Disusun Oleh :
Amirotul Husna Afifah ( D1091161010 )
Digna Setyana Hayu Putri ( D1091161011 )
Nina Siti Barokah ( D1091161015 )
Angela ( D1091161017 )
Erwin Septiawan ( D1091161022 )
Rendy Hidayat ( D1091161028 )
Yanur Ramadhan ( D1091161042 )
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
3.2.1. Pembagian Wilayah Durian ....................................................................... 20
3.2.2. Struktur Pemerintahan Desa Durian .......................................................... 20
3.3. Masalah dan Potensi ....................................................................................... 22
3.4. Pengkajian Keadaan Desa Menggunakan Sketsa Desa/ Mapping ................. 26
3.5. Karakteristik dan keadaan dari tempat-tempat tertentu/Transect ................... 29
3.6. Pengkajian Keadaan Desa berdasarkan Kalender Musim/Seasonal calendar 33
3.7. Peringkat Pengkajian Desa/Matrix rangking.................................................. 35
3.8. Pengkajian Karakteristik sosial ekonomi/ livelyhood analysis ...................... 38
3.9. Pengkajian Keadaan Kelembagaan Desa/ Diagram Venn ............................. 39
3.10. Analisis SWOT .............................................................................................. 41
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 43
4.1. Kesimpulan..................................................................................................... 43
4.2. Rekomendasi .................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 44
LAMPIRAN FOTO ........................................................................................................ 45
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
komitmen serta partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat. Hal ini perlu terus didorong dalam
rangka peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat (publik) dan kesejahteraan
masyarakat, sehingga pembangunan yang dilaksanakan di Desa Durian tidak terlepas dari arah
kebijakan dan strategi pembangunan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan oleh Pemerintah
Kecamatan Ambawang, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat, serta Pemerintah Pusat.
2
prioritas pembangunan kabupaten. Kepala Desa yang terpilih disyaratkan menetapkan RPJM
Desa dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan Kepala Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 66 Tahun 2007, Tentang Perencanaan
Pembangunan Desa mengatur tentang penyusunan RPJM Desa serta bagian yang harus
diprioritaskan yaitu:
1) penetapan dan penegasan batas desa;
2) pendataan desa;
3) penyusunan tata ruang desa;
4) penyelenggaraan musyawarah desa;
5) pengelolaan informasi desa;
6) penyelenggaraan perencanaan desa;
7) penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan desa;
8) penyelenggaraan kerja sama antar desa;
9) pembangunan sarana dan prasarana kantor desa; dan
10) kegiatan lainnya sesuai kondisi desa.
Ruang lingkup materi yang akan dibahas adalah mengenai profil desa, pemaparan potensi
dan masalah desa, peringkat masalah dan tindakan pemecahan masalah desa. Masukan-
masukan tersebut menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa yang terdiri atas potensi dan masalah desa, perumusan program desa, strategi pencapaian
atas program yang dipaparkan, dan terakhir menentukan arah kebijakan pembangunan desa.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
4) Peningkatan pendalaman nilai-nilai keragaman, sosial budaya dalam rangka
mewujudkan peningkatan sosial.
5) Meningkatkan pendapatan Desa melalui BUMDesa
5
berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana atau pelaksanaan anggaran
tersebut.
3) Prinsip value for money
Prinsip ini berarti diterapkannya tiga pokok dalam proses penganggaran yaitu ekonomis,
efisien, dan efektif. Ekonomis yaitu pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam
jumlah dan kualitas tertentu dengan harga yang murah. Efisien adalah penggunaan dana
masyarakat tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal atau memiliki daya
guna. Efektif dapat diartikan bahwa penggunaan anggaran tersebut harus mencapai target
atau tujuan kepentingan masyarakat.
6
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) berjumlah paling sedikit 7
(tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang anggota Tim penyusun juga
perlu mempertimbangkan keterwakilan perempuan di dalamnya. Tim penyusun
RPJMDes disahkan dengan keputusan Kepala Desa. Struktur Tim penyusun
RPJMDes antara lain:
a. Kepala Desa selaku pembina.
b. Sekretaris desa selaku ketua.
c. Ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku sekretaris.
d. Anggota yang berasal dari perangkat desa, lembaga pemberdayaan
masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat
lainya.
2. Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota, Tim
penyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)
Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota untuk
mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan Kabupaten/Kota dengan
pembangunan desa. Penyelarasan arah kebijakan itu dilakukan dengan
mengikuti sosialisasi atau mendapatkan informasi tentang arah kebijakan
pembangunan Kabupaten/Kota. Informasi arah kebijakan pembangunan
Kabupaten/Kota sekurang- kurangnya meliputi:
a. Rencana pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten/Kota.
b. Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah.
c. Rencana umum tata ruang wilayah Kabupaten/Kota.
d. Rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten/Kota.
e. Rencana pembangunan kawasan pedesaan.
3. Pengkajian keadaan desa, Tim penyusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes) melakukan pengkajian keadaan desa yang
dilakukan dalam rangka mempertimbangkan kondisi obyektif desa. Laporan
hasil pengkajian keadaan desa menjadi bahan masukan dalam musyawarah desa
dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan desa.
a. Kegiatan pengkajian keadaan desa meliputi kegiatan sebagai berikut:
b. Penyelarasan data desa.
c. Penggalian gagasan masyarakat.
4. Penyusunan laporan hasil pengkajian keadaan desa.
Penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah desa, Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) menyelenggarakan musyawarah desa
berdasarkan laporan hasil pengkajian keadaan desa. Musyawarah desa dapat
dilaksanakan setelah Kepala Desa menyerahkan laporan hasil pengkajian
keadaan desa. Dalam musyawarah desa yang perlu dibahas dan disepakati antara
lain:
a. Laporan hasil pengkajian keadaan desa.
b. Rumusan arah kebijakan pembangunan desa yang dijabarkan dari visi dan
misi Kepala Desa.
7
c. Rencana prioritas kegiatan penyelenggaraan pemerintah desa,
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa.
8
mengemukakan tiga tema penting yang dianggap menentukan bagi konsep perencanaan yang
berpusat pada rakyat, yaitu:
1) Penekanan akan dukungan dan pembangunan usaha-usaha swadaya kaum miskin guna
menangani kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri.
2) Kesadaran bahwa walaupun sektor modern merupakan sumber utama bagi pertumbuhan
ekonomi yang konvensional, tetapi sektor tradisional menjadi sumber utama bagi
kehidupan sebagai besar rumah tangga miskin
3) Kebutuhan akan kelembagaan yang baru dalam usaha membangun kemampuan para
penerima bantuan yang miskin demi pengelolaan yang produktif dan swadaya
berdasarkan sumber-sumber daya lokal.
Aspek penting dalam suatu program pembangunan pemberdayaan masyarakat adalah
program yang disusun sendiri oleh masyarakat, mampu menjawab kebutuhan dasar
masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang terpinggirkan lainnya,
dibangun dari sumber daya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan
ketergantungan serta berkelanjutan.
9
a) Tujuan penerapan metode PRA
Pada intinya PRA adalah sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan
masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan
mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata
(Chambers, 1996). Beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam metode PRA antara
lain adalah : saling belajar dan berbagi pengalaman, keterlibatan semua anggota kelompok
dan informasi, orang luar sebagai fasilitator, konsep triangulasi, serta optimalisasi hasil,
orientasi praktis dan keberlanjutan program (Rochdyanto, 2000). Metode tersebut
dipandang telah memiliki teknis-teknis yang dijabarkan cukup operasional dengan konsep
bahwa keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam seluruh kegiatan. Pendekatan
PRA memang bercita-cita menjadikan masyarakat menjadi peneliti, perencana, dan
pelaksana pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. Tekanan aspek
penelitian bukan pada validitas data yang diperoleh, namun pada nilai praktis untuk
pengembangan program itu sendiri. Penerapan pendekatan dan teknik PRA dapat memberi
peluang yang lebih besar dan lebih terarah untuk melibatkan masyarakat. Selain itu melalui
pendekatan PRA akan dapat dicapai kesesuaian dan ketepatgunaan program dengan
kebutuhan masyarakat sehingga keberlanjutan (sustainability) program dapat terjamin.
b) Struktur program
Tujuan penerapan metode PRA adalah pengembangan program bersama masyarakat,
penerapannya perlu senantiasa mengacu pada siklus pengembangan program. Gambaran
umum siklus tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi, dengan maksud untuk menggali
informasi tentang keberadaan lingkungan dan masyarakat secara umum.
2. Perumusan masalah dan penetapan prioritas guna memperoleh rumusan atas dasar
masalah dan potensi setempat.
3. Identifikasi alternatif pemecahan masalah atau pengembangan gagasan guna
membahas berbagai kemungkinan pemecahan masalah melalui urun rembug
masyarakat.
4. Pemilihan alternatif pemecahan yang paling tepat sesuai dengan kemampuan
masyarakat dan sumber daya yang tersedia dalam kaitannya dengan swadaya.
5. Perencanaan penerapan gagasan dengan pemecahan masalah tersebut secara konkret
agar implementasinya dapat secara mudah dipantau.
6. Penyajian rencana kegiatan guna mendapatkan masukan untuk penyempurnaannya di
tingkat yang lebih besar.
7. Pelaksanaan dan pengorganisasian masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat
perkembangan masyarakat.
8. Pemantauan dan pengarahan kegiatan untuk melihat kesesuaiannya dengan rencana
yang telah disusun.
9. Evaluasi dan rencana tindak lanjut untuk melihat hasil sesuai yang diharapkan,
masalah yang telah terpecahkan, munculnya massalah lanjutan, dll.
10
c) Permasalahan PRA
Meningkatnya secara cepat popularitas PRA dikhawatirkan menyebabkan
sedemikian terburu-burunya menerima gagasan ini tanpa pemahaman yang cukup
mendasar akan prinsip dasar yang ada yang kemudian diikuti dengan harapan yang terlalu
tinggi akan keampuhan PRA. Oleh karenanya beberapa massalah yang timbul akibat
merebaknya penggunaan metode PRA adalah :
1. Permintaan melampaui kemampuan akibat metode ini dilatih kan dalam forum yang
formal tanpa cukup kesempatan untuk menghayati dan mendalami prinsip yang
mendasarinya.
2. Kehilangan tujuan dan kedangkalan hasil akibat penerapan yang serampangan di
lapangan tanpa tujuan yang jelas.
3. Kembali menyuluh akibat petugas tidak siap untuk memfasilitasi partisipasi
masyarakat.
4. Menjadi penganut fanatik karena tidak munculnya improvisasi dan variasi petugas
untuk menggali lebih dalam permasalahan di masyarakat.
5. Mengatasnamakan PRA untuk kegiatan yang sepotong-potong di luar konteks
program pengembangan masyarakat.
6. Terpatok waktu akibat program yang berorientasi pada target (teknis, administratif).
7. Kerutinan yang dapat membuat kegiatan tidak hidup lagi sehingga terjebak dalam
pekerjaan yang rutin dan membosankan.
d) Teknik PRA
Dalam perkembangannya telah banyak dikembangkan beberapa teknik PRA yang
pada intinya merupakan bentuk implementasi dari metode PRA. Sudah barang tentu
teknik-teknik yang dikembangkan tersebut disesuaikan dengan maksud dan tujuan
penerapan metode PRA sendiri, serta semestinya tidak menutup kemungkinan atau bahkan
dapat disebutkan mengharuskan adanya improvisasi dan modifikasi terhadap metode PRA
itu sendiri.
Beberapa teknik penerapan PRA antara lain : (a) Penelusuran Alur Sejarah, (b)
Penelusuran Kebutuhan Pembangunan, (c) Analisa Mata Pencaharian, (d) Penyusunan
Rencana Kegiatan, (e) Focus Group Discussion, (f) Pemetaan, dll.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
dari hubungan tadi mulai merambah ke usaha pengolahan kebun, yakni dalam bentuk bagi
hasil, numpang dan majek atau kontrak. Dalam pola kerja sama terakhir ini pun terlihat jelas
adanya pola ketergantungan antara pasangan-pasangan suku bangsa yang telah disebutkan.
Bencana besar yang pernah terjadi di Desa Durian pada tahun 1980 adalah bencana
putting beliung yang mengebabkan kerugian material, berupa rumah dan bangunan-bangunan,
serta kerugian non-materian berupa trauma bagi warga. Bencana selanjutnya yang terjadi
adalah kebakaran laha, karena Desa Durian didominasi oleh lahan gambut yang mudah
terbakar. Kebakaran hutan terbesar yang pernah terjadi adalah kebakaran hutan pada tahun
2015. Terjadi pula pada tahun 2018 yang menyebabkan kerugian material maupun nonmaterial.
13
Gambar 3. 1 Peta Administrasi Desa Durian
14
3.1.3. Kondisi Penggunaan Lahan
Desa Durian memiliki luas wilayah 42.000 Ha. Mengetahi Penggunaan lahan di Desa
Durian dapat membantu memudahkan penataan wilayah desa. Berikut ini luas wilayah Desa
Durian berdasarkan Pemanfaatan atau penggunaan lahannya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 3.1 Luas Penggunaan Lahan Desa Durian
Luas
No. Penggunaan Lahan
(Ha)
1 Luas pemukiman 8081.7
2 Luas persawahan 25
3 Luas perkebunan 17000
4 Luas kuburan 0.8
5 Luas pekarangan 15
6 Luas taman 10
7 Perkantoran 0.5
8 Luas prasarana umum lainnya 16867
Total 42000
Sumber: Profil Desa Durian, 2018
Diketahui dari tabel diatas bahwa penggunanan lahan terbesar di Desa Durian ialah
Perkebunan dengan luas 17000 Ha. Luas penggunanan lahan terkecil sebesar 0,5 Ha untuk
Perkantoran.
15
Gambar 3. 2 Peta Penggunaan Lahan
16
Berikut ini merupakan tabel kepemilikan dan penggunaan tanah berdasarkan jenisnya di
Desa Durian.
Tabel 3. 2 Jumlah Kepemilikam Tanah Pertanian dan Perkebunan
No. Kepemilikan Tanah Luas
Pertanian
a. Jumlah keluarga memiliki tanah pertanian 109 keluarga
b. Tidak memiliki 80 keluarga
c. Memiliki kurang 10 ha 55 keluarga
Perkebunan
a. Jumlah keluarga memiliki tanah perkebunan 1200 keluarga
b. Tidak memiliki 800 keluarga
c. Memiliki kurang dari 5 ha 200 keluarga
d. Memiliki 10 – 50 ha 1000 keluarga
Sumber: Profil Desa Durian, 2018
Berdasarkan tabel diatas status kepemilikan tanah yang dominasi dimiliki oleh
masyarakat Desa Durian adalah kepemilikan tanah perkebunan yang dimiliki 1200 keluarga.
Status kepemulukan tanah terendah terdapat pada kepemilikan tanah pertanian kurang dari 10
Ha sebanyak 55 keluarga. Warga yang tidak memiliki tanah pertanian hanya sebesar 80, hal
ini menandakan bahwa sebagian masyarakat memiliki lahan pertanian.
JUMLAH PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
3108
2958
LAKI-LAKI PEREMPUAN
17
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan
di Desa Durian lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki. Sedangkan jumlah penduduk
berdasarkan penganut agama di Desa Durian adalah sebagai berikut.
Dari tabel diatas diketahui penduduk beragama Islam adalah agama dengan penganut
terbanyak di Desa Durian dengan jumlah 5.370 jiwa. Sedangkan agama dengan penganut
paling sedikit di Desa Durian yaitu agama Hindu dengan penganut berjumlah 4 jiwa.
Dari tabel diatas diperoleh informasi bahwa penduduk Desa Durian dominan belum
sekolah yaitu berjumlah 2.437 jiwa. Tingkat pendidikan terbanyak yaitu pada tamatan SMA
dengan jumlah 1.000 jiwa dan tingkat pendidikan penduduk paling sedikit yaitu tamatan Strata-
2 (S2) yang berjumlah 8 jiwa. Selain itu juga untuk melihat keadaan kesehatan masyarakat bisa
dilihat dari sumber air baku masyarakat di Desa Durian yaitu sebagai berikut.
18
Tabel 3. 5 Sumber Daya Air
Jenis Jumlah Pemanfaat Kondisi Kualitas
(unit) (KK) Air
Sumur galian 320 895 Baik Berbau
Sumur pompa 1 10 Baik Baik
Sungai 1 540 Kurang baik Kurang baik
Bak penampung air hujan 1.200 1.000 Baik Baik
Depot isi ulang 1 1.200 Baik Tidak baik
Sumber: Profil Desa Durian, 2018
Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa penduduk Desa Durian banyak menggunakan
depot isi ulang namun kualitas airnya tidak baik. Dilihat dari tabel sumber daya air yang didapat
digunakan untuk minum ialah air dari bak penampungan air hujan dan sumur pompa, namun
yang lebih aman menggunakan air dari bak penampungan air hujan. Menganai budaya, Desa
Durian banyak bertempat orang-orang suku jawa sehingga kebudayaan disini banyak
terpengaruhi oleh adat istiadat jawa yang sudah bercorak islam. Mengenai politik, masih sedikit
masyarakat yang terlibat aktif dalam partai politik di Desa Durian ini. Pola kehidupan
masyarakatnya sudah mengarah ke jaman modern.
Kondisi perekonomian masyarakat Desa Durian tidak hanya bertumpu pada satu sektor
mata pencaharian. Berikut ini tabel mata pencaharian masyarakat di Desa Durian.
Tabel 3. 6 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Durian
Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa)
Petani 1.300
Buruh tani 1.096
Buruh migran 58
PNS 26
Pengrajin industri rumah tangga 18
Peretnak 30
Bidan swasta 2
Perawat swasta 2
Pembantu RT 580
TNI 11
POLRI 6
Pensiunan PNS/TNI/POLRI 2
Pengusaha kecil dan menengah 43
Dukun kampung terlatih 5
Pengusaha besar 3
Karyawan swasta 154
Karyawan perusahaan pemerintah 300
Sumber: Profil Desa Durian, 2018
Dari tabel diatas diketahui bahwa mata pencaharian masyarakat terbanyak di Desa
Durian adalah Petani sebesar 1.300 jiwa dan Buruh tani 1.096 jiwa.
19
3.2.Kondisi Pemerintahan
3.2.1. Pembagian Wilayah Durian
Wilayah Desa Durian terbagi menjadi 5 (Lima) Dusun yaitu:
I. Dusun Sela dengan luas sebesar 16 % dari luas Desa Durian dengan jumlah penduduk
1776 jiwa ( laki-laki 799 dan perempuan 977).
II. Dusun Bale dengan luas wilayah 12 % dari Luas desa Durian yang terdiri jumlah
Penduduk 1496 Jiwa ( laki-laki 673 dan perempuan 823).
III. Dusun Durian dengan luas wilayah 18% dari Luas desa Durian jumlah penduduk 1006
Jiwa ( laki-laki 452 dan perempuan 554).
IV. Dusun Siak ialah dusun yang memiliki jumlah penduduk terbesar yang berjumlah 2347
jiwa ( laki-laki 786 dan perempuan 1561)
V. Dusun Alina dengan luas wilayah 8 % dari Luas desa Durian yang terdiri dari jumlah
Penduduk 676 Jiwa ( laki-laki 304 dan perempuan 372)
20
Dari bagan diatas menunjukan bahwa struktur pemerintahan Desa durian saling
berkaitan dengan lembaga-lembaga lain yaitu lembaga Pemberdaya Masyarakat (LPM) dan
lembaga BPD (Badan Pengawas Desa). Bagan diatas juga menjunjukan bahwa terdapat
kekosongan kursi untuk salah satu perangkat desa yaitu bagian Kaur Umum.
Disamping itu ada juga lembaga masyarakat merupakan lembaga yang berdiri di tengah
masyarakat. Umumnya bergerak pada bidang pemberdayaan masyarakat dan pemuda.
Keberadaan lembaga ini ditengah masyarakat selain untuk pemberdayaan juga terkadang
21
berguna sebagai pengawasan dan membimbing masyarakat dalam pengembangan kawasannya.
Termasuk turut membantu pemerintah desa sebagai penghubung kepada masyarakat agar
masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dan menjadi masyarakat yang berdayaguna.
2 Jembatan rusak Gotong Royong Dengan adanya anggaran dana desa akan
meningkatkan sarana dan prasarana desa,
salah satunya untuk perbaikan jembatan
yang rusak sebagai pendukung mobilisasi
masyarakat. Saat ini di kondisi eksisting
terdapat jembatan yang masih rusak.
22
No Masalah Potensi Identifikasi Gambar
4 Jaringan Anggaran dana Aliran listrik sudah merata pada semua
penerangan jalan desa kawasan di desa Durian sehingga tidak ada
belum merata lagi rumah yang tidak teraliri listrik.
Namun, mengenai penerangan jalan umum
masih kurang sehingga jalan akan sulit dan
membahayakan jika dilewati pada malam
hari
5 Pelayanan dan • Kantor Secara umum pelayanan kantor desa sudah
penyelenggaraan • Struktur baik. Namun, tetap memiliki kekurangan
pemerintahan pemerinta han karena hingga tahun 2018, gedung
Desa belum desa lengkap pemerintah untuk kantor desa masih belum
maksimal selesai diperbaiki. Potensinya adalah
adanya kantor dan struktur pemerintahan
desa lengkap
Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharan sarana dan prasarana kesehatan
6 Fasilitas • Posyandu Di desa Durian sudah terdapat 7 gedung
• Puskesmas
kesehatan belum posyandu dan 1 gedung Puskesmas
lengkap OPembantu Pembantu sehingga dapat memudahkan
masyarakat untuk berobat tanpa harus
jauh-jauh pergi keluar desa.
Namun disamping potensi tersebut,
terdapat permasalahan berupa fasilitas
kesehatannya belum memadai. Kurang
lengkapnya fasilitas kesehatan membuat
sebagian masyarakat memilih untuk
berobat ke luar desa jika urgensinya tidak
ditemui pengobatan yang sesuai di desa ini.
7 Pancaroba Fasilitas Jika masa kemarau maka terjadi panas yang
menyebabkan kesehatan terik maka mengganggu kesehatan
gangguan masyarakat seperti batuk-batuk dan filek.
kesehatan
Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan
23
No Masalah Potensi Identifikasi Gambar
8 Akses Menuju Gedung TK, Terdapat fasilitas pendidikan berupa:
Sarana SD, SMP dan Tiga gedung TK
Pendidikan pesantren Empat gedung SD
Satu gedung SMP
3 pesantren
Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif serta Pembangunan, Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Ekonomi
10 Bibit tanaman Gapoktan/ Tidak adanya bantuan bibit dari pemerintah
pangan Poktan dan harga operasional untuk pertanian
seperti pupuk, obat, dan pembasmi hama
sangat mahal. Sementara itu pengeluaran
tersebut belum menjamin keberhasilan
panen. Potensi yang bisa dimanfaatkan
adalah keberadaan Gapoktan Desa Durian
dan anggaran dana desa Organisasi petani
yang dapat mengguntungkan petani seperti
melakukan diskusi terkait pengolahan lahan
pertanian dan saling bekerjasama untuk
kemudahan penyaluran bibit
24
No Masalah Potensi Identifikasi Gambar
11 Tidak ada Lahan Pertanian Terdapat banyak lahan perkebunan dan
lumbung padi/ dan Perkebunan terdapat dua perkebunan percontohan yang
gudang pertanian bisa dijadikan patokan masyarakat untuk
mengembangkan pertanian. Tidak terdapat
tempat penyimpanan hasil panen padi atau
gudang khusus masyarakat menjual
produksinya. Ketiadaan fasilitas ini
membuat hasil pertanian Desa Durian tidak
bisa dikalkulasikan secara pasti
25
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat 13 masalah dan potensi yang ditinjau secara fisik
dan nonfisik di Desa Durian. Fisik yang dimaksud di sini adalah permasalahan tersebut berasal
dari internal maupun eksternal dan dapat dilihat langsung oleh masyarakat yang bahkan baru
pertama kali datang di desa ini. sedangkan masalah dan potensi non-fisik adalah yang tidak
mempengaruhi secara fisikal wilayah namun berpengaruh pada hal lain seperti kesehatan,
tingkat pendidikan, kesejahteraan dan pelayanan masyarakat. Masalah dan potensi tersebut
urut berdasarkan:
Kajian fisik desa
Penyediaan sarana dan prasarana desa
Kalender musim desa
Kelembagaan desa
Data didapatkan dari tiga sumber, yaitu dokumen RPJM Desa, wawancara bersama
masyarakat dan kelompok penting, serta observasi lapangan. Wawancara dilakukan untuk
mendapatkan data berdasarkan opini masyarakat mengenai potensi dan masalah yang ada.
Sedangkan observasi lapangan dilakukan oleh Tim Penyusun untuk meninjau sendiri potensi
dan masalah yang ada. Metode yang digunakan untuk menyatukan ketiga sumber ini adalah
perbandingan. RPJM Desa dibuat pada tahun 2016, sehingga ada beberapa permasalahan dan
potensi yang menghilang, bertambah, maupun berubah. Perubahan seperti itu dapat ditinjau
menggunakan wawancara dan observasi lapangan. Misalnya saja masalah fisik yang sangat
mengganggu masyarakat di desa Durian ialah Jalan poros dan jalan lingkungan ada beberapa
yang rusak serta minimnya pembangunan peningkatan badan jalan sehingga akses antar
wilayah dusun masih sulit karena permasalahan jalan sangat mengganggu masyarakat yang
beraktivitas dari dan pergi ke Desa Durian dan yang tinggal atau warga sekitar. Sedangkan
masalah nonfisik ialah masalah kesehatan seperti perubahan musim pancaroba masyarakat
banyak terkena batuk dan demam. Namun dilihat dari sisi potensi yang berada di Desa Durian
ialah masyarakat yang partisipatif, tenaga gotong-royong, tenaga Medis, dan Kader
Penyuluhan.
26
Gambar 3. 5 Sketsa Desa
27
Gambar 3. 6 Peta Perkerasan Jaringan Jalan
28
Fasilitas yang paling banyak di Desa Durian adalah fasilitas sarana peribadatan yaitu
masjid. Hal ini dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk di Desa Durian menganut agama
Islam. Penyebaran fasilitas paling banyak berada di Jalan Desa Durian yang mana Kantor Desa
Durian juga berada di jalan tersebut. Sedangkan pada perkerasan jalan, jenis perkerasan aspal
hanya ada di jalan utama arteri yaitu Jalan Trans Kalimantan dan masih ada jalan yang jenisnya
tanah merah yang ada di setengah Jalan Desa Durian pada bagian belakangnya. Sedangkan
yang lainnya memiliki perkerasan semen.
29
Tabel 3. 9 Karakteristik Tempat-tempat Desa Durian
Karakteristik wilayah sesuai dengan penggunaan lahan yang ada pada Desa Durian
bermacam. Jenis tanaman dan jenis tempat sesuai penggunaan lahan berbeda-beda sesuai
dengan fungsinya. Pada permukiman tumbuhan didominasi oleh tebu, pisang, palem, mangga,
manggis, dan kelapa, sedangkan karet, kelapa sawit, sagu, dan tebu menjadi tanaman yang
umum dikembangkan masyarakat sebagai mata pencaharian sektor perkebunan skala kecil.
Pada kawasan pertanian didominasi oleh jenis tanaman padi, lada, dan ubi kayu. Umumnya
padi ditanamam pada sawah basah. Dominasi berbagai jenis vegetasi tersebut disebabkan oleh
jenis tanah gambut yang mempunyai nilai ekonomis jika dimanfaatkan untuk menanam sawit,
sagu, karet, padi, dll.
Status kepemilikan tanah dari berbagai penggunaan lahan didominasi oleh hak milik
warga, untuk kawasan permukiman status tanah berupa hak milik dan sewa. Tanah sewa pada
kawasan perumahan merupakan rumah yang dikontrakan atau disewakan dalam jangka waktu
tertentu.
Berbagai jenis masalah dan potensi yang terdapat di Desa Durian berdasarkan
penggunaan-penggunaan lahan yang ada menunjukkan bahwa perlu adanya pembenahan
terhadap penggunaan lahan yang ada terutama pada kawasan permukiman yang memiliki
maalah tebanyak dari penggunaan lahan yang ada. Permasalahan terjadi karena kurangnya
sarana dan prasarana permukiman yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan masyarakat
bahkan menimbulkan kerugian.
Bencana yang mendominasi pada penggunaan lahan di Desa Durian adalah kebakaran
lahan, dikarenakan tanah gambut memiliki struktur tanah yang mudah terbakar dimusim
kemarau. Pemerintah telah melakukan pengadaan kanal untuk mengontrol air agar dapat
menahan kebakaran hutan saat musim kemarau. Program penyediaan kanal yang dimulai pada
tahun 2018 di Desa Durian merupakan program Pemerintah Pusat untuk menjaga kelestarian
lahan basah yang ada di Indonesia.
Masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan potensi yang dimiliki Desa
Durian. Topografi Desa Durian yang datar serta masih banyak lahan kosong yang tersedia di
desa ini dapat mempermudah peningkatan kualitas lingkungaan. Masyarakat Desa Durian juga
memiliki rasa gotong royong yang kuat dan rasa kepedulian terhadap lingkungan yang tinggi.
Berdasarkan berbagai kajian yang ada terdapat berbagai harapan agar Desa Durian
dapat menjadi desa yang semakin berkembang. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
Desa Durian mengharapkan bahwa Desa Durian dapat menjadi desa yang dapat
mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Berbagai jenis
31
sumber daya alam yang dimiliki diharapkan dapat dimanfaatkan dan dijaga kelestariannya agar
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Desa Durian yang semakin berkembang tiap
tahunnya diharapkan tidak merubah kebiasaan gotong royong dan interaksi masyarakat. Hal
ini berkaitan dengan partisipasi masyarakat untuk membangun desanya.
Kebun masyarakat Desa Durian didominasi oleh kebun campuran yang bisa diartikan
dalam berbagai arti tergantung pada orang yang menerjemahkannya. Secara sederhana, kebun
campuran berarti kebun yang ditanami berbagai jenis tanaman dengan minimal satu jenis
tanaman berkayu. Beberapa tanaman jenis lain, berupa tanaman tahunan dan atau tanaman
setahun yang tumbuh sendiri maupun ditanam, dibiarkan hidup di kebun campuran selama
tidak mengganggu tanaman pokok.
Karakteristik masyarakat menanam tanaman di pekarangan rumah, maupun membuat
petakan untuk bertani/berkebun di tempat yang tidak jauh dengan rumahnya. Jenis tanaman
yang dominan ditanam msyarakat Desa Durian di kebun sekitar rumah adalah tebu, pisang,
lada, dll. Pada sketsa kebun diatas menunjukkan bahwa tanaman yang ditanam terdiri dari
berbagai jenis tanaman pada satu peta lahan. Tanaman tersebut berupa tebu, pisang, nanas,
dan berada didekat sawah. Pada tepi jalan juga terdapat tanaman yang sengaja ditanam
masyarakat seperti tebu, pisang dan palem.
32
3.6.Pengkajian Keadaan Desa berdasarkan Kalender Musim/Seasonal calendar
Tabel 3. 10 Kalender Musim Desa Durian
Pancaroba Kemarau Hujan
No. Uraian
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Musim tanam dan panen
Musim tanam padi
2 Masalah
33
Pancaroba Kemarau Hujan
No. Uraian
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Saluran tersumbat akibat banjir
Maulid Nabi
Robo-robo
Peringatan 17 Agustus
Sumber: RPJM Desa Durian Tahun 2016-2022, Observasi dan Wawancara 2018
34
Berdasarkan tabel kalender musim di atas, diketahui bahwa masa tanam padi untuk Desa
Durian ialah antara bulan Mei sampai Juli. Penanaman ini dilakukan setelah masa panen yang
biasa dilakukan pada bulan April dan Mei. Pola tanam dan panen di Desa Durian berbeda
berdasarkan sistemnya. Masa tanam dan panen yang dicantumkan dalam tabel di atas
merupakan sistem ladang yang dominan digunakan di Desa Durian. Selain padi, Desa Durian
memiliki penghasilan lain dari perkebunan yaitu getah karet. Getah karet hanya dapat dipanen
di musim kering, karena getah akan rusak apabila terkena air hujan. Komoditas yang tercantum
dalam tabel kalender musim di atas hanya komoditas utama, sehingga hasil kebun yang lain
tidak dicantumkan didalamnya.
Tabel di atas juga menunjukkan tentang masalah-masalah yang ada di Desa Durian.
Masalah tersebut seperti masalah kesehatan yang terjadi di musim pancaroba, ketersediaan air,
permasalahan di kebun, dan masalah akibat musim. Masalah kesehatan yang terjadi di musim
pancaroba berupa demam dan flu, masalah ini berada di tingkat paling berdampak pada bulan
Januari. Permasalahan yang terjadi di perkebunan berupa serangan hama yang biasa terjadi di
awal musim pancaroba dan kemarau, serta penurunan hasil panen getah karet pada perpindahan
musim pancaroba ke musim kemarau dan awal musim penghujan.
Masalah akibat musim merupakan masalah yang paling banyak terjadi. Pada musim
pancaroba, terdapat genangan air di jalanan dan rumah penduduk, petani sulit mengeringkan
gabah, saluran air tersumbat, dan jalan menjadi rusak akibat banjir dan hujan berkelanjutan. Di
musim hujan, terjadi kekurangan air bersih, kebakaran lahan, dan keringnya tanaman padi di
awal musim. Sedangkan di musim kemarau terjadi kebakaran lahan pada bulan Juni dan
Agustus.
Acara tahunan yang ada di Desa Durian berupa acara adat, keagamaan dan nasional.
Contohnya kegiatan Maulid Nabi dan Robo-Robo yang dilaksanakan bulan November serta
peringatan 17 Agustus. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan dalam lingkup kecil, seperti hanya
dilakukan oleh warga dusun.
35
Tabel 3. 11 Matriks ranking masalah Desa Durian
N Masalah Potensi Dirasak Sanga Menghambat Sering Tersedia Jumla Rank
o an oleh t parah peningkatan terjadi potensi h nilai
banyak terhadap untuk
orang pendapatan memecah
kan
1 Jalan rusak Gotong royong 5 5 4 5 5 23 1
2 Jembatan rusak Partisipasi
masyarakat
Anggaran dana
desa 5 5 4 5 4 22 2
3 Gotong royong
Saluran drainase
3 2 2 2 2 10 7
4 Jaringan penerangan Anggaran dana
jalan belum merata desa 4 3 2 4 2 13 5
5 Pelayanan dan • Kantor
penyeleng garaan Struktur
pemerintah an Desa pemerintahan
belum maksimal desa lengkap 3 2 1 2 2 10 8
6 Fasilitas kesehatan • Posyandu
belum lengkap • Puskesmas
Pembantu 2 1 2 2 2 9 9
7 Pancarob menyebab Fasilitas
kan gangguan kesehatan
kesehatan 2 2 1 1 1 6 12
8 Akses menuju Gedung TK, SD,
sarana pendidikan SMP dan
pesantren
4 3 4 3 2 16 3
9 Jalan menuju Gedung sekolah
pendidikan masih susah memadai
rusak 4 2 3 2 2 13 6
10 Bibit tanaman Gapoktan/ Poktan
pangan 2 1 2 1 3 9 10
11 Tidak ada lumbung Lahan Pertanian
padi/ gudang dan Perkebunan
pertanian 2 1 1 1 1 6 13
12 Kesejahter aan • Lahan yang
petani sangat minim subur
• Kelompok
tani 4 3 3 2 3 14 4
13 Hasil SDA dari • Gapoktan
sektor pertanian, • SDA
perkebunan,
peternakan, dll
belum maksimal 2 1 2 1 2 7 11
14 Eutrofikasi Sumber Air 2 1 1 2 1 6 12
Sumber: RPJM Desa Durian tahun 2016 – 2022, Observasi, Wawancara dan Analisis 2018
36
Skor yang diberikan untuk memberi masukan peringkat masalah adalah 1 – 5, yaitu
dengan rincian:
1: Sangat tidak penting/ tidak mempengaruhi variabel
2: Tidak penting/ tidak terlalu mempengaruhi variabel
3: Cukup penting/ cukup mempengaruhi variabel
4: Penting dan mempengaruhi variabel
5: Sangat penting dan mempengaruhi variabel
37
3.8.Pengkajian Karakteristik sosial ekonomi/ livelyhood analysis
Karakteristik sosial ekonomi dapat di liat dengan menggunakan livelyhood analysis
teknik yang digunakan untuk mengetahui atau untuk membantu menafsirkan tingkah
laku,keputusan dan strategi penanganan karakteristik sosial ekonomi rumah tangga yang
berbeda-beda dengan bertujuan untuk mengetahui jenis penghidupan
masyarakat,penghasilan,pembagian waktu kegiatan produksi,pengeluaran rumah tangga.
Tabel 3. 12 Livelyhood analysis
Belum Tidak
Produktifitas Mata Pencaharian Produktif Jumlah Ranking
Produktif Produktif
Petani 5 5 5 15 I
Buruh tani 4 5 5 14 II
Buruh migran 3 3 2 8 VI
PNS 2 3 2 7 VII
Pengrajin industri rumah tangga 2 2 2 6 VIII
Peternak 2 3 4 9 V
Bidan swasta - 2 - 2 IX
Perawat swasta - 2 - 2 IX
Pembantu RT 5 4 3 12 III
TNI 2 2 2 6 VIII
POLRI 3 2 4 9 V
Pensiunan PNS/TNI/POLRI - - 2 2 IX
Pengusaha kecil dan menengah 4 3 3 10 IV
Dukun kampung terlatih - 2 - 2 IX
Pengusaha besar 4 4 - 8 VI
Karyawan swasta 3 3 3 6 VIII
Karyawan perusahaan pemerintah 4 3 3 10 IV
Jumlah 43 46 40
Rangking II I III
KETERANGAN
Produktif: Paling mendominasi produktifitas mata pencaharian dan bisa memenuhi kebutuhan
eksternal.
Belum Produktif: Memenuhi kebutuhan pribadi dan skala produksi menengah.
Tidak Produktif: Belum mendominasi produktifitas mata pencaharian.
5 Skoring: Rendah = 1 tingggi =5
39
Tabel 3. 13Masalah dan Potensi Desa Ditinjau Setiap Lembaga
Lembaga Masalah Potensi
Pemerintahan Desa (Pemdes) • Pelayanan Pemerintahan Desa belum • Perangkat desa aktif
maksimal • Sraf harian
• Fasilitas peralatan Kantor Desa belum
memadai
• Tunjangan Kades dan Aparatur
Desa masih di bawah Umr Kabupaten
BPD Administrasi dan tupokasi belum berjalan • Pengurus Lengkap
maksimal • SDM
Karang Taruna Belum berjalan dengan maksimal • Pengurus Lengkap
SDM
PKK Kegiatan 10 Program Pokok belumber jalan • Pengurus Lengkap
dengan maksimal • Kader
• Dana ada
Posyandu / • Pelayanan kegiatan posyandu belum berjalan • Pengurus Lengkap
Polindes / Pustu maksimal • Kader
• Minimnya fasilitas dan pembekalan kader • PNPM GSC
Majelis Taklim Kegiatan belum berjalan maksimal • Pengurus Lengkap
• SDM
Kelompok Tani (Poktan) / Masih minimnya fasilitas dan kapasitas • Pengurus Aktif
Gabungan Kelompok Tani penunjang kegiatan majelis taklim • SDM
(Gapoktan) • Tenaga Penyuluh
IKBM Belum maksimal beraktivitas • Ada pengurus
BKB Perlu Belajar Keterampilan • Ada kelompok
Paguyuban jawa Kurang modal • Ada kelompok
• SDA ada
BKAD Belum maksimal beraktivitas • Pengurus ada
Petugas pencatat nikah Pelayanan dala perencanaan kurang berkapasitas • Ada pengurus
Sanggar reog Kurang modal • Ada pengurus
Sanggar budaya dayak Kurang modal • Pengurus lengkap
Remaja masjid Aktivitas kurang aktif • Ibu-ibu mahir
• SDM &SDA
Gereja katolik Pelayanan terhadap masyarakat belum optimal • Kesejahteraan
kurang memadai
• Ada gereja
Sanggar sandor madura Kekurangan modal • Pengurus ada
• Pasir & batu
MABN Masih ada yang belum memahami tupoksinya • Ada pengurus
• Ada SDA
GMM Belum maksiamal beraktivitas • Ada pengurus
LPM Masih belum memahami tupoksinya • Ada pengurus
• Ada SDA
GPIB Kurang beraktivitas • Ada pengurus
Sumber: RPJM Desa Durian tahun 2016 – 2022 dan Wawancara, 2018
40
3.10. Analisis SWOT
STRENGHTS (Kekuatan) WEAKNESSES (Kelemahan)
1. Tanah desa yang subur1. Pembangunan jalan
2. Pertanian dan belum menyeluruh
perkebunan besar dengan hingga keseluruh desa
luas lahan yang memadai
2. Belum terjangkau secara
3. Memiliki pabrik menyeluruh jaringan
pengolahan sagu dari internet 4G
hasil perkebunan 3. Jalan yang sudah tersedia
4. Kandang ternak dekat belum memiliki marka
dengan jalan utama untukjalan,
pendistribusian 4. Terdapat infrastruktur
5. Telah memiliki kanal dari
yang rusak seperti jalan
program Presiden Joko dan jembatan
Widodo 5. Kekurangan air bersih
6. Bagian desa terbelah
oleh sungai, bagian desa
yang jauh dari pusat
administrasi lebih
tertinggal
OPPORTUNITIES Strategi SO Strategi WO
(Peluang) 1. Meningkatkan kualitas 1. Pelebaran dan
1. Jenis tanah cocok untuk pertanian dengan penambahan jalan lokal
bercocok tanam memajukan kualitas dengan perkerasan
2. Kemajuan ekonomi tanaman minimal beton yang
karena pembangunan 2. Meningkatkan kualitas dilengkapi dengan marka
perumahan modern dan perternakan karena jalan
pabrik pergudangan tersedianya pakan yang 2. Pembuatan
3. Cocok untuk perternakan cukup penampungan air hujan
karena masih banyak 3. Peningkatan sumber daya 3. peningkatan jaringan
lahan hijau yang manusia telekomunikasi seperti
merupakan sumber pakan pembangunan tower agar
alami untuk ternak sinyal terjangkau hingga
jaringan 4G keseluruh
desa
42
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Desa Durian yang terletak di Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya,
merupakan desa yang memfokuskan pengembangan infrastruktur sarana prasarana terutama
pembangunan perumahan untuk kemajuan desa sehingga di sebut sebagai “desa modern”
Selain mengedepankan pembangunan, Desa Durian juga masih memiliki lahan pertanian yang
banyak milik masyarakat.
Masalah dan potensi yang didapatkan ditinjau secara fisik dan nonfisik di Desa Durian.
Fisik yang dimaksud di sini adalah permasalahan tersebut berasal dari internal maupun
eksternal. Sedangkan masalah dan potensi non-fisik adalah yang tidak mempengaruhi secara
fisikal wilayah namun berpengaruh pada hal lain seperti kesehatan, tingkat pendidikan,
kesejahteraan dan pelayanan masyarakat. Untuk fasilitas jalan di Desa Durian seperti jalan
utama yang masih jalan tanah kuning dan perlumpur yang mengakibatkan masih terhambatnya
semua sarana prasarana akibat akses jalan yang buruk.
4.2.Rekomendasi
1. Membuat sistem pengolahan limbah kotoran ternak menjadi pupuk dan bio gas agar
meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus meminimalkan sumbangan limbah ke
lingkungan.
2. Pembangunan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Pembangunan : jalan utama desa yang belum memiliki perkerasan, jembatan pada jalan
utama desa yang rusak, penampungan air hujan untuk ketersediaan air bersih.
Pemeliharaan : normalisasi sungai dan drainase agar pasang surut air tidak mengganggu
aktivitas masyarakat
3. Pemberdayaan masyarakat dalam kelompok tani agar pertanian di kebun milik masyarakat
pribadi ataupun skala menengah hingga besar agar hasil kebun meningkat
4. Mengoptimalkan fungsi kanal dan pengerukan serta pembersihan drainase untuk menyaluri
air di lahan gambut saat musim kemarau agar terhindar dari kebakaran lahan, hal ini salah
satu program dari pemerintah sebagai bentuk mitigasi dari bencana kebakaran hutan yang
terjadi hampir setiap tahunnya
5. Peningkatan peran aktif masyarakat dalam pembangunan dan gotong royong agar
pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, selain itu agar masyarakat paham dan
peka dengan perkembangan lingkungan
6. Peningkatan sumber daya manusia agar pengelolaan hasil alam dapat di olah oleh
masyarakat desa dengan optimal
7. Menambah tower telekomunikasi agar sinyal terjangkau hingga jaringan 4G keseluruh
desa.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN FOTO