. Apabila ditempat tujuan Perusahaan sudah menyediakan
makan kepada karyawan maka uang makan tidak dibayarkan. OK
4. Biaya Perjalanan Dinas (jarak >80 KM dari tempat lokasi kerja
tetap karyawan atau antar pulau) diatur sebagai berikut :
a. Biaya perjalanan dinas hanya diberikan sebesar 50% apabila karyawan yang
bersangkutan melakukan perjalanan dinas untuk keperluan pelatihan (training). OK
b. Kepada karyawan yang melakukan perjalanan dinas dan Perusahaan tidak
menyediakan tempat menginap dan karyawan yang bersangkutan menginap di rumah
keluarga/ saudara maka diberikan kompensasi uang menginap. OK
c. Jika karyawan melakukan tugas luar dan menginap di penginapan wajib
menunjukkan bukti kuitansi yang sah sesuai dengan plafon yang ditetapkan. OK
d. Dalam hal Perusahaan menyediakan fasilitas penginapan kepada karyawan
maka uang penginapan tidak dibayarkan. OK
5. Mandah adalah karyawan yang bekerja diluar wilayah unit kerja
atas perintah Perusahaan dan menginap di unit dimana karyawan tersebut ditugaskan. OK
6. Bagi karyawan yang ditugaskan untuk melakukan mandah
apabila sudah mendapatkan fasilitas makan dan penginapan maka tidak berhak atas biaya
perjalanan dinas. OK

PASAL X
TARIF UPAH LEMBUR
1. Untuk menghitung upah lembur satu jam dipakai dasar sebagai berikut :
1/173 X upah sebulan OK
2. Perhitungan upah lembur ditetapkan sebagai berikut :
a. Hari Kerja OK
i. Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah lembur 1,5 (satu koma lima)
kali upah sejam;
ii. Untuk setiap jam lembur selebihnya harus dibayar upah lembur 2 (dua) kali upah
sejam. OK
b. Hari istirahat mingguan / hari libur resmi OK
i. Untuk setiap jam kerja dalam batas 7 (tujuh) jam pertama harus dibayar upah
lembur 2 (dua) kali upah sejam;
ii. Untuk jam kerja ke 8 (delapan) dibayar 3 (tiga) kali upah sejam;
iii. Untuk jam kerja ke 9 (sembilan) dan jam ke 10 (sepuluh) harus dibayar upah
lembur sebesar 4 (empat) kali upah sejam;
iv. Untuk karyawan yang bekerja setelah jam dinas dan langsung dilanjutkan dengan
lembur 3 (tiga) jam atau lebih diberikan konsumsi makan dan minum (setara
dengan 1.400 kalori).
c. Hari libur resmi jatuh pada hari libur terpendek, perhitungan upah lembur 5 (lima) jam
dibayar 2 (dua) kali upah sejam, jam ke-6 (ke-enam) dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan
jam lembur ke-7 (ke-tujuh) dan jam ke-8 (ke-delapan) dibayar 4 (empat) kali upah sejam.
OK

PASAL XI
KETENTUAN-KETENTUAN MENGENAI PREMI
Sistem premi yang berlaku sekarang dapat diteruskan dan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a. Dalam menghitung premi untuk suatu jangka waktu maka diambil sebagai standar hanya
prestasi pada hari-hari kerja dan tidak pada hari-hari mangkir. OK
b. Prestasi yang diberikan seorang pekerja pada hari-hari hujan yang berada dibawah prestasi
standar harus dianggap sesuai dengan jumlah prestasi standar, apabila ia melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan kerja di waktu hujan. OK

PASAL XII
PEMBAYARAN BANTUAN SEWAKTU DITAHAN ALAT NEGARA
Pengusaha tidak berkewajiban untuk membayar upah, tetapi kepada pekerja diberikan bantuan sebagai
berikut: OK
a. Jika pekerja ditahan itu mempunyai keluarga maka pengusaha pada umumnya wajib
memberikan bantuan kepada tanggungannya. OK
b. Kewajiban dan lamanya bantuan tersebut diberikan maksimal selama 6 (enam) bulan. OK
c. Besarnya bantuan untuk diatur sebagai berikut :
1 (satu) anggota keluarga : 25% dari upah bruto
2 (dua) anggota keluarga : 35% dari upah bruto
3 (tiga) anggota keluarga : 45% dari upah bruto
4 (empat) anggota keluarga atau lebih : 50% dari upah bruto
d. Yang dimaksud dengan anggota keluarga ialah suami/isteri, anak kandung,
anak tiri dan anak angkat yang sah dari pengadilan dan terdaftar di perusahaan. OK

PASAL XIII
TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN & BONUS
1. Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan
a. Setiap tahun dibayarkan kepada pekerja.
b. Pembayaran THR Keagamaan diberikan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. 6 Tahun 2016. OK
c. Besarnya THR yaitu 1 (satu) kali upah, yang dibayarkan 7 (tujuh) hari sebelum
menjelang hari raya.OK
2. Bonus
a. Bonus merupakan hak prerogative dari perusahaan dan bukan merupakan hak
dari Pekerja. OK
b. Bonus hanya diberikan kepada pekerja yang masih aktif bekerja pada saat
jatuh tempo pembayaran bonus. OK

PASAL XIV
JAMINAN SOSIAL DAN BANTUAN SOSIAL
1. Dengan ditetapkannya Undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS), maka pengusaha diwajibkan mengikutsertakan tenaga kerja dan atau
keluarganyanya dalam Program Jaminan yang ditentukan oleh BPJS tersebut. OK
2. Setiap pekerja yang terdaftar di Perusahaan wajib mengikuti ketentuan mengenai BPJS. OK
3. BPJS yang dimaksud dalam ayat 2 diatas :
a. BPJS Ketenagakerjaan.
b. BPJS Kesehatan. OK
4. Terhadap ketentuan yang belum diatur dalam BPJS diatas maka akan diberlakukan ketentuan
dalam PKB ini yaitu :
1. Tanah untuk perkuburan
Tanah untuk perkuburan di areal kebun/pabrik dengan memperhatikan agama yang
dianut pekerja dan sedapat-dapatnya di pinggir jalan, jika tidak ada tempat
pemakaman umum di sekitar tempat tinggal pekerja yang bersangkutan. OK
2. Kain Kafan
Kain kafan secukupnya dengan maksimum 13 (tiga belas) meter untuk dewasa dan 6
(enam) meter untuk anak-anak serta papan secukupnya yaitu untuk pekerja dan
keluarganya (isteri dan anak-anak sebagaimana dimaksud dalam pasal V ayat 4) yang
meninggal dunia. OK
3. Santunan Ahli Waris
Jika seorang pekerja yang meninggal dunia, maka kepada keluarga yang ditinggalkan
diberi santunan ahli waris sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
OK
5. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pengusaha dan atau Pekerja diwajibkan mengikuti ketentuan yang ada mengenai BPJS
Kesehatan, maka pelaksanaan perawatan kesehatan kepada pekerja dan keluarganya yang
diatur sebagai berikut:
a. Selama hubungan kerja berlaku, Pekerja dan anggota keluarganya diwajibkan tunduk
kepada pelayanan yang kesehatan yang disediakan oleh BPJS Kesehatan. OK
b. Jika pekerja wanita yang sedang menjalani cuti bersalin jatuh sakit sewaktu cuti
bersalin, maka ia hanya berhak atas upah menurut peraturan cuti bersalin. Jika setelah
cuti bersalin menurut keterangan dokter yang ditunjuk oleh pengusaha pekerja belum
dapat melaksanakan pekerjaannya oleh karena sakit yang tidak berhubungan dengan
persalinan, maka peraturan mengenai pembayaran bantuan hari-hari sakit berlaku
padanya. OK
c. Jika pekerja/anggota keluarga pekerja perlu berobat di luar daerah berdasarkan
rekomendasi dokter dari Fasilitas Kesehatan (Faskes) BPJS dan memerlukan penjagaan,
maka Pengusaha berkewajiban menyediakan seorang perawat/pendamping untuk
mengantar sampai rumah sakit propinsi tingkat 1. OK
d. Apabila pekerja pada saat menjalani cuti berada diluar daerah (perusahaan), kemudian
sakit dan memerlukan perawatan/ pengobatan, maka pengobatannya tetap dilakukan
dengan menggunakan fasilitas BPJS. OK
e. Anak pekerja yang karena pendidikannya di perguruan tinggi atau kejuruan
berdiam/bertempat tinggal diluar perkebunan/pabrik dengan sepengetahuan
pengusaha, maka pelayanan kesehatan dengan menggunakan Faskes BPJS yang
terdekat dengan tempat tinggalnya. OK
f. Pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan (sebelum dan sesudah bersalin)
dilakukan dengan menggunakan Faskes BPJS. OK
g. Pelayanan bersalin yang dilakukan diluar faskes BPJS hanya bisa dilakukan dalam
kondisi darurat di klinik/bidan resmi yang bekerjasama dengan BPJS. Perusahaan dapat
menanggung selisih biaya yang ditanggung oleh BPJS. OK
6. Pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan perawatan gigi dilakukan dengan menggunakan
Faskes BPJS. OK
7. Pemberian Kacamata juga dilakukan dengan menggunakan Faskes BPJS. OK
8. Perumahan
a. Selama berlangsungnya hubungan kerja, pengusaha memberikan perumahan secara
cuma-cuma kepada pekerja yang memenuhi syarat kesehatan. OK
b. Pengusaha diperkenankan setiap waktu menunjuk perumahan lain yang sederajat
sebagai pengganti perumahan yang disediakan oleh perusahaan. OK
c. Jika pengusaha belum sanggup menyediakan perumahan, maka kepada pekerja yang
bersangkutan yang juga menjadi kepala keluarga diberikan tunjangan sewa rumah
sebesar 25% dari upah sebulan. Bagi pekerja yang tidak bersedia menempati rumah
yang disediakan oleh pengusaha tidak mendapatkan tunjangan sewa rumah seperti
tersebut diatas. OK
d. Pekerja berkewajiban menempati dan menjaga rumah yang disediakan baginya sebaik
mungkin, sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan pengusaha dan pengusaha
akan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang patut diperbaiki. OK
e. Tanpa izin pengusaha, pekerja tidak diperkenankan membuat bangunan tambahan dan
atau merubah bentuk rumah yang disediakan baginya. OK
f. Sewaktu hubungan kerja berakhir, pekerja harus mengosongkan perumahan yang
disediakan baginya serta mengembalikan rumah dan halaman dalam keadaan baik pada
saat berakhir hubungan kerja paling lama 1 (satu) minggu, terkecuali hubungan
pemutusan kerja itu ditingkatkan menjadi perselisihan ketenaga-kerjaan. Pemutusan
hubungan kerja karena pensiun atau meninggal dunia, pengosongan rumahnya diberi
tempo paling lama 3 (tiga) bulan. OK
9. Pemeliharaan bayi pekerja wanita
a. Sesuai dengan kebutuhan, pengusaha harus menyediakan tempat-tempat penitipan
bayi yang cukup baik (standard PAUD) selama waktu kerja dapat dititipkan bayi yang
berumur 2 (dua) tahun dibawah pengawasan seorang pengasuh yang baik dan
berpengalaman yang diangkat oleh pengusaha dengan ketentuan seorang pengasuh
merawat maksimum 10 (sepuluh) orang bayi.
b. Pengusaha memberikan kesempatan yang cukup kepada pekerja wanita untuk
menyusui anaknya. OK
10. Pendidikan
Untuk meningkatkan pendidikan anak-anak dari pekerja, kedua belah pihak sama sependapat
agar perusahaan membantu anak pekerja berprestasi baik untuk melanjutkan pelajarannya
dengan mendapat bantuan beasiswa dari perusahaan jika anak tersebut mendapat rangking 1,
2 dan 3 dengan nilai rata-rata minimum: 8,00 (delapan) di sekolahnya masing-masing sekolah
binaan dan sekolah di desa sekitar kebun/mill. Untuk beasiswa diberikan kepada siswa/siswi SD,
SMP, SMA yang nominalnya sebagai berikut: OK
Tingkat Sekolah Besarnya Beasiswa
SD : Rp. 400.000,- / tahun (Juara 1)
Rp. 300.000,- / tahun (Juara 2)
Rp. 200.000,- / tahun (Juara 3)
SMP : Rp. 500.000,- / tahun (Juara 1)
Rp. 400.000,- / tahun (Juara 2)
Rp. 300.000,- / tahun (Juara 3)
SMA : Rp. 600.000,- / tahun (Juara 1)
Rp. 500.000,- / tahun (Juara 2)
Rp. 400.000,- / tahun (Juara 3)
11. Agama
a. Pengusaha memberikan kesempatan kepada pekerja untuk melakukan ibadah menurut
ketentuan agamanya masing-masing. OK
b. Pengusaha mengatur jam kerja sedemikian rupa sehingga pekerja yang sembahyang
Jum’at dapat melaksanakan ibadahnya. OK
12. Bantuan olah raga di kebun/pabrik
Pengusaha memberikan bantuan untuk memajukan olahraga di kebun/pabrik dengan jalan
membuat dan memelihara lapangan olah raga dan menyediakan bola. OK
13. Bantuan Pengangkutan
a. Untuk pengangkutan diluar jam kerja, pekerja mempergunakan kendaraan umum. Bagi
unit kerja yang letaknya terpencil, pengusaha secara insidentil memberikan bantuan
bagi pekerja berupa pengangkutan sampai ke jalan raya, misalnya untuk belanja. OK
b. Khusus bagi pekerja yang sakit yang memerlukan segera perawatan di rumah sakit
disediakan ambulan atau angkutan yang layak untuk pergi berobat. OK
c. Perusahaan menyediakan bis sekolah atau angkutan yang layak bagi anak pekerja yang
bersekolah diluar kebun/pabrik sampai ke jalan raya. OK
14. Piagam Penghargaan
a. Perusahaan memberikan piagam penghargaan dan hadiah uang kepada pekerja yang
telah mempunyai masa kerja terus-menerus tanpa putus di perusahaan / group yang
sama. OK
b. Pemberian hadiah bagi karyawan yang mempunyai masa kerja 20 tahun diberikan pada
saat jatuh tempo sebesar 3 (tiga) bulan upah, dan setiap penambahan 5 (lima) tahun
diberikan sebesar 2 (dua) bulan upah dengan dipotong pajak. OK
15. Tanah untuk kebun sayur
Dalam hal keadaan mengizinkan, pengusaha memberikan kesempatan kepada pekerja untuk
berkebun sayur. Adanya kebun sayur demikian tidak boleh merupakan alasan untuk menolak
perpindahan dan atau memajukan tuntutan pembayaran ganti kerugian dalam hal perpindahan.
OK
PASAL XV
PERALATAN KERJA DAN KESELAMATAN KERJA
1. Alat-alat Kerja
a. Pengusaha memberikan kepada pekerja alat-alat kerja lengkap dan bermutu baik yang
diperlukan oleh pekerja untuk melaksanakan tugasnya. OK
b. Alat kerja merupakan inventaris dan dalam penggunaannya dibuatkan ketentuan
khusus. OK
2. Pakaian Kerja
a. Pengusaha memberikan pakaian kerja karyawan yang sifat pekerjaannya menyebabkan
lekas rusak atau kepada karyawan yang sifat pekerjaanya menunjukkan profesi tertentu
(tenaga paramedis, karyawan bengkel/proses, operator alat berat, satpam dan driver)
masing-masing sebanyak 2 (dua) stel dalam setahun dan karyawan kantor sebanyak 1
(satu) stel.
b. Kepada pekerja yang bertugas pada traktor dan alat-alat pengangkutan yang terbuka
serta penjaga malam, sewaktu jam kerja diberikan jas hujan inventaris. OK
3. Keselamatan Kerja
a. Pengusaha wajib menyediakan dan memberikan alat-alat keselamatan kerja secara
cuma-cuma kepada pekerja sesuai dengan sifat dan jenis pekerjaan yang diberikan. OK
b. Pekerja wajib mempergunakan alat-alat keselamatan kerja atau alat-alat perlindungan
diri yang disediakan oleh perusahaan. OK
c. Pengusaha dan pekerja berkewajiban untuk selalu menjaga dan memelihara serta
meningkatkan keselamatan kerja dalam perusahaan sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh pemerintah yang membidangi ketenagakerjaan. OK
d. Sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali pengusaha berkewajiban mengirim ke
rumah sakit (Clinic Central Region) bagi pekerja yang dipekerjakan sebagai penyemprot
racun, penyerbuk hama dan yang berhubungan dengan bahan kimia untuk diperiksa
kesehatannya. Penanggung jawab pemeriksaan secara berkala ini adalah dokter
perusahaan. OK
e. Alat pelindung diri diberikan oleh perusahaan secara cuma-cuma dimana jumlah, jenis
dan waktu penggantian diatur dalam ketentuan tersendiri. OK
f. Pekerja yang sudah menerima peralatan dan keselamatan kerja dari Perusahaan tetapi
tidak menggunakannya pada saat bekerja maka Pengusaha berhak untuk memberikan
Surat Peringatan kepada Pekerja tersebut. Apabila telah diberikan Surat Peringatan
untuk hal ini tidak dilakukan oleh Pekerja, maka Pengusaha akan melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja. OK

PASAL XVI
JAMINAN HARI TUA
1. Pengusaha wajib mendaftarkan seluruh Pekerjanya kepada BPJS Ketenaga-
kerjaan sebagai Peserta dalam Program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP)
sesuai penahapan kepesertaan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. OK
2. Pengusaha wajib mendaftarkan Pekerja yang baru paling lama 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak tanggal Pekerja tersebut mulai bekerja. OK

PASAL XVII
KETENTUAN KHUSUS UNTUK PEKERJA KENDARAAN BERMOTOR
1. Supir
a. Kepada supir wajib mempunyai Surat Ijin Mengemudi (SIM) untuk kendaraan yang
dikemudikannya sesuai dengan golongan kendaraan (A, B-I atau B-II). OK
b. Dalam hal kendaraan yang dioperasikan (golongan lain) yang dikemudikan atas
perintah perusahaan, maka perusahaan memberikan cukup waktu untuk mengurus SIM
sesuai dengan golongan kendaraan yang akan dikemudikannya dengan biaya
perusahaan. OK
2. Bantuan untuk perpanjangan SIM
Dalam hal Surat Izin mengemudi (SIM) dari seorang pekerja yang ditugaskan sebagai supir
telah habis masa berlakunya, maka biaya pengurusan perpanjangan SIM secara resmi dibantu
pihak perusahaan dan merupakan bentuk perjalanan dinas. OK
3. Kecelakaan lalu lintas
Apabila terjadi kecelakaan lalu lintas, maka resiko akibat kecelakaan tersebut menjadi
beban/tanggungan pengusaha sepenuhnya, kecuali di luar dinas, pelanggaran lalu lintas, dan
atau karena kesengajaan atau kelalaian pengemudi. OK
4. Operator traktor/alat berat di wilayah perkebunan
a. Dengan melihat kebutuhan secara situasional penggunaan alat berat/traktor dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. OK
b. Dalam hal ada alat berat/traktor yang mengharuskan adanya helper
menurut pertimbangan pengusaha telah memiliki kecakapan yang diperlukan, dinaikkan
menjadi operator apabila ada posisi yang tersedia dengan pembayaran sesuai dengan
jabatan yang diembannya, yakni setelah pekerja tersebut menerima tanggung jawab
atas alat berat/traktor tersebut. OK

PASAL XVIII
PEKERJA YANG DIDATANGKAN DARI LUAR DAERAH
a. Jika pekerja yang didatangkan dari
luar daerah telah habis ikatan dinasnya, maka pengusaha atas tanggungannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang pemulangan berkewajiban memulangkan
pekerja yang bersangkutan ke tempat dimana pekerja diterima. OK
b. Jika pekerja tersebut sesudah habis
hubungan kerjanya, maka perusahaan harus segera menyelesaikan proses pembayaran hak-
haknya agar segera dapat diterima oleh pekerja. OK
c. Dalam hal antara pengusaha dan
pekerja terdapat kata sepakat setelah habis ikatan dinasnya, untuk memperpanjang masa kerja
(ikatan dinas), maka pengusaha dan pekerja membuat suatu kesepakatan mengenai hal ini
dengan diketahui oleh Serikat Pekerja setempat dan diberitahukan kepada Dinas Tenaga Kerja
& Transmigrasi setempat, dengan ketentuan bahwa pekerja yang bersangkutan tetap
mempunyai hak untuk dipulangkan ke tempat pekerja diterima. Pekerja yang didatangkan dari
luar daerah dengan sendirinya gugur haknya untuk dipulangkan ke tempat dimana pekerja
diterima, dalam hal yang bersangkutan diberhentikan dengan alasan mendesak dan atau yang
telah menjalani pensiun di daerah ini. OK
d. Apabila setelah habis ikatan dinasnya
dan bersedia menjadi pekerja lokal, maka pengusaha memberikan pada pekerja dan
keluarganya biaya/ongkos pemulangan ke tempat asalanya yang jumlahnya disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku dan hak pekerja dipulangkan ke tempat asalnya menjadi gugur sedang
masa kerjanya tidak terputus. OK
e. Dalam mendatangkan tenaga kerja
Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), yang belum diatur dalam PKB ini, maka akan mengikuti
ketentuan yang berlaku tentang AKAD. OK
PASAL XIX
KEWAJIBAN PERUSAHAAN DAN PEKERJA
1. Perusahaan harus berusaha melaksanakan segala kewajibannya tepat pada waktunya. OK
2. Perusahaan berkewajiban untuk memberikan kerjasama sepenuhnya dalam mewujudkan
ketenangan bekerja. OK
3. Pekerja berkewajiban melaksanakan perintah atasannya yang layak dan berkewajian bekerja
lembur, jika hal itu menurut pertimbangan pengusaha perlu untuk kepentingan perusahaan. OK
4. Pekerja berkewajiban memelihara, memakai dan mengurus sebaik mungkin milik perusahaan
yang dipercayakan kepadanya (seperti alat-alat kerja, mesin-mesin dan sebagainya). OK
5. Pengusaha dan Pekerja berkewajiban memelihara budi pekerti yang baik, tidak bertentangan
dengan norma hukum dan nilai susila. OK

PASAL XX
PELANGGARAN OK
1. Mangkir (Terlampir)
2. Terlambat datang (Terlampir)
3. Meninggalkan pekerjaan/tempat kerja tanpa ijin atasan (Terlampir)
4. menolak perintah/penerapan tata-tertib (Terlampir)
5. Keamanan / Ketertiban (Terlampir)
6. Melaksanakan pekerjaan yang bukan merupakan tugas pokok (Terlampir)
7. Keselamatan dan kesehatan (Terlampir)
8. Berkelakuan buruk (Terlampir)
9. Memalsukan / memberikan keterangan palsu (Terlampir)
10. Tidak melakukan kewajiban (Terlampir)
11. Kelakuan ceroboh (Terlampir)
12. Pelanggaran tata-tertib IT (Terlampir)
13. Lain-lain (Terlampir)
PASAL XXI
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Setiap pemutusan hubungan kerja (PHK) harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan yang berlaku. OK

PASAL XXII
UANG PISAH
1. Pekerja yang hendak mengundurkan diri wajib mengajukan permohonan selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari sebelumnya dan akan diberikan uang pisah yang besarnya sebagai berikut:
a. Masa Kerja lebih dari 2 (dua) tahun sampai dengan 5 (Lima) tahun
diberikan 1 (satu) bulan upah;
b. Masa Kerja lebih dari 5 (lima) tahun diberikan 2 (dua) bulan upah.
OK
2. Pekerja yang dikualifikasikan mengundurkan diri setelah bekerja lebih dari 2
(dua) tahun karena melakukan mangkir 5 (lima) hari berturut-turut atau lebih maka diberikan uang
pisah sebesar 15% dari Upah yang berlaku. OK
3. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diluar ketentuan pada ayat (1 dan 2)
diatas tidak diberikan uang pisah. OK

PASAL XXIII
CARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN KETENAGAKERJAAN
1. Serikat Pekerja dan Pengusaha akan berusaha sedapat mungkin mengadakan hubungan satu
sama lain dalam melaksanakan kesepakatan ini. OK
2. Jika timbul perselisihan paham mengenai pelaksanaan atau tafsiran suatu bagian dari PKB ini,
maka kedua belah pihak akan berusaha memperoleh persesuaian dengan jalan perundingan
setempat maupun dalam tingkat atasan. OK
3. Jika tidak terdapat persesuaian, maka salah satu pihak dapat menyerahkan persoalan yang
bersangkutan kepada instansi yang ditunjuk untuk itu. OK
4. Pengusaha dan pekerja wajib membentuk lembaga kerjasama bipartit sebagai forum
komunikasi dan konsultasi mengenai ketenagakerjaan yang terdiri dari minimal 6 (enam) orang
wakil pengusaha dan 6 (enam) orang wakil dari pekerja atau maksimal 20 (dua puluh) orang
wakil dari pengusaha dan maksimal 20 (dua puluh) orang wakil dari pekerja. OK

PASAL XXIV
BERLAKU DAN BERKAHIRNYA PERJANJIAN KERJA BERSAMA INI
1. Perjanjian Kerja Bersama ini mulai berlaku sejak tanggal .................... dan diadakan untuk
jangka waktu 2 (dua) tahun.
2. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal berlakunya Perjanjian Kerja Bersama ini,
kedua belah pihak merundingkan lebih lanjut mengenai Perjanjian Kerja Bersama yang baru.
Apabila tidak tercapai persesuaian mengenai Perjanjian Kerja Bersama yang baru, maka salah
satu pihak dapat menyerahkan persoalan ini kepada instansi penyelesaian perselisihan
ketenagakerjaan.
3. Jika pada tanggal berakhirnya Perjanjian Kerja Bersama ini belum juga ditetapkan suatu
Perjanjian Kerja Bersama yang baru, maka Perjanjian Kerja Bersama ini seluruhnya berlaku
maksimum 1 (satu) tahun hingga Perjanjian Kerja Bersama yang baru mulai berlaku.

PASAL XXV
PENUTUP
Demikianlah Perjanjian Kerja Bersama ini dibuat dan ditanda tangani oleh pihak-pihak yang
bersangkutan dengan disaksikan oleh Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Kota Baru/Kabupaten Tanah Laut dan mulai berlaku sejak tanggal ditanda tangani.
Ditetapkan:
Batu Ampar, ..................
Tim Pengusaha Tim Serikat Pekerja
1. Untung Sidauruk (UH BAME) 1. Catur Indra Budi (SNKE)

2. Toto Winarso (UH SPNE) 2. Yohanes Mustamu (SWTE)

3. Didik Sumartono (UH SCNE) 3. Supianoor (BAMM)


4. Agus Yusuf Sudirman (UH BKPE) 4. Edi Lukito (SPNE)

5. Budi Pramularto (UH KNTE) 5. TH. Hamid (SKPE)

6. Juneidi (UH SKPM) 6. Samsuri (SMGM)

7. Sahrizal Syafri (UH BKPM) 7. Wahyudi (SMUE)

8. Ramlan Wingson (UH BAMM) 8. Abdullah (TLTM)

9. Didik Effendi (HR PSM3) 9. Umar Faruk (TLTE)

LAMPIRAN OK
Pelang- Ulangan
Jenis Pelanggaran
garan I I II III IV V
Mangkir
Tidak masuk kerja tanpa alasan atau dengan alasan yang
tidak dapat diterima oleh perusahaan.
a. Mangkir 1 hari Surat
Teguran
b. Mangkir lebih dari 1 (satu) hari SP 1 SP 2 SP 3 PHK
dalam 1 bulan. PHK
c. Mangkir dalam 5 (lima) hari
berturut-turut dianggap telah mengundurkan diri atas
kemauan sendiri.
Terlambat Datang
Terlambat masuk kerja dari jam kerja yang ditentukan tanpa
alasan yang dapat diterima oleh perusahaan.
- Ke 5 s/d 6 kali dalam 1 bulan. Teguran Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
- Ke-7 s/d 10 kali terlambat dalam 1 lisan 1 lisan 2
bulan.
- Lebih dari 10 kali dalam 1 bulan.
Meninggalkan pekerjaan / tempat kerja tanpa ijin
atasan
Meninggalkan tempat kerja/lokasi kerja sebelum tanda waktu Teguran Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
kerja usai/ berbunyi tanpa ijin atasan lisan 1 lisan 2
Menolak perintah/penerapan tata tertib
a. Menolak perintah atasan yang layak, membangkang/ SP 1 SP 2 SP 3 PHK
membantah penerapan peraturan, tata tertib, termasuk
penerapan sanksi-sanksinya.
b. Menolak/tidak mau diperiksa barang bawaan/ dirinya SP 1 SP 2 SP 3 PHK
oleh bagian keamanan/petugas yang ditunjuk oleh
perusahaan.
c. Mengambil foto/gambar dari keadaaan/situasi SP 3 PHK
pabrik/perusahaan tanpa seijin pimpinan perusahaan
yang dapat merugikan perusahaan.
d. Menolak mutasi/pemindahan/penggantian tugas. SP 3 PHK
e. Dengan sengaja membuat insiden dan menolak PHK
panggilan atau menolak untuk memberi keterangan
kepada pejabat perusahaan yang ditugaskan untuk
memeriksa pelanggaran.
Keamanan / ketertiban
a. Membawa senjata api/tajam/bahan peledak di dalam PHK
perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan
tugasnya.
b. Memfitnah pimpinan, atasan, teman sekerja. PHK
c. Melibatkan diri dalam sabotase. PHK
d. Mengantar/membawa orang luar/keluarga masuk SP 1 SP 2 SP 3 PHK
lokasi perusahaan dengan tujuan meninjau/ melihat-lihat
yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan, tanpa
ijin pimpinan.
e. Melakukan perbuatan asusila di lingkungan PHK
perusahaan, baik dengan sesama karyawan atau dengan
luar
Melakukan pekerjaan yang bukan tugas pokoknya
Melakukan pekerjaan yang bukan menjadi tugas pokok tanpa
instruksi pimpinan dengan menggunakan alat-alat, mesin- SP 1 SP 2 SP 3 PHK
mesin, bahan-bahan milik perusahaan.
Keselamatan dan Kesehatan
Melanggar peraturan mengenai Keselamatan Kerja
a. Tidak menaati petunjuk pelaksanaan tugas sehingga
menimbulkan :
1. Kerusakan SP 1 SP 2 SP 3 PHK
2. Kecelakaan diri SP 3 PHK
sendiri/orang lain PHK
3. Korban jiwa SP 1 SP 2 SP 3 PHK
b. Tidak menggunakan alat-alat pelindung/alat-alat
keselamatan kerja, sesuai dengan ketentuan. Teguran Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
c. Menggunakan alat kerja atau barang milik perusahaan Lisan Lisan
yang tidak ada hubungan dengan tugas tanpa ijin
pimpinan perusahaan SP 2 SP 3 PHK
d. Merokok di tempat-tempat terlarang atau berbahaya
di lingkungan perusahaan SP 3 PHK
e. Membuang barang-barang yang mengandung api,
bahan-bahan yang mudah terbakar atau menyala di
tempat-tempat yang mudah menimbulkan kebakaran
Berkelakuan buruk
a. Dengan sengaja merusak pada alat control keamanan Teguran Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
dan finger print atau sejenisnya dengan alasan apapun Lisan Lisan
b. Berpenampilan tidak sopan (memakai sandal, kaos
oblong, rambut gondrong, dll) Teguran Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
Lisan Lisan
Memalsukan/memberikan keterangan palsu
a. Memberikan keterangan palsu kepada perusahaan, PHK
termasuk pemalsuan identitas riwayat hidup dan
sebagainya saat mendatangani perjanjian kerja.
b. Memalsukan surat keterangan sakit/dokter SP 3 PHK
Tidak melakukan kewajiban
a. Karyawan yang melalaikan tugas dan tanggung jawab SP 2 SP 3 PHK
atas pengiriman barang dengan sengaja meninggalkan
begitu saja secara tidak bertanggung jawab.
b. Karyawan yang bertugas mengirim barang tetapi SP 1 SP 2 SP 3 PHK
mengembalikan barang tersebut tanpa alasan yang bisa
diterima
c. Tidak melaksanakan kerja lembur, meskipun sudah ada SP 1 SP 2 SP 3 PHK
kesepakatan jadwal lembur yang ditetapkan perusahaan
tanpa alasan yang dapat diterima perusahaan
d. Tidak cakap melakukan pekerjaan menurut standar SP 3 PHK
perusahaan walaupun sudah dicoba ditempat-tempat lain
(berdasarkan mutasi)
Kelakukan ceroboh
a. Petugas keamanan yang bertugas dan membiarkan orang SP 2 SP 3 PHK
lain/karyawan membawa barang keluar/masuk tanpa ada
surat jalan/ijin
Pelanggaran tata-tertib Informasi Teknologi
a. Menggunakan password milik orang lain SP 3 PHK
b. Memberikan password kepada orang lain SP 3 PHK
c. Penyebaran virus dengan segaja PHK
d. Penggunaan hardware/software diluar standar Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
perusahaan Lisan
e. Penggunaan fasilitas IT bukan untuk keperluan kerja Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
Lisan
f. Bermain game dengan fasilitas computer kantor Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
Lisan
g. Penggunaan fasilitas e-mail lotus notes, e-mail internet, Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
e-mail SAP diluar kepentingan kerja Lisan
h. Membawa perlatan IT milik perusahaan keluar kantor Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
tanpa ijin Lisan
i. Lalai dalam menjaga dan memelihara paralatan IT Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
perusahaan Lisan
j. Dengan segaja menghilangkan, menghapus, merusak PHK
atau memanipulasi data milik perusahaan
k. Berusaha melakukan tindakan-tindakan yang merugikan Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
perusahaan dengan menggunakan fasilitas IT Lisan
Lain-lain
a. Mengadakan/mengumpulkan sumbangan sukarela untuk Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
suatu maksud dalam lingkungan perusahaan tanpa Lisan
persetujuan pimpinan perusahaan
b. Memasang poster/brosur/tulisan-tulisan dll tanpa SP 1 SP 2 SP 3 PHK
ijin/persetujuan pimpinan perusahaan atau melepaskan
pengumuman perusahaan yang ditempelkan di tempat-
tempat tertentu tanpa perintah pimpinan perusahaan
c. Mengotori ruangan, membuang sampah, meludah tidak Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
pada tempatnya yang dapat menggangu kesehatan. Lisan
d. Pada jam kerja menjual/membeli barang dagangan milik
sesame pekerja tanpa ijin/persetujuan pimpinan Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
perusahaan. Lisan
e. Melakukan intimidasi karyawan lain/atasan. PHK
f. Menerima pekerjaan dari luar dan mengerjakan di PHK
lingkungan perusahaan tanpa ijin pimpinan perusahaan.
g. Menggunakan alat-alat, barang-barang dan bahan-bahan SP 3 PHK
milik perusahaan untuk keperluan sendiri tanpa ijin
pimpinan perusahaan.
h. Tidak menggunakan tanda pengenal pekerja (bagi yang Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
telah memiliki/dibagikan oleh perusahaan). Lisan
i. Tidak memakai pakaian kerja/seragam dari perusahaan Teguran SP 1 SP 2 SP 3 PHK
(khusus bagi yang mendapat seragam). Lisan

OK

Anda mungkin juga menyukai