Efek Disfungsi Seksual

Disfungsi seksual memiliki efek klinis penting pada suatu hubungan, pada anak-anak dan pada
individu itu sendiri

Efek disfungsi Seksual pada Hubungan Suami Istri

Sex yang baik dan normal adalah bagian kecil dari suatu hubungan pasutri yang dikatakan
berkualitas. Namun jika terjadi masalah dalam kehidupan seksual, hal tersebut bisa
berkembang menjadi preokupasi bagi pasangan dan individu itu sendiri. Jika tidak ditangani,
hal tersebut dapat berdampak pada kemunduran pada aspek lebih umum ( non-sex) dalam suatu
hubungan karena kegagalan dalam sex yang berulang dapat memicu emosi negatif pada pasutri.
Termasuk di dalamnya adalah marah, rasa bersalah, malu, hina, tanpa harapan dan rendahnya
kepercayaan diri. Emosi-emosi negatif ini dapat menuntun ke arah penghindaran melakukan
aktivitas sex. Jika berlangsung terus menerus, masalah pernikahan lebih besar akan timbul
(Stein G, 2008).

Masalah dalam hubungan seksual sering dijadikan alasan utama perpisahan pasutri yang
ditemukan pada klinik-klinik psikoseksual. Di UK, 21% pria mengaku hubungannya rusak
karena disfungsi ereksi, 9% lainnya mengatakan hubungannya berada dalam kesulitan (Stein
G, 2008).

Pada penelitain di Malaysia (Faizal, 2017) terhadap responden yang telah menikah
menyebutkan 1 per 4 responden berada dalam kategori skor poor marriage akibat adanya
disfungsi seksual.

Fungsi seksual memiliki efek signifikan terhadap kehidupan pasangan suami istri. Masalah
seksual berdampak pada ketidakpuasan dalam perkawinan. Kepuasan seksual memiliki efek
negatif signifikan terhadap permintaan perceraian dalam rumah tangga (Shakerian, 2014).

Salah satu faktor yang mempengaruhi perceraian adalah perilaku seksual suami istri.
Seksualitas adalah salah 1 faktor signifikan dalam kehidupan wanita. Seksualitas juga
merupakan indikator mayor dalam kepuasan hidup berpasangan (Movahed, 2011).

Masalah seksual telah berdampak jelas terhadap kualitas hidup pasutri sehingga menyebabkan
tingginya angka perpisahan dan perceraian (Trompeter, Bettencourt & Barrett-Connor, 2012).
Hasrat seksual yang tinggi dan fungsi seksual yang baik berhubungan dengan kepuasaan dalam
perkawinan pada kedua belah pihak. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap rasa saling
percaya, pengambilan keputusan, dan kontrol hubungan (Shakerian, 2014).

Efek Disfungsi Seksual pada Anak-anak

Disfungsi seksual juga dapat berdampak negatif kepada anak-anak dari pasutri tersebut. Hal
itu terjadi karena disfungsi seksual dapat menyebabkan kemerosotan dalam hubungan pasutri
dan seringnya terjadi perselisihan antar pasangan. Perceraian adalah jalan keluar paling umum
pada malasah rumah tangga. Perceraian tersebut dapat berakibat jangka panjang terhadap anak-
anak mereka seperti masalah sosial, emosional, akademik dan perilaku. Stres pada anak sering
terjadi selama proses perceraian orangtua. Elemen yang merusak terutama adalah pertengkaran
yang terjadi pada orangtua (Stein G,2008).

Penelitian menyebutkan bahwa ada hubungan antara perceraian orangtua terhadap depresi
yang terjadi pada anak di masa mendatang. Penelitian juga menyebutkan adanya efek jangka
panjang antara perceraian orangtua dan pengalaman perceraian anak itu sendiri di masa
dewasanya. Anak cenderung mengulang siklus yang terjadi pada orangtuanya (Stein G, 2008).

Efek Disfungsi Seksual pada Individu

Status gangguan cemas dapat dipresipitasi akibat masalah seksual dan masalah perkawinan.
Masalah seks dan perkawinan dapat menyebabkan depresi dikarenakan rendahnya libido,
namun individu yang depresi juga dapat memicu terjadinya disfungsi seksual. Obat
antidepresan juga dapat menyebabkan rendahnya bangkitan seks yang dapat dilihat dari
disfungsi ereksi dan ejakulasi dini dan hilangnya minat berhubungan seksual (Stein G, 2008).

Faizal A, Siddi H, Wahab S, S Leny, Zin NM, Najwa B (2017). Assessment of Marital
Dissatisfaction and Its Association with Sexual Dysfunction and Psychiatric Morbidities
among Primary Health Attenders in Malaysia. Departement of Psychiatry Universiti
Kebangsaan Malaysia Medical Centre. 16: 2

Shakerian A, Nazari AM, Masoomi M, Ebrahaimi P, Danai S (2014). Inspecting the

Relationship between Sexual Satisfaction and Marital Problems of Divorce-asking Women in
Sanandaj City Family Courts. ScienceDirect. 114: 327-333.

Trompeter, E. S., Bettencourt, R., & Barrett-Connor. E. (2012). Sexual Activity and
Satisfaction in Healthy Community-dwelling Older Women. The American Journal of
Medicine, 125(1): 37-43.1

Movahed, M., & Azizi, T. (2011). A Survey of the Relationship between Women’s Sexual
Satisfaction and Spouses’ Conflicts. Women in
Development & Politics (Research on Women), 9 (2): 191-216.

Stein G, Wilkinson G (2008). Seminars in General Adult Psychiatry. GoogleBook

https://books.google.co.id/books/about/Seminars_in_General_Adult_Psychiatry.html?id=qaR
oAQAACAAJ&redir_esc=y- diakses Juli 2018