Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN MODUL MATA KULIAH PENILAIAN

PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BERORIENTASI HOTS

Poerwanti Hadi Pratiwi, Nur Hidayah, dan Aris Martiana


Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
email: ph_pratiwi@uny.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul mata kuliah Penilaian Pembelajaran
Sosiologi berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skills). Penelitian menggunakan metode Research
and Development (R&D) yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, and Semmel yang meliputi
tahap pendefinisian, tahap perancangan, dan tahap pengembangan. Data dikumpulkan dari penilaian dua
orang pakar melalui lembar validasi ahli dan respon dari 75 mahasiswa melalui angket respon mahasiswa.
Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul layak
digunakan sebagai bahan ajar dalam praktik penyusunan instrumen penilaian HOTS. Hal ini didasarkan
pada penilaian ahli materi sebesar 83,33 (sangat baik) dan hasil respon mahasiswa dengan rata-rata skor
sebesar 83,89 (sangat baik). Beberapa saran dari ahli meliputi aspek struktur modul, organisasi penulisan
materi, dan bahasa. Saran dari mahasiswa agar contoh-contoh soal HOTS lebih diperbanyak.

Kata Kunci: Penilaian, Sosiologi, Higher Order Thinking Skills (HOTS)

DEVELOPING HOTS MODULES FOR SOCIOLOGY LEARNING


ASSESSMENT COURSE

Abstract: This study develops HOTS (Higher Order Thinking Skills) modules for sociology learning
assessment course.It adopted Research and Development (R & D) design by Thiagarajan, Semmel, and
Semmel which comprised defining, designing, and developing. The data were collected from expert
validation sheets (2 experts) and questionnaires (75 students). Data were analyzed using descriptive
qualitative method. The results of this study indicated that themodule was feasible to be used as learning
materials in the practice class of composing HOTS assessment instrument. Expert validation was as
much as 83.33% (very good) andstudents’ responses reached83.89% (very good). Suggestions were given
by experts in relation to the module structure, the organization of material composition, and language.
Students suggested more examples of HOTS questions.

Keywords: Assessment, Sociology, Higher Order Thinking Skills (HOTS)

PENDAHULUAN ternatif bahan pembelajaran disamping buku teks


Peningkatan kualitas proses pembelajaran pelajaran yang kadang-kadang sulit diperoleh.
di perguruan tinggi dapat dilakukan dengan ber- Salah satu bentuk bahan ajar yang dapat
bagai strategi dan salah satu alternatif yang dikembangkan adalah modul. Modul merupakan
dapat ditempuh adalah pengembangan bahan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas se-
ajar. Pengembangan bahan ajar dilakukan oleh cara lengkap dan sistematis yang modul memuat
seorang dosen untuk memecahkan permasalahan seperangkat pengalaman belajar yang terencana
pembelajaran dengan memperhatikan sasaran atau dan didesain untuk membantu mahasiswa men-
mahasiswa dan juga menyesuaikan dengan kom- guasai tujuan pembelajaran (Daryanto, 2013).
petensi yang harus dicapai (Haryanto, 2016:108). Modul dapat dipelajari sendiri oleh siswa (self
Bahan ajar disusun dengan tujuan menyediakan instructional) dan ditulis untuk satu satuan kom-
bahan untuk pembelajaran yang sesuai dengan petensi mata pelajaran atau satu paket bahan ajar
tuntutan kurikulum yang berlaku dengan memper- (Akbar, 2013:33). Modul sebagai sebagai bahan
timbangkan kebutuhan mahasiswa yang meliputi ajar memiliki karateristik tertentu yang membe-
karakteristik dan lingkungan mahasiswa. Bahan dakannya dengan bahan ajar lain. Karakteristik
ajar dapat membantu mahasiswa memperoleh al- modul mencakup: 1) self contain, 2) bersandar

201
202

pada perbedaan individu, 3) adanya asosiasi, 4) mengenai penilaian/evaluasi pembelajaran baik


pemakaian bermacam-macam media, 5) partisi- yang berbentuk buku, modul, diktat, bahkan jurnal
pasi aktif siswa, 6) penguatan langsung, dan 7) penelitian yang memuat materi/ pokok bahasan
pengawasan strategi evaluasi (Wena, 2010:230). tentang instrumen penilaian keterampilan berpikir
Karakteristik modul sebagai bahan ajar yang tingkat tinggi masih sangat minim. Untuk mata
dipelajari secara mandiri oleh peserta didik di- pelajaran sosiologi khususnya, belum ada bahan
harapkan memiliki tampilan yang menarik dan ajar yang memuat materi tersebut. Padahal pada
menggunakan bahasa yang sederhana (Pratiwi, saat mahasiswa praktik di sekolah mitra nantinya
2015:122). Modul disajikan dengan menggunakan dituntut mampu menyusun instrumen penilaian
bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
ilustrasi (Majid, 2008:176). Sebuah modul akan Instrumen penilaian atau soal-soal HOTS
bermakna jika peserta didik dapat dengan mudah adalah soal-soal yang menuntut keterampilan
menggunakannya. berpikir tingkat tinggi. Dalam membentuk kuali-
Penggunaan modul di dalam kegiatan bela- tas siswa yang lebih baik, soal-soal semacam ini
jar mengajar tidak hanya memandang aktivitas memang harus dikembangkan oleh guru dengan
guru semata, melainkan juga melibatkan siswa baik dan diterapkan di kelas yang diampunya.
secara aktif dalam belajar. Dengan mengguna- HOTS atau keterampilan berpikir tingkat tinggi
kan modul juga menciptakan proses belajar yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu pemeca-
mandiri (Sukiminiandari, Budi, & Supriyati, han masalah, membuat keputusan, berfikir
2015:2). Dalam pembelajaran menggunakan kritis, dan berfikir kreatif (Nitko & Brookhart.
modul, siswa belajar secara individual dalam arti 2011:223–225).
mereka dapat menyesuaikan kecepatan belajarnya Saat ini kajian tentang tentang HOTS se-
dengan kemampuan masing-masing. Siswa yang makin banyak dilakukan sesuai dengan bidang
kemampuan belajarnya cepat akan menyelesaikan keahlian atau mata pelajaran tertentu (Budiman
pembelajarannya lebih dahulu dari temannya & Jailani, 2014; Winarno, Sunarno & Sarwanto,
tanpa adanya hambatan dari teman-temannya 2015; Yuniar, Rakhmat & Saepulrohman, 2015).
yang lebih lamban. Riset-riset fundamental di bidang HOTS berusaha
Berdasarkan refleksi akhir semester yang untuk mendefinisikan HOTS, menetapkan kriteria
telah dilakukan tim dosen pengampu bahwa HOTS berdasarkan level pendidikan siswa, kon-
dalam pelaksanaan pembelajaran mata kuliah sepsi HOTS, dan pemetaan pola berpikir manusia
Penilaian Pembelajaran Sosiologi di Program yang diduga dipengaruhi oleh faktor budaya,
Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial keyakinan, agama, dan pola berpikir. Sementara
Universitas Negeri Yogyakarta ditemukan bebe- riset pengembangan HOTS difokuskan pada tiga
rapa permasalahan. Permasalahan tersebut antara aspek, yaitu: teaching strategy (meliputi metode,
lain: materi pembelajaran belum secara optimal model, lesson design), teaching material support-
mengkaji berbagai persoalan dalampenilaian ing (media, modul), dan asesmen. Riset terapan
pembelajaran di SMA dan belum tersedia modul berkonsentrasi pada menerapkan metode, model
yang secara spesifik mengulas tentang penilai- dan asesmen yang sudah fix (Ramli, 2015).
an keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS/ Berdasarkan pertimbangan di atas, peneli-
Higher Order Thinking Skills) yang menjadi tian ini dilakukan dengan tujuan agar diperoleh
tuntutan Kurikulum 2013 di SMA. modul yang dapat dijadikan panduan/rujukan bagi
Pada pembelajaran sosiologi di SMA yang mahasiswa dalam menyusun instrumen penilaian
menggunakan pendekatan scientific, instrumen HOTS.
penilaian harus dapat menilai keterampilan ber-
pikir tingkat tinggi (HOTS) menguji proses ana- METODE
lisis, sintesis, evaluasi bahkan sampai kreatif. Penelitian ini menggunakan model Re-
Untuk menguji keterampilan berpikir peserta search and Development (R&D), yang dikem-
didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar sosio- bangkan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel
logi dirancang sedemikian rupa sehingga peserta (1974:5–9) terdiri atas empat tahap yang dikenal
didik menjawab soal melalui proses berpikir yang dengan model 4-D (four D Model). Pada peneli-
sesuai dengan kata kerja operasional dalam tak- tian ini model 4-D tersebut dimodifikasi menjadi
sonomi Bloom (Kemdikbud, 2014:87). Bahan ajar 3-D, yaitu tahap pendefinisian (define), tahap

Pengembangan Modul Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran Sosiologi Berorientasi HOTS


203

perancangan (design), dan tahap pengembangan kelayakan modul yang telah dibuat. Kriteria
(develop). Tahapan dalam penelitian ini secara penilaian instrumen menggunakan kriteria yang
singkat dapat dilihat pada Gambar 1. dikemukakan Widoyoko (2012:110) sebagai
Penelitian ini melibatkan subyek penelitian berikut.
untuk uji coba terbatas, yaitu mahasiswa Prodi
Pendidikan Sosiologi FIS UNY semester 5 kelas A Tabel 1. Kriteria Skala Penilaian
dan B. Instrumen penelitian menggunakan lembar
validasi ahli dan angket respon mahasiswa.
Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis deskriptif kuantitatif sederhana,
yaitu memaparkan hasil pengembangan produk
berupa modul untuk praktik penyusunan instru-
men penilaian HOTS. Data yang diperoleh mela-
lui angket dari ahli materi dan respon mahasiswa
Adapun tahap-tahap alur kerja penelitian
yang berupa data kuantitatif diubah menjadi data
yang terdiri atas tiga tahap ditunjukkan pada
kualitatif. Berdasarkan hasil penilaian validator
Gambar 1.
dan angket respon mahasiswa dapat diketahui

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Cakrawala Pendidikan, Juni 2017, Th. XXXVI, No. 2


204

HASIL DAN PEMBAHASAN Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini


Hasil terdiri dari 2 bagian dengan rincian sebagai beri-
Pengembangan Modul Mata Kuliah Penilai- kut: (1) Bagian Pertama: Konsep HOTS. Terdiri
an Pembelajaran Sosiologi berorientasi HOTS dari Kegiatan Belajar 1. Pengertian HOTS dan
(Higher Order Thinking Skills)ini telah melalui Kegiatan Belajar 2. Karakteristik Soal HOTS.(2)
tahapan 3-D yaitu: 1) pendefinisian (define), 2) Bagian Kedua: Prosedur Penyusunan Soal HOTS.
perancangan (design), dan 3) pengembangan Terdiri dari Kegiatan Belajar 1. Penyusunan Soal
(develop). Berdasarkan hasil penelitian yang telah HOTS.
dilakukan, penjelasan dari tahapan tersebut adalah Langkah ketiga, yaitu pemilihan format
sebagai berikut. penyajian; yang bertujuan agar menghasilkan
modul pembelajaran yang baik, menarik dan
Tahap Pendefinisian mudah diterapkan. Adapun penulisan naskah ini
Pada tahap ini diperoleh informasi berkaitan mengacu pada kajian pustaka pembuatan modul
dengan kegiatan pembelajaran yang berbentuk seperti kriteria modul yang baik, komponen-
praktikum. Dalam hal ini peneliti menemukan komponen wajib, aspek-aspek kelayakan, dan
salah satu permasalahan yang ada, yaitu belum sebagainya. Pemilihan format sajian modul me-
tersedianya modul yang dapat menuntun dan ngacu pada Buku 1 AA (Applied Approach) yang
membantu mahasiswa dalam praktik menyusun diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Kurikulum,
instrumen penilaian yang berorientasi HOTS Aktivitas Instruksional dan Sumber Belajar di
(Higher Order Thinking Skills). Berdasarkan bawah Lembaga Pengembangan dan Penjaminan
permasalahan tersebut maka perlu dikembangkan Mutu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
modul sebagai bahan ajar praktik mahasiswa (P2KIS LPPMP UNY) tahun 2016.
dalam menyusun instrumen penilaian yang berori- Langkah keempat, yaitu penulisan naskah
entasi HOTS. Adapun wujud dari modul tersebut modul. Modul disusun dengan bantuan aplikasi
adalah media cetak supaya memudahkan setiap Microsoft Word 2010 dan CorelDraw X4. Penu-
mahasiswa untuk dapat memilikinya. lisan modul terbagi menjadi 3 tahap, yaitu: 1)
Dalam hal ini peneliti mengembangkan Penulisan konten isi modul yang terdiri dari
modul yang berisi materi untuk membimbing judul modul, kegiatan belajar yang berisi uraian
mahasiswa melaksanakan praktik penyusunan materi, rangkuman, dan latihan, 2) Penulisan
instrumen penilaian HOTS. Hal ini diperlukan halaman pendahuluan yang memuat sampul, kata
karena penilaian HOTS merupakan karakteris- pengantar, dan daftar isi, 3) Penyuntingan, setelah
tik utama penilaian dalam Kurikulum 2013 di draft modul selesai ditulis kemudian didiskusikan
persekolahan. dengan anggota tim peneliti untuk mendapatkan
saran dan masukan sebagai bahan perbaikan.
Tahap Perancangan
Perancangan modul pembelajaran harus Tahap Pengembangan
memperhatikan aspek-aspek kelayakan supaya Tahap pengembangan ini merupakan taha-
bisa diterapkan di lapangan. Pada tahap peran- pan yang bertujuan untuk menghasilkan produk
cangan ini terdapat empat langkah yang dilaku- akhir setelah melalui proses validasi, revisi, dan
kan, langkah pertama adalah penyusunan peta ujicoba terbatas di lapangan.
kebutuhan modul pembelajaran dengan mengacu Dalam tahap pengembangan ini, modul
pada capaian pembelajaran (learning outcome) divalidasi oleh ahli materi dari kalangan akade-
mata kuliah Penilaian Pembelajaran Sosiologi- misi/dosen dan dari kalangan praktisi/guru. Ber-
yang ada pada Kurikulum KKNI (Kerangka dasarkan hasil penilaian dan komentar/saran yang
Kualifikasi Nasional Indonesia). Dalam langkah diberikan dari lembar validasi ahli, selanjutnya
ini dapat menentukan jumlah kegiatan belajar modul direvisi untuk kemudian diujicobakan ter-
yang akan dibuat. batas kepada mahasiswa sebagai pengguna untuk
Langkah kedua, yaitu perumusan butir- mendapatkan masukan secara langsung.
butir materi yang bertujuan untuk menentukan
judul kegiatan belajar yang sesuai dengan Sub Hasil Validasi Ahli
Capaian Pembelajaran atau Sub Kompetensi Validasi materi bertujuan untuk mendapat-
pada RPS (Rencana Pembelajaran Semester) kan masukan dari ahli materi supaya bisa diguna-
mata kuliah Penilaian Pembelajaran Sosiologi. kan sebagai bahan perbaikan sehingga validitas

Pengembangan Modul Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran Sosiologi Berorientasi HOTS


205

Gambar 2. Tampilan Sampul dan Isi Modul

Tabel 2. Data Penilaian Ahli Materi dari Setiap Aspek

produk yang dihasilkan dapat mencapai standar. menggunakan modul sebagai bahan ajar sebagai
Penilaian oleh ahli materi meliputi aspek struktur berikut. (1) Jika nilai tes akhir Anda masih kurang
modul, organisasi penulisan materi, dan bahasa. dari ketuntasan janganlah berkecil hati, cobalah
Kelayakan modul dapat diketahui dari pelajari modul ini sekali lagi. (2) Usahakan un-
validasi Dosen dan Guru sebagai berikut: Modul tuk tidak melihat kunci jawaban sebelum selesai
dapat dikatakan layak digunakan jika prosentase mengerjakan soal latihan. (3) Tanyalah kepada
kelayakan pada aspek struktur modul, organisasi dosen jika ada hal-hal yang belum jelas dalam
penulisan materi, dan bahasa mencapai ≥ 61% modul
(Widoyoko, 2012:111). Adapun data dari hasil
penilaian ahli materi dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil Respon Mahasiswa
Berdasarkan penilaian ahli materi seperti Setelah melewati validasi oleh ahli materi
terlihat pada Tabel 2 terlihat bahwa modul yang dan dinyatakan layak digunakan sebagai bahan
dikembangkan dalam penelitian ini baik untuk pembelajaran, kemudian modul diujicobakan
tiap aspeknya sehingga dapat dikatakan layak pada mahasiswa untuk mendapatkan respon pe-
untuk diteruskan pada tahapan ujicoba terbatas. nilaian dari mahasiswa. Untuk memperoleh hasil
Adapun saran dari ahli materi sebagai respon mahasiswa, mahasiswa diharuskan untuk
bahan perbaikan, yaitu pada bagian pendahuluan mengisi lembar angket respon mahasiswa yang
modul ditambahkan beberapa informasi seba- diberikan pada saat mahasiswa sudah memperoleh
gai bahan untuk memotivasi mahasiswa dalam pengetahuan dan pembelajaran menggunakan

Cakrawala Pendidikan, Juni 2017, Th. XXXVI, No. 2


206

modul. Setelah semua mahasiswa mengisi lembar Ahli materi memberikan penilaian terhadap
angket respon, kemudian angket respon maha- empat aspek, yaitu struktur modul, organisasi
siswa dihitung dan dianalisis. penulisan materi, dan bahasa. Berdasarkan data
Subjek uji coba yaitu mahasiswa Prodi yang diperoleh dari angket, kelayakan modul
Pendidikan Sosiologi FIS UNY semester 5 tahun mencapai prosentase skor rata-rata 86,11 dan
ajaran 2016/2017 yang berjumlah 75 mahasiswa, 80,56 yang artinya sangat layak digunakan dalam
terdiri atas 37 mahasiswa kelas A dan 38 maha- pembelajaran. Walaupun demikian tetap dilaku-
siswa kelas B. Aspek yang dinilai dari modul ada- kan revisi sesuai dengan saran dan masukan ahli
lah penyajian materi, kebahasaan, dan manfaat. materi.Selain penilaian dari sudut pandang ahli,
Berdasarkan penilaian dari angket respon dilakukan pula uji coba terbatas di lapangan de-
mahasiswa tampak bahwa modul yang dikem- ngan subyeknya adalah mahasiswa sebagai calon
bangkan dalam penelitian ini dinilai dengan kate- pengguna.
gori sangat baik untuk tiap aspeknya sehingga
dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai
bahan ajar. Saran dan masukan dari mahasiswa
sebagai pengguna yang telah terangkum yaitu: 1)
penjelasan tentang konsep HOTS (Higher Order
Thinking Skills) agak sulit dipahami, terutama
untuk kategori C4, C5, dan C6; 2) untuk menyu-
sun soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)
memang diperlukan modul karena HOTS merupa-
kan konsep yang sulit dipahami; dan 3) desain isi
(layout) modul kurang bagus dan kurang menarik.
Gambar 1. Grafik Hasil Validasi Ahli
Adapun respon mahasiswa yang dimaksud secara
lengkap ditunjukkan pada Tabel 3 dan 4.
Berdasarkan uji coba terbatas terhadap 75
responden mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi
Pembahasan
FIS UNY semester 5 tahun ajaran 2016/2017 telah
Penelitian ini bertujuan untuk mengem-
diperoleh prosentase rata-rata skor kelayakan
bangkan modul penilaian pembelajaran sosiologi
yaitu 83,89 yang berarti modul tersebut sangat
berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skills)
layak digunakan sebagai bahan ajar praktik
dan menguji kelayakannya jika diterapkan seba-
penyusunan instrumen penilaian HOTS. Dari
gai bahan ajar. Metode pengembangan modul ini
penilaian kedua sudut pandang tersebut maka
mengadopsi cara pengembangan dengan meng-
dapat disimpulkan modul penilaian pembelajaran
gunakan model 3-Dsehingga dapat menghasilkan
sosiologi berorientasi HOTS layak digunakan
produk yang diakui kelayakannya. Kelayakan
sebagai bahan ajar praktik untuk mahasiswa
suatu bahan ajar, dalam hal ini adalah modul
Prodi Pendidikan Sosiologi FIS UNY semester
penilaian pembelajaran sosiologi berorientasi
5 tahun ajaran 2016/2017, dan diharapkan dapat
HOTS harus memenuhi aspek-aspek kelayakan
mempermudah kinerja pengajar (dosen) dalam
dari sudut pandang ahli materi dan mahasiswa
mendampingi praktikum mahasiswa dan juga
sebagai pengguna.
diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk
belajar lebih mandiri.

Tabel 3. Data Respon Mahasiswa dari Setiap Aspek

Tabel 4. Data Respon Mahasiswa secara Keseluruhan

Pengembangan Modul Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran Sosiologi Berorientasi HOTS


207

Dalam kaitannya dengan tema penilaian


HOTS yang menjadi content (materi/isi) modul
dalam penelitian ini, menurut mahasiswa HOTS
merupakan konsep yang sulit dipahami sehingga
diperlukan modul untuk membantu mereka me-
mahami konsep HOTS dan selanjutnya memandu
mereka dalam menyusun soal HOTS. Seperti
dikemukakan oleh Brookhart (2010: 5) bahwa ke-
Gambar 2. Grafik Hasil Respon Mahasiswa mampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah
(1) berpikir tingkat tinggi berada pada bagian atas
Hasil penelitian ini selaras dengan peneli- taksonomi kognitif Bloom, (2) tujuan pengajaran
tian yang dilakukan oleh Sukiminiandari, Budi, di balik taksonomi kognitif yang dapat membekali
dan Supriyati (2015) bahwa modul dirancang peserta didik untuk melakukan transfer pengeta-
sebagai bahan ajar penunjang dan alternatif huan, (3) mampu berpikir artinya peserta didik
untuk pembelajaran berbasis saintifik dalam mampu menerapkan pengetahuan dan keteram-
pembelajaran Fisika. Selain itu disebutkan juga pilan yang mereka kembangkan selama belajar
bahwa latar belakang dilakukan penelitian tentang pada konteks yang baru. Agar mahasiswa da-
pengembangan modul didasari karena guru belum pat menyusun instrumen penilaian (soal) HOTS,
menggunakan bahan ajar berupa modul dan ba- modul merupakan salah satu alternatif bahan
han ajar yang digunakan membeli dari penerbit. ajar yang dapat dikembangkan karena memang
Mereka menyatakan bahan ajar yang ada sekarang buku-buku (khususnya penilaian pembelajaran
belum memenuhi kebutuhan pembelajaran Fisika sosiologi) tidak tersedia di toko-toko buku.
yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Pentingnya Penelitian tentang analisis kebutuhan untuk
modul sebagai bahan ajar yang sesuai dengan ke- menyiapkan perangkat penilaian yang berorien-
butuhan kurikulum dan karakteristik peserta didik tasi HOTS dilakukan oleh Malik, Ertikanto, dan
juga dikemukakan oleh Widyaningrum, Sarwanto, Suyatna (2015). Alasan penelitian tersebut dilaku-
dan Karyanto (2013) melalui temuan penelitian kan karena guru membutuhkan suatu instrumen
yang mereka lakukan.Kesimpulan dari penelitian asesmen yang dapat mengukur kompetensi yang
tersebut bahwa modul dapat dijadikan sebagai diharapkan oleh Kurikulum 2013, yaitu asesmen
salah satu rujukan dalam mengembangkan bahan penilaian level HOTS. Sebanyak 100% guru
ajar. Namun, diperlukan keterampilan dalam belum pernah menggunakan perangkat HOTS as-
membuat modul, serta validasi dari ahli-ahli yang sessment yang mengacu pada scientific approach
kompeten agar dihasilkan modul yang baik. dengan metodeInkuiri dalam penilaian. Sebanyak
Berdasarkan hasil penelitian ini, didapat- 100% guru mengalami kesulitan dalam membuat
kan skor 83,33% dari penilaian ahli/pakar. Arti- perangkat HOTS assessment.
nya, bahwa modul yang dihasilkan secara subs- Berdasarkan analisis kurikulum yang di-
tansi/materi sudah layak untuk digunakan dalam lakukan pada tahap awal penelitian ini (tahap
proses pembelajaran. Hal ini juga didukung oleh pendefinisian) disebutkan bahwa kurikulum
hasil respon mahasiswa sebesar 83, 89%. Modul KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)
yang dihasilkan dalam penelitian ini tentunya yang saat ini digunakan di Prodi Pendidikan So-
juga didukung oleh metode pembelajaran yang siologi FIS UNY berbasis pada learning outcome
tepat agar modul (bahan ajar) dapat digunakan atau capaian pembelajaran yang harus dikuasai
mahasiswa secara efektif dan benar. Selama mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah ter-
penelitian berlangsung, modul digunakan oleh tentu. Untuk itulah maka mahasiswa calon guru
mahasiswa sebagai panduan dalam kegiatan yang nantinya akan melaksanakan PPL (Praktik
praktikum/ workshop penyusunan kisi-kisi soal Pengalaman Lapangan) di sekolah-sekolah mitra
dan penyusunan butir soal berorientasi HOTS. Hal memiliki keharusan/kewajiban untuk menguasai
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan keterampilan dalam menyusun instrumen soal
oleh Fadillah dan Jamilah (2016: 112) bahwa HOTS. Jika Malik, Ertikanto, dan Suyatna (2015)
penggunaan bahan ajar hendaknya dipadukan melakukan analisis kebutuhan penilaian HOTS
dengan penggunaan model pembelajaran agar terhadap guru-guru yang sudah lama mengajar
bahan ajar yang dikembangkan dapat digunakan di sekolah-sekolah, maka penelitian juga didasari
secara maksimal.
Cakrawala Pendidikan, Juni 2017, Th. XXXVI, No. 2
208

oleh analisis kebutuhan yang diperlukan oleh konsep dan karakteristik HOTS. Beberapa hal
mahasiswa calon guru sebagai bekal persiapan yang perlu dilakukan agar memperoleh hasil yang
sebelum PPL. maksimal pada saat mahasiswa menggunakan
Mahasiswa yang akan melakukan PPL modul HOTS diantaranya merancang modul
tentunya harus dipersiapkan sesuai dengan tun- sesuai struktur atau organisasi penulisan materi,
tutan kebutuhan di lapangan (sekolah mitra). menggunakan bahasa yang mudah dipahami, serta
Pentingnya penyiapan mahasiswa yang akan memberikan contoh-contoh soal yang bervariasi
melaksanakan kegiatan PPL juga dikemukakan sesuai dengan konsep HOTS agar mahasiswa
oleh Hadiprayitno, dkk (2016: 297) bahwa hasil dapat melaksanakan pembelajaran mandiri baik
analisis kompetensi profesional mahasiswa PPL secara individual maupun berkelompok dengan
pada lima aspek, yaitu mampu mengaitkan antara efektif dan efisien.
konsep yang diajarkan dengan lingkungan kehidu-
pan nyata, menyampaikan materi dengan mudah UCAPAN TERIMAKASIH
dipahami siswa, menerapkan metode saintifik Ucapan terima kasih disampaikan kepada
sesuai materi pelajaran, menyampaikan materi Pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
dengan menarik dan menyenangkan, dan pemi- kepada Masyarakat (LPPM) UNY dan seluruh
lihan bahasa yang baik dan mudah dimengerti jajarannya yang telah memfasilitasi penelitian,
siswa. mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi FIS UNY
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yang telah menjadi responden penelitian, sejawat
memberikan gambaran bahwa kompetensi peda- sahabat berdiskusi di Prodi Pendidikan Sosiologi
gogi mahasiswa PPL dalam hal merancang instru- FIS UNY, dan pihak-pihak lain membantu yang
men penilaian pembelajaran perlu dipertahankan penelitian ini baik secara langsung maupun tidak
dan ditingkatkan, karena secara tidak langsung langsung. Mudahan-mudahan semua itu sekaligus
berperan dalam peningkatan mutu lulusan LPTK. juga bernilai ibadah. Amin.
Dosen sebagai pengajar, pembimbing, dan fasili-
tator harus terus berinovasi dalam menyiapkan DAFTAR PUSTAKA
bahan ajar yang tentunya sangat dibutuhkan oleh Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pem-
para mahasiswa. belajaran. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pem- Brookhart, S. M. 2010. How to Assess Higher
bahasan, diperoleh simpulan sebagai berikut: Order Thinking Skills in Your Classroom.
1) penilaian ahli materi yang mencakup aspek Alexandria: ASCD.
struktur modul, organisasi penulisan materi, dan
bahasa, mencapai prosentase skor rata-rata 86,11 Budiman, Agus dan Jailani. 2014. “Pengembangan
dan 80,56. 2) hasil uji coba terbatas di lapangan Instrumen Asesmen Higher Order Think-
terhadap 75 responden mahasiswa Prodi Pen- ing Skill (HOTS) pada Mata Pelajaran
didikan Sosiologi FIS UNY semester 5 diper- Matematika MP Kelas VIII Semester 1” da-
oleh persentase rata-rata skor kelayakan yaitu lam Jurnal Riset Pendidikan Matematika.I
83,89. Berdasarkan dua simpulan tersebut dapat (2).Hal. 139 – 151.
diketahui bahwa modul layak digunakan sebagai
bahan ajar dalam praktik penyusunan instrumen Daryanto.2013. Menyusun Modul Bahan Ajar
penilaian HOTS dalam mata kuliah Penilaian Untuk Persiapan Guru dalam Mengajar.
Pembelajaran Sosiologi. Yogyakarta: Gava Media.
Hasil penelitian ini menambah bukti em-
piris bahwa modul sebagai bahan ajar diperlukan Fadillah, Syarifah dan Jamillah. 2016. “Pengem-
oleh mahasiswa sebagai panduan atau petunjuk bangan Bahan Ajar Struktur Aljabar untuk
dalam kegiatan praktikum. Selain itu, diperoleh Meningkatkan Kemampuan Pembuktian
bukti empiris bahwa untuk dapat menyusun atau Matematis Mahasiswa”. dalam Jurnal-
mengkonstruksi soal-soal HOTS dengan tepat se- Cakrawala Pendidikan. XXXV (1).Hal.
suai dengan karakteristik mata pelajaran tertentu 106 – 113.
diperlukan pemahaman terlebih dahulu tentang

Pengembangan Modul Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran Sosiologi Berorientasi HOTS


209

Hadiprayitno, dkk. 2016. “Kompetensi Profesio- Sukiminiandari, Y.P., Budi, A.S., & Supriyati, Y.
nal dan Pedagogi Mahasiswa dalam Pelak- 2015. “Pengembangan Modul Pembelaja-
sanaan Program Pengalaman Lapangan” ran Fisika dengan Pendekatan Saintifik”.
dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-
XXXV. (2). Hal. 292 – 300. Journal) SNF 2015 dari http://snf-unj.ac.id/
kumpulan-prosiding/snf2015/.Diunduh 18
Haryanto. 2016. “Pengembangan Bahan Ajar Februari 2016.
Cetak” dalam Applied Approach (AA)
Buku 1. Yogyakarta: UNY Press. Hal. Thiagarajan, S., Semmel, D.S, Semmel M.I. 1974.
105 – 133. Instructional Development for Training
Teacher of Exceptional Children: A Source-
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran book. Minnepolis: Indiana University. Di-
(Mengembangkan Standar Kompetensi unduh dari: http://files.eric.ed.gov/fulltext/
Guru). Bandung: PT Remaja Rosda ED162461.pdf. Diunduh 17 Mei 2016.
Karya.
Wena, Made. 2010. Strategi Pembelajaran
Malik, Ertikanto, Suyatna. 2015. Deskripsi Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan
Kebutuhan HOTS Assessment pada Pem- Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi
belajaran Fisika dengan Metode Inkuiri Aksara.
Terbimbing. Prosiding Seminar Nasional
Fisika (E-Journal) SNF.Vol. IV, Oktober Widoyoko, E, P. 2012. Evaluasi Program Pembe-
2015.Diunduh dari: http://snf-unj.ac.id/ lajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kumpulan-prosiding/snf2015/. Diunduh
18 Februari 2016. Widyaningrum, Sarwanto, Karyanto. 2013.
Pengembangan Modul Berorientasi POE
Nitko, A. J. and Brookhart, S. M. 2011. Edu- (Predict, Observe, Explain) Berwawasan
cational Assessment of Students. Boston: Lingkungan pada Materi Pencemaran un-
Pearson Education, Inc. tuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
BIOEDUKASI.VI (1) Hal. 100- 117.
Kemdikbud.2014. Modul Pelatihan Guru: Imple-
mentasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Winarno, Sunarno & Sarwanto. 2015. “Pengem-
Sosiologi SMA/ SMK Tahun 2014/ 2015. bangan Modul IPA Terpadu Berbasis
Jakarta: P4-BPSDM-PKPMP. High Order Thinking Skill (HOTS) Pada
Tema Energi”. Jurnal Inkuiri. IV (1). Hal
Pratiwi, P.H. Perencanaan Pembelajaran Sosio- 82-91.
logi. Yogyakarta: UNY Press.
Yuniar, Maharani., Rakhmat, Cece. & Saepul-
Ramli, Murni. 2015. “Pengembangan Model dan rohman, Asep. 2015. Analisis HOTS (High
Perangkat Pembelajaran untuk Meningkat- Order Thinking Skills) pada Soal Objektif
kan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi”. Tes dalam Mata Pelajaran Ilmu Penge-
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan tahuan Sosial (IPS) Kelas V SD Negeri
Sains (SNPS) V. Surakarta: UNS. 7 Ciamis. Diunduh dari: http://ejournal.
upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/
viewFile/5845/3961

Cakrawala Pendidikan, Juni 2017, Th. XXXVI, No. 2

Anda mungkin juga menyukai