Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN GERONTIK

ROLEPLAY PENTINGNYA CARING TERHADAP KELUARGA

1. Fajar Gian Pratama 20. Deti Rizka Utami


2. Permana Putra 21. Eva Kurniasari
3. Virgiana 22. Febrina Pitasari
4. Danik Setyo Wahyuningrum 23. Liliatul Maulidina
5. Dara Ochtarena 24. Liota Marsha Renardiyarto
6. Elizaveda Halimah S. 25. Nur Maliyasari
7. Eni Sri Indarti 26. Nurlianawati
8. Kharisma Agustina 27. Rizki Pertiwi Kusumawardhani
9. Khotimatul Mu’alifah 28. Rizki Swastika Putri
10. Nur Azizah Faelasufah 29. Sucianna
11. Nur Elisa Apriliani 30. Agung Jabbar Sidiq
12. Riska Dwi Agustin 31. Firman Dwi Cahyo
13. Rista Hernidawati 32. Zaid Al Asbana
14. Siti Nur Kholifah 33. Vika Rahmawati
15. Agun Fauji 34. Dewanti Evalentina
16. Fauzan Vega 35. Dewi Yeni Irmawati
17. Sanjaya Alwighani 36. Fitriani Widyastanti
18. Vincenicia Desy Ayuningtyas 37. Fritriana Khoirunnisa
19. Desi Waluyaningtyas 38. Lizzatul Munajah Aminudin

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN SEMARANG
Roleplay Pentingnya Caring Terhadap Keluarga

Pemeran :
Agun Fauzi sebagai Tn. Simon (Anak Mbah Hutama)
Liota sebagai Anak Tn. Simon
Desi sebagai Ny. Simon
Rista sebagai Marimar
Vika sebagai Rosalinda
Dara sebagai Mbah Hutama
Eni sebagai Perawat 1
Kharisma sebagai Perawat 2
Dewi Yeni sebagai Perawat 3
Fauzan Vega sebagai Narator

KASUS
Mbah H (80th) tinggal di wisma Suryakencana. Klien mengalami parsial paralise akibat
stroke sehingga harus bedrest. Selain itu, klien juga mengalami inkontinensia urin dan
bowel. Hasil pemeriksaan fisik perawat, didapatkan luka di bagian punggung dan pantat

STAGE 1
Selama 4 bulan terakhir Mbah Hutama mengalami stroke. 1 bulan terakhir ini Mbah Hutama
mengalami parsial paralise (kelumpuhan sebagian pada ekstremitas sebelah kiri) yang
menjadikan beliau terbaring tak berdaya di atas tempat tidur.

Pada pagi hari di kediaman Hutama.....

Mbah Hutama : “nak,..nak,”


Ny Simon : “iyah bu, sebentar saya sedang nyuapin pipid..Akkk pipit anak ibu”
Pipit : “Ndak mau maem mah…ndak mau” (sambil memainkan boneka)
Mbah Hutama pun memanggil lagi...
Mbah Hutama : “Nduk..nduk..Tolong ambilin minum nduk, ibu haus banget ini.”
Ny Sinom : “Iya bu… sebentar ya, ini saya belum selesai nyuapin Pipit”
Mbah Hutama : “Cepet nduk, Ibu dah haus banget… “
Ny Sinom : “Iya Bu, sabar yaa…Ayo pipit cantik…dimakan ya..
Pipit : Ndak mau..ndak mau…(sambil berlari keluar rumah)

Mbah Hutama mencoba meraih gelas yang berada di meja, di samping tempat tidurny. Dan
tiba – tiba terdengar suara. Pyaaaarrrrr……

Ny Sinom : (tergopoh – gopoh mendekati asal sumber) “Astagfirullah Ibu, Ibu itu kan saya
sudah bilang tunggu sebentar, kok gak sabar banget sih. Akhirnya saya juga yang
repot nih..
Mbah Hutama : “ Maaf nak, Ibu selalu menyusahkan kamu, Ibu memang gak berguna”
Ny Simon : “ Udah – udah, minta maaf juga udah percuma bu.”

Ny. Simon membersihkan pecahan gelas dan meninggalkan Mbah Hutama sendirian.
Malam harinya saat Tn. Sinom pulang kerja dan Mbah Hutama sedang tidur

Tn Sinom : “ Assalamualaikum… Papa pulang!”


Ny Sinom : “Wa’alaikumsalam.. (Ny Sinom menyambut suaminya dengan cemberut)
Tn Sinom : “Mama, kenapa sih muka di tekuk – tekuk, belum disetrika yah mukanya?.
Kenapa siiii?”
Ny Sinom : “Mama capek.. Papa enak pulang kerja langsung istirahat, gag tau keadaan
rumah. Ngurus rumah, pipit, Ngurus Ibu. Mama itu nikah ma Papa, gag nikah
ma Ibu.”
Tn Sinom : “Papa baru pulang ma… Gak bisa nanti aja apa ngomongnya..
Ny Sinom : “Ndak bisa pa..Ibu itu udah 5 bulan kena stoke, 1 bulan terakhir bisanya cuma
tiduran di tempat tidur. Semuanya Mama yang urusin. Mama gak sanggup kalo
gini terus.”

Tn Sinom : “Okehhh,..Okeh,..Jangan sambil emosi, sekarang kita duduk dulu.”


Ny Sinom : “Gini ajah Pah. Gimana kalau Ibu kita titipkan ke Panti saja. Disana ada perawat
yang selalu bisa jagain Ibu.”
Tn Sinom : “Tapi mah, Papa ngrasa kalau Papa anak yang durhaka kalo gitu..”
Ny Sinom : “Papa lebih durhaka kalu biarin Ibu terlantar di rumah, dan nyiksa Mama karena
harus kerja rodi.”
Tn Sinom : “Hmmmmmm….Yasudah… Mama bener,, Besuk kita bawa Ibu ke Panti”

Setelah Tn dan Ny Sinom berdiskusi dan memberikan penjelasan kepada Mbah Hutama,
akhirnya Mbah Hutama mau dititipkan ke Panti Surya Kencana.

STAGE 2

Pagi harinya, mbah Hutama dibawa ke wisma Suryakencana. Setelah 1 jam perjalanan,
mereka pun sampai di tempat tujuannya.

Tn. sinom : “Assalamu’alaikum”…….. (sampai 3 kali)


Marimar (pengasuh panti 1) : “Wa’alaikum salam…… silahkan duduk….”
Tn. sinom : “Terima kasih bu”
Marimar : “Ada yang bisa saya bantu Pak ?”
Tn. Sinom : “Perkenalkan Bu, nama saya Sinom Pramono. Saya ingin menitipkan ibu saya di
sini. Ibu sudah didiagnosa stroke sejak 5 bulan yang lalu. Sudah 1 bulan ini
beliau hanya di atas tempat tidur.
Marimar : “Sudah 5 bulan menderita stroke?”
Tn. sinom : “Ya Bu. Kami berharap, dengan tinggal di sini..ibu dapat lebih terurus.”
Marimar : “Jadi, keluarga telah memutuskan untuk tinggal disini?”
Ny. Sinom : “Ya buk. Kita sudah memutuskannya. Ya kan a ?” (Melihat ke Tn.Simon)
Tn.Simon : “Iya mah”
Marimar : “Kalau begitu..ini tolong diisi dulu pak” (menunjukkan form registrasi)

Setelah sekitar 30 menit melengkapi data dan segala biaya, Tn dan Ny. Simon pun pulang.
STAGE 3
Beberapa saat setelah itu, Mbah Hutama telah berada di kamarnya yang baru.

Rosalinda : “Mbah Hutama..bagaimana kabarnya ?”


Mbah hut : “Aduh….(ekspresi muka kesakitan)
Rosalinda : “sakit apanya Mbah? coba saya lihat” (menutup pintu kamar, lalu membuka baju
dan melihat punggung mbah hutama)

Pengasuh Rosalinda pun terkejut melihat apa yang dilihat. Ternyata punggung Mbah
Hutama terdapat dekubitus di punggung dan sakrumnya. Pengasuh Rosalinda pun segera
menutup baju mbah Hutama dan segera melaporkan kejadian itu ke Pengasuh Marimar

Karena dekubitus yang diderita Mbah Hut cukup mengkhawatirkan, akhirnya..diputuskan


untuk memanggil perawat untuk menangani masalah kesehatan Mbah Hut.

STAGE 4
Keesokan harinya pengasuh panti telah melaporkan tentang kesehatan Mbah Hut kepada
perawat. Perawat pun langsung menuju kamar Mbah Hut untuk melakukan pengkajian.

perawat 1 :”Asalamualaikum mbah, gimana kabarnya mbah “


mbah hutama :”baik” (dengan nada agak pelo)
Perawat 1 :”begini mbah saya disini ingin ngobrol dan menjenguk simbah,,,oya mbah
katanya mbah merasa sakit di punggungnya ya?, boleh saya lihat mbah “
Mbah hutama : (hanya bisa mengangguk) “sakit gak ?”
Perawat 1 :”Enggak mbah, saya hanya melihat saja, hanya 5 menit saja mbah melihatnya.
Biar bisa diobati ya mbah”
Mbah hutama : (mengangguk lagi)

Perawat pun menutup pintu kamar Mbah Hut dan kemudian melakukan perubahan posisi
miring (sims) serta mulai melakukan pengkajian integritas kulit pada mbah Hutama. Perawat
melakukan inspeksi secara seksama dan palpasi di area di luar luka.
Beberapa saat kemudian.
Perawat 1 : (membenarkan baju mbah Hut) “sudah mbah. Mbah dengan adanya luka di
punggung mbah tadi, mbah merasa tidak nyaman ya? “

Mbah Hut : (mengangguk)

Perawat 1 : “Saya pamit dulu ya mbah, nanti 2 jam lagi saya kesini lagi ya mbah”

Mbah Hut : (hanya mengangguk)

Setelah dilakukan identifikasi pada mbah hutama dengan tujuan memberikan perawatan
preventif dan menggunakan obat-obat topikal dekubitus didapatkan hasil pengkajian objektif
meliputi:
 Terdapat lecet kemerahan dan 3 luka terbuka kering sebesar diameter 1-2cm dengan
kedalaman sampai epidermis dibagian punggung dan sakrum.
 Warna kulit pucat di daerah sekitar luka
 Adanya gaya gesek yang mengakibatkan lapisan kulit yang berada dibawahnya
menempel pada permukaan tempat tidur
 Kelembaban diakibatkan oleh inkontinensia,keringat.
 Sirkulasi udara di luka terhambat.

STAGE 5

Setelah ditemukan data tentang dekubitus dan inkontenensia urin, perawat mencoba
mengklarifikasi terhadap pihak keluarga, guna mencari data tambahan mengenai diagnosis
sementara yang akan ditegakkan oleh perawat.

Beberapa saat kemudian perawat mengundang keluarga untuk hadir di wisma surya kencana.

Keluarga :”assalamualaikum……”
Perawat 2 :”walaikum salam….mari silahkan masuk.”
Tn. sinom :”ada apa sus kami dipanggil kemari? apa ada yang salah dengan ibu kami?”
Perawat 2 :”begini pak saya mengundang bapak dan ibu untuk sekedar mengobrol mengenai
mbah hut.”
Ny.Simon : “Hmmm….begitu”
Perawat 2 :”sekitar 30 menit ke depan saya ingin menanyakan tentang kondisi kesehatan
Mbah Hut sebelum dibawa kemari. Mohon kerjasamanya ya pak, bu..”
Tn. sinom : “Iya sus..kami akan membantu sebisa kami.”
Perawat 2 : “Baik…begini pak bu..stroke yang dialami mbah Hutama sudah berapa lama ya?”
Tn. sinom : ”sudah sekitar 5 bulan sus”
Perawat 2 : ”dulu sebelum stroke, kebiasaan BAK beliau bagaimana ya?”
Tn. sinom :”ya kalau BAK dulu ibu nggak mau ngomong kepada kita sus,,,beliau sering
ngompol di tempat tidur, dan kami sering gak tau kapan beliau BAK”
Ny. Sinom :”dan kamipun agak kesal sus karena beliau itu gak mau cerita kalau mau BAK,
jadi ya tiba-tiba sudah basah tempat tidurnya”
Perawat 2 :”lalu bekas BAK yang berada di badan, dibersihkan tidak bu?”
Ny. Sinom : “Ya…kadang saya lap kalo masih basah. Kadang kan sudah kering sendiri sus.
Saya cuma ganti pakaian dalamnya saja.”
Perawat : “kalau dulu ibu Hut suka minum apa ya pak,buk?”
Tn. sinom :”ohhh itu sus, ibu suka minum kopi dan parahnya sehari saja bisa menghabiskan
4 gelas kopi”
Perawat 2 :”sudah berapa lama Ibu Hut hanya dapat beraktivitas di tempat tidur?”
Ny. sinom : “1 bulan yang lalu sus. Merepotkan sekali..semuanya saya yang ngatur”
Perawat 2 : “Posisi tidurnya sering diubah gak bu ?”
Ny. Sinom : “Ya gak lah sus..Kerjaan saya kan gak cuma ngurusi ibu.. Ngurus rumah, ngurus
anak, dan masih banyak yang lain.”

Perawat 2 : “Kalo sepreinya diganti berapa hari sekali bu?”

Ny. Sinom : “Kalo benar benar basah aja sus. Kan di atas kasur ada perlaknya. Kalau basah-
basah dikit..gak saya ganti lah sus.”

Perawat 2 : “emmm begitu. Sudah selesai pak bu.”

Tn. sinom :”sebenarnya kenapa sus dengan kondisi ibu ?”


Perawat 2 :”Begini pak, bu. Sebenarnya mbah Hut memiliki luka di bagian punggung dan
pantatnya. Oleh karena itu, kami bertanya kepada bapak dan ibu untuk
melengkapi data yang kami perlukan agar segera dapat dilakukan tindakan untuk
mengatasi kondisi Mbah Hut.”
Ny. sinom : “Hmmm…begitu sus. Perawat di sini pasti bisa mengatasinya kan sus?”
Perawat 2 : “Kami selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi kesehatan klien kami
bu. Jadi,bapak dan ibu tidak usah cemas. Namun bu, saya perhatikan mbah hut
sering melamun dan nampak sedih. Apakah selama mbah Hut tinggal dipanti, ibu
dan bapak sudah pernah menjenguk?”
Tn. sinom : “belum sus, saya dan istri saya sibuk. Jadi tidak sempat menjenguk”
Perawat 2 : ”begini pak, selain kebutuhan perawatan pada mbah hut. dukungan keluarga
merupakan hal penting dan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
kesehatan simbah. Mungkin mbah Hut nampak murung karena merindukan
bapak ibu dan cucunya. Akan sangat membantu sekali untuk peningkatan
kesehatan simbah, jika bapak ibu dan keluarga berkenan mengunjungi simbah di
waktu luang. Mungkin saat hari minggu, jadi tidak menganggu pekerjaan bapak
dan ibu. Bagaimana bu? ”
Ny. sinom : ”terima kasih sus atas sarannya. Jika suster berkata demikian kami akan sering-
sering mengunjungi simbah disini. Semoga nantinya keadaan simbah semakin
membaik.”
Perawat 2 :”iya bu, amin”
Tn. sinom : “sekali lagi terimakasih sus atas sarannya. Apakah ada lagi yang bias kami bantu
lagi sus? Kalau tidak kami permisi dulu”
Perawat 2 : “oh tidak pak, silahkan. Hati-hati di jalan”

Keluarga pun meninggalkan ruangan dan kembali ke rumah...

STAGE 6
Keesokan harinya.
Perawat 3 : “selamat pagi mbah. Sehat ya mbah ? “
Mbah’ hutama : (menggeleng) punggug saya sakit”
Perawat 3 : “sakit ya mbah? Nah..saya kemari untuk melakukan perawatan untuk luka yang
ada di punggung mbah Hut, mbah Hut mau ya ?”
Mbah’ hutama : (mengangguk)
Perawat 3 : “Begini mbah, nanti sekitar 30 menitsaya dan teman saya ini akan membersihkan
lukanya mbah Hut, sekalian nanti dipijit sedikit di punggungnya mbah Hut.
Posisinya mbah Hut nanti dimiringkan ya”
Mbah’ hutama : “Sakit apa tidak?”
Perawat 3 : “sedikit perih mbah. Tapi mbah tenang saja. Nanti kalau udah selesai dibersihin
rasanya akan lebih nyaman mbah”
Mbah hutama : “Yo..Tapi... sebentar sebentar…aku kebelet buang air kecil ini nduk, cepet cepet
dah mau keluar”
Perawat 3 : “Iya sebentar mbah..saya ambil pispot..ditahan dulu ya”

Belum sempat Perawat mengambil pispot. Mbah Hut sudah telanjur mengompol. Untungnya,
di bed Mbah Hut dipasangi perlak.

Mbah Hutama : “Yaaaaaaaaaaaaaaaaah…dah keluar nduk..


Perawat 3 : “Iya gak papa nduk, saya bersihi dulu ya. Permisi ya mbah, saya bersihi bekas
pipisnya dulu “
Mbah’ hutama: “Iya”

Perawat 3 pun mulai membuka celana mbah Hutama dan membersihkan genital Mbah
Hutama dengan menggunakan air hangat tanpa menggunakan sabun. Lalu dilap sampai
kering. Perawat 2 datang dengan membawa alat tenun. Setelah itu, perawat 1 dan 2 mulai
menarik perlak dan stik laken karena basah. Perawat memberi mbah Hutama kain baru yang
bersih dan mulai melepas seprei serta menggantinya dengan yang baru. Hal ini menghindari
kulit mbah Hutama menjadi lembab sehingga tidak menjadikan kondisi mbah Hutama
semakin parah.
Lalu setelah itu, Perawat pun mulai melakukan perawatan dekubitus pada mbah Hutama.

Perawat 3 :”mbah kita mulai ya mbah (perawatpun memiringkan posisi mbah Hutama untuk
memudahkan dalam perawatan)
Mbah Hutama : “Aduh” (mengerang kesakitan)
Perawat 3 : “sabar ya mbah…..ditahan dulu sebentar”

Perawat pun mulai membersihkan luka dekubitus Mbah Hutama dmenggunakan kassa yang
dicelup pada NaCl dengan sekali usap.
5 menit kemudian. Perawat selesai membersihkan.

Perawat 3 : “Ini saya oleskan salep mbah. Biar cepat sembuh lukanya”
Mbah Hutama : “iya cepet ya nduk”

Setelah itu, perawat memgoleskan salep antibiotic topical untuk merangsang granulasi
dengan menggunakan tangan kanan yang tetap dijaga steril. 5 menit kemudian.

Perawat : “Ini sekalian saya pijat sedikit ya mbah”


Mbah Hutama : “Iyo nduk.”

Perawat memijat dengan menggunakan lotion di daerah sekitar luka untuk menjaga sirkulasi
darah. 5 menit kemudian.

Perawat : “Sudah mbah. Mbah posisinya sementara begini dulu ya mbah, nanti 2 jam lagi
saya kesini untuk mengganti posisinya mbah Hut lagi”
Mbah Hutama : “Iya nduk.”

Perawat pun mengubah posisi Mbah Hutama dari lateral menjadi sims kiri. 2 jam kemudian,
perawat mengubah posisi Mbah Hutama dengan posisi yang lain, seperti sims kanan atau
pronasi. Beberapa saat kemudian perawat datang bersama dengan kluarga mbah Hut.

Perawat : “mbah, coba lihat ini siapa ini yang datang”


Keluarga Tn. sinom :” Assalamu’alaikum”
Mbah Hutama : “Wa’alaikum sallam….alhamdulillah aku ditengok. Sini nak sini mbah kangen”
Pipit : “Pipit kangen simbah” (sambil duduk disebelah simbah)
Ny. sinom : “ Ini bu, saya bawakan jeruk sama anggur kesukaan mbah Hut”
Mbah Hutama : “walah terimakasih ya nduk malah dibawain macem - macem. Harusnya gausah
bawa apa - apa saya sudah senang nduk”
Pipit : “mbah, saya suapin ya mbah. Mbah mau jeruk apa anggur?
Mbah Hutama : “Sini simbah tak nyobain jeruknya”
Perawat : “seneng gak mbah sudah ditengokin sama anaknya?”
Mbah’ hutama: “ya seneng to sus”
Perawat : “Yasudah saya tinggal dulu ya”.
Mbah’ hutama : “ iya sus”

Setelah itu keluarga mbah hut biasa menjenguk seminggu sekali, simbah tampak senang dan
sudah tidak pernah terlihat melamun. Dan setelah dilakukan tindakan keperawatan, selama
10×24 jam, luka dekubitus mbah Hutama mulai mengering dan sudah menutup semua, tidak
ada tanda-tanda kemunculan dekubitus kembali.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai