Anda di halaman 1dari 9

Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan

Pendidikan di Era Teknologi, Informasi dan Komunikasi


19 Desember 2016

Oleh : Reza Tririzky (16006037)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG, SUMATERA BARAT
A. Pengertian Era Globalisasi

Globalisasi berasal dari kata "global" yang mempunyai arti umum atau universal. Bahasa Inggrisnya
globalisasi adalah globalization yang berasal dari kata globeyang artinya bumi atau dunia,
dan ization yang mempunyai arti proses. Jadi kalau digabung globalization artinya adalah proses
mendunia.

Pengertian globalisasi secara umum yaitu suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia yang tidak
lagi mengenal batas-batas wilayah suatu negara.

Pengertian globalisasi menurut para ahli adalah sebgaai berikut :

1. Menurut Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan – Globalisasi adalah proses yang meliputi penyebab, kasus, dan
konsekuensi dari integrasi transnasional dan transkultural kegiatan manusia dan non-manusia.

2. Sedangkan menurut Anthony Giddens – globalisasi sebagai ‘intensifikasi hubungan sosial seluruh
dunia yang menghubungkan daerah yang jauh dalam sedemikian rupa sehingga kejadian lokal dibentuk
oleh peristiwa yang terjadi bermil-mil jauhnya dan sebaliknya’.

3. Dan menurut Malcom Waters – Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa
pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam
kesadaran orang.

4. Definisi globalisasi menurut Martin Albrow adalah globalisasi menyangkut seluruh proses dimana
penduduk dunia terinkorporasi ke dalam masyarakat dunia yang tunggal.

5. Era globalisasi menurut Mochtar Buchori ( 1995:140 ) adalah “ proses yang mendorong umat
manusia untuk beranjak dari cara hidup dengan wawasan nasional menuju kearah cara hidupu dengan
wawasan global”. Dalam wawasan ini dunia di pandang sebagai suatu sistem yang utuh, bukan hanya di
tinjau dari letak geografis yang bernama negara atau bangsa. Situasi kehidupan yang bersifat global
inilah, gejala dan masalah tertentu hanya dapat dipahami dan diselesaikan dengan baik jika masyarakat
sebagai bagian dari negara atau bangsa mampu meletakkan kerangka yang bersifat global, bukan dalam
kerangka lokal, nasional atau regional.

Jadi, globalisasi adalah adalah suatu proses menuju tatanan masyarakat yang mendunia yang
menyangkut semua bidang kehidupan seperti ideologi, politik, sosial budaya, hankam, dan lain lain
sehingga antar negara seolah-olah tidak mengenal batas wilayah lagi. Globalisasi terbentuk sebagai
akibat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi internasional yang majunya
sangat pesat atau cepat.
B. Ciri – Ciri Era Globalisasi

a. Menipisnya Batas-Batas Negara

Kemajuan teknologi membuat batas-batas negara semakin tipis. Keterbatasan ruang dan waktu dapat
diatasi melalui kemajuan teknologi komunikasi.

Dengan media seperti, telepon, handphone, dan internet kita dapat berkomunikasi dengan warga di
negara lain tanpa bertatap muka langsung.
Kita dapat mengetahui perkembangan situasi dan kondisi terkini suatu negara melalui internet. Dengan
demikian, kemajuan teknologi membuat batasbatas negara tidak lagi menjadi hambatan dalam
berinteraksi.

b. Terjadinya Perdagangan Bebas

Arus globalisasi juga mempengaruhi perkembangan ekonomi di dunia. Saat ini kegiatan ekonomi dunia
cenderung mengarah pada perdagangan bebas.

Perdagangan ini terjadi karena tiap-tiap negara saling membutuhkan satu sama lain. Kebijakan
perdagangan bebas pada era global muncul dengan disepakatinya General Agreement on Tariffs and
Trade (GATT) pada tahun 1947.

Kesepakatan GATT ditujukan untuk mengatur tarif dan menghilangkan hambatan perdagangan. Melalui
GATT, masyarakat dunia mencoba membentuk hukum yang selaras demi berlangsungnya pasar bebas.
Selain itu, di kawasan regional juga muncul kesepakatan perdagangan bebas dalam kawasan tertentu,
seperti NAFTA (Amerika Utara), APEC (Asia Pasifik), dan AFTA (Asia Tenggara).

c. Meningkatnya Wawasan Masyarakat Dunia

Globalisasi memungkinkan seseorang melakukan hubungan dengan warga negara lain. Hubungan ini
menimbulkan proses saling mempengaruhi satu sama lain.

Hal ini mengakibatkan terbukanya pengetahuan dan wawasan mereka tentang masyarakat dunia.
Mereka beralih dari pola pikir sektoral lokal menujupola pikir plural internasional. Artinya, seseorang
atau negara melihat dirinya dalam ruang lingkup lebih luas.

d. Munculnya Liberalisme dalam Kehidupan Segala Bidang

Keadaan bebas tanpa batas pada era global menyebabkan munculnya paham liberalisme pada
masyarakat dunia. Liberalisme dipahami sebagai proses pembebasan bagi sebagian besar orang untuk
turut campur menentukan kegiatan ekonomi di negara lain.

Liberalisme berlaku dalam segala bidang kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, maupun
pertahanan dan keamanan. Tidak mengherankan, jika beberapa perusahaan asing didirikan di Indonesia.
Sistem politik di Indonesia juga dipengaruhi paham liberal.

e. Runtuhnya Kedaulatan Nasional


Ketika suatu negara mengintegrasi diri dalam sistem global, negara tersebut harus terbuka terhadap
ekonomi, politik, dan sosial masyarakat global.

Negara-negara tersebut bersaing berdasarkan kemampuan dan keterampilan dalam persaingan global.
Akhirnya, kedaulatan nasional ikut terpengaruh atas hubungan antarnegara. Hal ini menyebabkan
kedaulatan nasional suatu negara runtuh.

f. Terjadinya Transformasi Budaya

Globalisasi mempermudah interaksi antarnegara. Interaksi tersebut membuat negara saling mengenal
kebudayaan masing-masing. Hasilnya setiap negara mengintegrasi unsur-unsur kebudayaan yang dirasa
menguntungkan sehinggamemunculkan kebudayaan baru. Dalam hal ini telah terjadi transformasi
budaya yang memunculkan perubahan sikap, nilai, dan pola perilaku masyarakat.

C. Pengertian Teknologi, Informasi, dan Komunikasi

TIK adalah singkatan dari Teknologi Informasi Dan Komunikasi atau jika dalam bahasa Inggris
‘Information and Communication Technologies’, jika di singkat ‘ICT’ dapat di artikan sebagai payung
besar terminologi yang mencakup semua peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan
Informasi. Itulah secra singkat mengenai pengertian teknologi informasi dan komunikasi.

Kata teknologi yaitu berasal dari bahasa Yunani “technologia”, atau “techne” yang memiliki arti
“keahlian” dan juga “logia” yang artinya “pengetahuan”. Dalam pengertian yang sempit dapat di artikan
teknologi adalah merupakan suatu yang mengacu pada objek benda yang digunakan untuk kemudahan
aktivitas manusia, misalnya seperti mesin, perkakas, perangkat keras, dan lain-lain. TIK mengandung
pengertian luas yaitu segala atau semua kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan dan juga pemindahan informasi antar media yang satu ke media yang lainnya.

Di bawah ini beberapa pengertian TIK (Teknologi Informasi dan komunikasi) menurut par ahli:

1. Sedangkan menurut Eric Deeson ~ Teknologi informasi & Komunikasi adalah kebutuhan manusia
didalam mengambil & memindahkan , mengolah & memproses informasi dalam konteks sosial yang
menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.

2. Menurut Menurut Susanto ~ Teknologi Informasi & Komunikasi adalah sebuah media / alat bantu
yang digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data / informasi maupun
memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat berkomunikasi baik satu arah
ataupun dua arah.

Jadi, Teknologi Informasi dan Komunikasi pada hakikatnya merupakan suatu kajian untuk
mengefektifkan proses komunikasi dengan mempergunakan kemajuan teknologi. TIK mempunyai
pengertian dua aspek, pertama yaitu Teknologi Informasi yang meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi dan yang kedua
Teknologi Komunikasi yaitu segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses
dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke yang lainnya.

D. Pendidikan Berbasisi TIK

Dalam dunia pendidikan, TIK bertujuan agar siswa memahami alat TIK secara umum termasuk
computer (computer literate) dan memahami informasi(information literate). Secara khusus, tujuan
mempelajari TIK adalah:

a. Menjadikan TIK sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.

b. Siswa dapat melaksanakan dan menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih
percaya diri.

c. Mendukung aktivitas belajar, bekerja, maupun aktivitas lainnya

d. Proses pembelajaran lebih optimal, menarik, dan terampil dalam berkomunikasi, mengorganisasi,
dan terbiasa bekerjasama.

e. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung


jawab dalam menggunakan TIK.

Beberapa contoh menggunakan TIK dalam pendidikan yaitu :

a. E – Learning

b. Kursus Online

c. Tutorial Online

d. Joint Research

e. Perpustakaan Elektronik

f. Computer Assisted Instruction (CAI)

E. Keunggulan dan Manfaat TIK

1. Keuntungan TIK Dalam Dunia Pendidikan

1. Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan.

2. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin
memudahkan proses pendidikan.
3. Kemajuan TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang
berbasis teleconference yang tidak mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu
ruangan.

4. Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena
penerapan sistem TIK.

2. Manfaat TIK bagi Guru sebgai berikut :

a. Memperluas background knowledge guru

b. Pembelajaran lebih dinamis dan fleksibel

c. Mengatasi keterbatasan bahan ajar/sumber belajar

d. Kontribusi dan pengayaan bahan ajar/sumber belajar

e. Implementasi Student Active Learning (SAL), CBSA, dan PAKEM

F. Kelemahan TIK dan Solusinya

1. Kelemahan TIK Dalam Pendidikan

TIK seiring dengan perkembangannya yang semakin meningkat, namun tetap saja memiliki kekurangan.
Misalnya saja pada e-learning, e-learning dapat menyebabkan pengalih fungsian guru yang
mengakibatkan guru jadi tersingkirkan, menyebabkan terciptanya individu yang bersifat individual
karena sistem pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya seorang diri, dan kemungkinan etika dan
disiplin peserta didik susah atau sulit untuk diawasi dan dibina sehungga lambat laun kualitas etika dan
manusia khusunya para peserta didik akan menurun drastis, serta hakikat manusia yang utama yaitu
sebagai makhluk sosial akan musnah.

Kemudian karena seringnya mengakses internet, di khawatirkan pelajar bukanya benar-benar


memanfaatkan TIK dengan optimal malah mengakses hal-hal yang tidak baik, seperti pornografi yang
sangat mudah di akses yang berefek buruk bagi anak dibawah umur ataupun bagi yang sudah dewasa
sekalipun. Hal lain misalnya kecanduan : asik berinternet ( biasanya menggunakan fasilitas social
networking / game online ) sehingga lupa waktu dan berakibat buruk bagi kehidupannya.kemudian ada
istilah Cyber-relational addiction adalah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin
melalui internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan kontak dengan
hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata..Kemudaian dikenal pula Information overload,
Karena menemukan informasi yang tidak habis-habisnya yang tersedia di internet, sejumlah orang rela
menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir berbagai informasi yang ada.
Kemudian bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat
menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. Hal-hal tersebut sangat
menghambat berkembanganya pendidikan dalam TIK.
2. Penanggulangan atau solusinya

Agar penggunaan TIK dalam pendidikan lebih optimal dan dijalankan dengan baik dan benar, berikut
beberapa metoda pemecahan masalah dalam menanggulangi dampak negative TIK dalam pendidikan:

1. Mempertimbangkan pemakaian TIK dalam pendidikan, khusunya untuk anak di bawah umur yang
masih harus dalam pengawasan ketika sedang melakukan pembelajaran dengan TIK. Analisis untung
ruginya pemakaian.

2. Tidak menjadikan TIK sebagai media atau sarana satu-satunya dalam pembelajaran, misalnya kita
tidak hanya mendownload e-book, tetapi masih tetap membeli buku-buku cetak, tidak hanya
berkunjung ke digital library, namun juga masih berkunjung ke perpustakaan.

3. Pihak-pihak pengajar baik orang tua maupun guru, memberikan pengajaran-pengajaran etika ber-
TIK agar TIK dapat dipergunakan secara optimal tanpa menghilangkan etika.

4. Perlu ada kesadaran peran dan kerjasama antara seluruh pengguna lanyanan TIK.

5. Menggunakan software yang dirancang khusus untuk melindungi ‘kesehatan’ anak. Misalnya saja
program nany chip atau parents lock yang dapat memproteksi anak dengan mengunci segala akses yang
berbau seks dan kekerasan.

6. Letakkan komputer di ruang publik rumah, seperti perpustakaan, ruang keluarga, dan bukan di
dalam kamar anak. Meletakkan komputer di dalam kamar anak, akan mempersulit orangtua dalam hal
pengawasan. Anak bisa leluasa mengakses situs porno atau menggunakan games yang berbau
kekerasaan dan sadistis di dalam kamar terkunci. Bila komputer berada di ruang keluarga,
keleluasaannya untuk melanggar aturan pun akan terbatas karena ada anggota keluarga yang lalu lalang.

7. Pemerintah sebagai pengendali sistem-sistem informasi seharusnya lebih peka dan menyaring apa-
apa saja yang dapat di akses oleh para pelajar dan seluruh rakyat Indonesia di dunia maya. Selebihnya,
Kementrian juga bisa menyebarkan filter berupa program software untuk menekan dampak buruk
teknologi informasi. Kedua, perlu adanya dukungan dari orangtua, tokoh budaya hingga kalangan
agamawan, untuk mensosialisasikan tentang saran, manfaat dan sisi positif facebook.

Jadi, solusinya adalah kita jangan sampai mengatakan tidak pada teknologi (say no to technology)
karena jika kita berbuat demikian, maka kita akan ketinggalan banyak informasi yang sekarang ini
informasi-informasi tersebut paling banyak ada di internet. Kita harus mempertimbangkan kebutuhan
kita terhadap teknologi, mempertimbangkan baik-buruknya teknologi tersebut dan tetap menggunakan
etika, juga tidak lupa jangan terlalu berlebihan agar kita tidak kecanduan dengan teknologi.

H. Manajemen berbasis komputer

Para pakar pendidikan boleh bersepakat bahwa penggunaan teknologi non-konvensional


untuk menjalankan proses-proses dalam sistem pendidikan tidak akan meningkatkan kualitas
pendidikan. Tetapi tentu saja bukan berarti introduksi teknologi non-konvensional itu tidak ada
gunanya sama-sekali. Walau pun tidak meningkatkan kualitas secara signifikan, penggunaan
teknologi kependidikan jelas dapat meningkatkan kuantitas sistem pendidikan, yang berarti
meluasnya peluang dan kesempatan bagi peserta-didik tanpa terlalu banyak mengurangi
kualitasnya.
Tanpa campur tangan teknologi non-konvensional, peningkatan kuantitatif dari prosesproses

dalam sistem pendidikan yang berarti terbukanya kesempatan dan peluang bagi lebih
banyak peserta-didik serta lebih meluasnya materi pendidikan dengan sendirinya mengandung
konsekuensi logis menurunnya kualitas (degradasi) sistem pendidikan secara drastis. Harapan
pada aplikasi teknologi non-konvensional dalam berbagai proses pendidikan hanya terletak pada
minimisasi terjadinya degradasi ini saja. Dengan perkataan lain, teknologi non-konvensional
diberdayakan dan dimanfaatkan untuk pengembangan sistem pendidikan, hanya untuk menolong
agar kualitas sistem pendidikan tidak menurun sedrastis dibandingkan ketika dilakukan upaya
peningkatan kuantitatif tanpa introduksi teknologi non-konvensional.
Menurut Davis, (1999: 3) memberikan definisi SIM sebagai sistem manusia atau mesin
yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Dalam suatu SIM, data dikumpulkan,
diorganisasikan, diproses dan dibuat agar mudah diperoleh bagi manajer agar informasi menjadi
alat bantu dalam tugas-tugas operasional manajer sehari-hari.
Teknologi informasi merupakan kajian mengenai perancangan, pengembangan, dan
implementasi sistem informasi yang berbasis pada komputer baik perangkat lunak maupun keras.
Dengan kata lain teknologi informasi berkaitan erat dengan penggunaan komputer untuk
mengubah, menyetor, menyimpan, memproses, mengirimkan dan menerima informasi/data.
Komunikasi sebetulnya telah menjadi bagian teknologi informasi sejak lama. Hanya saja
perkembangan sekarang menuntut istilah
communication atau lebih tepatnya electronic
communication untuk lebih dieksplisitkan karena pada dasarnya pengiriman informasi seringkali
berawal dari adanya proses komunikasi.
Teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu saluran komunikasi dengan
masyarakat, mulai banyak dimanfaatkan sebagai sarana memperoleh, memproses dan
menghasilkan informasi yang berguna bagi sekolah. Hal tersebut telah membawa pergeseran
pada tata cara melakukan publisitas, komunikasi, dan pengolahan informasi. Teknologi informasi
komunikasi mencakup aspek-aspek manajemen data, jaringan komputer, sistem
database,
program komputer, dan sistem informasi manajemen (SIM) menjadi alternatif yang sejalan
dengan perkembangan akan era informasi karena dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat,
akurat, mudah diakses, dan kelebihan-kelebihan lainnya dibanding pengolahan informasi secara
manual.
Sistem informasi manajemen berbasis komputer memiliki keunggulan dalam mengelola
informasi, yaitu dalam hal: kecepatan, kuantitas, repetitif, kompleksitas, akurasi yang tinggi, dan
keunggulan yang lainnya, sehingga dapat mendukung perkembangan suatu organisasi. Hal ini
didukung oleh Attaran, (2001: 3) yang mengatakan bahwa ”
Information technology is so
powerful a tool that it can actually create new process design.” Teknologi informasi merupakan
suatu alat yang memiliki keunggulan dalam menciptakan disain proses yang baru. Haruslah
disadari sepenuhnya bahwa pemberdayaan sistem komunikasi data untuk pengembangan sistem
pendidikan hanya akan meningkatkan kuantitas dan kapasitas sistem pendidikan dengan
seminimal mungkin mencegah degradasi mutunya, tetapi sekali-sekali tidak akan pernah dapat
meningkatkan kualitas sistem pendidikan itu sendiri.
Pemberdayaan penggunaan sistem komunikasi data untuk sistem pendidikan sama sekali
tidak dapat dimaksudkan sebagai alternatif pengganti dari sistem pendidikan yang ada,
melainkan hanya bersifat suplementer (tambahan) dan komplementer pelengkap) kepada sistem
pendidikan yang ada, yang telah dibangun selama berabad-abad dengan akar tradisi dan metode
yang telah baku, sesuai dengan harkat, martabat dan fithrah manusia sendiri. Singkatnya, sistem
komunikasi data berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai sarana penunjang sistem
pendidikan, khususnya untuk meningkatkan kapasitas pelayanan pendidikan, untuk memperbesar
peluang akses ke berbagai pusat informasi pendidikan dan memperbesar peluang anak-didik
untuk mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu dalam berinteraksi dengan para pendidik,
tapi ini semua hanyalah meningkatkan kuantitas sistem pendidikan, dan sama sekali tidak
meningkatkan kualitasnya.

Sumber :
 Attaran M. & VanLaar I. (Maret 2001). Information system. Journal of information
technology and libraries. Diambil pada tanggal 20 September 2010 dari
http://proquest.umi.com/pqdweb.
 Davis, G. B. (1993). Kerangka dasar sistem informasi manajemen. (Terjemahan Andreas
S. Adiwardana) Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
 Kasali, Rhenald. (2005). Manajemen Public Relation. Jakarta: Pustaka Utama.
 Murdick, R. G., Ross, J. E., Clagget, J.R. (1997). Sistem informasi untuk manajemen
modern edisi ketiga (Terjemahan J. Djamil) Jakarta: Erlangga. (Buku asli diterbitkan
tahun 1984).
 Stephen P. Robbins. (2005). Organizational Behaviour; Eleventh Edition. New Jersey:
Pearson Education Internal.
 Suryosubroto, B. (1998). Humas dalam Dunia Pendidikan; Suatu Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: Mitra Gama Widya.“Syamsul Mu'arif (2); Peletak Grand Strategi
Telematika”. (2004).http://www.tokohindonesia.com/majalah/16/index.shtml
(www.sman1sby.sch.id/newsite/index)

Anda mungkin juga menyukai