Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Biofisik DAS


Karakteristik biofisik daerah aliran sungai terdiri dari beberapa komponen
biologi dan fisik yang saling berkaitan secara berkesinambungan dan membentuk
suatu eksosistem yang seimbang dan berkelanjutan. Komponen-komponen yang
saling berkaitan tersebut antara lain, vegetasi, fauna dan komoditas di sekitar
daerah aliran sungai. Ketiga komponen ini adalah komponen yang selalu
berkaitan satu sama lain. Sifat biofisik yang dimiliki masing-masing komponen
ini berbeda, hal ini karena perbedaan setiap bagian daerah aliran sungainya.
Misalnya, pada daerah hulu komponen biofisik yang banyak ditemukan adalah
vegetasi, seperti pepohonan besar dan lain sebaginya yang dijadikan sebagai
kawasan lindung, sedangkan pada daerah hilir vegetasi yang biasanya ditemukan
adalah vegetasi yang sering dijadikan sebagai komoditas pangan, seperti padi,
cabai dan lain sebagainya (Asdak, 2002).

2.2 Metode Pengamatan Jalur


2.2.1 Metode Pengamatan Intersect
Metode line intersect biasa digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari
komunitas padang rumput. Cara ini terlebih dahulu ditentukan dua titik sebagai
pusat garis transek. Panjang garis transek dapat 10 m, 25 m, 50 m, 100 m. Tebal
garis transek biasanya 1 cm, pada garis transek itu kemudian dibuat segmen-
segmen yang panjangnya bisa 1 m, 5 m, 10 m. Metode transect kuadrat dilakukan
dengan cara menarik garis tegak lurus, kemudian di atas garis tersebut
ditempatkan kuadrat ukuran 10 X 10 m, jarak antar kuadrat ditetapkan secara
sistematis terutama berdasarkan perbedaan struktur vegetasi, selanjutnya
mencatat, menghitung dan mengukur panjang penutupan semua spesies tumbuhan
pada segmen-segmen tersebut. Cara mengukur panjang penutupan adalah
memproyeksikan tegak lurus bagian basal atau arial coverage yang terpotong
garis transek ke tanah (Haryadi, 2015).
2.3 Metode Belt Transect
Metode ini biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang
luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya. Cara ini juga paling efektif untuk
mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topograpi dan
elevasi. Transek dibuat memotong garis-garis topograpi, dari tepi laut
kepedalaman, memotong sungai atau menaiki dan menuruni lereng pegunungan.
Lebar transek yang umum digunakan adalah 10-20 meter, dengan jarak antar
transek 200-1000 meter tergantung pada intensitas yang dikehendaki. Untuk
kelompok hutan yang luasnya 10.000 ha, intensitas yang dikendaki 2% dan hutan
yang luasnya 1.000 ha intensitasnya 10%. Lebar jalur untuk hutan antara 1-10 m.
Transek 1 m digunakan jika semak dan tunas di bawah diikutkan, tetapi bila hanya
pohon-pohonnya yang dewasa yang dipetakan, transek 10 m yang baik (Haryadi,
2015).

2.4 Metode Transect


Metode transect ini merupakan metode yang digunaka untuk mengamati
suatu vegetasi atau komponen alam dan mahluk hidup lainnya pada suatu titik ke
segala arah. Biasanya metode ini digunakan untuk mengamati ekosistem hutan,
pegunungan atau yang lainnya (Haryadi, 2015)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Karakteristik Biofisik dan Vegetasi DAS
Titik Elevasi Penggunaan
Koordinat Flora Fauna Gambar
Pengamatan (mdpl) Lahan
Pisang Kambing
Lahan digunakan
Nangka Semut
sebagai lahan
Mangga Anjing
peternakan
Singkong Kadal
kambing dan
Pepaya Lebah
budidaya rumput
6°55’25”S Kamboja Kupu kupu Lampiran
1 771 untuk pakan
107°46’13”E Petai Ulat Gb. 11
ternak, terdapat
Rumput
Laba laba bangunan
ternak
kandang, kantin,
Mahoni Belalang
kolam serta
Nyamuk
jembatan.
Burung
Jati Kambing
Katuk Burung Kondisi lahan Lampiran
Singkong Ulat miring berundak- Gb. 12
Putri malu Kupu kupu undak,
Kamboja Capung dimanfaatkan
Petai Semut untuk budidaya
6°55’26”S
2 771 Pisang rumput ternak.
107°46’12”E
Pepaya Infrastruktur yang

Mahoni ada diantaranya


kandang,
jembatan, kantin
Rumput
dan saluran air.
Lanjutan Tabe1. Hasil Pengamatan Karakteristik Biofisik dan Vegetasi DAS

Titik Elevasi Penggunaan


Koordinat Flora Fauna Gambar
Pengamatan (mdpl) Lahan
Jati Burung
Lahan digunakan
Rumput Semut
sebagai lahan
Jagung Lalat
6°55’27”S penelitian untuk Lampiran
3 769 Kacang
107°46’13”E Capung membudidayakan Gb. 13
panjang
jagung dan
Putri malu Ulat
kacang panjang.
Katuk
Bambu Belalang
Pisang Semut
Jati Capung Terdapat ruang
Rumput Burung penelitian di
Katuk lahan, kondisi
6°55’29”S Ilalang lahan relatif datar.
4 766 Lampiran
107°46’13”E Putri malu Tanaman yang
Gb.14
Semak dibudidayakan
berduri yaitu runput
Petai ternak.
Mahoni
Bunga liar
Pisang Belalang
Bambu Laba laba Lampiran
Rumput Semut Kontur lahan Gb. 15
Bunga liar Burung bergelombang,
6°55’31”S Albasiah dipenuhi semak
5 764
107°46’13”E belukar. Tidak
ada tanaman yang
Bunga telang dibudidayakan.
Lanjutan Tabe1. Hasil Pengamatan Karakteristik Biofisik dan Vegetasi DAS

Titik Elevasi Penggunaan


Koordinat Flora Fauna Gambar
Pengamatan (mdpl) Lahan
Mahoni Laba-laba
Lahan sudah
Bambu Belalang
memasuki areal
Jati Alat
6°55’34”S hutan, dipenuhi
6 760 Pinang Nyamuk Lampiran
107°46’13”E pohon-pohon
Paku/Pakis Ngengat Gb. 16
besar beraneka
Kolang
jenis.
kaling
Bambu Nyamuk
Areal hutan,
Paku/Pakis Kupu kupu
intenstas cahaya
Beringin Semut
berkurang karena
6°55’35”S Salak
7 760 tertutup tajuk
107°46’15”E Tanaman Lampiran
pepohonan. Tidak
Rambat Gb. 17
ada tanaman yang
Putri malu
dibudidayakan
Jati
Bambu Ngengat
Areal hutan,
Beringin Nyamuk
intenstas cahaya
Kelapa Semut
berkurang karena
6°55’36”S Salak Lampiran
8 757 tertutup tajuk
107°46’16”E Pohon daun Gb. 18
pepohonan. Tidak
kupu kupu
ada tanaman yang
(Bauhinia
dibudidayakan
purpurea)
Jati Laba laba
Lahan tidak
Putri malu Kupu kupu Lampiran
6°55’37”S dibudidayakan,
9 755 Paku Ulat Gb. 19
107°46’17”E dipenuhi tanaman
Pakis Nyamuk
liar.
Ilalang
Lanjutan Tabe1. Hasil Pengamatan Karakteristik Biofisik dan Vegetasi DAS

Titik Elevasi Penggunaan


Koordinat Flora Fauna Gambar
Pengamatan (mdpl) Lahan
Nangka Kupu kupu Lahan tidak
Jati Nyamuk dibudidayakan,
6°55’39”S
10 747 Putri Malu dipenuhi tanaman Lampiran
107°46’18”E
liar, terdapat Gb. 20
Bambu
tower.
Bambu Nyamuk
Lahan tidak
Nangka Semut
6°55’39”S dibudidayakan, Lampiran
11 747 Jati Kupu-kupu
107°46’18”E dipenuhi tanaman Gb. 21
Beringin Ngengat
liar.
Petai
Pepaya Burung
Terdapat lahan
Singkong Nyamuk
6°55’39”S pertanian yang
12 763 Pisang Ngengat Lampiran
107°46’21”E sudah diolah, tapi
Jati Gb. 22
belum ditanami.
Bambu
Pisang Capung
Serai Burung Lahan sudah
Jambu batu Ulat diolah namun
6°55’45”S Jambu Air belum ditanami, Lampiran
13 738
107°46’19”E Mahoni terdapat Gb. 23
Randu/Kapas bangunan berupa
Singkong gubuk.
Kunyit
Pisang Burung Lahan sudah Lampiran
Singkong Ulat diolah namun Gb. 24
6°55’45”S Kapas Nyamuk belum ditanami,
14 738
107°46’19”E Mangga terdapat
bangunan berupa
Kelapa
gubuk.
Lanjutan Tabe1. Hasil Pengamatan Karakteristik Biofisik dan Vegetasi DAS

Titik Elevasi Penggunaan


Koordinat Flora Fauna Gambar
Pengamatan (mdpl) Lahan
Lengkuas Laba laba
Jati Nyamuk Lahan
Kembang dimanfaatkan
Semut
Sepatu sebagai kebun
6°55’49”S Cabai percobaan dan Lampiran
15 730
107°46’21”E Bunga Kertas taman. Terdapat Gb. 25
Jeruk gubuk-gubuk,
Bambu saluran air dan
Euphorbia kolam.
Anggrek
Kangkung Ikan Lahan lebih
Jati Burung landau, terdapat
6°55’52”S Lampiran
16 729 Kelapa Ulat danau sebagai
107°46’22”E Gb.26
outlet dari sub-
Pisang
DAS Unpad.
Lahan lebih landau,
Kangkung Capung
6°55’52”S terdapat danau
17 728 Kersen Burung Lampiran
107°46’24”E sebagai outlet dari
Terong Ikan Gb. 27
sub-DAS Unpad.
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini, praktikan menganalisis karakteristik biofisik dan
vegetasi daerah aliran sungai dengan melakukan survey secara langsung ke daerah
aliran sungai Universitas Padjadjaran yang dimulai dari daerah tangkapan sungai
hingga outlet chanel. Praktikan melakukan pengamatan sepanjang daerah aliran
sungai dengan melakukan pengamatan berbagai aspek-aspek yang berkaitan
dengan karakteristik biofisik dan vegetasi daerah aliran sungai yaitu, vegetasi,
fauna, komoditas yang dibudidayakan, pola tanam atau cara budidaya, keadaan
lahan, dan melakukan wawancara untuk mengetahui keadaan lahan kepada
narasumber sekitar daerah aliran sungai Universitas Padjadjaran.
Metode pengamatan yang digunakan praktikan untuk mengetahui
karakteristik biofisik dan vegetasi daerah aliran sungai ini adalah metode
pengamatan jalur (transect), metode ini digunakan karena dengan metode ini
praktikan mendapatkan informasi yang didapat secara lebih luas. Metode transect
ini adalah metode pengamatan dengan melihat ke segala arah dari titik yang telah
praktikan tentukan, dengan dilakukannya pengamatan ke segala arah ini data-data
yang didapatkan praktikan lebih banyak. Praktikan menentukan 17 titik sepanjang
jalur daerah aliran untuk diamati karakteristik biofisiknya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh praktikan, pada titik
pengamatan ke-1 yaitu pada daerah tangkapan air, praktikan melihat keragaman
vegetasi yang tumbuh di sekitar daerah tangkapan air tersebut, yaitu terdapat
pohon pisang, pohon nangka, pohon mangga, pohon singkong, papaya, pohon
petai, dan pohon mahoni. Vegetasi yang banyak dibudidayakan pada titik 1 ini
adalah vegetasi rumput. Banyaknya vegetasi rumput dibudidayakan pada daerah
tangkapan air karena pada titik ini terdapat peternak kambing yang selalu
membutuhkan rumput sebagai makanan untuk hewan ternaknya. Keanekaragaman
vegetasi yang sangat dominan seperti rumput, kurang cocok untuk dibudidayakan
pada lahan yang memiliki kemiringan cukup tinggi seperti daerah tangkapan air
ini, karena pada daerah yang miring seharusnya banyak ditanami vegetasi yang
memiliki perakaran tunggang, jenis prakaran akan melindungi lahan yang miring
dari erosi yang terjadi apabila curah hujan tinggi terjadi, sedangkan rumput
dengan jenis perakaran serabut ini tidak mempunyai daya tahan untuk menahan
agregat tanah agar tetap kokoh dan tidak terhindar dari erosi.
Pengamatan yang dlakukan pada titik 2 praktikan memperoleh beberapa
komponen karakteristik biofisik dan vegetasi DAS. Jenis vegetasi yang tumbuh
pada titik 2 ini yaitu singkong dan rumput. Vegetasi yang banyak dibudidayakan
adalah singkong. Berbeda dengan hasil pengamatan pada titik 3, yaitu lahan yang
digunakan pada titik 3 lebih dominan digunakan untuk lahan penelitian, namun
praktikan melihat bahwa tanaman yang ditanam pada lahan penelitian ini adalah
vegetasi untuk makanan ternak selain rumput. Vegetasi yang terdapat pada lahan
penelitian ini terlihat sudah mati karena bentuk fisiknya yang sudah beubah,
dalam hal ini menjelaskan bahwa memang lahan dengan kemiringan yang tinggi
ini tidak cocok untuk dijadikan sebagai lahan budidaya.
Fauna yang terdapat di sepanjang daerah aliran sungai tidak jauh berbeda
antara titik yang satu dengan yang lainnya, adapun jenis fauna yang terdapat di
sepanjang daerah aliran sungai yaitu ulat, laba-laba, kupu-kupu, belalang, semut,
burung, dan capung. Kondisi lahan sepanjang daerah aliran sungai terlihat kurang
baik, karena tidak ditemukannya saluran irigasi teknis sehingga saluran antara
daerah aliran sungai menuju outlet bisa saja tergerus karena jenis salurannya
masih tergolong semi teknis. Konservasi yang dapat dilakukan untuk daerah
sepanjang aliran sungai yaitu dengan dilakukannya penanaman vegetasi yang
tepat yang dapat mendukung produktivitas lahan sehiingga lahan atau daerah
sepanjang aliran sungai tidak mudah terjadi erosi karena terkikisnya tanah oleh
hujan dengan curah hujan yang tinggi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada praktikum undisturb soil sampling kali ini
adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik biofisik dan vegetasi merupakan karakteristik yang
mendukung kelestarian dari daerah aliran sungai, karena dengan adanya
vegetasi dan mahluk hidup lainnya daerah aliran sungai akan semakin
terjaga.
2. Daerah tangkapan air tidak cocok untuk dijadikan sebagai kawasan
budidaya karena dengan kemiringannya tersebut dapat menurunkan
produktifitas tanah yang akan digunakan.
3. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa vegetasi di setiap titik
daerah aliran sungai berbeda, hal ini dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan
aktivitas manusia.
4. Vegetasi yang akan ditanam di sekitar wilayah DAS harus dipikirkan secara
matang dengan mempertimbankan vegetasi yang akan ditanamnya.

4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dari praktikum kali ini yaitu sebaiknya
praktikan pada saat melakukan pengamatan dengan metode transect, praktikan
tidak hanya mengandalkan teman sekolompoknya, melainkan praktikan juga
harus melihat pandangan ke segala arah untuk mendapatkan informasi yang
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah
Mada University Press.Yogyakarta.

Haryadi. 2015. Metode Pengamatan Transect. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil dan
Lingkungan Universitas Gajah Mada.

Suripin. 2001. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi.

Anas. 2014. Studi Karakteristik Sub Daerah Aliran Sungai (Sub Das)
Sengaritpada Daerah Aliran Sungai (Das) Kapuas Kabupaten Sanggau.
Terdapat pada: https://www.academia.edu/7012871/Karakteristik Daerah
Aliran Sungai.pdf. Diakses pada: 1 Oktober 2018 pukul 21.55 WIB.

Supriatna, Upi. 2003. Pola Aliran Sungai. Terdapat pada:


http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/UPI_SURIYATNA/Pola)Ali
ran_Sungai.pdf. Diakses pada: 1 Oktober 2018 pukul 22.58 WIB.
LAMPIRAN

Gambar 11. Objek dan Kondisi Lahan Gambar 12. Objek dan Kondisi Lahan
pada Titik 1 pada Titik 2
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)) (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 13. Objek dan Kondisi Lahan Gambar 14. Objek dan Kondisi Lahan
pada Titik 3 pada Titik 4
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018) (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 15. Objek dan Kondisi Lahan Gambar 16. Objek dan Kondisi Lahan
pada Titik 5 pada Titik 6
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018) (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Gambar 17. Objek dan Kondisi Lahan Gambar 18. Objek dan Kondisi Lahan
pada Titik 7 pada Titik 8
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018) (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 19. Objek dan Kondisi Lahan Gambar 20. Objek dan Kondisi Lahan
pada Titik 9 pada Titik 10
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018) (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 21. Objek dan Kondisi Lahan Gambar 22. Objek dan Kondisi Lahan
pada Titik 11 pada Titik 12
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018) (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Gambar 24. Objek dan Kondisi Lahan Gambar 25. Objek dan Kondisi Lahan
pada Titik 13 pada Titik 14
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018) (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 27. Objek dan Kondisi Lahan


pada Titik 16
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Gambar 26. Objek dan Kondisi Lahan
pada Titik 15
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 28. Objek dan Kondisi Lahan pada Titik 17


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Tabel Hasil Pengamatan

Elevasi (mdplP

Titik Pengukuran

Gambar 29. Sketsa Pengamatan pada Millimeter Block

Anda mungkin juga menyukai