Pemeran :
Agun Fauzi sebagai Tn. Simon (Anak Mbah Hutama)
Liota sebagai Anak Tn. Simon
Desi sebagai Ny. Simon
Rista sebagai Marimar
Vika sebagai Rosalinda
Dara sebagai Mbah Hutama
Eni sebagai Perawat 1
Kharisma sebagai Perawat 2
Dewi Yeni sebagai Perawat 3
Fauzan Vega sebagai Narator
KASUS
Mbah H (80th) tinggal di wisma Suryakencana. Klien mengalami parsial paralise akibat
stroke sehingga harus bedrest. Selain itu, klien juga mengalami inkontinensia urin dan
bowel. Hasil pemeriksaan fisik perawat, didapatkan luka di bagian punggung dan pantat
STAGE 1
Selama 4 bulan terakhir Mbah Hutama mengalami stroke. 1 bulan terakhir ini Mbah Hutama
mengalami parsial paralise (kelumpuhan sebagian pada ekstremitas sebelah kiri) yang
menjadikan beliau terbaring tak berdaya di atas tempat tidur.
Mbah Hutama mencoba meraih gelas yang berada di meja, di samping tempat tidurny. Dan
tiba – tiba terdengar suara. Pyaaaarrrrr……
Ny Sinom : (tergopoh – gopoh mendekati asal sumber) “Astagfirullah Ibu, Ibu itu kan saya
sudah bilang tunggu sebentar, kok gak sabar banget sih. Akhirnya saya juga yang
repot nih..
Mbah Hutama : “ Maaf nak, Ibu selalu menyusahkan kamu, Ibu memang gak berguna”
Ny Simon : “ Udah – udah, minta maaf juga udah percuma bu.”
Ny. Simon membersihkan pecahan gelas dan meninggalkan Mbah Hutama sendirian.
Malam harinya saat Tn. Sinom pulang kerja dan Mbah Hutama sedang tidur
Setelah Tn dan Ny Sinom berdiskusi dan memberikan penjelasan kepada Mbah Hutama,
akhirnya Mbah Hutama mau dititipkan ke Panti Surya Kencana.
STAGE 2
Pagi harinya, mbah Hutama dibawa ke wisma Suryakencana. Setelah 1 jam perjalanan,
mereka pun sampai di tempat tujuannya.
Setelah sekitar 30 menit melengkapi data dan segala biaya, Tn dan Ny. Simon pun pulang.
STAGE 3
Beberapa saat setelah itu, Mbah Hutama telah berada di kamarnya yang baru.
Pengasuh Rosalinda pun terkejut melihat apa yang dilihat. Ternyata punggung Mbah
Hutama terdapat dekubitus di punggung dan sakrumnya. Pengasuh Rosalinda pun segera
menutup baju mbah Hutama dan segera melaporkan kejadian itu ke Pengasuh Marimar
STAGE 4
Keesokan harinya pengasuh panti telah melaporkan tentang kesehatan Mbah Hut kepada
perawat. Perawat pun langsung menuju kamar Mbah Hut untuk melakukan pengkajian.
Perawat pun menutup pintu kamar Mbah Hut dan kemudian melakukan perubahan posisi
miring (sims) serta mulai melakukan pengkajian integritas kulit pada mbah Hutama. Perawat
melakukan inspeksi secara seksama dan palpasi di area di luar luka.
Beberapa saat kemudian.
Perawat 1 : (membenarkan baju mbah Hut) “sudah mbah. Mbah dengan adanya luka di
punggung mbah tadi, mbah merasa tidak nyaman ya? “
Perawat 1 : “Saya pamit dulu ya mbah, nanti 2 jam lagi saya kesini lagi ya mbah”
Setelah dilakukan identifikasi pada mbah hutama dengan tujuan memberikan perawatan
preventif dan menggunakan obat-obat topikal dekubitus didapatkan hasil pengkajian objektif
meliputi:
Terdapat lecet kemerahan dan 3 luka terbuka kering sebesar diameter 1-2cm dengan
kedalaman sampai epidermis dibagian punggung dan sakrum.
Warna kulit pucat di daerah sekitar luka
Adanya gaya gesek yang mengakibatkan lapisan kulit yang berada dibawahnya
menempel pada permukaan tempat tidur
Kelembaban diakibatkan oleh inkontinensia,keringat.
Sirkulasi udara di luka terhambat.
STAGE 5
Setelah ditemukan data tentang dekubitus dan inkontenensia urin, perawat mencoba
mengklarifikasi terhadap pihak keluarga, guna mencari data tambahan mengenai diagnosis
sementara yang akan ditegakkan oleh perawat.
Beberapa saat kemudian perawat mengundang keluarga untuk hadir di wisma surya kencana.
Keluarga :”assalamualaikum……”
Perawat 2 :”walaikum salam….mari silahkan masuk.”
Tn. sinom :”ada apa sus kami dipanggil kemari? apa ada yang salah dengan ibu kami?”
Perawat 2 :”begini pak saya mengundang bapak dan ibu untuk sekedar mengobrol mengenai
mbah hut.”
Ny.Simon : “Hmmm….begitu”
Perawat 2 :”sekitar 30 menit ke depan saya ingin menanyakan tentang kondisi kesehatan
Mbah Hut sebelum dibawa kemari. Mohon kerjasamanya ya pak, bu..”
Tn. sinom : “Iya sus..kami akan membantu sebisa kami.”
Perawat 2 : “Baik…begini pak bu..stroke yang dialami mbah Hutama sudah berapa lama ya?”
Tn. sinom : ”sudah sekitar 5 bulan sus”
Perawat 2 : ”dulu sebelum stroke, kebiasaan BAK beliau bagaimana ya?”
Tn. sinom :”ya kalau BAK dulu ibu nggak mau ngomong kepada kita sus,,,beliau sering
ngompol di tempat tidur, dan kami sering gak tau kapan beliau BAK”
Ny. Sinom :”dan kamipun agak kesal sus karena beliau itu gak mau cerita kalau mau BAK,
jadi ya tiba-tiba sudah basah tempat tidurnya”
Perawat 2 :”lalu bekas BAK yang berada di badan, dibersihkan tidak bu?”
Ny. Sinom : “Ya…kadang saya lap kalo masih basah. Kadang kan sudah kering sendiri sus.
Saya cuma ganti pakaian dalamnya saja.”
Perawat : “kalau dulu ibu Hut suka minum apa ya pak,buk?”
Tn. sinom :”ohhh itu sus, ibu suka minum kopi dan parahnya sehari saja bisa menghabiskan
4 gelas kopi”
Perawat 2 :”sudah berapa lama Ibu Hut hanya dapat beraktivitas di tempat tidur?”
Ny. sinom : “1 bulan yang lalu sus. Merepotkan sekali..semuanya saya yang ngatur”
Perawat 2 : “Posisi tidurnya sering diubah gak bu ?”
Ny. Sinom : “Ya gak lah sus..Kerjaan saya kan gak cuma ngurusi ibu.. Ngurus rumah, ngurus
anak, dan masih banyak yang lain.”
Ny. Sinom : “Kalo benar benar basah aja sus. Kan di atas kasur ada perlaknya. Kalau basah-
basah dikit..gak saya ganti lah sus.”
STAGE 6
Keesokan harinya.
Perawat 3 : “selamat pagi mbah. Sehat ya mbah ? “
Mbah’ hutama : (menggeleng) punggug saya sakit”
Perawat 3 : “sakit ya mbah? Nah..saya kemari untuk melakukan perawatan untuk luka yang
ada di punggung mbah Hut, mbah Hut mau ya ?”
Mbah’ hutama : (mengangguk)
Perawat 3 : “Begini mbah, nanti sekitar 30 menitsaya dan teman saya ini akan membersihkan
lukanya mbah Hut, sekalian nanti dipijit sedikit di punggungnya mbah Hut.
Posisinya mbah Hut nanti dimiringkan ya”
Mbah’ hutama : “Sakit apa tidak?”
Perawat 3 : “sedikit perih mbah. Tapi mbah tenang saja. Nanti kalau udah selesai dibersihin
rasanya akan lebih nyaman mbah”
Mbah hutama : “Yo..Tapi... sebentar sebentar…aku kebelet buang air kecil ini nduk, cepet cepet
dah mau keluar”
Perawat 3 : “Iya sebentar mbah..saya ambil pispot..ditahan dulu ya”
Belum sempat Perawat mengambil pispot. Mbah Hut sudah telanjur mengompol. Untungnya,
di bed Mbah Hut dipasangi perlak.
Perawat 3 pun mulai membuka celana mbah Hutama dan membersihkan genital Mbah
Hutama dengan menggunakan air hangat tanpa menggunakan sabun. Lalu dilap sampai
kering. Perawat 2 datang dengan membawa alat tenun. Setelah itu, perawat 1 dan 2 mulai
menarik perlak dan stik laken karena basah. Perawat memberi mbah Hutama kain baru yang
bersih dan mulai melepas seprei serta menggantinya dengan yang baru. Hal ini menghindari
kulit mbah Hutama menjadi lembab sehingga tidak menjadikan kondisi mbah Hutama
semakin parah.
Lalu setelah itu, Perawat pun mulai melakukan perawatan dekubitus pada mbah Hutama.
Perawat 3 :”mbah kita mulai ya mbah (perawatpun memiringkan posisi mbah Hutama untuk
memudahkan dalam perawatan)
Mbah Hutama : “Aduh” (mengerang kesakitan)
Perawat 3 : “sabar ya mbah…..ditahan dulu sebentar”
Perawat pun mulai membersihkan luka dekubitus Mbah Hutama dmenggunakan kassa yang
dicelup pada NaCl dengan sekali usap.
5 menit kemudian. Perawat selesai membersihkan.
Perawat 3 : “Ini saya oleskan salep mbah. Biar cepat sembuh lukanya”
Mbah Hutama : “iya cepet ya nduk”
Setelah itu, perawat memgoleskan salep antibiotic topical untuk merangsang granulasi
dengan menggunakan tangan kanan yang tetap dijaga steril. 5 menit kemudian.
Perawat memijat dengan menggunakan lotion di daerah sekitar luka untuk menjaga sirkulasi
darah. 5 menit kemudian.
Perawat : “Sudah mbah. Mbah posisinya sementara begini dulu ya mbah, nanti 2 jam lagi
saya kesini untuk mengganti posisinya mbah Hut lagi”
Mbah Hutama : “Iya nduk.”
Perawat pun mengubah posisi Mbah Hutama dari lateral menjadi sims kiri. 2 jam kemudian,
perawat mengubah posisi Mbah Hutama dengan posisi yang lain, seperti sims kanan atau
pronasi. Beberapa saat kemudian perawat datang bersama dengan kluarga mbah Hut.
Setelah itu keluarga mbah hut biasa menjenguk seminggu sekali, simbah tampak senang dan
sudah tidak pernah terlihat melamun. Dan setelah dilakukan tindakan keperawatan, selama
10×24 jam, luka dekubitus mbah Hutama mulai mengering dan sudah menutup semua, tidak
ada tanda-tanda kemunculan dekubitus kembali.
SELESAI