Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan anggrek merupakan anggota suku Orchidaceae dengan
keanekaragaman tertinggi di dunia. Diperkirakan terdapat 35.000 jenis anggrek
yang tersebar di seluruh dunia dan kurang lebih 5.000 jenis anggrek ditemukan di
Indonesia (Sarwono, 2002). Anggrek merupakan kelompok tumbuhan monokotil
yang paling maju dalam evolusinya sehingga keanekaragamannya saat ini paling
besar. Sebagian besar anggrek merupakan tumbuhan kosmopolitan yang hampir
tersebar di seluruh bagian dunia, tetapi pada daerah vegetasi yang terbatas. Anggrek
lebih banyak tumbuh di daerah tropis dengan daerah persebaran yang tidak merata.
Beberapa jenis dapat tumbuh pada daerah dataran rendah sampai ke daerah dataran
tinggi, tetapi ada jenis-jenis lain yang hanya tersebar pada kisaran ketinggian
tertentu. Selain itu ada juga jenis-jenis anggrek yang hanya ditemukan tumbuh di
suatu tempat tertentu, sehingga disebut sebagai jenis anggrek endemik.
Daerah kepulauan Maluku mempunyai keanekaragaman wilayah geografi
yang beranekaragam, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Pulau Bacan
merupakan salah satu pulau yang di kepulauan Maluku Utara yang dikenal
memiliki flora yang unik. Pulau ini terletak di dekat garis Wallacea yang
merupakan pusat pertemuan persebaran tumbuhan dari Asia dan Australia dan
diduga mempunyai keanekaragaman tumbuhan sangat tinggi (Van Steenis, 1950).
Pulau Bacan memiliki Cagar Alam Gunung Sibela. Di dalam cagar alam terdapat
hutan lindung yang fungsinya untuk melindungi kawasan hutan sebagai sumber
daya air, tanah dan ekosistemnya, sehingga dapat memberikan perlindungan
kepada sistem penyangga kehidupan. Saat ini telah terjadi pengurangan luas Cagar
Alam Gunung Sibela akibat kegiatan pembukaan lahan pertanian serta adanya
pembalakan hutan.
Walaupun banyak informasi yang mengungkap tumbuhan ini, namun saat ini
belum ada informasi yang rinci mengenai jenis-jenis anggrek Maluku, khususnya
di kawasan konservasi yang ada di pulau tersebut. Agar keberadaan jenis-jenis
anggrek di suatu kawasan dapat diketahui dengan baik, diperlukan suatu penelitian
berupa eksplorasi dan inventarisasi. Eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh

1
tanaman yang mempunyai nilai ekonomi dan nilai ilmu pengetahuan yang penting,
sedangkan inventarisasi bertujuan untuk mendata keragaman jenis tanaman di suatu
kawasan, sehingga apabila kawasan tersebut mengalami perubahan ekosistem,
tersedia data keragaman jenis anggrek. Oleh karenanya perlu dilakukan
inventarisasi untuk mengungkapkan kekayaan flora terutama tanaman anggrek
epifit di Pulau Bacan Maluku Utara untuk mendukung upaya konservasi flora.
Anggrek alam atau anggrek hutan dikenal sebagai anggrek spesies. Anggrek
ini memiliki peranan sebagai induk persilangan (Sarwono, 2002). Variasi yang ada
pada anggrek merupakan salah satu keunggulan tanaman tersebut yang
memungkinkan dibentuk hibrida-hibrida. Keberhasilan persilangan salah satunya
dipengaruhi oleh kedekatan hubungan kekerabatan sejumlah kenampakan fenotipe
dari suatu organisme. Karakter-karakter yang berbeda disebabkan oleh adanya
perbedaan susunan genetik. Hubungan kekerabatan dari suatu populasi organisme
dapat dipelajari dengan menggunakan penanda. Pada anggrek, karakter morfologi
organ vegetatif, generatif serta anatomi organ akar dan daun dapat digunakan untuk
membedakan kelompok tanaman (Bechtel et al., 1981). Dalam penelitian ini dicoba
untuk mengelompokkan jenis anggrek berdasarkan karakter morfologi dan
anatominya.

B. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut, yaitu:
1. Ada berapa jenis anggrek epifit di Cagar Alam Gunung Sibela, Maluku Utara?
2. Apakah dapat diidentifikasi jenis anggrek epifit di Cagar Alam Gunung Sibela
menggunakan karakter anatomis?
3. Bagaimana persebaran anggrek epifit di Cagar Alam Gunung Sibela, Maluku
Utara?
4. Bagaimana hubungan kekerabatan jenis anggrek epifit di Cagar Alam Gunung
Sibela, Maluku Utara berdasarkan pengamatan morfologis dan anatomis?

2
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Jumlah jenis anggrek epifit di Cagar Alam Gunung Sibela, Maluku Utara.
2. Hasil identifikasi anggrek epifit di Cagar Alam Gunung Sibela, Maluku Utara
menggunakan karakter anatomis.
3. Persebaran anggrek epifit di Cagar Alam Gunung Sibela, Maluku Utara.
4. Hubungan kekerabatan jenis anggrek epifit di Cagar Alam Gunung Sibela,
Maluku Utara berdasarkan pengamatan morfologis dan anatomis.

D. Manfaat
Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi mengenai struktur dan komposisi tumbuhan anggrek
epifit di Cagar Alam Gunung Sibela, Maluku Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi para kolektor, peneliti, pemerintah, instansi terkait
dan pemulia anggrek untuk lebih mengenal jenis anggrek alam Indonesia dan
untuk lebih termotivasi membudidayakannya, sehingga diharapkan populasinya
bisa dipertahankan.
3. Jenis anggrek unik dapat dikembangkan menjadi anggrek hias dan eksotis.
4. Memberikan pengetahuan mengenai anatomi anggrek epifit khususnya pada
bagian organ akar dan daun yang dapat menjadi penanda yang baik untuk
identifikasi dan klasifikasi.

Anda mungkin juga menyukai