Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BAHASA INDONESIA

MEMBACA KRITIS PENIPISAN LAPISAN OZON

DISUSUN OLEH :

1. Annissa Defa Griyani NIM. 21030117120022


2. Farah Azizah Azhary NIM. 21030117120023
3. Muhammad Anif Shofa NIM. 21030117120025
4. Muhammad Haidar NIM. 21030117140019
5. Stephanus Dwipa Puja NIM. 21030117140018

KELAS : B

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ozon menurut bahasa Yunani berasal dari kata ozein berarti bau busuk, bau yang khas
dari proses penyinaran oksigen oleh ultra violet (Rubin, 2001). Lapisan ozon melindungi
bumi dari pengaruh berbahaya radiasi matahari. Radiasi ultraviolet UV berbahaya bagi
kehidupan bumi. Semakin meningkatnya jumlah radiasi UV-B dapat merusak rantai
makanan yang ada di laut. Disamping itu terdapat hubungan yang kuat antara
meningkatnya UV dengan meningkatnya kasus kasus penyakit kanker kulit dan katarak
mata pada manusia. Pada dasarnya atmosfer bertindak sebagai perisai terhadap radiasi
matahari melalui penyebaran atau penyerapan oleh molekul-molekul gas yang ada dalam
atmosfer bumi. Dalam hal ini ozonlah yang paling efektif menyerap radiasi UV. Secara
alami molekul-molekul ozon terbentuk dan rusak di atmosfer bumi. Secara alami pula
penipisan lapisan ozon terjadi di atas Kutub Selatan selama musim semi. (Nur Fajar,
2011., halaman 6). Penipisan lapisan ozon menjadi perhatian masyarakat internasional
sejak tahun 1970-an, menipisnya lapisan ozon diduga ada kaitannya dengan gas CFC
(Cholorofluorocarbon). Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang
menjadi pelindung bumi dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Hal ini disebabkan
karena adanya zat-zat pencemar udara yang merusak lapisan ozon. (Itha Masitah, 2011,.
Halaman 5).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penyebab atau faktor yang menyebabkan penipisan dan kerusakan
lapisan ozon ?
2. Bagaimana upaya Pemerintah Indonesia yang dilakukan untuk mencegah penipisan
lapisan ozon ?
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Penyebab atau Faktor yang Menyebabkan Penipisan dan Kerusakan lapisan Ozon
Lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Hal
ini disebabkan karena adanya zat-zat pencemar udara yang merusak lapisan ozon (Itha
Masitah, 2011., Halaman 5). Zat-zat perusak ozon tersebut dikenal dengan nama Bahan
Perusak Ozon (BPO), contohnya yaitu :
1. Chlorofluorocarbon (CFC) dan Hydrochlorofluorocarbons (HCFC).
Menipisnya lapisan ozon diduga ada kaitannya dengan gas CFC
(Cholorofluorocarbon), dugaan tersebut ternyata benar sejak Sherwood Rowland dan
Mario Molina mengumumkan hasil penelitiannya. Kedua ilmuwan dari Universitas
California ini yang pertama kali menemukan bahwa 99 persen dari gas CFC yang
teremisi ke atmosfer akan mencapai stratosfer dan akan tetap tinggal di sana sampai
puluhan tahun, mereka juga menduga bahwa akumulasi gas CFC dan Halon inilah
yang menyebabkan kerusakan lapisan ozon. (Gerald Foley, 1993., halaman 7).
Unsur chlor ini akan mengikat ozon (O3), dengan chlor sebagai katalisator,
ozon akan terurai dan menjadi semakin tipis yang akhirnya membentuk lubang. CFC
digunakan oleh masyarakat di dunia dengan cara yang tidak terkira banyaknya,
misalnya dengan penggunaan Freon pada alat AC, lemari es, dan alat pendingin
lainnya merupakan salah satu bentuk yang turut andil dalam pengrusakan lapisan
ozon, karena alat ini menggunakan CFC-11, CFC-12, CFC 114 dan HCFC-22 dalam
proses kerjanya.
Menurut hasil penelitian, satu atom Cl dapat menguraikan sampai 100.000
senyawa ozon dan bertahan sampai 40-150 tahun di atmosfer. Padahal stratosfer
hanya bisa menyerap sejumlah atom klorin, sehingga pada akhirnya meskipun
penggunaan CFC ditekan, jumlah yang ada dalam atmosfer masih cukup besar dan
perlu waktu yang sangat lama untuk diserap.
2. Penggunaan alat CFC-11, CFC-12 dan CFC-114,
Secara luas juga digunakan pada produk dengan alat kerja penyemprot atau
disebut aerosol spray seperti kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot
rambut (hair spray), minyak wangi/parfum, insektisida, pembersih kaca (jendela),
pembersih oven, produk-produk farmasi, cat, minyak pelumas dan oli.
3. Penggunaan CFC-113 sebagai cairan pembersih (cleaning solvent) pada proses
pembuatan peralatan elektronik, penghilangan lemak (degreasing) logam selama
proses fabrikasi. Selain itu CFC-113 digunakan untuk dry-cleaning dan spot-cleaning
pada industri tekstil.
4. Haloncarbon yang digunakan dalam zat cair pemadam kebakaran (aerosol fire
extinguiser) seperti Methyl Bromide,Carbon Tetrachloride,dan Methyl Chloroform.
5. Penggunaan methyl chloroform dan carbon tetrachloride sebagai bahan pelarut
(solvent).
2. Upaya Pemerintah dan Masyarakat untuk Mencegah Penipisan Lapisan Ozon
Apabila ozon semakin lama semakin menipis, maka akan membahayakan semua
makhluk hidup di belahan bumi ini. Pada tahun 1989 lahirlah The Montreal Protocol On
Substances That Deplete The Ozone Layer, yang berisi tentang larangan penggunaan
bahan-bahan yang merusak lapisan ozon. Sejumlah 197 negara baik negara-negara maju
dan negara-negara berkembang telah meratifikasi perjanjian internasional ini. Termasuk
Indonesia juga turutserta meratifikasi Konvensi Wina 1985 dan Protokol Montreal 1989
ini, sebagai wujud kepedulian terhadap kerusakan lingkungan hidup dan masa depan bumi
ini. Setelah meratifikasi perjanjian internasional, sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan
perjanjian internasional tersebut, maka Pemerintah Indonesia memiliki dua kewajiban
yang wajib dilaksanakan, yakni melaksanakan tindakan legislasi dan menerapkan
pemaksaan kepatuhan.

Aksi nyata yang dilakukan seperti penghapusan CFC sebagai salah satu Bahan
Perusak Ozon (BPO) pada sektor manufaktur refrigrasi yang dilaksanakan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan United Nations Development
Programme (UNDP). Kegiatan proyek dilaksanakan mulai tahun 2003 sampai 2007
dengan tujuan untuk menghapuskan penggunaan CFC pada industri yang memproduksi
alat pendingin. Proyek ini merupakan pelaksanaan Konvensi Wina dan Protokol Montreal.
Namun kenyataannya, masih banyak beredar barang-barang yang mengandung bahan-
bahan kimia perusak ozon dan sampai saat ini masih banyak masyarakat
menggunakannya, yakni air conditioner (AC), lemari es atau kulkas, bahan pelarut seperti
kilang-kilang elektronik sebagai pelarut untuk pembersih dan pengeringan minyak dll.

Untuk mencapai target penghapusan CFC pada tahun 2007, Indonesia telah
menyelenggarakan beberapa program. Dana untuk program penghapusan CFC diperoleh
dalam bentuk hibah dari Dana Multilateral Montreal Protocol (MLF), dimana UNDP
menjadi salah satu lembaga pelaksana. Dengan dukungan dari UNDP, Indonesia telah
melaksanakan 29 proyek investasi tersendiri di sektor busa dan 14 proyek investasi
tersendiri di sektor pendinginan (Cessnasari, 2005). Pekerjaan di kedua sektor ini telah
membantu mengurangi produksi CFC Indonesia sebanyak 498 ton metrik dan 117 ton
metrik di masing-masing sektor.
Penipisan lapisan ozon ini berlangsung memang dipicu dari tingginya pemakaian CFC
oleh negara-negara maju beberapa dekade yang lalu, namun guna menormalkan kembali
kondisi ozon ini diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak. Baik negara maju
maupun negara berkembang yang saat ini masih menginginkan penggunaan zat kimia
buatan manusia tersebut dalam industrinya perlu melakukan tindakan yang diperlukan.
Tindakan yang dapat kita lakukan pada saat ini demi memelihara lapisan ozon, misalnya
mulai pengurangan atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang
mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi dari sinar ultraviolet ini.
(Cessnasari, 2005)
BAB III
KESIMPULAN

1. Lapisan Ozon adalah lapisan yang melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet dari
matahari. Lapisan ini berada di lapisan stratosfer bumi yang terletak di sekitar 15-50
km di atas permukaan bumi.
2. Penipisan lapisan ozon menjadi salah satu isu kerusakan lingkungan hidup yang
sedang dihadapi oleh seluruh masyarakat dibelahan bumi ini. Penipisan lapisan ozon
diakibatkan karena penggunaan bahan yang mengandung Chlor (Cl) yang ditimbulkan
dari refrigerant dari golongan Chlorofluorocarbon(CFC) yang mempunyai beberapa
unsur Chlor. Unsur chlor ini akan mengikat ozon (O3), dengan chlor sebagai
katalisator, ozon akan terurai dan menjadi semakin tipis yang akhirnya membentuk
lubang.
3. Untuk mengurangi upaya penipisan lapisan ozon, maka pemerintah melakukan upaya-
upaya yaitu membuat perjanjian internasional The Montreal Protocol On Substances
That Deplete The Ozone Layer yang terdiri Sejumlah 197 negara baik negara-negara
maju dan negara-negara berkembang yang berisi tentang larangan penggunaan
bahan-bahan yang merusak lapisan ozon. (Cessnasari, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Nur Fajar. 2011. Pengukuran Ketebalan Lapisan Ozon Menggunakan Data Modis sebagai
Bagian dari Pemantauan Bencana
Gerald Foley. 1993. Pemanasan Global Siapakah yang Merasa Panas ?
Itha Masitah. 2013. Menipisnya Lapisan Ozon
Cessnasari, 2005
Cessnasari, 2005. Upaya Mengurangi Penipisan Lapisan Ozon (wacana).
Suara Merdeka, Selasa 20 September 2005, Hal. 6.

(Rubin, 2001).
Rubin, M.B. 2001. The History of Ozone. The Schönbein Period, 1839-1868.
Bull. Hist. Chem.26 (1): 71-76.

Anda mungkin juga menyukai