Maternitas Kelompok 4 Fix
Maternitas Kelompok 4 Fix
Oleh kelompok 4 :
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.
Singaraja,16
november 2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 simpulan………………………………………………………………38
3.2 saran…………………………………………………………………..38
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui tentang askep distosia
2. Mengetahui tentang askep kelahiran preterm
3. Mengetahui tentang askep prolapsed korda umbikal
4. Mengetahui tentang askep kehamilan multiple
4
BAB II
PEMBAHASAN
6
dalam mengadakan pembukaan.Disamping itu tonus otot uterus yang
menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu
dan dapat pula menyebabkan hioksia pada janin.
d) Manifestasi klinis
- Dapat dilihat dan diraba,perut terasa membesar kesamping
- Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan
- Nyeri hebat dan janin sulit untuk dikeluarkan
- Terjadi distensi berlebihan pada uterus
- Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan
dengan letak dada, teraba bagian – bagian kecil janin dan denyut
jantung janin terdengar lebih jelas pada dada.
e) Patofisiologi
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang
menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang
belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring
(oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan
meyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu
gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring
dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar
akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak
bisa lahir mengikuti kepala.
A. Konsep dasar asuhan keperawatan keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
- Riwayat kesehatan sekarang : Biasanya dalam kehamilan sekarang ada
kelainan seperti : Kelainan letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang
menjadi presentasi dll.
- Riwayat kesehatan dahulu : Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien
pernah mengalami distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan
sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada
riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
- Riwayat kesehatan keluarga : Apakah dalamkeluarga ada yang menderita
penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi.
- Pemeriksaan fisik : kepala, mata, thorax, abdomen, vulva&vagina, panggul
7
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko Kekurangan Volume Cairanb/d hipermetabolik, peningkatan
kehilangan cairan
b. Kerusakan Pertukaran Gas resiko tinggi terhadap janin berhubungan
dengan kontraksi uterus yang lama
c. Resiko Cedera tinggi terhadap janin berhubungan dengan hipoksia
jaringan, penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD.
A. Rencana asuhan keperawatan
No. Diagnosa Noc Nic
keperawatan
1. Resiko -fluid balance -fluid management
Kekurangan Setelah dilakukan - Monitor masukan. perhatikan berat jenis
Volume tindakan urin. Anjurkan klien untuk mengosongkan
Cairanb/d keperawatan kandung kemih sedikitnya sekali setiap hari
hipermetabolik, …×24 jam 1 1/2 jam
peningkatan diharapkan hasil - Monitor suhu setiap 4 jam lebih sering bila
kehilangan KH : tinggi. Pantau tanda-tanda vital/ DJJ sesuai
cairan indikasi
1.mempertahankan
- Beri cairan jernih dan es batu sesuai izin.
urine output sesuai
- Kaji praktik budaya mengenai masukan.
dengan usia&bb,
- Monitor kadar Hematokrit
BJ urine
- Terapi Intra Vena : Berikan bolus cairan
normal,HT normal
parentral sesuai indikasi
2.tanda-tanda vital - Pemantauan Cairan : Kaji tentang riwayat
dalam batas jumlah dan tipe intake cairan dan pola
normal eliminasi
- Monitor warna dan kuantitas urin
8
uterus yang …×24 jam retaksi otot intercostal
lama diharapkan hasil -Monitor bising pernafasan seperti ribut atau
dengkuran
KH :
-Terapi Oksigen:Berikan terapi oksigen sesuai
1.Tidak ada indikasi
kegelisahan
Pemberian Posisi: Posisikan klien miring kiri
2.Tidak ada gunakan baji di bawah bokong kanan bila klien
sianosis terlentang atau tinggikan klien pada posisi semi
9
2. Kelahiran preterm
a) Pengertian
Persalinan preterm biasanya didefinisikan sebagai kontraksi reguler
disertai perubahan pada serviks yang terjadi pada usia kehamilan
kurang dari 37 minggu. Menurut Creasy dan Herron, persalinan
preterm adalah persalinan pada wanita hamil dengan usia 20-36
minggu, dengan kontraksi uterus empat kali tiap 20 menit atau delapan
kali tiap 60 menit selama enam hari, dan diikuti oleh beberapa hal
meliputi ketuban pecah dini, dilatasi serviks > 2 cm, dan penipisan
serviks > 50%. Sedangkan persalinan post term adalah kehamilan yang
melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Kehamilan post matur
lebih mengacu pada janinnya, dimana dijumpai tanda-tanda seperti
kuku panjang, rambut panjang, kulit berkeriput, kulit menjadi
kehilangan air karena kulitnya tidak dilindungi oleh vernik kaseosa.
Mekonium dari ususnya mewarnai kuku mereka dan mungkin
ditemukan di dalam paru-parunya. Bayi pos term kehilangan berat
badan disebabkan oleh plasenta yang menua, plasenta menjadi kurang
efisien dalam memberikan kebutuhan nutrisi dan oksigen bayi dan
berakibat pada malnutrisi dan hipoksia.
b) Penyebab pretem
Faktor ibu
- Toksemia gravidarum, yaitu preeklamsi dan eklamsi.
- Kelainan bentuk uterus ( misalnya uterus bikornis, inkompeten
serviks)
- Tumor ( misalnya mioma uteri, sistoma)
- Ibu yang menderita penyakit antara lain: akut dengan gejala
panas tinggi ( misalnya tifus abdominalis, malaria), kronis
(misalnya TBC, penyakit jantung, gromerulonefritis kronis).
- Trauma pada masa kehamilan antara lain: fisik (misalnya
jatuh), psikologis (misalnya stres)
- Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahunn atau lebih
dari 30 tahun.
- Plasenta antara lain plasenta praevia, solusio plasenta.
10
Faktor janin
- Kehamilan ganda
- Hidramnion
- Ketuban pecah dini
- Cacat bawaan
- Infeksi ( misalnya rubeolla, sifilis, toksoplasmosis)
- Insufisiensi plasenta
Faktor plasenta
- Plasenta previa
- Solusio plasenta
11
- Verniks kaseosa tidak ada atau kurang
d) Penatalaksanaan
- Pengaturan suhu lingkungan : Bayi dimasukkan dalam inkubator
dengan suhu yang sudah diatur, bayi dengan berat badan <2000 gram
suhunya 35°C.
- Makanan bayi prematur : Umumnya bayi prematur belum sempurna
refleks menghisap dan batuk, kapasitas lambung masih kurang, maka
makanan diberikan dengan pipet sediki-sedikit namun lebih sering.
Kemungkinan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau
100-120 call/kg/hari pemberian dilakukan secara bertahap sesuai
kemampuan bayi untuk segera mungkin mencukupi kebutuhan
cairan/kalori. Karena mudah terjadi reglugitasi dan pneumoni aspirasi
pada bayi prematur, maka hal-hal berikut harus diperhatikan pada
pemberian minum bayi:
- Bayi diletakkan pada posisi kanan untuk membantu mengosongkan
lambung atau dalam posisi setengah duduk dipangkuan dengan
meninggikan kepala dan bahu 30° di tempat tidur bayi.
- Sebelum susu diberikan, diteteskan terlebih dahulu dipunggung tangan
untuk merasakan apakah susu cukup hangat dan keluar satu tetes dalam
setiap detik.
- Pada waktu bayi minum harus diperhatikan apakah dia menjadi biru,
ada gangguan pernapasan atau perut kembung pengamatan dilakukan
terus sampai kira-kira setengah jam sesudah minum. Gumpalan susu
dimulut harus dibersihkan.
- Untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit0sedikit
dengan perlahan dan hati-hati penambahan susu setiap kali minum
tidak boleh lebih dari 30 ml sehari.dll
Konsep dasar asuhan keperawatan keperawatan
1. Pengkajian
Identitas : Terjadi pada bayi pada bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu.
2. Keluhan utama
Berat badan < 2500 gr, panjang badan < 45 cm, usia kehamilan < 37 minggu.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
12
a. Riwayat Prenatal
Hamil dengan hidramnion, kehamilan ganda, perdarahan antepartum, komplikasi
kehamilan, pre eklamsi, dan ketuban pecah dini.
b. Riwayat natal
Usia kehamilan < 37 minggu, BBL < 2500 gram, panjang bayi < 45 cm, lingkar
kepala < 33 cm, lingkar lengan < 11 cm, lingkar dada < 34 cm, AS < 10, HR 130-
160 x/menit, RR 30-60 x/menit.
c. Riwayat post natal
TTV bayi, HR 130-160 x/menit, RR 30-60 x/menit dan langsung ditempatkan di
inkubator.
d. Riwayat kesehatan
Penyakit berat misal pneumonia.
e. Pengkajian fisik
Tanda vital:
Tekanan darah: >90/60 mmHg
Nadi: 100-140 x/menit
Pernafasan: pernafasan dangkal, tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal
nafas), pernafasan cuping hidung, mengorok, sianosis, frekuensi nafas
bervariasi, antara 45-50 x/menit.
Suhu: 36,3°C-36,9°C
Kulit: kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang
2. DiagnosaKeperawatan
a) Ketidakefektifan Pola Makan Bayi berhubungan dengan prematuritas
b) Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme
regulasi
c) Resiko Infeksi
13
3. Analisa Data
No Data Etiologi
1. DO : Ibu eklamsi
- reflek menghisap lemah ↓
- bayi lahir pre mature Lahir prematur ( 35 minggu )
- ibu eklamsi ↓
Sel-sel otak imatur
DS : ↓
- Gangguan dalam beberapa reflek
↓
Gangguan reflek menghisap
↓
Bayi kurang mendapat asupan gizi
↓
Ketidakefektifan Pola Makan
2. DO : BBLR
- penurunan BB ↓
- Kelemahan Permukaan tubuh relative lebih luas
- Mukosa kering ↓
DS : Penguapan berlebih
- Ibu belum dapat ↓
menyusui klien Kehilangan cairan
↓
Dehidrasi
↓
Mukosa kering
↓
Kelemahan
↓
Kekurangan volume cairan b/d kegagalan
mekanisme regulasi
3. DO : Ibu eklamsi
- Prematur ↓
- Tali pusat masih basah Prematur
↓
DS : BBLR
- Bayi belum di imunisasi ↓
Pembentukan antibodi imatur
↓
Kadar Imun rendah dan belum diimunisasi
↓
Daya tahan tubuh rendah
↓
14
Resiko Infeksi
4. IntervensiKeperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Ketidakefektifan · Kriteria Hasil : 1. Fasilitasi kontak ibu dengan
Pola Makan Bayi Setelah dilakukan keperawatan bayi seawal mungkin
berhubungan selama 2 x 24 jam diharapkan (maksimal 2 jam setelah lahir )
dengan klien mampu: 2. Monitor kemampuan bayi
prematuritas 1. Ibu dapat menyusui dengan untuk menghisap
efektif 3. Dorong orang tua untuk
2. Ibu mendapatkan meminta perawat untuk
pengetahuan tentang menemani saat menyusui
pentingnya menyusui sebanyak 8-10 kali/hari
4. Sediakan kenyamanan dan
privasi selama menyusui
5. Dorong ibu untuk tidak
membatasi bayi menyusu
6. Diskusikan penggunaan
pompa ASI jika bayi
tidakmampu menyusu
7. Instruksikan ibu untuk makan
makanan bergizi selama
menyusui
8. Kolaborasi: pemasangan NGT
(jika perlu)
2. Kekurangan Kriteria Hasil : 1. Pertahankan catatan intake
volume cairan Setelah dilakukan tindakan dan output yang akurat
keperawatan selama 3 x 24 2. Monitor status hidrasi
berhubungan
jam, kekurangan volume cairan (kelembaban membran
dengan kegagalan teratasi dengan kriteria hasil: mukosa, nadi adekuat)
mekanisme 1. Mukosa lembab 3. Monitor tanda-tanda vital:
2. Intake oral adekuat suhu, nadi, RR
regulasi
3. Kelemahan berkurang 4. Dorong masukan oral
5. Berikan penggantian
nasogastric sesuai oletput
6. Monitor BB
7. monitor status nutrisi
8. dorong keluarga untuk
memenuhi cairan (memberi
ASI)
15
9. Kolaborasi pemeriksaan
elektrolit, pemberian cairan
IV.
3. Resiko Infeksi Kriteria Hasil : 1. Observasi tanda dan gejala.
Setelah dilakukan perawatan 2. Monitor TTV pasien.
selama 2 x 24 jam diharapkan 3. Pertahankan teknik aseptif.
pasien : 4. Cuci tangan setiap sebelum
1. Tidak ada tanda dan dan sesudah tindakan ke
gejala infeksi. pasien.
2. Jumlah leukosit dalam 5. Pertahankan pemenuhan
batas normal. nutrisi yang adekuat (ASI).
3. Keluarga mampu 6. Melatih keluarga untuk
membantu perawatan membantu pasien : menjaga
pasien. kebersihan (cuci tangan),
pemenuhan nutrisi adikuat
(ASI).
7. Minimalkan tindakan
diagnostik yang tidak perlu.
8. Batasi pemakaian alat infasif.
9. Kolaborasi dengan dokter :
a. Pemberian Obat
b. Pemberian Imunisasi
c. Pemeriksaan Penunjang.
5. ImplementasiKeperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi
16
selama menyusui
8. Mengkolaborasikan: pemasangan NGT (jika perlu)
2. Kekurangan volume cairan 1. Memertahankan catatan intake dan output yang akurat
berhubungan dengan 2. Monitoring status hidrasi (kelembaban membran
kegagalan mekanisme mukosa, nadi adekuat)
regulasi 3. Monitoring tanda-tanda vital: suhu, nadi, RR
4. Mendorong masukan oral
5. Memberikan penggantian nasogastric sesuai oletput
6. Monitoring BB
7. monitoring status nutrisi
8. Mendorong keluarga untuk memenuhi cairan
(memberi ASI)
9. Mengkolaborasikan pemeriksaan elektrolit, pemberian
cairan IV.
3. Resiko Infeksi 1. Mengobservasi tanda dan gejala.
2. Monitoring TTV pasien.
3. Mempertahankan teknik aseptif.
4. Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
ke pasien.
5. Mempertahankan pemenuhan nutrisi yang adekuat
(ASI).
6. Melatih keluarga untuk membantu pasien : menjaga
kebersihan (cuci tangan), pemenuhan nutrisi adikuat
(ASI).
7. Meminimalkan tindakan diagnostik yang tidak perlu.
8. Mematasi pemakaian alat infasif.
9. Mengkolaborasikan dengan dokter :
a. Pemberian Obat
b. Pemberian Imunisasi
c. PemeriksaanPenunjang.
6. Evaluasi
NO Diagnosa keperawatan Evaluasi
1) Ketidakefektifan Pola Makan - S : Ibu klien mengatakan bayi mampu menyusui
Bayi berhubungan dengan - O : kebutuhan asi bayi tercukupi (8-10 kali/hari)
prematuritas - A : masalah teratasi sebagian
- P : mempertahankan intervensi yang ada
2) Kekurangan volume cairan - S : ibu mampu menyusui klien
berhubungan dengan kegagalan - O : berat badan meningkat, membrane mukosa
mekanisme regulasi lembab dan Aktivitas dan latihan normal
- A : Masalah teratasi sebagian
- P : melanjutkan intervensi
17
3) Resiko Infeksi - S : Ibu klien mengatakan tidak ada tanda dan gejala
infeksi.
- O : Leukosit dalam batas normal.
- A : Masalah teratasi.
- P : Lanjutkan intervensi.
a) Pengertian
Prolaps tali pusat adalah Tali pusat berada di samping atau melewati bagian
terendah janin dalam jalan lahir sebelum ketuban pecah. (Mansjoer Arif,
2000,hal.308)prprolapse Tali Pusat adalah Keadaan darurat yang mana keadaan tali
pusat dipindahkan diantara bagian yang disiapkan untuk janin dan tulang pelvis ibu. (
Maternal Invant Health, hal 68)
Prolaps Occult :
Keadaan dimana tali pusat terletak diatas di dekat pelvis tetapi tidak dalam
jangkauan jari pada pemeriksaan vagina.
Tali Pusat mungkin fore lying :
Adalah keadaan dimana tali pusat dapat diraba melalui arteum uteri, tetapi
berada didalam kantong ketuban yang utuh.
Tali pusat mungkin prolaps kedalam vagina atau bahkan diluar vagina setelah
ketuban pecah.
( Kedaruratan obsterti & Ginekologi, hal 372)
b) Etiologi
Letak Lintang
Letak sungsang terutama presentase bokong
Ketuban pecah dini
Plasenta previa
Prematuritas
Hidraamnion
c) Patofisiologi
18
Letak lintang, letak sungsangterutama presentase bokong, hidraamnion, KPD, dan
plasenta previa dapat menyebabkan prolaps tali pusat. Dimana tali pusat berada
dibagian terendah janin didalam jalan lahiratau berada diantarabagian yang disiapkan
untuk janin dan tulang pelvis ibu, sehingga tali pusat keluar dari uterus mendahului
bagian persentase pada setiap kontraksi.Dengan demikian tali pusat akan kelihatan
menonjol keluar dari vagina. Akibatnya tali pusat terpapar udara dingin yang
menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah tali pusat yang dapat menyebabkan
hipoksia pada janin.
d) Manifestasi Klinis
Tali pusat kelihatan menonjol keluar dari vagiana.
Tali pusat dapat dirasakan/ diraba dengan tangan didalam bagian yang lebih
sempit dari vagina.
Keadaan jalan lahir yang berbahaya mungkin terjadi sebagai mana tali pusat
ditekan antara bagian presentase dan tulang panggul.
Bradikardia janin ( DJJ <100x/menit)
Hipoksia Janin
e) Penatalaksanaan
Tali pusat berdenyut
1. Jika tali pusat berdenyut, berarti janin masih hidup.
2. Beri oksigen 4-6 liter/ menit melalui masker atau nasal kanul
3. Posisi ibu Trendelenberg
4. Diagnosis tahapan persalinan melalui pemeriksaan dalam segera.
5. Jika ibu pada persalinan kala I :
a) Dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi (DTT) masukan tangan
kedalam vagina dan bagian terendah janin segera didorong ke atas,
sehingga tahanan pada tali pusat dapat dikurangi.
b) Tangan yanglain menahan bagian terendah di supra bubis dan evaluasi
keberhasilan reposisi.
c) Jika bagian terbawah janin sudah terpegang dengan kuat diatas rongga
panggul, keluarkan tangan dari vagina, letakan tangan tetap diatas
abdomen sampai dilakukan sesio cesarea.
d) Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg IV secara berlahan untuk
mengurangi kontraksi rahim.
e) Segera lakukan seksio cesarea.
19
6. Jika ibu pada persalinan kala II :
a) Pada persentasi kepala, lakukan persalinan segera dengan ekstraksi
vakum atau ekstraksi cunam/forseps.
b) Jika persentase bokong/sungsang lakukan ekstraksi bokong atau kaki,
dan gunakan forseps pipa panjang untuk melahirkan kepala yang
menyusul.
c) Jika letak lintang, siapkan segera seksio caesarea.
d) Siapkan segera resusitasi neonatus
Konsep dasar asuhan keperawatan
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
b. Riwayat kehamilan (GPA)
c. Pemeriksaan umum : kesadaran, tanda vital, keadaan umum.
d. Pemeriksaan khusus :
a. Kepala :
Rambut : Kebersihan kulit kepala
Wajah : Adanya kloasma gravidarum atau tidak
Mata : Konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak.
Hidung : Kebersihan→sekret ada atau tidak, sinus paranasal membesar
atau tidak
Mulut : Kebersihan→mukosa mulut merah atau tidak, gigi berlubang
atau tidak.
Telinga :Kebersihan liang telinga, ada serumen atau tidak.
Leher : Kelenjar tiroid membesar atau tidak.
b. Toraks :
Inspeksi: Frekuensi pernapasan teratur atau tidak, pada payudara ada
striae dan linea atau tidak, areola mamae hiperpigmentasi atau tidak,
serta puting susu menonjol datar atau terbenam.
Palpasi : Ada pembengkakan pada payudara atau tidak.
Auskultasi : Bunyi napas normal atau tidak, bunyi jantung SI-S2 diapeks
c. Abdomen :
20
Inspeksi : Ada striae dan linea atau tidak, ada bekas luka operasi atau
tidak.
Palpasi : Tinggi fundus uteri, pemeriksaan leupold.
Auskultasi : DJJ normal tidak.
d. Vulva : Kebersihan vulva, fluor albus ada atau tidak.
e. Ekstremitas : ada varises atau tidak, edema ada atau tidak.
e. Pemeriksaan vaginal toucher
f. Teraba tali pusat pada daerah ostium uterus.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah ke plasentaatau
melalui tali pusat (prolaps).
2. Ketakutan dan kecemasan b/d situasi, ancaman yang dirasakan oleh ibu atau
janin.
3. Resiko cedera terhadap janin b/d hipoksia janin dan abnormalitas pelvis ibu.
4. Koping individu inefektif b/d komplikasi persalinan.
5. Resiko infeksi b/d terpaparnya tali pusat dengan udara dingin.
3. Rencana asuhan keperawata
Keperawatan
atau melalui tali pusat pertukaran gas dapat diatasi melakukan pergerakan
21
2) Lakukan pendekatan pada
Ansietas b/d situasi, Setelah dilakukan asuhan
dirasakan oleh
ibu jam, diharapkan klien dapat Berikan informasi
menggunakan tehnik
relaksasi
Kolaborasikan dengan
cemas
jam, diharapkan
klien Pantau aktivitas
22
Saluran O2 dan nutrisi pada mengkonsumsi makanan
membantu pemenuhan
klien
akan menurunkan
23
dengan kriteria hasil: Bersihkan daerah pasca
kulit yang telah dilakukan Kolaborasikan dengan
pemberian obat
antibiotik
menghabiskan obat
diberikan
24
4. KEHAMILAN KEMBAR
a) PENGERTIAN
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih
(Manuaba, 1998 : 265).Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi
menghasilkan janin lebih dari satu (Saifuddin, 2001 : 311).Kehamilan ganda
adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. (Mochtar, 1990).Kembar
siam adalah keadaan anak kembar dimana tubuh keduanya bersatu yang
terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna.Kehamilan ganda adalah suatu keadaan kehamilan dengan jumlah
janin dua atau lebih.(Taber, 1994 : 282).Kehamilan ganda adalah kehamilan
dimana terdapat dua atau lebih janin dalam satu uterus pada waktu
kehamilan tersebut (sewaktu hamil). (Wikipedia Indonesia, 2003).
b) Klasifikasi
Jenis kehamilan kembar menurut Manuaba dan Mochtar (1990) meliputi:
1) Kehamilan kembar monozigote (identik).Merupakan kehamilan
kembar yang berasal dari satu ovum sehingga disebutkan juga
hamil kembar identik atau hamil kembar homolog atau hamil
kembar uniovuler. Kehamilan kembar monozigote dapat terjadi
karena:
2) Satu ovum dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula.
3) Hambatan pada tingkat segmentasi.
4) Hambatan setelah amnion terbentuk, tetapi sebelum primitive strike
(4 – 5 minggu kehamilan).
Hamil kembar ini mempunyai ciri sebagai berikut:
-Jenis kelamin sama.
- Biasanya kembar identik.
- Mempunyai gen yang sama.
- Pada kehamilan dalam rahim terdapat 1 plasenta, 1 korion, 2 amnion.
25
Pada hamil kembar monozigote dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar
siam
Dapat terjadi satu janin meninggak dan yang lain tumbuh sampai cukup bulan.
Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada
kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau kompresu
Perbedaan kehamilan kembar monozigote dan dizigote
Plasenta 1 (70 %)
2 (30 %) 2 (100 %)
Khorion 1 (70 %)
2 (30 %) 2 (100 %)
Amnion 1 (70 %)
2 (30 %) 2 (100 %)
26
Sekat kedua kantong 2 lapis 4 lapis
Cara pegangan Bisa sama, bisa satu Bisa sama, bisa duanya
kidal, uang lain kanan kanan
Misalnya:
Suporfokundasi
ialah perbuahan 2 telur yang dikeluarkan pada ovum yang sama pada dua kali
Suporfetasi
Adalah kehamilan kedua yang terjadi pada beberapa minggu atau setelah kehamilan
pertama.
27
LetakJanin
Pada kehamilankembarseringterjadikesalahanpresentasi dan posisikeduajanin.
Begitu pula letakjaninkeduadapatberubahsetelahjaninpertamalahir,
misalnyaletaklintangberubahjadiletaksungsangatauletakkepala. Berbagaikombinasiletak,
presentasi dan posisibisaterjadi; yang paling seringdijumpaiadalah:
1. Keduajanindalamletakmembujur, presentasikepala; (44-47%);
2. Letakmembujur, presentasikepalabokong (37-38%);
3. Keduanyapresentasibokong (8-10%);
4. Letaklintang dan presentasikepala (5-5,3%);
5. Letaklintang dan presentasibokong (1,5-2%);
6. Dua-duanyaletaklintang (0,2-0,6%);
7. Letak dan presentasi 69 adalahletak yang berbahaya, karenadapatterjadi
“kuncimengunci” (interlocking).
c) Etiologi
Dalam berbagai literatur disebut insiden kehamilan kembar adalah 1
kehamilan kembar dibanding 89 kehamilan tunggal. Sedangkan kembar tiga 1
berbanding 89 pangkat dua, dan kembar empat 1 berbanding 89 pangkat tiga,
dan seterusnya. Beberapa faktor berikut menurut Mariono ikut berperan dalam
menyebabkan terjadinya kehamilan ganda:
Ras/bangsa : Menurut literatur, ras berwarna seperti bangsa Asia dan Afrika
cenderung lebih besar mengalami kehamilan ganda ketimbang ras kulit
putih/Eropa. Meski belum dapat dibuktikan secara empiris, tapi pada banyak
kasus memang terlihat kehamilan ganda lebih sering dialami ibu-ibu hamil
kulit berwarna dibanding mereka yang berkulit putih.
Usia : Dengan bertambahnya usia, kemungkinan terjadinya kehamilan ganda
semakin besar. Akan tetapi selepas umur 40 tahun, probabilitas terjadinya
kehamilan ganda akan menurun lagi.
28
Yang pasti, insiden atau angka kejadian dari garis maternal lebih besar
dibanding dari garis paternal.
29
berlangsung sempurna dan disebut kembar siam.Pada kembar fraternal atau
kembar dizigote, dimana terjadi dua ovum yang matang secara bersama –
sama dibuahi oleh masing masing 1 sel sperma. Sehingga pada proses
pembelahan selanjutnya akan terbentuk 2 janin dengan 2 plasenta, 2 amnion
dan 2 korion yang terpisah, tetapi masih dalam satu rahim.
e) Gambaran klinik
Pada kehamilan ganda dengan distensi uterus yang berlebihan dapat
terjadi persalinan prematur. Kebutuhan ibu untuk pertumbuhan janin lebih
besar sehingga terjadi defisiensi nutrisi seperti anemia kehamilan yang dapat
menggangu pertumbuhan janin dalam rahim. Frekuensi terjadinya
hidramnion pada hamil ganda sekitar 10 kali lebih besar dari kehamilan
tunggal. Keregangan otot rahim yang menyebabkan iskemik uteri dapat
meningkatkan kemungkinan pre eklampsia dan eklampsia.Solusio plasenta
dapat terjadi setelah persalinan anak pertama karena retraksi otot rahim yang
berlebihan, perjalanan persalinan dapat berlangsung lebih lama, karena
ketegangan otot rahim yang melampaui batas setelah persalinan, terjadi
gangguan kontraksi otot rahim yang menyebabkan atonia uteri,
menimbulkan perdarahan, retensio plasenta dan plasenta rest.Dengan janin
yang relatif berat badannya rendah menyebabkan morbiditas yang tinggi.
Keluhan pada kehamilan kembar diantaranya terasa sesak napas, sering
ingin kencing, edema tungkai, pembesaran pembuluh darah (varises). Dalam
perawatan antenatal pada kehamilan kembar dapat di tingkatkan.(Manuaba,
1994)
f) Komplikasi
Komplikasi potensial meliputi hal – hal berikut :
1. Persalinan dan kelahiran prematur, yang terjadi 5 sampai 10 kali
lebih sering dibangding kehamilan tunggal, dan merupakan
ancaman terbesar bagi kehamilan kembar / ganda.
2. Kelainan letak (mal presentasi) kembar yang pertama, dapat
bokong, oblik, atau lintang dan diperkirakan terjadi pada 25 – 30
% kasus.
3. Persalinan disfungsional, yang disertai dengan peregangan uterus
yang berlebihan.
30
4. Malformasi janin.
5. Prolaps tali pusat.
6. Hidramnion.
7. Anemia defisiensi besi pada bumil.
8. Pre eklampsia atau eklampsia.
9. Perdarahan antepartum, baik plasenta previa ataupun solusio
plasenta, yang dapat terjadi pada hampir 5 % kehamilan kembar.
10. Perdarahan post partum.
11. Toxaemia gravidarum, lebih sering terjadi pada kehamilan kembar
dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
g) PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Ultrasonografi memudahkan diagnosis kehamilan ganda, evaluasi
pertumbuhan janin dan identifikasi presentasi janin.
Foto abdimen dapat membantu bila USG tidak tersedia.
Pemantauan frekuensi jantung janin memberikan penilaian kesehatan
janin
h) PENATALAKSANAAN
PenanganandalamKehamilan :
-Prenatal yang baikuntukmengenalkehamilankembar dan
mencegahkomplikasi yang timbul, dan
biladiagnosatelahditegakkanperiksaulangakanlebihsering (1 kali seminggu
pada kehamilan 32 minggukeatas).
-Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalananjauhdilarang,
karenaakanmerangsangpartusprematurus.
-Pemakaianguritakorset yang tidakterlaluketatdiperbolehkan,
supayaterasalebihringan.
-Pemeriksaandarahlengkap, Hb dan golongandarah.
-Makanandianjurkanmengandungbanyak protein dan
makandilaksanakanlebihseringdalamjumlahlebihsedikit.
-Bilaadatanda-tandapartusprematurus yang
mengancamdenganpemberianbetamethason 24 mg per
hariuntukpematanganjanin.
31
- Anjurkanrawatinapbila:Adakelainanobstetri,ada
his/pembukaanserviks,adanyahipertensi,pertumbuhan salah
satujaninterganggu,kondisisosial yang tidakbaik,profilaksis/mencegahpartus
prematurus denganobat tokolitik,pemasanganjerat (Shirodkar’s operation).
1. PenanganandalamPersalinan
1) Bilaanak I letaknyamembujur, kala I diawasisepertibiasa,
ditolongsepertibiasadenganepisiotimimediolateralis.
2) Setelah itubaruwaspada, lakukanperiksaluar,
periksadalamuntukmenentukankeadaanjanin II. Tunggu,
sambilmemeriksatekanandarahibu dan lain-lain.
3) Biasanyadalam 10-15 menit his akankuatlagi. Bilajanin II letakmembujur,
ketubandipecahkanpelan-pelansupaya air ketubantidakderasmengalirkeluar.
Tunggu dan pimpinpersalinananak II sepertibiasa.
4) Awasataskemungkinanterjadinyaperdarahan postpartum, makasebaiknyadipasang
infuse profilaksis.
5) Bilaadakelainanletakanak II, misalnyamelintangatauterjadiprolapstalipusat dan
solusioplasenta, makajanindilahirkandengancaraoperatifobstetrik;
a) Pada letaklintangcobaversiluardahulu.
b) Ataulahirkandengancaraversi dan ekstraksi;
c) Pada letakkepalapersalinandipercepatdenganekstraksivakumatau forceps.
d) Pada letakbokongatau kaki; ekstraksibokongatau kaki.
6) Indikasisectiocaesareahanya pada:
a) Janin I letaklintang;
b) Terjadiprolapstalipusat;
c) Plasenta previa;
d) Terjadi interlocking pada letakkeduajanin 69; anak I letaksungsang dan anak II
letakkepala.
32
pergerakan anak mungkin lebih sering terasa.Kaji keluhan subjektif
seperti: perasaan berat, sesak napas, bengkak kaki dan lain – lain.
Pemeriksaan fisik.
a. Inspeksi : Perut lebih besar dari tuanya kehamilan.
b. Palpasi : Fundus uteri lebih tinggi tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Teraba 3 bagian besar janin, teraba 2 balotement, teraba gerakan –
gerakan janin yang lebih banyak, serta teraba banyak bagian – bagian
kecil
c. Auskultasi : Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak
berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit
atau sama – sama dihitung dan berselisih 10.
d. vaginal toucher :Mungkin teraba kepala yang sudah masuk kedalam
rongga pinggul diatas simphisis teraba bagian besar.
2. Diagnosa keperawatan
a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,
muntah, anoreksia.
b) Perubahan eliminasi urine b.d pembesaran uterus dan peningkatan
tekanan abdomen.
c) Resiko tinggi intoleransi aktivitas b.d kepekaan uterus
meningkat.Ansietas b.d kemungkinan kelahiran prematur, ancaman
yang dirasakan atau aktual terhadap janin dan diri sendiri.
d) Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi b.d kurangnya
informasi.
3. Rencana asuhan keperawatan
No. Diagnosa Tujuandan kriteria hasil intervesi Rasional
Keperawatan
33
protein terpenuhi sedikit tapi sering gram/kg BB,
5. Pantau BB ibu setiap suplemen tablet
kali kunjungan Fe 60-1000
mg/hari
memenuhi
kebutuhan nutrisi.
-Mengetahui
perubahan berat
badan ibu
dihubungkan
intake nutrisi
yang adekuat
2. Resiko tinggi injury Tidak terjadi injury 1. Anjurkan ibu untuk -Meningkatkan
bedrest selama perfusi uterine
berhubungan dengan pada ibu bila terjadi
trimester III
kelahiran prematur kelahiran premature 2. Anjurkan ibu untuk -Hal ini dapat
menghindari hubungan meningkatkan
suami istri selama kontraksi uterus
kehamilan trimester III sehingga bias
terjadi kelahiran
prematur
3. Gangguan rasa Ibu mampu toleransi 1. Anjurkan ibu untuk -Posisi miring kiri
menggunakan sabut ibu mengurangi
nyaman terhadap nyeri yang
hamil, dan tidur dengan penekanan pada
berhubungan dengan dialaminya posisi miring kiri aorta dan vena
2. Anjurkan keluarga cava serta
meningkatnya
untuk memberikan mencegah
kontraksi uterus dan lingkungan yang terjadinya
nyaman bagi ibu hipertensi.
penambahan berat
Membuat ibu
uterus. merasa lebih
nyaman
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Banyak sekali jenis komplikasi pada persalinan.Hanya saja kelompok
hanya bisa membahas sebagian dari komplikasi tersebut.Komplikasi
kehamilan terkdang tidak bisa dihindari maka dari itu ketika sudah mengethui
hal tersebut diharapkan agar ibu hamil segera memeriksakan ke rumah sakit
terdekat agar ibu dan anak bisa selamat.
3.2 saran
ketika sudah mengethui hal tersebut diharapkan agar ibu hamil segera
memeriksakan ke rumah sakit terdekat agar ibu dan anak bisa selamat.
35
DAFTAR PUSTAKA
36