Anda di halaman 1dari 19

Bab IV

Morfologi Pantai dan Transportasi Sedimen

4.1. Daerah Perairan Pantai

Gambar (4.1) Perairan pantai.

Clossure Depth hc
Closure depth adalah kedalaman batas dimana mulai terjadi transportasi sedimen.
Dapat dikatakan breakerline terletak pada kedalaman hc . Terdapat 3 buah
persamaan untuk melakukan perhitungan closure depth, yaitu :

a. Metoda Hallermeier I
Didefinisikan tinggi gelomabng efektif yaitu H e yaitu tinggi gelombang yang
terlampui sebanyak 0.14 % dalam setahun. Closure depth hc adalah

 H2 
hc  2.28H e  68.5 e2  .............................(4.1)
 gTe 

Te perioda gelombng untuk tinggi gelombang H e yang dapat dihitung dengan

persamaan Wiegel ataupun persamaan Pierson-Moskowitz, dan g adalah


percepatan gravitasi.

b. Metoda Hallermeier II
Tinggi gelombang efektif H e

Bab V - 1
H e  H  5.6 H ................................(4.2)
Closure depth

hc  2.0H  11.5 H ................................(4.3)

c. Metoda Birkermeier
Tinggi gelombang efektif H e  H  5.6 H
Closure depth
hc  1.57 H e ..............................(4.4)

Dari ke 3 metoda tersebut dipilih hc terbesar.

4.2. Profil Batimetri Pantai


Profil batimetri pantai, mulai dari kedalaman 0 sampai kedalaman hc dimyatakan
oleh persamaan Dean, yaitu
h  Ay n
Dimana
h  kedalaman
y  jarak dari garis pantai ke arah laut
A  koefisien dari Dean, yang ditentukan berdasarkan diameter butir sedimen
pantai, yaitu D50 . Harga dari A dapat dilihat pada tabel 4.1. atau gambar
grafik 4.2.

n2 , pada umumnya, namun perlu disesuaikan dengan hasil pengukuran


3
Tabel 4.1.Harga A untuk berbagai diameter sedimen

Bab V - 2
Gambar (4.2) Grafik hubungan antara diameter sedimen dengan faktor skala A

Diameter butir sedimen, baik pada tabel (4.1), maupun gambar grafik (4.2) adalah
D50 . Sebagai contoh untuk D50  0.15 mm, maka baik dari tabel (4.1) maupun

gambar grafik (4.1), diperoleh harga koefisien Dean A  0.084 . Adapun profil
batimetrinya, dimana hc  5 m adalah seperti pada gambar (4.2) berikut.

Bab V - 3
Gambar (4.3) Profil batimetri A  0.084 , hc  4

4.3. Potensi Transportasi Sedimen Littoral Tahunan (Metoda SPM)

Transportasi sedimen tahunan


Transportasi sedimen pada pantai ada dalam dua bentuk yaitu transportasi
sedimen sejajar pantai/littoral drift, transportasi sedimen tegak lurus pantai (on-off
transport). Abrasi ataupun sedimentasi pada pantai adalah disebabkan oleh kedua
jenis gerakan sedimen tersebut, tetapi sampai pada saat ini yang dianggap
penyebab utama adalah gerakan sedimen sejajar pantai.

Q  0 , H 0  = 2.03 106 f H 5/
0
2
F  0  m3/tahun . . . . . (4.5)
2
F  0 
1
=   cos 1/ 4 sin  2 d 
 

F  0  = +
8
9 
 cos 2  9/ 4
-  cos  
1
9/ 4

dimana,
0 = arah gelombang diperairan dalam
H0 = tinggi gelombang diperairan dalam
f = fraksi kejadian dari gelombang yang bersangkutan dalam setahun
 = daerah pengaruh gelombang dengan arah utama 0

Bab V - 4
garis normal pantai

Gambar 4.3. Definisi sudut

Contoh 5.1 :
Diketahui suatu pantai dengan orientasi sebagai berikut :

Gelombang dengan tinggi 0.5 m dari arah Timur Laut mempunyai frekuensi
kejadian sebanyak 0.05%. Hitung volume transportasi sedimen akibat gelombang
tersebut, dan kemanakah arahnya.

Bab V - 5
Jawab :

  450
 45 0
1   0   45 0   22.50
2 2
 45 0
2  0   45 0   67.50
2 2
F  0  8

cos 67.5 9/4
- cos 22.5 
9/4
 0.8167
9x
4
Q = 2.03 106 0.0005 0.55/2 F   0  m /tahun
3

5
x0.5 2 x 0.8167)   146.5447 m3/tahun
0.05
Q  2.03x10 x 6

10

5.2. Transportasi Sedimen Littoral (Metoda Energi Flux)

Pada saat gelombang pecah akan timbul arus energi flux sebesar :

g
Ls 
16
 C  2
g b sin 2 b ………………….(5.2.)

yang akan menimbulkan gerakan sedimen dengan debit :


K
Q PLs m3/dt ………………….(5.3.)
0.6s  g

K = koefisien dari CERC = 0.4


s = massa jenis sedimen
 = massa jenis air laut
g = percepatan gravitasi

Bab V - 6
Dari persamaan-persamaan (4.2.) dan (4.3) tersebut maka berdasarkan sudut
datangnya, gelombang yang akan menyebabkan transportasi sedimen terbesar
adalah gelombang dengan  b  45 0 .

Untuk mendapatkan Hb dan  b dapat dilakukan analisis transformasi gelombang


seperti yang telah dibahas pada bab III, dapat juga dilakukan dengan cara
sederhana sebagai berikut :


H b  0.39 g 0.2 TH 02 
0.5

Selanjutnya perlu dicari kedalaman dimana gelombang tersebut pecah yaitu


dengan menggunakan kriteria breaking yaitu :

Hb
hb 
0.78

Setelah hb diperoleh, maka dapat dihitung b dengan menggunakan persamaan


snellius yaitu :
 Cb 
 b  arcsin sin  0 
 C0 
gT
dimana C0 adalah kecepatan gelombang diperairan dalam yaitu C 0  ,
2
sedangkan 0 adalah arah gelombang diperairan dalam (diketahui).

Contoh 5.2.:
Diketahui gelombang diperairan dalam dengan periode 4 dt, H 0 = 1.0 m, 0 = 450,
mempunyai fraksi kejadian dalam setahun sebesar 0.0002. Berapa volume
sedimen yang ditransport oleh gelombang tersebut dalam setahun.

Jawab :

a. Hb  0.39 g 0.2 TH02  


0.5

Hb  0.39 9.810.2 4 1.02  


0.5

Hb  1.231
Hb 1.231
hb    1.58 m
0.78 0.78

Bab V - 7
g 9.81 4
b. C 0    6.25
2 2
menghitung Cb dengan menggunakan persamaan dispersi.
2 = g k tanh (kh)
k = 0.43
2
Cb =   3.67 m/dt
k
C 
 b  arcsin b sin 0 
 C0 
 b = 24.58
 2 kh b 
Cgb = 1 1 C b
 sinh 2 kh b  
2
Cgb = 6.43 m/dt
c. menghitung Ps
 = 1050 kg/m3
g = 9.81 m/dt2
ρg 2
Ps  Hb C gb sin2 b 
16
Ps  4750,02

d. menghitung debit sedimen


s = 2600 kg/m3
0.4
Q s  ρs  0.28 m 3 /dt
g ρs  ρ 0.6

e. Volume tahunan
V = t  Qs
V = (0.0002 x 365 x 24 x 3600) x 0.28
V =1770.41 m3

5.3. Evolusi Garis Pantai

Akibat adanya suatu bangunan yang menghambat gerakan sedimen littoral, dapat
terjadi perubahan garis pantai, yaitu pada satu sisi tererosi, pada sisi lain akan
tersedimentasi. Untuk melakukan analisis perubahan garis pantai tersebut,
digunakan suatu model yang disebut dengan one line model.

Model one line ini beranggapan bahwa perubahan garis pantai sepenuhnya
disebabkan oleh transportasi sedimen sejajar pantai (longshore sediment),

Bab V - 8
sedangkan transportasi sedimen tegak lurus pantai dianggap sangat kecil, sehingga
dapat diabaikan.

Dengan anggapan tersebut, maka dapat diikuti perubahan posisi satu garis kontur
akibat peristiwa erosi ataupun akresi dan karena itu model ini disebut dengan one
line model.

Pada model ini posisi garis kontur dinyatakan terhadap suatu sistem sumbu
koordinat dimana sumbu x searah dengan garis pantai, sedapat mungkin dibuat
sejajar garis pantai tetapi tidak harus, sedang sumbu y positip adalah kearah laut
(lihat gambar 5.3.).

Perubahan garis pantai adalah perubahan posisi suatu titik (x, y0) menjadi (x, y1),

atau titik (x, yt) menjadi (x, yt+ t).

Gambar 5.3. Definisi perubahan garis pantai

1. Persamaan Kontinuitas Transportasi Sedimen

Persamaan kontinuitas dirumuskan dengan anggapan bahwa profil pantai


berbentuk seperti pada pada gambar berikut.

x

hb

y y

Bab V - 9
Gambar 5.4. Penyederhanaan profil pantai

Volume sedimen yang terendapkan pada segmen pantai adalah

dv = 0.5 hb x y

dimana volume tersebut adalah volume padat dan x adalah lebar segmen
sejajar pantai.

Bila persatuan waktu volume sedimen yang masuk adalah Q, sedang yang
dQ
keluar adalah Q + x , maka volume sedimen yang tertinggal pada
dx

  dQ  
segmen/sel tersebut dalam waktu  t adalah  Q -  Q  x  1  e t .
  dx  

dimana e adalah porositas pasir.

dQ
Q Q + x
dx

x

Gambar 5.5. Input-output pada sel

Berdasarkan hukum kekekalan masa, maka haruslah

  dQ  
dv =  Q -  Q  x  1  e t
  dx  

t 1 - e 
dQ
0 .5 h b  x y  -  x
dx
y
0 .5 h b 
dQ
1  e 
t dx
y dQ
0 .5 h b  (1  e)  0
t dx

Bab V - 10
untuk t mendekati nol, persamaan terakhir dapat ditulis sebagai

0.5 h b
dy dQ
 1  e   0 . . . . . (4.4)
dt dx
Persamaan (5.4) tersebut, disebut dengan persamaan kontinuitas.

Bab V - 11
2. Persamaan Transportasi Sedimen
Untuk suatu gelombang yang datang dengan arah  dan pecah dengan sudut
datang b , maka debit sedimen yang terbawa adalah (persamaan 5.2. dan 5.3.)


Qx  x
0.6  s   g
g 2
x  H b c gb sin 2  b
16
K g 2
Qx  H b c gb sin 2  b
0.6  s   g 16
 K  2 
Q x   H b c gb  sin 2  b
 0.6  s    16 
Q x  C sin 2  b
K  2
C  H b c gb
0.6  s    16

Turunan pertama dari Qx adalah

dQ x dC d
 sin 2  b  2 C cos 2  b b
dx dx dx

Dengan anggapan bahwa Hb dan cgb konstan pada sepanjang pantai, maka
turunan pertama dari Qx menjadi
dQ x d
 2 C cos 2  b b
dx dx

b = b - , dimana b adalah konstan (gambar 3.6.), sehingga

d b d
 ,
dx dx
dQ x d
 2 C cos 2  b - 
dx dx

Bab V - 12
b
b

Gambar 5.6. Sudut datang gelombang

dy
= tan 
dx
 dy 
 = arctan  
 dx 
d 1 d2y
=
 dy  dx 2
2
dx
1 + 
 dx 
d dx 2 d2y
=
dx dx 2 + dy 2 dx 2

d d2y
= cos  2

dx dx 2
Dengan demikian diperoleh

dQ x d2y
= - 2 C' cos 2  b -   cos2  2
dx dx
Dengan memasukkan persamaan terakhir ke persamaan kontinuitas, maka akan
diperoleh

0.5 h b
dy
dt
  d2y
  2 C cos 2  b -   cos2  1 - e 2  0
dx
atau
dy d2y
+ C" 2 = 0 . . . . . (5.5)
dt dx
dimana
4C 
C    1  ecos 2  b    cos2  . . . . . (5.6)
hb
Persamaan (5.5) untuk selanjutnya disebut dengan persamaan evolusi garis
pantai.

Bab V - 13
3. Penyelesaian Persamaan Evolusi Garis Pantai Dengan Metoda Selisih
Hingga

Berdasarkan deret Taylor, maka didapat hubungan


dy
y  x + x  = y(x) + x
dx
atau
dy y  x + x  - y(x)
= . . . . . (5.7)
dx x

Persamaan (5.7) adalah persamaan selisih hingga untuk turunan pertama dalam
bentuk forward-difference.

Bila deret Taylor digunakan sampai orde ke dua, maka

dy x 2 d 2 y
y  x + x  = y(x) + x +
dx 2 dx 2
dy x 2 d 2 y
y  x - x  = y(x) - x +
dx 2 dx 2

Dengan menjumlahkan kedua persamaan tersebut, maka akan diperoleh

d2y y  x - x  - 2 y(x) + y(x + x)


= . . . . . (5.8)
dx 2
x 2

Persamaan (5.8) adalah persamaan selisih hingga untuk turunan kedua dalam
bentuk central-difference.
Bentuk umum kedua persamaan selisih hingga tersebut adalah

dy y i +1 - y i
=
dx x

d2y y i +1 - 2 y i + y i-1
=
dx 2
x 2

Gambar 5.7. Skema titik pada persamaan selisih hingga

Bab V - 14
4. Penyelesaian Dengan Skema Explisit

Persamaan evolusi garis pantai adalah

dy d2y
+ C" =0
dx dx 2
Dengan mengerjakan persamaan selisih hingga pada persamaan evolusi akan
diperoleh persamaan

y it +t - y it t
y i-1 - 2 y it + y i-1
t
+ C" =0
t x 
y it + t = y it - C  y it +1 - 2 y it + y it-1  . . . . . (5.9)
t C"
C =
x 

Penyelesaian persamaan evolusi ini memerlukan syarat-syarat batas dimana


jenis yang syarat batasnya tergantung pada masalah yang diselesaikan. Untuk
suatu masalah seperti pada gambar 5.8., maka sebagai syarat batas pertama
adalah titik 1 yang tetap pada sepanjang waktu atau y 1t+t = y 1t, dimana lokasi
titik diambil cukup jauh dari groin.

Gambar 5.8. Contoh soal untuk pengerjaan persamaan evolusi garis pantai

Syarat batas berikutnya adalah syarat batas pada ujung tertutup dimana pada
ujung tersebut Qx = 0, sehingga berdasarkan gambar 5.5. diperoleh persamaan
:
dv = QN-1 t
0.5 hb x y = QN-1 t
y Q
= 2 N 1
t x h b
2t Q N 1
y Nt+t = y tN 
x h b

Bab V - 15
Langkah-langkah perhitungan dengan skema explisit ini adalah :

1. diketahui : a.  t , x
b. t = 0 , y old
i , i = 1, N

2. a. diketahui : gelombang diperairan dalam : H, T, , f


b. hitung :
  = 365 x 24 x 60 x 60 x f x 0.01
 Hb , cgb, hb, b
k  2
 C  H b c gb
0.6  s   16

3. t  t

4. Syarat batas ujung bebas : y new


i = y old
i

5. i = 2, N-1
 y old old 
i +1 - y i
a.  = arc tg  
 x 
4C
b. C   cos 2  b   cos2
hb
c. y new
i = y old
i - C  y old old
i +1 - 2 y i i -1 
+ y old

6. Syarat batas ujung tertutup :


 y old - y old 
a.  = arc tg  N N-1

 x 
b. Q = C' sin 2 ( - )
2t Q
c. y new = y bN 
x h b
N

7. i = 1, N
y old
i = y new
i

8. a. bila t > , ke langkah 9


b. bila t <  , t = t + t, ke langkah 4
9. a. bila masih ada gelombang yang lain ke langkah 2
b. bila tidak ada stop
Catatan :
f = prosentase kejadian gelombang dalam setahun
y old = y t
y new = y t + t

Bab V - 16
5. Skema Implisit

Penyelesaian persamaan implisit akan memberikan :

y it +t - y it t
y i-1 - 2 y it + y i-1
t
+ C" =0
t x 
C y it +t + (1 - 2 C) y it +t + y it +1
+t
= y it . . . . . (5.10)
t C"
C=
x 
Dengan mengerjakan persamaan (5.10) pada titik-titik i = 2 s/d N-1, akan
diperoleh sistem persamaan sebanyak N-2 persamaan. Persamaan ke 1 dan ke
N diperoleh dengan mengerjakan syarat batas pada kedua titik ujung tersebut.

Untuk problem seperti pada gambar 5.8, syarat batas pada ujung bebas
memberikan persamaan :
y 1t+t = y 1t ,

sedang pada ujung tertutup atau pada titik ke N terdapat persamaan


2t Q N 1
y tN t  y tN 
x h b
Untuk N = 5, maka sistem persamaan yang terbentuk adalah

     
1 0 0 0 0 y 1t+t  
    y1 t

 


C2 1-2C2  C2 0 0 




y 2t+t   y t
2 
     
 0 C3 1-2C3  C3 0   y 3t+t  =  y 3t 
   t 
 
 0 0 C4 1-2C 4  C4   y t4+t   y 4 
   t Q N-1 
 
 0 0 0 0 1   y 5t+t   y 5 +
t

  x d 

Sistem persamaan tersebut dapat diselesaikan antara lain dengan metoda


Eliminasi Gauss, untuk memperoleh harga y 1t+t , i=1, N.

Penyelesaian dengan metoda eliminasi Gauss hanya akan mengubah harga


koefisien matrix disebelah kiri diagonal dari diagonalnya sendiri, sedang
koefisien disebelah kanan diagonal tidak berubah, karena diatasnya adalah nol.

Bab V - 17
Dengan kondisi tersebut dan kondisi matrix yang bersifat tridiagonal, maka
tidak perlu dibentuk matrix bujur sangkar cukup tiga buah matrix kolom,
yaitu : D(i) untuk koefisien sebelah kanan, R(i) untuk koefisien disebelah
kanan diagonal dan B(i) untuk ruas kanan persamaan, dimana

a. D(i)
i=1 D(i) = 1
i = 2, N-1 , D(i) = (1-2 Ci)
i=N D(N) = 1.0
b. R(i)
i=1 R(i) = 0
i = 2, N R(i) = Ci
i=N R(N) = 0

c. B(i) = y it , i = 1, N
Selanjutnya proses eliminasi kedepan dapat dilakukan dengan mudah, yaitu
R(i)
: D(i) = D(i) - R(i-1)
D(i-1)

R(i)
B(i) = B(i) - B(i-1)
D(i-1)
untuk i = 2, N , sedang proses substitusi kebelakang juga dapat dilakukan
dengan mudah, yaitu sebagai berikut :

B(N)
B(N) =
D (N)
 B(i) - R(i) B(i-1) 
B(i) =   , untuk i = N-1 , 1.
 D(i) 

Selanjutnya diperoleh harga y it +t adalah y it +t = B(i), untuk i = 1, N.

Latihan :

5.1. Diketahui suatu pantai dengan garis normal membentuk sudut 35 0 terhadap

arah Utara. Gelombang setinggi 1.00 m dari arah Utara dan Timur Laut

mempunyai fraksi kejadian 0.1% dan 0.5% dalam setahun. Hitung

transportasi sedimen littoral akibat gelombang-gelombang tersebut.

Bab V - 18
Arah aliran

5.2. Kerjakan soal 5.1. bila arah Utara membentuk sudut 15 0 dengan garis
normal pantai.

5.3. Untuk kondisi pantai dan gelombang pada soal 5.1., pada pantai dipasang
suatu groin yang tegak lurus pantai dengan panjang 100 m. Bila kemiringan
batimetri m = 0.02, dalam berapa tahun garis pantai akan mencapai ujung
groin. Anggap garis pantai yang akan terbentuk tegak lurus terhadap arah
rata-rata antara arah U dan TL.

5.4. Kerjakan soal 5.3. dengan menggunakan model evolusi garis pantai.

Bab V - 19

Anda mungkin juga menyukai