Anda di halaman 1dari 9

50.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI DENYUT NADI

Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, yaitu :

A. Usia
Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan oksigenselama
pertumbuhan. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem
kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat
dipercaya
Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampaidengan usia
dewasa. Denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun
seiring dengan pertambahan usia.

No.
Usia
Frekuensi Nadi (denyut / menit)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
< 1 bulan
< 1 tahun
2 tahun
6 tahun
10 tahun
14 tahun
> 14 tahun
90 – 170
80 – 160
80 – 120
75 – 115
70 – 110
65 – 100
60 – 100

B. Jenis Kelamin
Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum pada wanita lebih tinggi dari pada
pria. Pada laki-laki muda dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128
denyut per menit, pada wanita 138 denyut per menit. Pada kerja maksimal pria rata-rata
nadi kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada wanita 164 denyut per menit.

C. Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh seseorangyaitu dengan
menghitung IMT (Indeks Masa Tubuh) dengan Rumus :
BB(Kg)IMT=TB(m) X TB(m)
Keteranan :
IMT = Indek Masa Tubuh
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan.

D. Kehamilan
Frekuensi jantung meningkat secara progresif selama masa kehamilan dan mencapai
maksimal sampai masa aterm yang frekuensinya berkisar 20% diatas keadaan sebesar
hamil.

E. Keadaan Kesehatan
Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara
tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru sembuh dari sakit makafrekuensi jantungnya
cenderung meningkat.

F. Riwayat Kesehatan
Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau hipotensi akan mempengaruhi kerja
jantung. Demikian juga pada penderita anemia (kurang darah)akan mengalami peningkatan
kebutuhan oksigen sehingga Cardiac output meningkat yang mengakibatkan peningkatan
denyut nadi.

G. Rokok dan Kafein


Rokok dan kafein juga dapat meningkatkan denyut nadi. Pada suatu studi yang merokok
sebelum bekerja denyut nadinya meningkat 10 sampai 20 denyut permenit dibanding
dengan orang yang dalam bekerja tidak didahului merokok. Pada kafein secara statistik
tidak ada perubahan yang signifikan pada variable metabolickardiovaskuler kerja maksimal
dan sub maksimal.

H. Intensitas dan Lama Kerja


Berat atau ringannya intensitas kerja berpengaruh terhadap denyut nadi. Lama kerja, waktu
istirahat, dan irama kerja yang sesuai dengan kapasitas optimal manusia akan ikut
mempengaruhi frekuensi nadi sehingga tidak melampaui batas maksimal. Batas
kesanggupan kerja sudah tercapai bila bilangan nadi kerja (rata-rata24nadi selama kerja)
mencapai angka 30 denyut per menit dan di atas bilangan nadi istirahat. Sedang nadi kerja
tersebut tidak terus menerus menanjak dan sehabis kerja pulih kembali pada nadi istirahat
sesudah ± 15 menit.

I. Sikap Kerja
Posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan darah. Posisi berdiri mengakibatkan
ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan dengan posisi kerja duduk.

J. Faktor Fisik
Kebisingan merupakan suatu tekanan yang merusak pendengaran. Selama itu dapat
meningkatkan denyut nadi, dan mempengaruhi parameter fisiologis yang lain yang dapat
menurunkan kemampuan dalam kerja fisik. Penerangan yang buruk menimbulkan
ketegangan mata, hal ini mengakibatkan kelelahan mata yang berakibat pada kelelahan
mental dan dapat memperberat beban kerja.

K. Kondisi Psikis
Kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan dan kegembiraan dapat
mempercepat frekuensi nadi seseorang. Ketakutan, kecemasan, dankesedihan juga dapat
memperlambat frekuensi nadi seseorang.

III. FREKUENSI DENYUT NADI


Kecepatan normal denyut nadi (Jumlah debaran setiap menit):
Pada bayi baru lahir
140
Selama tahun pertama
120
Selama tahun kedua
110
Pada umur 5 tahun
96-100
Pada umur 10 tahun
80-90
Pada orang dewasa
60-80

Kecepatan denyut nadi pada saat tidur (Jumlah debaran setiap menit):
Bayi baru lahir
100 – 180
Usia 1 minggu – 3 bulan
100 – 220
Usia 3 bulan – 2 tahun
80 – 150
Usia 10 –21 tahun
60 – 90
Usia lebih dari 21 tahun
69 – 100

Berdasarkan kuat dan lemahnya denyut nadi diklasifikasikan :


· Tidak teraba denyut : 0
· Ada denyut tetapi sulit teraba : +1,
· Denyut normal teraba dengan mudah dan tidak mudah hilang : +2
· Denyut kuat, mudah teraba seakan- akan memantul terhadap ujung jari serta tidak
mudah hilang : + 3
49.Berapa Tekanan Darah Normal?
Tekanan darah normal adalah tekanan darah yang umumnya dimiliki oleh tubuh yang sehat.
Angka tensi darah atau tekanan darah normal adalah pada 90/60 mmHg hingga 120/80
mmHg. Angka atas tekanan darah seperti 90 atau 120 disebut sebagai angka tekanan
sistolik, sedangkan angka 60 dan 80 disebut sebagai angka tekanan diastolik.

Kedua angka tekanan ini memiliki indikasi yang berbeda. Tekanan sistolik adalah tekanan
darah yang tercipta akibat adanya kontraksi otot jantung yang mendorong darah ke seluruh
tubuh melalui arteri. Tekanan darah sistolik menunjukkan jumlah tekanan darah yang ada
pada arteri.

Tekanan diastolik atau tekanan darah bawah adalah angka yang menggambarkan jumlah
tekanan darah dalam arteri ketika jantung sedang beristirahat. Tekanan darah sistolik juga
bisa disebut tekanan darah maksimum dalam arteri manusia, sedangkan tekanan darah
diastolik adalah tekanan darah minimum pada arteri manusia.

Jika angka tekanan sistolik kurang dari 90 atau lebih dari 120 dan tekanan diastolik kurang
dari 60 atau lebih dari 80, maka bisa dikatakan Anda memiliki tekanan darah yang tidak
normal. Waktu yang paling tepat untuk mendeteksi masalah dari tekanan darah adalah pada
pagi hari.

Angka tekanan darah normal di atas adalah ukuran normal untuk tekanan darah orang
dewasa. Tekanan darah pada bayi, anak-anak, dan lansia kemungkinan bisa berbeda. Cara
mengetahui tekanan darah normal dan tidak normal pada anak adalah dengan cara
membandingkan rata-rata tekanan darah pada anak seusianya.

Sedangkan pada lansia dengan usia di atas 60 tahun, rata-rata tekanan darahnya lebih
tinggi yaitu mencapai 134/87 mmHg. Tekanan darah normal pada usia tersebut adalah
karena semakin bertambahnya usia, tubuh membutuhkan jantung untuk memompa darah
dengan lebih keras.

48. Ciri-ciri pembuluh nadi (arteri) sebagai berikut.


a. Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik.
b. Denyut terasa.
c . Umumnya terletak di bagian dalam tubuh (tersembunyi).
d. Dinding tebal, kuat, dan elastis.
e. Tekanan darahnya tinggi.
f. Darah mengalir cepat.
g. Jika terjadi luka, darah memancar.
h. Katup hanya satu yaitu pada awal pembuluh (dekat jantung).
i. Membawa darah bersih.

47.DIASTOLE (Tekanan Diastolik) adalah tekanan darah pada waktu peregangan


(relaksasi) jantung diantara detakan jantung ini.

Tekanan sistolik saat diukur akan lebih tinggi daripada tekanan diastolik.
46. Bagaimana Proses Pembekuan Darah Terjadi?
-Trombosit membentuk sumbatan
Trombosit bereaksi ketika pembuluh darah rusak atau ada luka. Mereka menempel pada
dinding daerah yang luka dan bersama-sama membentuk sumbatan. Sumbatan dibentuk
guna menutup bagian yang rusak, agar menghentikan darah yang keluar. Trombosit juga
melepaskan bahan kimia untuk menarik lebih banyak trombosit dan sel-sel lain untuk
melanjutkan tahap berikutnya.
-Pembentukan bekuan darah
Faktor-faktor pembekuan memberi sinyal terhadap satu sama lain, untuk melakukan reaksi
berantai yang cepat. Reaksi ini dikenal sebagai kaskade koagulasi. Pada tahap akhir
kaskade ini, faktor koagulasi yang disebut trombin mengubah fibrinogen menjadi helai-helai
fibrin. Fibrin bekerja dengan cara menempel pada trombosit untuk membuat jaring yang
memerangkap lebih banyak trombosit dan sel. Gumpalan (bekuan) pun menjadi lebih kuat
dan lebih tahan lama.
-Penghentian proses pembekuan darah
Setelah bekuan darah terbentuk dan perdarahan terkendali. Protein-protein lain akan
menghentikan faktor pembekuan, agar gumpalan tidak berlanjut lebih jauh dari yang
diperlukan.
-Tubuh perlahan-lahan membuang sumbatan
Ketika jaringan kulit yang rusak sembuh, otomatis sumbatan tidak diperlukan lagi. Helai
fibrin pun hancur, dan darah mengambil kembali trombosit dan sel-sel dari bekuan darah.

45. Sistem Golongan Darah ABO


Pada sitem ABO, ada empat golongan utama darah manusia yang di dasarkan pada antigen
antibodi, yaitu:

Golongan darah A = Memiliki antigen A pada sel-sel darah merah, memiliki antibodi anti-B
dalam plasma.
Golongan darah B = Memiliki antigen B pada sel-sel darah merah, memiliki antibodi anti-A
dalam plasma.
Golongan darah O = Tidak memiliki antigen, tetapi keduanya memiliki antibodi anti-A dan
anti-B dalam plasma.
Golongan darah AB = Memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki antibodi.

43.

41,42,44. komponen-komponen penyusun daarah manusia dan fungsinya:


1. Sel darah merah Sel darah merah atau eritrosit
Sel darah merah Sel darah merah atau eritrosit memiliki ciri-ciri antara lain:
Berbentuk Berbentuk bulat pipih, seperti lempengan cakram dan bikonkaf.
Tidak memiliki inti sel
Berwarnamerahakibatdari kandungan hemoglobinnya
Proses produksi terjadi di dalam sumsum tulang
Memiliki jumlah yang aling banyak dibandingkan dengan yang lainnya. Baca: Fungsi Plasma
Darah
Sel darah merah Sel darah merah atau eritrosit berumursekitar 120 hari setelah itu Sel
darah merah Sel darah merah atau eritrosit akan hancur dan diganti dengan Sel darah
merah Sel darah merah atau eritrosit baru. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi untuk
mengikat dan mengangkut oksigen dan karbondioksida keseluruh tubuh. Selain itu juga
berfungsi untuk mengankut zat-zat yang diperlukan serta zat-zat yang harus dibuat dari
tubuh.
2. Sel darah putih atau leukosit
Sel darah putih atau leukosit memiliki tanggung jawab untuk menjaga imun tubuh,
melindungi tubuh dari serangan hal-hal yang membahayakan tubuh, serta membunuh

virus, bakteri serta bibit-bibit penyait lain yang bersarang di tubuh. Sel darah putih atau
leukosit bentuknya berubah-ubah dan tidak memiliki warna. Tempat untuk memproduksi Sel
darah putih atau leukosit yaitu berada di dalam sumsum merah, limpa, dan kura.

Sel darah putih atau leukosit memiliki 5 jenis sel diantaranya:


Neurofil, merupakan bagian dari Sel darah putih atau leukosit yang sering disebut dengan
granulosit. Nourofil ini berisi enzim yang didalamnya terdapat granul dalam jumlah
banyak.nourofil bertugas untuk melawan virus, bakteri dan bibit-bibit penyakit. Neurofil
memiliki 2 bentuk yaitu, yang berbentuk pita serta neurofil yang memilserta neurofil yang
memiliki segmen.
Limfosit, merupakan bagian dari Sel darah putih atau leukosit yang berfungsi untuk merusak
sel kanker dan membentuk anti bodi. Memiliki 2 macam jenis, merusak sel kanker dan
membentuk anti bodi. Memiliki 2 macam jenis, yaitu limfot t serta limfosit b.
Monosit, memiliki fungsi untuk memakan sel-sel yang sudah mati serta melawan organisme
atau bibi, memiliki fungsi untuk memakan sel-sel yang sudah mati serta melawan organisme
atau bibit penyakit yang menyebabkan infeksi.
Eosinofil , memiliki Eosinofil , memiliki fungsi untuk memakan parasit serta merusal sel-sel
kanker.
Basofil,
3. Trombosit
Merupakan komponen dari darah yang memiliki ukuran paling kecil dibandingkan dari sel
lainnya. Ukuran dari tombosit tidak beraturan dan tidak memiliki inti sel. Tugas dari trombosit
ini adalah unuk menghindari tubuh kehilanan banyak darah saat terjadi luka, jadi saat bagian
tubuh ada yang mengalami luka, tombosit akan membentuk jaring-jaring seperti jaring
laba-laba yang disebut benang fibrin.Tugas dari trombosit ini adalah unuk menghindari
tubuh kehilanan banyak darah saat terjadi luka, jadi saat bagian tubuh ada yang mengalami
luka, tombosit akan membentuk jaring-jaring seperti jaring laba-ba yang di sebut benang
fibrin untuk menutup luka dan memberhentikan pendarahan
40. Kelainan pada sistem gerak (Kelainan Tulang)
Terdapat beberapa kelainan pada sistem gerak yang dapat terjadi pada tulang, di antaranya,
rakhitis, osteoporosis, mikrosefalus, patah tulang, terkilir, kelainan bentuk tulang, dan artritis.
a. Kekurangan Vitamin D
Pada tubuh manusia, vitamin D dibentuk dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
Vitamin D sangat dibutuhkan untuk proses pelekatan kalsium di tulang ketika proses
penulangan pada masa anak-anak.
Kelainan pada Sistem Gerak Manusia
Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena tubuh kurang mendapat sinar matahari yang
cukup. Akibatnya, anak yang kekurangan vitamin D ini menderita kelainan pertumbuhan
yang disebut rakhitis. Hal tersebut ditunjukkan oleh kedua kaki yang berbentuk X atau O.
b. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan pada sistem gerak yang terjadi pada tulang manusia yaitu
dimana kondisi tulang menjadi lebih lunak. Hal tersebut dapat terjadi karena kekurangan
hormon-hormon tertentu yang membantu pelekatan kalsium.
kelainan-pada-sistem-gerak-1
Selain itu, penderita kelainan ini dapat disebabkan juga oleh kekurangan kalsium dalam
makanannya sehingga tubuhnya menggunakan kalsium yang tersimpan pada tulangnya.
Akibatnya, pada tingkat tertentu tulang menjadi lebih lunak.
c. Mikrosefalus
Mikrosefalus adalah kelainan pada sistem gerak terutama pada tulang kepala berupa ukuran
kepala bayi yang lebih kecil atau tidak proporsional. Hal tersebut disebabkan ketika hamil,
seorang ibu mengalami kekurangan kalsium sehingga pembentukan tengkorak bayi tidak
sempurna.
d. Patah Tulang (Fraktura)
Ada beberapa jenis patah tulang, yaitu:
Patah tulang terbuka, tulang yang patah mencuat keluar sehingga merobek kulit;
Patah tulang tertutup, tulang yang patah tidak melukai kulit.
Patah tulang lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan yang dialami penderita.
e. Terkilir
Seseorang dikatakan terkilir karena ligamen yang membungkus persendian tertarik ketika
melakukan gerakan yang tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan. Pada kasus dislokasi, ligamen
sobek sehingga sendi bergeser. Dislokasi disebut juga urai sendi.
f. Artritis
Artritis adalah kelainan pada sistem gerak yang terjadi pada persendian. Artritis dapat
dibedakan sebagai berikut.
Artritis gout, terjadi karena adanya timbunan asam urat. Pada umumnya, terjadi pada
sendi-sendi tangan. Akibatnya, sendi-sendi tangan terlihat lebih besar.
Osteoartritis disebabkan oleh menipisnya lapisan tulang rawan di ujung tulang. Hal tersebut
menyebabkan persendian sakit ketika digerakkan.
Artritis eksudatif, terjadi karena serangan kuman tertentu yang menyebabkan peradangan
pada persendian. Sendi dipenuhi oleh cairan getah bening.
Artritis sikka, terjadi karena berkurangnya cairan sinovial. Hal tersebut tenyebabkan rasa
sakit ketika menggerakkan persendian.
g. Kelainan Bentuk Tulang Belakang
Kebiasaan duduk yang salah atau kebiasaan membawa beban hanya di satu sisi tubuh saja,
dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang belakang. Ada beberapa jenis kelainan,
yaitu:
(a) Lordosis, jika bagian leher dan panggul menjorok ke depan;
(b) Kifosis, jika posisi punggung dan panggul menjorok ke belakang;
(c) Skoliosis, jika punggung membengkok ke samping.
2. Kelainan pada sistem gerak manusia (Kelainan Otot)
Otot sebagai alat gerak aktif dapat mengalami gangguan. Jika mengalami gangguan, kerja
otot dapat terganggu. Gangguan pada otot dapat terlihat, contohnya jika kita bergerak
mengalami rasa sakit pada bagian betis atau bagian lainnya. Berikut contoh kelainan dan
gangguan yang terjadi pada otot.
a. Atrofi
Atrofi adalah keadaan otot menjadi sangat kecil sehingga tidak mampu berkontraksi. Pada
umumnya, atrofi terjadi karena lama tidak menggunakan otot tersebut. Misalnya, tidak dapat
berjalan karena terlalu lama terbaring sakit.
b. Tetanus
Tetanus adalah keadaan otot yang kejang karena terus-menerus menerima rangsang.
Kelainan pada sistem gerak seperti tetanus ini disebabkan oleh Clostridium tetani, bakteri
yang menghasilkan zat serupa asetilkolin sehingga otot terus terangsang untuk berkontraksi.
c. Miastenia Gravis
Penyakit ini belum diketahui penyebabnya. Penderitanya perlahan-lahan mengalami
pelemahan pada otot-otot tubuhnya hingga akhirnya tidak berfungsi sama sekali. Pada
umumnya, penderita kelainan ini meninggal karena otot-otot yang berhubungan dengan
sistem pernapasan tidak dapat berkontraksi.
d. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi karena otot terus-menerus berkontraksi. Pada akhirnya, otot akan
mengalami kejang atau biasa disebut sebagai kram.
e. Distrofi
Mirip dengan atrofi, penderita distrofi mengalami otot yang mengecil dan tidak dapat
berfungsi normal. Namun, distrofi terjadi karena kelainan sejak lahir, diperkirakan kelainan
ini bersifat genetis.
f. Hernia
Hernia disebabkan selaput peritonial yang membatasi rongga perut melemah sehingga tidak
mampu menyangga usus. Akibatnya, usus turun dan terkadang mencapai testis atau sampai
ke daerah lipat paha.

36, saat otot berkontraksi, akan membebaskan senyawa asam pirovat dari proses glikolisis.
Asal pirovat akan diubah menjadi glukosa, CO2 dan asam laktat. Lalu glukosa dioksidasi,
membebaskan energi, air, dan CO2. Air dan CO2 akan dikeluarkan melalui alat ekskresi.
Energi yang dibebaskan dari oksidasi glukosa tersebut digunakan untuk membentuk ATP (
Adenosin Trifosfat ) & keratin fosfat. Pemecahan glukosa berlangsung pada saat otot
relaksasi.

35.Macam Macam tendon


Adapun macam-macam jenis tendon berdasarkan cara melekatnya pada tulang, yaitu:

Origo adalah tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya saat otot
berkontraksi.
Insersio adalah tendon yang melekat pada tulang yang ikut bergerak saat otot berkontraksi.

Anda mungkin juga menyukai