Panduan Pencegahan & Penanganan Tertusuk Jarum 2017
Panduan Pencegahan & Penanganan Tertusuk Jarum 2017
RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
DAFTAR ISI
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
PANDUAN PENCEGAHAN & PENANGANAN TERTUSUK JARUM
DAN TERPAPAR CAIRAN TUBUH
I. DEFINISI
NSI dan paparan cairan tubuh merupakan bagian dari kecelakaan kerja karena
terkait dengan pekerjaan medis dan umumnya menimpa pada pekerja kesehatan. UU
No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan menjelaskan bahwa Rumah Sakit adalah suatu tempat kerja dimana dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya mengandung risiko tinggi bagi kesehatan.
Ada beberapa definisi dari needlestick Injury :
1. Terpaparnya cairan tubuh (orang lain/pasien ) pada tubuh pekerja kesehatan, yang
terjadi selama melakukan pekerjaannya, terpaparnya darah atau cairan tubuh yang
lain melalui jarum suntik atau instrument tajam, termasuk lanset, scaple dan lain-
lain (Wikipedia, Needlestick Injury, 2011).
2. Luka tusukan/goresan perkutan (akibat jarum atau trauma benda tajam), atau kontak
pada membran mukosa atau kulit tidak utuh (kulit yang pecah-pecah, terkelupas,
atau menderita dermatitis) terhadap darah/ jaringan/ cairan tubuh (sperma/ sekresi
vagina/ cairan serebrospinal/ cairan synovial/ cairan pleura/ cairan peritoneal/ cairan
pericardial/ cairan ketuban) / kolonisasi bakteri dan virus pada bahan lab.
Needlestick Injury tidak hanya terjadi akibat jarum yang baru saja kontak dengan cairan
tubuh manusia tetapi juga bisa terjadi pada waktu cairan tubuh (darah) yang melekat
pada jarum yang sudah mengering. Tingkat infeksius HIV dan HCV menurun setelah
beberapa jam, sebaliknya HBV cenderung stabil walaupun sudah mengering dan masih
infeksius selama lebih dari 1 minggu.
Berikut ini adalah resiko penularan infeksi berdasarkan paparannya :
1. Resiko Rendah :
Paparan darah, cairan tubuh dan jaringan pada kulit normal / utuh
Paparan benda tajam yang tidak pernah kontak dengan darah/ jaringan/ cairan
tubuh pasien.
2. Resiko tinggi :
Paparan darah, cairan tubuh dan jaringan pada kulit tidak utuh (kulit yang pecah-
pecah, terkelupas, atau menderita dermatitis)
Paparan benda tajam yang pernah kontak dengan darah/ jaringan/ cairan tubuh
pasien.
1
II. RUANG LINGKUP
Sumber pasien yang beresiko tinggi menularkan penyakit melaui darah :
Pathogen yang Faktor Resiko
ditularkan
HBV Resiko tinggi dari perilaku sexual (Pasangan sejenis, berganti-
ganti pasangan, pasangan sex menggunakan obat-obatan
melalui injeksi)
Pasangan sex mengidap HBV
Riwayat menggunakan obat-obatan injeksi
Berasal dari daerah endemik HBV
HCV Resiko tinggi dari perilaku sexual (pasangan sex menggunakan
obat-obatan melalui injeksi,pasangan terinfeksi Hep. C )
Riwayat menggunakan obat-obatan injeksi
Pernah transfusi darah dan produknya
HIV Resiko tinggi dari perilaku sexual (Pasangan sejenis, berganti-
ganti pasangan, pasangan sex menggunakan obat-obatan
melalui injeksi)
Riwayat menggunakan obat-obatan injeksi
Pernah transfusi darah dan produknya
Bayi yang dilahirkan dari ibu pengidap HIV
Kontrol atau pencegahan terhadap resiko needlestick Injury sangat diperlukan. Berikut
ini adalah ruang lingkup pencegahan needlestick Injury dan paparan cairan tubuh
2
6. Jika tangan terluka atau lecet, maka harus ditutup dengan plester kedap air dan
kenakan sarung tangan jika akan menangani darah/cairan tubuh.
7. Tangani semua peralatan yang telah terkontaminasi oleh darah/cairan tubuh dengan
baik sesuai SOP.
8. Cucilah selalu tangan anda setiap selesai kontak dengan darah/cairan tubuh.
9. Segera buang safety box jika sudah terisi ¾ bagian
10. Insinerasi wadah pembuang benda tajam
11. Segera bersihkan bila ada tumpahan darah/cairan tubuh sesuai prosedur yang
berlaku
3
3.4.Penatalaksanaan Paska Paparan Hepatitis B
PENGOBATAN/TINDAKAN
Sumber(pasien)
PEGAWAI Sumber (pasien) Sumber (pasien)
tidak ditest/ tidak
HBSAg Positif HBSAg Negatif
diketahui
Belum divaksin HBIG 1x dan segera diberi Segera berikan Segera berikan serial
serial vaksin HB serial vaksin HB
vaksin HB
Pernah divaksin Tidak ada pengobatan Tak ada Tidak ada
dan diketahui pengobatan pengobatan
titernya cukup
Pernah divaksin HBIG 1x dan segera Tidak ada Jika sumber (pasien)
tetapi tidak diberikan vaksinasi ulang (*) pengobatan merupakan orang
lengkap 3 series yang mempunyai
dan diketahui risiko tinggi, maka
titernya tidak pengobatan seperti
cukup (*)
Pernah divaksin HBIG 2 X (**) Tidak ada Sumber merupakan
lengkap 3 series, pengobatan orang yang risiko
tetapi titernya tinggi, maka
tidak cukup pengobatan seperti
(**)
Pernah divaksin Tes anti HBs bagi staf yang Tidak ada Tes anti HBs bagi
tetapi respon terpapar: pengobatan staf yang terpapar:
antibody belum Bila titer cukup, tak perlu Bila titer cukup, tak
diketahui pengobatan perlu pengobatan
Bila titer Tidak cukup berikan Bila titer tidak cukup
HBIG 1 X dan vaksin booster berikan vaksin
booster dan cek
kembali titernya
dalam waktu1-2
bulan
a. HBIG ( Hepatitis B Immunoglobulin) dosis dewasa 400 unit
b. Titer (antibody) yang sudah cukup berada pada level 10mlU/mml, sama dengan 10
sample ratio unit (SRU) dengan pemeriksaan ratio-immuno-assay (RIA) atau positif
dengan enzyme-immuno assay (EIA). Department of Human services-Victoria, 1996.
4
3.5.Penatalaksanaan Paska Paparan HIV
SUMBER (PASIEN)
PEGAWAI Tdk Ditest/
Positif HIV Negatif HIV
Tidak diketahui
HIV negatif 1. Setelah kejadian diketahui dari Tidak ada Jika pasien berisiko
pasien HIVpositif, pegawai pengobatan tinggi untuk HIV, maka
harus segera dikonsulkan harus dikonsulkan ke
kepada dokter spesialis dokter spesialis
penyakit dalam (Internis). penyakit dalam
2. Jika diperlukan dirujuk ke RS (Internis) .
yang menangani pasien HIV
3. Pengobatan pegawai
dimonitoring oleh tim P2K3
3.7.Konseling
Pathogen yang Rekomendasi konseling
ditularkan
1. Hep B dapat ditularkan melalui aktifitas sexual
2. Diskusikan sex yang aman dengan pasangan
HBV 3. Jangan melakukan donor darah, semen, organ atau tissue selama 6
bulan
4. Jangan menggunakan secara bersama-sama alalt cukur, sikat gigi,
ataupun jarum suntik
1. Penularan melalui sexual rendah (0,1%), tetapi sex yang aman harus
HCV didiskusikan dengan pasangan
2. Penularan dari ibu ke bayi jarang
5
3. Tidak ada prophylaksis untuk HCV
4. Jangan melakukan donor darah, semen, organ atau tissue selama 6
bulan
5. Jangan menggunakan secara bersama-sama alalt cukur, sikat gigi,
ataupun jarum suntik
1. Diskusikan sex yang aman dengan pasangan
2. Hindari kehamilan selama 6 bulan setelah terpapar
3. Jika sedang menyusui bayi harus dihentikan
HIV 4. Jangan melakukan donor darah, semen, organ atau tissue selama 6
bulan
5. Jangan menggunakan secara bersama-sama alat cukur, sikat gigi,
ataupun jarum suntik
IV. DOKUMENTASI
1. Setelah terpapar lapor ke IPCN/Supervisor, kemudian mengisi form paparan
2. Setiap bulan akan dilakukan pencatatan & pelaporan kejadian NSI & Terpapar
cairan tubuh
6
Lampiran 1
FORMULIR LAPORAN PAPARAN BENDA TAJAM
DAN TERPAPAR CAIRAN TUBUH
………………………………………………………………………………………………………………
HIV :………………………………………… Rujuk ke RSUD………………………….
FOLLOW UP
6 Bulan : HBSAg Hep. C HIV 1 Tahun : HBSAg Hep. C HIV
SARAN
IPCN
( ……………………….)
7
Lampiran 2
ALUR TERPAPAR CAIRAN TUBUH/TERTUSUK BENDA TAJAM
DENGAN SUMBER HIV
PETUGAS
Negatif
Positif
Follow up I : 2-3 bulan Hubungi Tim Medik
RSSA untuk
Negatif pengelolaan lebih
Follow up II: 2-3 bulan Positif lanjut
Negatif
Follow up s/d 1 tahun Positif
8
Lampiran 3