Anda di halaman 1dari 7

I.

LATAR BELAKANG
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan. Pada Peraturan ini antara lain diatur tentang tanggungjawab dan wewenang
pemerintah, standar baku mutu kesehatan lingkungan, persyaratan kesehatan,
penyelenggaraan kesehatan lingkungan, proses pengolahan limbah, juga pengendalian dan
penyelenggara kesehatan lingkungan. Pada pasal 30 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan
diselenggarakan melalui upaya penyehatan, pengamanan, dan pengendalian sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk memenuhi standar baku mutu kesehatan
lingkungan dan persyaratan kesehatan
Rumah Lumbung Energi merupakan tempat untuk melakukan proses pengolahan
limbah kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan
masyarakat setempat. Hal ini merupakan upaya penghematan energy dengan menggunakan
energy alternative dan menciptakan lingkungan yang bersih serta upaya untuk mendukung
perekonomian masyarakat melalui penjualan pupuk yang akan dihasilkan nantinya.
Desa Sungai Naik adalah sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Rantau
Bayur, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini didirikan pada tahun
2007, yaitu hasil pemecahan dari Desa Sejagung. Potensi alami yang dimiliki desa ini sangat
beragam yaitu dalam bidang perkebunan, pertanian, dan peternakan. Oleh sebab itu,
mayoritas penduduk desa Sungai Naik bekerja sebagai petani dan peternak untuk menambah
penghasilan mereka.
Dari survey yang telah dilakukan, Populasi sapi di desa ini berjumlah ± 1000 sapi.
Ternak sapi memberi keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi
banyak masyarakat Sungai Naik. Akan tetapi, ternak sapi juga menghasilkan limbah yang
dapat menjadi sumber pencemar. Seekor sapi mampu menghasilkan kotoran padat dan cair
sebanyak 23,6 Kg/hari dan 9,1 Kg/hari ( Tauscher et al. Sitasi Iwan, 2002 ). Dari data
tersebut, maka dengan jumlah populasi sapi yang ada di desa Sungai Naik dapat
menghasilkan ± 23.600 Kg limbah kotoran sapi per hari.
Keinginan masyarakat desa sungai naik sangatlah tinggi untuk memanfaatkan kotoran
sapi di lingkungan masyarakat akan tetapi karena terbatasnya pengetahuan untuk
mengolahnya sehingga belum ada tindakan yang lebih lanjut. Untuk menangani masalah
tersebut, kami selaku tim Program Hibah Bina Desa dari Badan Eksekutif Mahasiswa
Politeknik Negeri Sriwijaya memberikan solusi dengan mencanangkan program “Rumah
Lumbung Energi” .
II. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana memperkenalkan tekhnologi biogas kepada masyarakat Desa Sungai Naik ?
2. Mengapa masyarakat desa Sungai Naik perlu menguasai pengetahuan tentang tekhnologi
biogas yang dibuat dari kotoran Sapi ?
3. Bagaimana tekhnologi biogas dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Sunga Naik ?

D. TUJUAN
Adapun tujuan dari program bina desa pada Desa Sungai Naik antara lain :
1. Memperkenalkan kepada masyarakat Desa Sungai naik tentang tekhnologi biogas sebagai
penghasil energy alternatif.
2. Memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat Desa Sungai naik akan pentingnya
menguasai tekhnologi biogas agar dapat memanfaatkan potensi desa seperti limbah kotoran
sapi yang mereka anggap tidak bermanfaat.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat Desa Sungai Naik tentang tekhnologi biogas
dengan benar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

E. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


Indikator keberhasilan program bina desa pada Desa Sungai Naik ini antara lain
menyediakan “ Rumah Lumbung Energi “ yang berfungsi :
1. Sebagai wadah bagi masyarakat untuk belajar cara mengolah kotoran sapi menjadi energi
alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
2. Meningkatkan kepedulian masyarakat akan kebersihan lingkungan sekitar dengan
mengumpulkan kotoran sapi untuk diolah menjadi biogas.
3. Meringankan beban masyarakat karena biogas bisa menggantikan bahan bakar memasak.
4. Sebagai tempat masyarakat dalam membangun silahturahim sehingga kontak sosial antar
masyarakat tetap terjaga dengan baik.

F. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran yang diharapkan dari program bina desa pada Desa Sungai Naik ini antara lain:
1. Membuka pemikiran masyarakat untuk lebih peka dalam memanfaatkan potensi sumber
daya yang desa miliki.
2. Membantu masyarakat dalam menjaga lingkungan yang bersih dan rapi dengan mengolah
kotoran sapi sehingga tidak mengganggu lingkungan masyarakat sekitar
3. Membantu meringankan beban masyarakat yang selama ini mengeluh karena memasak
menggunakan kayu bakar atau pun gas yang menguras dompet.
4. Memberikan solusi untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat desa dengan
menggunakan tekhnologi tepat guna.
G. MANFAAT
Program pembuatan desa “ Lumbung Energi “ untuk Desa Sungai Naik ini memiliki
banyak manfaat. Mengingat bahwa Desa Sungai Naik memiliki bahan baku pembuatan
biogas yang melimpah yaitu kotoran sapi karena mayoritas penduduk desa ini adalah
peternak sapi. Akan tetapi, hal tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat
karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara mengolah kotoran tersebut menjadi
energy aternatif yang dapat menguntungkan kehidupan masyarakat. Maka dari itu, program
desa lumbung energi di desa Sungai Naik ini akan memperkenalkan dan mengaplikasikan
tekhnologi biogas dengan memanfaatkan kotoran sapi yang tidak berguna menjadi biogas
yang dapat di jadikan bahan bakar alternative untuk memasak bersama masyarakat. Sehingga
nantinya dapat meringankan beban masyarakat dan menjadikan lingkungan Desa Sungai Naik
menjadi lebih bersih dan asri.

H. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Masukin foto dan keternagan dibawah


Daerah yang menjadi sasaran PHBD kami adalah Desa Sungai Naik, Kecamatan
Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan dengan Luas wilayah ± HA
yang terdiri dari 295 kepala keluarga (KK). Jarak tempuh menuju desa ini ±36 km dari Kota
Palembang , menghabiskan waktu 2 jam perjalanan dengan mengendarai sepeda motor.
Latar belakang pendidikan masyarakat desa Sungai Naik mayoritas lulusan SMP. Namun,
ada juga generasi belakangan ini yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Desa ini terkenal dengan perkebunan karet dan peternakan sapi yang sangat
melimpah. Limbah Kotoran sapi yang dihasilkan dari peternakan sapi sangat banyak
sehingga menganggu kebersihan, keindahan, dan kesehatan masyarakat. Sampai saat ini
belum ada yang memanfaatkan limbah tersebut menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
Suhu di Desa ini kisaran 28-32°C sehingga cocok sekali dijadikan untuk tempat
berlangsungnya proses fermentasi, yaitu dengan menjadikan desa Sungai Naik menjadi desa
penghasil sumber energi terbaharukan. Limbah kotoran ternak dapat dimanfaatkan menjadi
biogas yang berfungsi sebagai pengganti bahan bakar untuk memasak dan ampas dari biogas
tersebut bisa di jadikan pupuk organik untuk tanaman. Namun karena kurangnya
pengetahuan dan sentuhan tekhnologi tepat guna membuat program ini belum terlaksanakan.

I. METODE PELAKSANAAN
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, Desa Sungai Naik terletak di wilayah
Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin dengan luas wilayah ±1032 HA terdiri dari
3 Dusun dan 7 RT. Potensi terbesar desa ini adalah perkebunan karet dan peternak sapi.
Jumlah sapi di desa tersebut ±1000 ekor. Banyaknya populasi hewan ternak mengakibatkan
kotoran sapi berceceran di sepanjang jalan dan sekitar rumah warga desa. Maka dari itu,
melalui PHBD dari Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya bertujuan untuk
memberikan solusi dengan mencanangkan program Rumah Lumbung Energi dengan instalasi
biogas untuk mengurangi limbah yang selama ini menjadi masalah di Desa Sungai Naik.
Adapun agenda kegiatan program tersebut yaitu :
1. Survey Lokasi
Tahapan awal kegiatan PHBD yaitu survey lokasi yang dilakukan pada tangga l 4 dan 11
Maret 2018 di Desa Sungai Naik, Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin.
Disini tim PHBD mengukur jarak tempuh dan waktu yang dibutuhkan menuju desa,
sosialisasi dan wawancara kepada narasumber yaitu Bapak Erlan selaku kepala desa
Desa Sungai Naik beserta jajarannya serta membuat surat pernyataan kerjasama antara
tim dan pihak desa Sungai Naik.
2. Menentukan Letak Rumah Lumbung Energi
Kepala Desa Sungai Naik telah menyediakan lahan untuk pembangunan instalasi biogas
yang terletak di lahan dengan luas 20 x 15 m2.
3. Perancangan Desain Sentral Lumbung Energi
Karena kurangnya lahan kosong di desa Sungai Naik, maka instalasi biogas
menggunakan teknologi bioreactor (digester) yang ditanam di dalam tanah untuk
menghemat tempat.
4. Pembuatan Rumah Lumbung Energi
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembangunan Instalasi Biogas.
b. Mendirikan Desa lumbung energi yang terdiri diri pembuatan instalasi biogas dengan
teknologi bioreactor (digester) bersama warga sekitar.
c. Instalasi biogas dihubungkan dengan alat memasak di rumah warga desa Sungai Naik.
5. Menjalankan Program Rumah Lumbung Energi
 Program yang telah dibuat akan dijalankan oleh semua masyarakat desa Sungai Naik
 Hasil dari biogas digunakan untuk pengganti bahan bakar memasak semua
masyarakat.
6. Tahap MOM ( Management Organisasi Masyarakat )
Pada tahap ini dilakukan musyawarah yang di hadiri oleh tim pelaksana PHBD, dosen
pembimbing, aparat desa dan perwakilan masyarakat dengan tujuan membentuk tim
pengelolah untuk keberlanjutan program yang telah di buat . Tugas dari tim pengelolah
yaitu mengolah rumah lumbung energy agar tetap berjalan dengan baik.
7. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini tim pelaksana melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program yang
telah dijalankan oleh masyarakat serta membahas kendala-kendala yang menghambat
keberlanjutan program.
8. Pembuatan Laporan
Dari hasil evaluasi tersebut, tim PHBD dapat membuat laporan kegiatan dan
melaksanakan seminar nasional terhadap capaian program yang telah dilaksanakan.

J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu selama 6 bulan. Dengan agenda
kegiatan sebagai berikut : BUAT TAEL DAN WAKTUNYA
 Survey Lokasi
 Menentukan Letak Instalasi Biogas
 Perancangan Desain Instalasi Biogas
 Pembuatan Instalasi Biogas
 Tahap MOM ( Management Organisasi Masyarakat )
 Tahap Evaluasi
 Tahap Pembuatan Laporan
K. KEMITRAAN
Dalam menjalankan PHBD, tim pelaksana bekerja sama dengan beberapa pihak terkait
yaitu :
1. Kepala Desa beserta perangkatnya di Desa Sungai Naik.
2. Masyarakat Desa Sungai Naik
3. Peternak Sapi
4. Teman-teman dari Badan Eksekutif Mahasiswa ( BEM) Politeknik Negeri Sriwijaya

L. USULAN BIAYA
RINCIAN DARI KAK YOGA

Anda mungkin juga menyukai