Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEPATUHANPERAWATAN

PADA PASIEN POST OPERASI KATARAK DI BALAI KESEHATAN MATA


MASYARAKAT SULAWESI UTARA

NOVITA MALORING
ADELIEDA KAAWOAN
FRANLY ONIBALA

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: novitamaloring@gmail.com

Abstract: Cataractis a conditionwhere there is acloudiness inthe lens


offibersormaterialsinside thelenscapsule. The successful treatment ofcataractis
notalsoseparatedfrom thepost operative treatment. Post operativetreatmentalsodetermine the
successofthe treatmentof cataracts, among others, knowledgeandattitudesand compliancein
the treatment ofpost-cataract surgery. The purpose ofthis study was toknow the correlation
betweenknowledgeandattitudesin the treatment compliance of patientspostcataract
surgeriesat the publicEye HealthCenter in North Sulawesi. The research are design with
observationalanalyticusing cross sectional approachstudy. Have implemented on 10-18
July2014, 63 of total sample.Thestatistic test chi square (x² )shows the correlation
betweenknowledgeandattitudesin the treatment compliance of patientspostcataract surgeryat
the publicEye HealthCenter in North Sulawesi. (ρ = 0,00< α = 0,05. With there correlation
between attitudesandpost operativecataracttreatmentcomplianceat the PublicEye
HealthCenter in North Sulawesi (ρ = 0,011 < α = 0,05). This study was expected tobe used
asa referencein thelibraryandinformationtoconductfurther researchrelated tothe cataract.
Keywords :Knowledge, attitudes, treatmentcompliance, patientspostcataract surgery.

Abstrak: Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan
lensa didalam kapsul lensa. Keberhasilan pengobatan katarak tidak luput juga dari perawatan
pasca operasi. Perawatan pasca operasi juga sangat menentukan keberhasilan dari pengobatan
katarak antara lain yaitu pengetahuan dan sikap serta kepatuhan dalam perawatan post
operasi katarak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
dalam perawatan pada pasien post operasi katarak di Balai Kesehatan Mata masyarakat
Sulawesi utara. Desain penelitian bersifat observasi analitik dengan pendekatan cross
sectional study.Telah di laksanakan pada 10-18 juli 2014,jumlah sampel 63 responden. Hasil
Uji statistik uji chi square (x²) menunjukan adanya hubungan pengetahuan dengan kepatuhan
perawatan post operasi katarak di Balai kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi Utara,(ρ = 0,00
< α = 0,05). Serta ada hubungan Sikap dengan kepatuhan perawatan post operasi katarak di
Balai kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi Utara (ρ = 0,011 < α = 0,05). Diharapkan dapat
dijadikan sebagai referensi dalam perpustakaan dan informasi dalam melakukan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan katarak.
Kata kunci : Pengetahuan, sikap, kepatuhan perawatan, pasien post operasi katarak.

1
PENDAHULUAN
Kebutaan dan gangguan penglihatan harapan hidup penduduk Indonesia pada
merupakan masalah kesehatan periode 2005-2010 (69,1 tahun) dibanding
masyarakat. Kebutaan karena katarak atau periode 2000-2005 (66,2 tahun).
kekeruhan lensa mata merupakan masalah Prevalensi kebutaan di Indonesia
kesehatan global yang harus segera mencapai 1,5 % dari jumlah penduduk di
diatasi, karena kebutaan dapat Indonesia menurut hasil survey pada
menyebabkan berkurangnya kualitas tahun 1996. Berdasarkan angka tersebut,
sumber daya manusia dan kehilangan katarak merupakan penyebab utama
produktifitas serta membutuhkan biaya kebutaan dengan presentase sebesar 0,78
yang cukup besar untuk pengobatanya. %. Walaupun katarak umumnya adalah
(Depkes, 2007). penyakit usia lanjut, namun 16 – 20 %
buta katarak telah dialami oleh penduduk
Katarak merupakan keadaan dimana Indonesia pada usia 40 – 54 tahun.
terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan (Depkes, 2008).Data nasional ada 10
lensa didalam kapsul lensa.Katarak adalah kabupaten/kota dengan prevalensi katarak
suatu keadaan patologik lensa dimana pada umur > 30 tahun tertinggi adalah
lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan provinsi Aceh Selatan (53,2 %), Boalemo
lensa atau denaturasi protein (47,6 %), Aceh Barat Daya (41,5 %),
lensa.Kekeruahan itu terjadi akibat Pidie (40,6 %), Jeneponto (40,0 %),
gangguan metabolisme tubuh normal Pasaman (39,2 %), Maluku Tenggara
lensa yang dapat timbul pada berbagai (38,5 %), Timor Tengah Utara (36,7 %),
usia tertentu (Ilyas, 2006). Kampar (35,6 %) dan Luwu Utara (35,5
%). (Riskesdas, 2007).
World Health Organization (2000),
menyatakan sekitar 38 juta orang Pengetahuan, dan sikap masyarakat
menderita kebutaan dan hampir 110 juta Indonesia terhadap kesehatan mata masih
orang menderita penurunan penglihatan. kurang dalam pencegahannya. Karena
Hal ini menunjukkan bahwa ada sekitar kurangnya akses informasi mengenai
150 juta orang menderita gangguan penyebab penyakit katarak dan cara
penglihatan.Tidak terdapat data mengenai pengobatannya. Keberhasilan pengobatan
insiden kebutaan yang tersedia dengan katarak tidak luput juga dari perawatan
baik. Meskipun demikian, diperkirakan pasca operasi. Perawatan pasca operasi
jumlah orang buta di seluruh dunia akan juga sangat menentukan keberhasilan dari
meningkat 1-2 juta orang per tahun. Pada pengobatan katarak antara lain yaitu
tahun 2006, WHO mengeluarkan estimasi pengetahuan dan sikap serta kepatuhan
global terbaru, yaitu 314 juta orang di dalam perawatan post operasi katarak.
dunia menderita gangguan penglihatan, 45 Berdasarkan data yang diperoleh oleh
juta dari mereka menderita kebutaan peneliti yang bersumber dari Balai
(Trithias 2011). Kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi
Utara para pasien yang melakukan operasi
Laporan Depkes RI (2008), berdasarkan
berjumlah 2017 pasien selama periode
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Januari-Desember 2013. Pasien yang
Nasional tahun 2007, proporsi low vision
sadar memelihara kesehatan mata
di Indonesia adalah sebesar 4,8% (Asia
sebesar 28 %. Dan peneliti melakukan
5% - 9%), kebutaan 0,9%, dan katarak
studi pendahuluan sebelum menetapkan
sebesar 1,8% (meningkat dari 1,2%
judul penelitian terhadap pengunjung
menurut SKRT 2001). Patut diduga bahwa
(pasien) Balai Kesehatan Mata
peningkatan jumlah kasus katarak ini
Masyarakat yang pada waktu itu hadir
berkaitan erat dengan peningkatan umur

2
sebanyak 27 orang yang akan
memeriksakan mata.

METODE PENELITIAN
HASIL
Peneletian ini bersifat observasional
1. ANALISA UNIVARIAT
analitik dengan desain penelitian cross
sectional study.Penelitian telah Tabel 1 Distribusi responden
dilaksanakan di Balai Kesehatan Mata berdasarkan umur pada pasien post
Masyarakat Sulawesi Utara.Peneltian ini operasi katarak di Balai Kesehatan
telah dilaksanakan pada tanggal 10-18 Juli Mata Masyarakat Sulawesi Utara
2014.Populasi yang digunakan adalah
pasien post operasi katarak di Balai Usia N %
Kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi
Utara.Teknik pengambilan sampel 40-50 Tahun 29 46, 0
mengunakan metode purposive sampling. 51-60 Tahun 14 22,2
Sampel pada penelitian ini adalah pasien 60-70 Tahun 10 15,9
yang melakukan perawatan post operasi >70 Tahun 10 15,9
katarak yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Jumlah sampel adalah 63
responden yang melakukan perawatan Total 63 100
post operasi katarak.
Instrumen yang digunakan dalam Tabel 2 Distribusi responden
penelitian ini yang telah diuji Validitas berdasarkan jenis kelamin pada pasien
dengan nilai alpha=0,856 dan Reliabilitas post operasi katarak di Balai Kesehatan
nilai alpha =0,433. Instrumen yang Mata Masyarakat Sulawesi Utara.
digunakan berjumlah 30 pertanyaan terdiri
dari 10 pernyataan pengetahuan, 10 Jeniskelamin n %
pertanyaan sikap, 10 pertanyaan Laki-laki 33 52,4
kepatuhan perawatan post operasi katarak. Perempuan 30 47,6
Total 63 100
Analisa Data dalam penelitian ini
menggunakan analisa Univariat dan Tabel 3Distribusi responden
Bivariat. Analisa univariat dilakukan berdasarkan Pendidikan pada pasien
untuk satu variable atau pervariabel.pada post operasi katarak di Balai
peneletian ini akan dilakukan pada semua Kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi
variable penelitian dengan menghitung utara
nilai tengah dan membuat distribusi Pendidikan n %
frekuensi berdasarkan kategori masing-
masing. Analisa Bivariat dilakukan untuk SD 7 11,1
menganalisa hubungan dua SMP 14 22,2
variabel.dengan uji chi square menguji SMA 23 36,5
apakah ada hubungan antara masing – perguruan tinggi 19 30,2
masing variabel bebas terhadapa variabel Total 63 100
terikat. Kriteria penilaian adalah bila
nilaip ≤ 0.05, dapat disimpulakan ada
hubungan antara variabel bebas dengan Tabel 4 Distribusi responden
variabel terikat, demikian pula sebaliknya berdasarkan Pekerjaan pada pasien
bila nilai p > 0.05, dapat disimpulkan post operasi katarak di Balai
tidak ada hubungan antar variabel. Kesehatan Mata Masyarakat.

3
Pekerjaan N % Baik 50 4 54
Kurang 5 4 9 10 0,011
Tidak bekerja 15 23,8 Total 55 8 63
Petani 14 22,2
PNS 17 27,0
PEMBAHASAN
Swasta 17 27,0
Total 63 100 A. Karekteristik Responden

Tabel 5 Distribusi responden Hasil penelitian menunjukkan usia 40-50


berdasarkan Pengetahuan pasien post tahun lebih banyak mengalami katarak.
operasi katarakdi Balai Kesehatan Hasil ini serupa dengan hasil penelitian
Mata Masyarakat. yang dilakukan sebelumnya oleh
Pengetahuan N % Pujiyanto (2014), bahwa katarak sering
Baik 54 85,7 ditemukan pada usia 40 tahun keatas
Kurang 9 14,3 dengan meningkatnya umur, maka
ukuran lensa akan bertambah dengan
Total 63 100
timbulnya serat-serat lensa yang baru.
Seiring bertambahnya usia, lensa
Tabel 6 Distribusi responden
berkurang kebeningannya, keadaan ini
berdasarkan sikap pasien post operasi
akan berkembang dengan bertambahnya
katarak di Balai Kesehatan Mata
berat katarak. Pada golongan umur 60
Masyarakat.
tahun hampir 2/3-nya mengalami katarak.
Sikap N %
Baik 54 85,7 Pada hasil penelitian jenis kelamin
Kurang 9 14,3 menunjukan laki-laki lebih banyak
Total 63 100 mengalami katarak. Adapun penelitian
yang dilakukan Soehardjo (2004)
Tabel 7 Distribusi responden mengatakan bahwa usia harapan hidup
berdasarkan kepatuhan pasien post lebih lama pada perempuan dibandingkan
operasi katarak di Balai Kesehatan laki-laki, ini di indikasikan sebagai faktor
Mata Masyarakat resiko katarak. Hal ini menunjukan
Kepatuhan N % bahwa laki- laki maupun perempuan akan
Baik 55 87,3 menderita katarak.
Kurang 8 12,7
Data mengenai pendidikan menunjukkan
Total 63 100 bahwa tingkat pendidikan SMA lebih
banyak mengalami katarak.Hasil
2. Analisa Bivariat penelitian yang dilakukan Pujiyanto
Tabel 8Menganalisa Hubungan (2004) mengatakan bahwa dari beberapa
Pengetahuan dengan Kepatuhan pengamatan survey yang diperoleh
perawatan pada pasien post operasi prevalensi katarak lebih tinggi pada
katarak di Balai Kesehatan Mata kelompok berpendidikan
Masyarakat Sulawesi Utara. rendah.Meskipun tidak ditemukan
Kepatuhan OR P
Pengetahuan
Baik Kurang
Total hubungan langsung antara tingkat
Baik 52 2 54 pendidikan dengan kejadian katarak
Kurang 3 6 9 52 0,00
Total 55 8 63
namun tingkat pendidikan dapat
Tabel 9 Menganalisa hubungan Sikap mempengaruhi status sosial ekonomi
dan kepatuhan perawatan pada pasien termasuk pekerjaan dan status gizi.
post operasi katarak di Balai Kesehatan Pekerjaan responden pada penelitian ini
Mata Masyarakat Sulawesi Utara menunjukan bahwa PNS (Pegawai Negeri
Kepatuhan
Sikap
Baik Kurang
Total ORP Sipil) dan Swasta lebih banyak mengalami

4
katarak. Hasil penelitian ini tidak sama memiliki sikap baik sebanyak 54 orang
dengan penelitian yang dilakukan oleh (85,7 %). Sikap adalah reaksi atau respon
Sinha (2009) yang mengatakan pekerjaan seseorang yang masih tertutup terhadap
dalam hal ini berhubungan dengan suatu stimulus. Menurut Azwar (2005)
paparan sinar ultraviolet langsung dimana Sikap seseorang terhadap suatu objek juga
sinar UV merupakan faktor resiko dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
terjadinya katarak. Sinar Ultraviolet yang lain yaitu pengalaman pribadi,
berasal dari sinar matahari akan diserap kebudayaan, orang lain yang dianggap
oleh protein lensa dan kemudian akan penting, media masa dan lembaga
menimbulkan reaksi fotokimia sehingga pendidikan atau agama. Pada penelitian
terbentuk radikal bebas atau spesies ini faktor yang mempengaruhi hal tersebut
oksigen yang bersifat sangat reaktif. antara lain kepercayaan pasien kepada
Reaksi tersebut akan mempengaruhi dokter yang mereka anggap lebih
struktur protein lensa, selanjutnya mengetahui mengenai penyakit dan
menyebabkan kekeruhan lensa yang pengelolaannya. Hal ini dapat dilihat dari
disebut katarak. mayoritas 63 responden yang menjalankan
pengobatan dalam perawatan post
Hasil penelitian tentang variabel operasi.
pengetahuan pasien post operasi katarak
menunjukan dari 63 responden, yang Sedangkan Hasil penelitian tentang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 54 kepatuhan menunjukan bahwa yang
orang.Menurut Notoatmodjo (2003) memiliki kepatuhan perawatan pada
pengetahuan adalah segala sesuatu yang pasien post operasi katarak dari 63
diketahui seseorang setelah melakukan responden sebanyak 55 orang. Menurut
pengideraan terhadap objek tertentu. Kingas (2000).kepatuhan didefinisikan
Meningkatnya pengetahuan dapat sebagai tanggung jawab perawatan diri
menimbulkan perubahan persepsi dan pasien, peran pasien dalam proses terapi,
kebiasaan seseorang karena dari dan kerja sama antara pasien dengan
pengalaman dan penelitian ternyata tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil
perilaku yang didasari oleh pengetahuan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa
akan lebih bertahan lama daripada yang mayoritas pasien post operasi katarak
tidak didasari oleh pengetahuan. telah patuh dalam menjalankan perawatan
post operasi katarak.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, ini menunjukkan B. Hubungan Pengetahuan dengan
bahwa sebagian besar responden sudah Kepatuhan Perawatan Pasien Post
mengerti dan memahami tentang Operasi Katarak
Pengetahuan post operasi dengan baik.
Pengetahuan akan pentingnya kesehatan Penelitian yang dilakukan dengan
mata dalam menjaga kesehatan mata baik responden 63 yang berada di Balai
yang belum mengalami penyakit katarak Kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi
ataupun yang sudah mengalami dan sudah Utara.berdasarkan hasil penelitian dari 63
melakukan kegiatan operasi katarak. Pada responden didapati dari hasil uji statistik
pasien katarak yang melakukan dengan mengunakan uji chi square (x²)
pengobatan dan perawatan di Balai diperoleh nilai nilai ρ = 0,00 < α = 0,05.
Kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi Artinya Ho ditolak. Dari data tersebut
Utara sudah mengetahui akan pentingnya menunjukan dimana ada hubungan yang
kesehatan mata. bermakna antara pengetahuan dengan
kepatuhan perawatan post operasi
Hasil peneltian tentang variabel sikap katarak.
menunjukan dari 63 responden yang

5
Hasil penelitian ini sejalan dengan benda berat selama sekitar satu bulan,
penelitian yang dilakukan oleh Parianto olaraga berat jangan dilakukan selama dua
(2011) bahwa terdapat hubungan bulan. Matanya dapat di balut selama
bermakna antar pengetahuan dengan beberapa hari pertama post operasi atau
kepatuhan perawatan post operasi jika nyaman, balutan dapat dibuang pada
katarak.Adapun pendapat Notoadmodjo hari pertama post operasi dan matanya
(2003) yang menyatakan bahwa perilaku dilindungi pakai kacamata atau dengan
baru terutama pada orang dewasa dimulai pelindung seharian. Kacamata sementara
pada dominan kognitif dalam arti subjek dapat digunakan beberapa hari setelah
tahu terlebih dahulu terhadap stimulus operasi, tetapi biasanya pasien dapat
yang berupa materi objek diluarnya melihat dengan baik melalui lensa
menimbulkan respon batin dalam bentuk intraokuler sambil mengantikan kacamata
sikap. Akhirnya rangsangan yakni objek permanen ( biasanya 6 – 8 minggu setelah
yang telah diketahui dan disadari operasi.
sepenuhnya tersebut akan menimbulkan
respon lebih jauh lagi yaitu berupa Dari hasil yang didapatkan menunjukan
tindakan terhadap stimulus atau objek. dari 63 responden terdapat 52 responden
Pengetahuan merupakan langkah awal pengetahuan dan kepatuhan baik,
dari seseorang untuk menentukan sikap sedangkan terdapat 2 responden dengan
dan perilakunya.Jadi tingkat pengetahuan pengetahuan baik dengan kategori
sangat berpengaruh terhadap penerimaan kepatuhan kurang. Pengetahuan yang baik
suatu program. tidak selalu diikuti dengan peningkatan
kepatuhannya.Menurut Green dalam
Berdasarkan penelitian ini bahwa Notoatmodjo (2003) faktor yang
pengetahuan merupakan salah satu faktor mempengaruhi kepatuhan meliputi faktor
yang mempengaruhi kepatuhan perawatan predisposisi (predisposing factor), faktor
post operasi katarak sehingga pemberian pemungkin (enabling factor), dan faktor
informasi yang mendalam tentang katarak pendorong / penguat (reinforcing factor).
sangat penting untuk dilakukan agar Faktor predisposisi (predisposing factor)
kepatuhan respon meningkat. meliputi sikap, kepercayaan, keyakinan,
sosial budaya, adat istiadat dan tradisi.
Kepatuhan adalah suatu perilaku dalam Faktor pemungkin (enabling factor)
menepati anjuran sesuatu terhadap meliputi jarak antara rumah dengan
kebiasaan sehari- harinya.Suatu kepatuhan fasilitas kesehatan, dan fasilitas kesehatan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, yang tersedia. Sedangkan faktor
dimana pendidikan merupakan suatu dasar pendorong / penguat (reinforcing factor)
utama dalam keberhasilan pencegahan meliputi sikap petugas kesehatan dan
atau pengobatan. Tujuan pendidikan yaitu perilaku petugas kesehatan. Pengetahuan
meningkatkan kepatuhan dalam perawatan pasien katarak dalam pelaksanan
post operasi katarak untuk meningkatkan perawatan post operasi katarak secara
status kesehatan khususnya yang tidak langsung akan berpengaruh terhadap
mengalami penyakit katarak. (Askandar, kepatuhan pasien katarak dalam
2002). pelaksanaan perawatan post operasi.
Kepatuhan pasien katarak dalam
Dalam perawatan post operasi katarak
perawatan post operasi secara tidak
digunakan teknik insisi kecil, maka
langsung dipengaruhi oleh hasil tahu
penyembuhan post operasi biasnya lebih
pasien katarak yang didapatkan dari
pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan
pendidikan, sumber informasi maupun
pada hari itu juga, tetapi dianjurkan
media massa. Dengan mendapatkan
bergerak dengan hati – hati dan
informasi yang tepat, didukung oleh
menghindari peregangan atau mengangkat
informasi yang disampaikan oleh tenaga
6
kesehatan mengenai pelaksanaan adalah realisasi dari sikap menjadi suatu
perawatan post operasi katarak serta perbuatan nyata.Dalam tindakan
tersedianya sarana dan prasarana dibutuhkan persepsi, respon, mekanisme,
kesehatan yang mampu mendukung adaptasi dan motivasi dari petugas
perilaku positif pasien katarak dalam kesehatan.Definisi motivasi adalah satu
pelaksanaan perawatan post operasi. variabel penyelang (yang ikut campur
tangan) yang digunakan untuk
Selanjutnya terdapat 3 responden dengan menimbulkan faktor-faktor tertentu
pengetahuan kurang pada kategori didalam organisme, yang membangkitkan,
kepatuhan post operasi baik. Hal ini mengelolah, mempertahankan dan
disebabkan adanya perbedaan pengalaman menyalurkan tingkah laku menuju satu
dan kesadaran sehingga anjuran untuk sarana (Chaplin, 2005).
patuh perawatan post operasi tidak
dilaksanakan dengan baik. Penerimaan Menurut Perkin (2002) Kepatuhan
perilaku baru yang didasari oleh merupakan keputusan yang diambil oleh
kesadaran akan bersifat langgeng sehingga klien setelah membandingkan resiko yang
meskipun mempunyai tingkat dirasakan jika tidak patuh dan keuntungan
pengetahuan baik namun kesadarannya dari peerawatan post operasi katarak serta
untuk patuh perawatan post operasi pencegahan katarak. Adapun dalam
kurang maka upaya pengobatan yang perawatan post operasi katarak Hal yang
dilakukan juga tidak akan maksimal. boleh dilakukan antara lain , Memakai dan
Sebaliknya 6 responden dengan meneteskan obat seperti yang dianjurkan,
pengetahuan kurang pada kategori Melakukan pekerjaan yang tidak
kepatuhan kurang.ini disebabkan tidak ada berat,Bila memakai sepatu jangan
kesadaran dari pasien terhadap anjuran membungkuk tetapi dengan mengangkat
dokter. (Notoadmodjo, 2003). kaki keatas,Yang tidak boleh dilakukan
antara lain, Jangan mengosok mata,
C. Hubungan sikap dengan Jangan membungkuk terlalu dalam,
kepatuhan perawatan post operasi Jangan menggendong yang berat, Jangan
katarak membaca berlebihan dari biasanya,Jangan
mengedan keras sewaktu buang air besar,
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Jangan berbaring kesisi mata yang baru
Balai Kesehatan Mata Masyarakat
dibedah (Vaugan, 2007).
Sulawesi Utara didapati dari 63
responden menunjukan hasil uji statistik Hasil penelitian ini menunjukan dari 63
dengan mengunakan uji chi square (x² ) responden terdapat 50 responden sikap
dimana hasil yang di peroleh nilai ρ = dan kepatuhan perawatan pasien post
0,011 < α = 0,05. Dari data tersebut operasi baik, sedangkan terdapat 5
terdapat hubungan antara sikap dengan responden dengan sikap kurang tetapi
kepatuhan perawatan post operasi memliki kepatuhan baik. Hal ini
katarak. menunjukan sikap baik sebagian besar
patuh perawatan post operasi katarak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan toeri
yang dikemukan oleh Notoatmodjo (2007) Selanjutnya 4 responden dengan sikap
baik dan memiliki kepatuhan kurang
dengan perkataan lain dapat dikatakan
bahwa sikap adalah tanggapan atau sedangkan 4 responden dengan sikap
kurang pada kategori kepatuhan
persepsi seseorang terhadap apa yang
diketahuinya. kurang.disebabkan oleh sikap yang tidak
baik cenderung tidak patuh terhadap
Menurut Notoadmodjo (2007) sikap perawatan post operasi katarak yang
terdiri dari kepercayaan, kehidupan dianjurkan oleh dokter. Respon yang
emosional, kecenderungan.Tindakan mendukung bahwa perawatan post operasi

7
katarak harus dilakukan untuk mencegah Kyngas. 2002. Review conceptual
komplikasi pada perawatan post operasi analysis of compliance. Journal of
katarak maka respon akan mematuhi Clinical Nursing, 9 :5 - 1 2 .
perawatan post operasi katarak dan
melaksanakan sesuai dengan yang Notoatmodjo, S. 2003. Kesehatan
anjurkan dokter. Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta:
Rineka Cipta.
KESIMPULAN
Perkin. 2002. Social Behaviors,
1.Pengetahuan pasien post operasi katarak
Enforcement, and Tax Compliance
di Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Dynamics. The Accounting
Sulawesi utara sebagian besar baik.
Review, 78, 1.
2.Sikap pasien post operasi katarak di
Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Pujiyanto Ismu T, 2004. Faktor – Faktor
Sulawesi utara sebagian besar baik
Yang Mempengaruhi Terhadap
3.Kepatuhan pasien post operasi katarak
Kejadian Katarak Senilis di Kota
di Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Semarang tahun 2001
Sulawesi utara menunjukan sebagian
(Tesis).Pasca Sarjana Departemen
besar baik.
Epidemiologi Universitas
4.Terdapat hubungan pengetahuan dengan
Diponegoro : Semarang
kepatuhan perawatan pasien post operasi
(http://repository.undip.ac.id/files/t
katarak di Balai kesehatan Mata
hesis diakses 13 April 2014)
Masyarakat Sulawesi Utara.
5.Terdapat hubungan Sikap dengan
Sinha R et al, Etiopathogenesis Of
kepatuhan perawatan pasien post operasi
Cataract: Journal Review. Indian
katarak di Balai kesehatan Mata
Journal Of Ophtalmology Vol. 57
Masyarakat Sulawesi Utara.
No. 3; May – June 2009. P 248-
249.
DAFTAR PUSTAKA
Trithias, A. 2012.Faktor – Faktor Yang
Azwar, A.2007.Pengantar Administrasi Berhubungan Dengan Katarak
Kebijakan Kesehatan. Jakarta : Degeneratif Di RSUD Budhi
Mutiara. Asih.Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia
Chaplin, J. P. 2005. Kamus Lengkap : Depok.
Psikologi. Penerjemah Kartin (http ://www.lontar.ui.id diakses (
Kartono.Cet 1. Jakarta : Raja 13 April 2014)
Grafindo Persada.
Vaugan G. D, 2007. Oftalmologi Umum.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Profil Edisi 14. Widya medika : Jakarta.
Kesehatan. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan


Hasil Riset Kesehatan Daerah.
Jakarta
Ilyas S. 2006. Ilmu Penyakit Mata.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

8
9

Anda mungkin juga menyukai