Interpretasi fluida selalu menjadi tantangan bagi petrofisikawan.

Mulai dari kualitatif hingga

kuantitatif atau bahkan menggunakan data tambahan untuk mendapatkan validasi dan membuat
interpretasi yang lebih baik. Tapi hasilnya masih bisa diperdebatkan. Seperti analisis Fluid untuk
menentukan jenis cairan di reservoir. Masih memberikan hasil akhir sebagai ketidaksesuaian atau
ketidakpastian data yang tidak efisien. Di lapangan GG banyak waduk telah diproduksi dan meninggalkan
waduk dengan interpretasi sebagai hidrokarbon mungkin yang memiliki ketidakpastian untuk
menghasilkan hidrokarbon. Penelitian ini memiliki solusi untuk tantangan dalam interpretasi cairan.
Metode ini akan mengoptimalkan log petrofisika lanjutan untuk membuat akurasi yang lebih baik untuk
menginterpretasikan cairan di reservoir.

Metode ini menggunakan triple combo untuk menginterpretasi litologi, resistivitas dan porositas
untuk menginterpretasi fluida yang akan dibandingkan satu sama lain untuk melihat bagaimana respon
dan nilai dari data set gradient from Resistivity (RT) ke porositas efektif (Phie). Resistivitas akan dibuat
oleh persamaan yang memiliki sensitivitas dengan hidrokarbon. Ketika porositas meningkat dan
resistivitas dari peningkatan persamaan, itu akan menunjukkan hidrokarbon yang gradien antara data
lintas plot positif dan sebaliknya. Tetapi ketika porositas meningkat dan resistivitas dari persamaan
menurun, itu akan menunjukkan non-hidrokarbon dimana gradien antara data lintas plot negatif dan
sebaliknya. Kualitas porositas akan mempengaruhi resistivitas reservoir dengan menunjukkan nilai linear,
oleh karena itu korelasi antara porositas dan resistivitas menjadi dasar konseptual untuk metode ini.
Untuk kalibrasi hasil dari metode ini akan digunakan data Produksi. Dengan rasio keberhasilan yang tinggi
dari bidang ini, dapat membuat data peningkatan yang baik.
 LONDON TRANSLATE

Lapangan S memiliki kondisi geologi yang unik, kedalaman kematangan berdasarkan analisis
geokimia mulai dari 800 m dan diklasifikasikan sebagai kedalaman dangkal daripada bidang lainnya di
cekungan Kutai di 4000 m. Itu disebabkan oleh gravitasi tektonik dari utara yang mengangkat miocene
tengah formasi dari bawah. Situasi ini memberi manfaat bagi temukan minyak dan gas meskipun hanya
pengeboran dangkal. ∆Log R adalah metode praktis terkenal untuk memprediksi TOC Bersama kedalaman.
Teknik ini telah diterapkan di banyak bidang dengan kisah sukses. Di luar itu berhasil, metode ini kurang
mengenali untuk memprediksi dalam batu bara, karena yang besar pemisahan antara log Porositas dan
log Resistivitas. IniPenelitian bertujuan untuk menerapkan metode ini di dataran deltalingkungan dengan
banyak sumber batu bara yang digunakan Log densitas, log Sonic, dan log Neutron dengan Resistivitas log.
Selain itu, akumulasi TOC akan dibandingkan dengan tren Cyclostratigraphy, yang tren akan berisi banyak
TOC dan untuk melihat distribusinya. Di masa depan, ini belajar akan memberikan prospek baru untuk
konvensional atau perkembangan tidak konvensional.

Prinsip dasar untuk metode ini adalah mencari hamparan antara log porositas dan Log Resistivitas.
Asumsi ketika TOC tinggi ketika batuan sedimen sudah bagus porositas dan log Resistivitas menunjukkan
nilai tinggi. Itu adalah efek dari kerogen dalam serpih. Dalam organik yang belum matang batu dengan
porositas baik yang sama tetapi log Resistivitas menunjukkan nilai terendah. Sebagian besar akumulasi
organik ada di dalamnya bukan reservoir. Untuk menghilangkan zona waduk akan menggunakan log sinar
Gamma. Nilai TOC ini akan memvalidasi dengan beberapa analisis geokimia.

Log Cyclostratigraphy-INPEFA, adalah deposisi siklik itu lihat perubahan orbital yang
mempengaruhi insolation di bumi. Situasi ini menyebabkan berfluktuasi Eustachy dan berubah
permukaan laut. Saat permukaan laut turun atau N-Trend dan kasar sedimen akan mengendap dan P-Tren
tangan lainnya atau fase pemanasan. Perkiraan akumulasi TOC jauh lebih tinggi saat fase pemanasan. Tren
ini akan membantu mengetahui distribusi TOC di sekitar lapangan