PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
untuk mencapai tingkat kesehatan yang sebaik mungkin bagi ibu- ibu yang baru melahirkan
(postpartum), bayi dan keluarga khususnya, serta masyarakat umumnya, asuhan masa nifas
merupakan salah satu bidang pelayanan kesehatan yang harus mendapat perhatian baik oleh petugas
kesehatan seperti dokter, bidan dan perawat maupun ibu itu sendiri.
Masa nifas (postpartum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan proses kehamilan dan proses
persalinan. Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-
perubahan fisiologis maupun psikologis, yaitu: perubahan fisik, involusi uterus dan pengeluaran lokhia,
laktasi/pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem tubuh lainnyadan perubahan psikis.
Asuhan nifas perlu dilaksanakan secara menyeluruh, walaupun pada umumnya ibu yang melahirkan
dalam keadaan sehat, tapi kadang-kadang juga ditemukan adanya masalah, sebagaimana diuraikan di
bawah ini. Selama beberapa hari setelah melahirkan, ibu mengalami masa pemulihan atau masa nifas.
Banyak hal yang bisa terjadi dalam masa ini. Yang terutama adalah keluarnya darah nifas atau lokhia,
Proses kelahiran merupakan peristiwa yang penting dan mulia, namun sangat menguras tenaga maupun
emosi ibu. Kejadian penuh ketegangan dan sangat melelahkan. Bagi sebagian orang bahkan
kelelahan ini dapat berlangsung lebih lama, hingga beberapa bulan pasca persalinan. Bidan perlu
mengingatkan wanita yang baru pertama kalinya menjadi ibu bahwa kelelahan tersebut merupakan
reaksi normal dari tubuh. Apalagi dalam waktu bersamaan, ibu juga dituntut memberikan perhatian
Dengan mengetahui kondisi-kondisi ibu seperti ibu baik fisik maupun psikis, maka bidan dapat
memberikan asuhan masa nifas yang optimal. Asuhan nifas sejak dahulu kala telah dilakukan dengan
cara yang sederhana dan tradisional. Namun dengan bertambah majunya ilmukedokteran dan
kebidanan, sudah seharusnya asuhan nifas dilakukan dengan cara-cara yang lebih maju. Hal ini
1
menuntut bidan sebagai tenaga profesional mampu memberikan pelayanan perawatan kebidanan
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang diatas dapat dirumuskan yaitu: “Bagaimana memberikan
asuhan kebidanan ibu nifas yang dilakukan pada Ny. T dengan perawatan luka perineum
post episiotomi di BPM Puji Setiani Tegal Mulyo Mojosongo Surakarta dengan
3. Tujuan
1. Tujuan Umum
kebidanan ibu nifas dengan perawatan luka perineum post episiotomi dengan menggunakan
2. Tujuan Khusus
Melaksanakan pengkajian secara lengkap yang berkaitan dengan ibu nifas Ny. T
kebutuhan pada ibu nifas Ny. T dengan perawatan luka perineum post episiotomi.
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu nifas Ny. T dengan
2
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan pada ibu nifas Ny. T dengan
Menyusun rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh pada ibu nifas Ny.T
Melaksanakan perencanaan secara efisien dan aman pada ibu nifas Ny. T
asuhan kebidanan ibu nifas Ny. T dengan perawatan luka perineum post
episiotomi.
c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada ibu nifas Ny. T
3
BAB II
PEMBAHASAN
selama dan segera setelah kelahiran, masa ini juga meliputi minggu-minggu
tak hamil normal, yang meliputi perubahan struktur permanen serviks, vagina
dan perineum sebagai akibat persalinan dan kelahiran. Selain itu, 6 minggu
setelah kelahiran, atau tidak lama sesudahnya, pada sebagian besar ibu yang
a) Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
b) Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat- alat
waktunya, bahkan bisa jadi dalam watu yang relative pendek darah sudah
masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang
mengandung trombosit, sel-sel generative, sel-sel nekrosis atau sel mati dan
sel endometrium sisa. Ada yang darah nifasnya cepat berhenti, ada pula yang
darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari. Cepat atau lambat, darah
nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misal karena tertutup mulut
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi
dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
Selama bidan memberikan asuhan sebaikya, bidan mengetahui apa tujuan dari
pemberian asuhan pada ibu selama masa nifas antara lain untuk :
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana
dalam asuhan pada ibu masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan
pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu
terjaga.
harus melakukan manejemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara
5
sistematis yaitu mulai pengkajian data subjektif, objektif maupun
penunjang.
d) Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya,
berencana.
masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian
ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa
kematian bayi baru lahir terjadi dalam 7 hari setelah lahir dengan
pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat
6
3. Tahapan Masa Nifas
a) Puerperium Dini
b) Puerperium Intermediate
c) Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila
a) Dukungan
Ibu dalam masa nifas membutuhkan dukungan dari petugas kesehatan atau
c) Rasa Takut
Selama ibu berada pada masa nifas, paling sedikit 4 kali bidan harus
melakukan kunjungan, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru
7
terjadi.
uteri.
uteri.
jam
hipotermi.
8
a. Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal,
perdarahan.
lahir.
III minggu Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan
partum
9
6
partum
DOKUMENTASI SOAP
antara tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien, dan tim kesehatan yang
diberikan kepada pasien atau respon pasien terhadap semua kegiatan yang telah
dilakukan. Menurut Potter & Perry (1984), dokumentasi adalah system pencatatan
dan pelaporan system kesehatan klien dan semua kegiatan asuhan keperawatan
berhubungan dengan masalah pasien yang terdapat pada catatan kebidanan. Dan
bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini
metode SOAP ini memiliki 4 unsur yaitu : S adalah data Subjektif, O adalah data
10
objektif, A adalah analysis / assessment dan P adalah planning/ penatalaksanaan.
pendokumentasian.
11
DOKUMENTASI ASUHAN- SOAP DALAM BENTUK LAPORAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Nama :
Umur : Umur :
Agama Agama
: Suku/Bangsa : Suku/Bangsa
: Pendidikan : Pendidikan
: :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
Contoh :
Ibu mengatakan telah melahirkan 2 hari yang lalu, mengeluh nyeri perut
khususnya pada daerah bagian bawah ®, apalagi saat menyusui (P,T), sifat
12
nyeri sama seperti nyeri saat proses persalinan (Q), dan semakin terasa
3. Riwayat Perkawinan
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur :
b. Siklus :
c. Teratur/tidak :
d. Lamanya :
e. Banyaknya :
f. Dismenorhoe :
13
5. Riwayat Obstetri
Penyulit
Kehamilan Persalinan Bayi Ket.
Nifas
penolo
Ng
- Tanggal/jam melahirkan :
- Tempat/penolong :
- Jenis persalinan :
14
- Keadaan bayi yang dilahirkan : Hidup/Meninggal, segera
a. Jenis :
b. Lama :
c. Masalah :
8. Riwayat Kesehatan
a. Nutrisi
- Frekuensi :
- Porsi makan :
- Pantangan :
15
b. Eliminasi
- BAB
Frekuensi :
Konsistensi :
Warna :
- BAK
Frekuensi :
Warna :
Bau :
c. Personal Hygiene
- Frekuensi mandi :
16
- Frekuensi ganti pakian/jenis :
d. Aktivitas :
- Masalah :
f. Pola seksual :
sudah dilakukan)
berhubungan :
g. Pemberian ASI :
- Frekuensi menyusui :
17
- Masalah :
perawatan bayi
18
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum :
b. Kesadaran :
c. Tanda Vital :
- TD…….. mmHg
- Nadi……x/menit
- Suhu…..°C
- Respirasi….x/menit
2. Pemeriksaan khusus
- Kepala :
- Muka :
- Mata :
19
- Telinga :
- Hidung :
- Mulut :
- Leher :
- Dada :
- Mamae :
- Perut :
- Genetalia :
- Anus :
- Tungkai :
3. Pemeriksaan Penunjang
20
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan :
(kondisi yang menyertai masa nifas ibu, dan yang tercakup dalam
21
mamae, D. PENATALAKSANAAN
pembengkakan
pembengkakan
luka)
kebidanan, mengatakan
22
diperoleh dari hasil tercakup dalam
ASI) luka)
yang menyertai
23
D. PENATALAKSANAAN P2A0 POST
1. Menyampaikan hasil
DI BPS MELATI, TAHUN 2015”
pemeriksaan
Tanggal Pengkajian : 10
2. Memberikan
Juni 2015
asuhan kebidanan
Puk
yang sesuai
ul : 10.30 WITA No.
dengan kebutuhan
Rekam Medis 012
ibu pada masa
nifas tersebut
A. DATA SUBJEKTIF
CONTOH
PENDOKUMENT
1. IDENTITAS
ASIAN SOAP
PADA NIFAS
Nama : Ny “N”
DENGAN
ASI
Agama : Islam
“ASUHAN
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
KEBIDANAN PADA
Pendidikan : D1
IBU DENGAN
Pekerjaa : Wiraswasta
BENDUNGAN ASI
TERHADAP Ny ”N”
Alamat : Jl. Pramuka 3
24
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaa : PNS
25
1. KELUHAN UTAMA/ALASAN KUNJUNGAN
sisi, bengkak, dan nyeri pada putting apalagi saat menyusui serta ASI
hanya sedikit keluar. Sifat nyeri terus menerus dan semakin terasa sejak
kemarin.
2. RIWAYAT HAID
b. Siklus : 28 – 30 hari
c. Teratur/tidak : Teratur
d. Lamanya : 6 hari
f. Dismenorhoe : Tidak
26
3. RIWAYAT PERKAWINAN
Kawin : Ya
Umur : 22 Tahun
2. RIWAYAT OBSTETRI
Penyulit Ket.
Kehamilan Persalinan Bayi
Nifas
t/ n lahir
penolo
ng
up n ada s.d 6
bula bulan
3. RIWAYAT PERSALINAN
27
Umur kehamilan saat melahirkan : 38 minggu
Keadaan Bayi
laki
28
Berat Badan : 2800 Gram
Panjang Badan : 48 Cm
A/S : 7/10
a. Jenis : Suntik
b. Lama : 2 tahun
hepatitis, HIV/AIDS.
29
6. POLA KEBUTUHAN SEHARI-HARI
a. Pola nutrisi
porsi setiap makan). Jenis makanan: nasi, sayur, lauk, susu. Tidak ada
b. Pola eliminasi.
30
Berat Badan : 2800 Gram
Panjang Badan : 48 Cm
A/S : 7/10
a. Jenis : Suntik
b. Lama : 2 tahun
hepatitis, HIV/AIDS.
31
9. POLA KEBUTUHAN SEHARI-HARI
a. Pola nutrisi
porsi setiap makan). Jenis makanan: nasi, sayur, lauk, susu. Tidak ada
b. Pola eliminasi.
32
Berat Badan : 2800 Gram
Panjang Badan : 48 Cm
A/S : 7/10
a. Jenis : Suntik
b. Lama : 2 tahun
hepatitis, HIV/AIDS.
33
12. POLA KEBUTUHAN SEHARI-HARI
a. Pola nutrisi
porsi setiap makan). Jenis makanan: nasi, sayur, lauk, susu. Tidak ada
b. Pola eliminasi.
34
c. Pola personal hygiene
Ibu mandi 2 x sehari, gosok gigi setiap habis makan dan mau tidur, mengganti
d. Pola aktivitas.
Ibu mengatakan melakukan segala aktivitas pekerjaan rumah tangga sendiri seperti
e. Pola istirahat
- Siang : 30 menit
- Malam : 5 Jam
f. Pola seksual
Setelah melahirkan sampai dengan saat ini ibu belum melakukan hubungan
h. Pemberian ASI :
- Frekuensi menyusui : sejak putting susu lecet ibu jarang memberikan ASI
35
13. RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
a. Respon ibu dan keluarga : Ibu dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayi
b. Tanggapan ibu terhadap dirinya : Ibu merasa cemas dengan kondisinya sekarang.
berjalan lancar
d. Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi : ibu mengerti tentang cara merawat bayi
e. Hubungan social ibu dengan mertua, orang tua dan keluarga baik
h. Kegiatan spiritual yang dilakukan ibu pada masa nifas : Ibu belum bisa melakukan
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
36
c. Tanda Vital :
2. Pemeriksaan Khusus
h. Dada :
Tidak ada
sedikit keluar
i. Abdomen
Inspeksi :Linea alba (+), striea (+), Bekas operasi (-) Palpasi
: Tidak ada
j. Vulva Vagina
Lochea : Sanguinolenta
Anyir
Konsistensi : kental
l. Tungkai
: Tidak ada
38
Varises : Tidak ada
C. ANALISA DATA
Diagnosa : P2A0 Post Partum Hari Ke-5 dengan bendungan ASI pada
Masalah: - Kebutuhan:
Informasi penyebab dan cara mengatasi bendungan payudara dan putting susu lecet.
Demonstrasi tekhnik menyusui yang benar dan perawatan payudara selama menyusui.
D. PLANNING
mmHg RR : 24x/M
2. Menjelaskan tentang bendungan ASI yang ibu alami yaitu ASI yang tidak keluar
39
3. Memberitahu ibu cara mengatasi keluhan yang ibu rasakan, yaitu:
a. Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian
perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hati pada area yang
mengeras
b. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi
dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui
c. Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali selesai menyusui
jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut
d. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara
yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa
penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah puting susu
a. Usahakan pada saat menyusui ibu dalam keadaan tenang. Hindari menyusui pada
saat keadaan haus dan lapar oleh karena itu dianjurkan untuk minum segelas air
40
/secukupnya sebelum menyusui
c. Ibu dapat menyusui dengan cara duduk atau berbaring dengan santai dan dapat
e. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas, jari yang lain menopang di bawah
(bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah
f. Berikan ASI pada bayi secara teratur dengan selang waktu 2-3 jam atau tanpa
jadwal (on demand) selama 15 menit. Setelah salah satu payudara mulai terasa
kembali memakai bra, langkah ini berguna untuk mencegah lecet pada putting
h. Sendawakan bayi tiap kali habis menyusui untuk mengeluarkan udara dari lambung
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan yang bergizi
untuk memperbanyak dan memperlancar ASI, misalnya daun katuk, bayam dan lain-
lain.
41
a. Asam Mefenamat 500 mg sebanyak 9 tablet dengan dosis 3 x sehari untuk
c. Vit C 1x1 untuk menjaga dan memperbaiki daya tahan tubuh ibu
produksi ASI.
Obat-obatan telah diberikan dan ibu sudah mengerti cara minum obat dan
kegunaannya.
7. Mengajurkan ibu untuk ber KB pasca salin seperti pil, suntik, IUD, implan atau jika
ibu sudah tidak mengiginkan punya anak lagi, ibu bisa melakukan MOW.
8. Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau segera mungkin
SOAP NOTE
A. DATA SUBJEKTIF
- Ibu merasakan payudaranya terasa panas pada kedua sisi, bengkak, dan nyeri pada
putting apalagi saat menyusui serta ASI hanya sedikit keluar. Sifat nyeri terus menerus
- Tanda Vital :
- Dada :
Tidak ada
Mamae : teraba kencang, ada pembengkakan da nada nyeri tekan Puting susu :
- Abdomen
Inspeksi :Linea alba (+), striea (+), Bekas operasi (-) Palpasi
43
: Keras
- Vulva Vagina
Lochea : Sanguinolenta
Anyir
Konsistensi : kental
C. ANALISA DATA
P2A0 Post Partum Hari Ke-5 dengan bendungan ASI pada payudara dan lecet pada
puting susu.
D. PENATALAKSANAAN
mmHg RR : 24x/M
44
2. Menjelaskan tentang bendungan ASI yang ibu alami yaitu ASI yang tidak keluar
a. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi
dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui
b. Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali selesai menyusui
jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut
c. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara
yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa
penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah puting susu
45
4. Mengajarkan ibu teknik dan posisi menyusui yang baik, yaitu:
a. Usahakan pada saat menyusui ibu dalam keadaan tenang. Hindari menyusui pada
saat keadaan haus dan lapar oleh karena itu dianjurkan untuk minum segelas air
c. Ibu dapat menyusui dengan cara duduk atau berbaring dengan santai dan dapat
d. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas, jari yang lain menopang di bawah
(bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah
e. Berikan ASI pada bayi secara teratur dengan selang waktu 2-3 jam atau tanpa
jadwal (on demand) selama 15 menit. Setelah salah satu payudara mulai terasa
kembali memakai bra, langkah ini berguna untuk mencegah lecet pada putting
g. Sendawakan bayi tiap kali habis menyusui untuk mengeluarkan udara dari lambung
46
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan yang bergizi
untuk memperbanyak dan memperlancar ASI, misalnya daun katuk, bayam dan lain-
lain.
c. Vit C 1x1 untuk menjaga dan memperbaiki daya tahan tubuh ibu
produksi ASI.
Obat-obatan telah diberikan dan ibu sudah mengerti cara minum obat dan
kegunaannya.
DOKUMENTASI VARNEY
1. Pengkajian
47
Data Subyektif adalah mengumpulkan semua data yang
berkaitan masa nifas, keluhan pada ibu nifas dengan luka perineum
post episiotomi yaitu nyeri pada jalan lahir karena adanya jahitan
mediolateralis.
48
Pada kasus ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak
2. Interpretasi Data
(Suherni, 2008).
relaksasi.
3. Diagnosa Potensial
2006).
50
Pada kasus Ny. T P1A0 umur 24 tahun tidak ditemukan
Pada kasus ini dapat disimpulkan antara teori dan kasus ada
perbedaan.
4. Tindakan segera
air hangat atau air bersih dan kassa steril (Uliyah, 2008). Serta
51
5. Perencanaan
masalah atau antispasi pada langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dapat
52
dilengkapi (Varney, 2004). Rencana asuhan yang diberikan pada ibu
2) KIE tentang rasa nyeri pada luka jahitan dan rasa mules
pada perut.
3) Anjurkan ibu untuk menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.
(Wiknjosastro, 2008)
tahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Jelaskan pada ibu tentang rasa
nyeri pada luka jahitan dan rasa mules pada perut, anjurkan ibu
53
perineum selalu bersih dan kering, anjurkan ibu untuk menghindari
menggunkan air hangat atau air bersih dan kassa steril lalu di beri
betadine dan kassa steril yang diberi salep gentamisin 0,1 mg yang
personal hygiene, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, beri ibu
6. Pelaksanaan
yaitu Beri tahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Jelaskan pada ibu
tentang rasa nyeri pada luka jahitan dan rasa mules pada perut,
55
membersihkan terlebih dahulu daerah luka kemudian menggunkan
air hangat atau air bersih dan kassa steril, anjurkan ibu untuk
7. Evaluasi
kering, sembuh dan tidak nyeri, tidak terjadi infeksi dan ibu bisa
56
BAB
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.T P1A0 dengan
perawatan luka perineum post episiotomi di BPM Puji Setiani Tegal Mulyo,
1. Pada pengkajian pada Ny. T P1A0 umur 24 tahun dengan perawatan luka
merasakan nyeri pada luka jahitan pada perineum post episiotomi dan
episiotomi mediolateralis.
Masalah yang muncul yaitu Nyeri pada luka jahitan perineum post
relaksasi.
57
3. Diagnosa potensial pada Ny. T P1A0 umur 24 tahun dengan perawatan
luka perineum post episiotomi tidak ditemukan tanda – tanda infeksi karena
4. Tindakan segera pada Ny. T P1A0 umur 24 tahun tindakan segera pada
kasus Ny. T P1A0 umur 24 tahun yaitu pemberian obat Amoxillin 500 mg
5. Pada rencana asuhan kebidanan yang akan dilakukan pada ibu nifas Ny.T
yaitu beri tahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Jelaskan pada ibu tentang
rasa nyeri pada luka jahitan dan rasa mules pada perut, anjurkan ibu untuk
menjaga agar perineum selalu bersih dan kering, anjurkan ibu untuk
ibu tentang teknik relaksasi, lakukan perawatan luka perineum dengan cara
teknik aseptik yaitu pada daerah genetalia dan sekitarnya dengan cara
hangat atau air bersih dan kassa steril lalu di beri betadine dan kassa steril
yang diberi salep gentamisin 0,1 mg yang dioleskan pada daerah luka
jahitan, anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, anjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup, beri ibu terapi obat dan anjurkan untuk meminumnya.
6. Pelaksanaan pada kasus ibu nifas Ny. T P1A0 umur 24 tahun dengan
perawatan luka perineum post episiotomi adalah beri tahu ibu tentang hasil
pemeriksaan, Jelaskan pada ibu tentang rasa nyeri pada luka jahitan dan
58
rasa mules pada perut, anjurkan ibu untuk menjaga agar perineum selalu
bersih dan kering, anjurkan ibu untuk menghindari penggunaan obat – obat
perawatan luka perineum dengan cara teknik aseptik yaitu pada daerah
luka kemudian menggunkan air hangat atau air bersih dan kassa steril lalu
di beri betadine dan kassa steril yang diberi salep gentamisin 0,1 mg yang
dioleskan pada daerah luka jahitan, anjurkan ibu untuk menjaga personal
hygiene, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, beri ibu terapi obat dan
episiotomi kering tidak muncul tanda – tanda infeksi dan masa nifas dapat
luka jahitan dan rasa mules pada perut, menjaga perineum selalu bersih
59
B. SARAN
Kami menyadari bahwa kami banyak kekurangan dalam merancang
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
60
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC.
Ladewiq. 2011. Buku Saku Asuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Ramona Patricia Kapoh.
Medika.
61
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Yogjakarta: Andi.
Empat.
62
63