Anda di halaman 1dari 37

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan didalam permukaan tanah dengan
kedalam tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural
dan kondisi permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih
dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat digunakan untuk
mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu
sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis
tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari.
Bentuk dan struktur tanah merupakan suatu peranan yang penting dalam suatu
pekerjaan konstruksi yang harus dicicermati karena kondisi ketidaktentuan dari tanah
berbedabeda. Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan
teknik sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja
diatasnya yaitu beban konstruksi atas. Pondasi ini akan menyalurkan tegangan-tegangan yang
terjadi pada beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang keras yang dapat memikul beban
konstruksi tersebut.
Secara umum permasalahan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal. Pondasi
tiang pancang adalah batang yang relative panjang dan langsing yang digunakan untuk
menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung rendah kelapisan
tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi yang relative cukup dalam
dibanding pondasi dangkal. Daya dukung tiang pancang diperoleh dari daya dukung ujung (
end bearing capacity ) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang, dan daya dukung geser atau
selimut ( friction bearing capacity ) yang diperoleh dari daya dukung gesek atau gaya adhesi
antara tiang pancang dan tanah disekelilingnya.

B.Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis dari pondasi dalam?


2. Alat-alat berat apa yang digunakan dalam pemancangan?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan tiap pondasi dalam?

1
C.Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis pondasi dalam


2. Mengetahui alat-alat berat yang digunakan dalam pemancangan
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tiap pondasi dalam

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi
tiang. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada tanah kurang baik dan lapisan tanah
kerasnya berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter sumuran biasanya antara 0.80 -
1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan diameternya berbeda-beda, ini
dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya.

Disebut pondasi Sumuran, karena dalam pengerjaannya membuat lubang-lubang


berbentuk sumur. Lobang ini digali hingga mencapai tanah keras atau stabil. Sumur-
sumur ini diberi buis beton dengan ketebalan kurang lebih 10 cm dengan pembesian.
Dasar dari sumur dicor dengan ketebalan 40 cm sampai 1,00 m, diatas coran tersebut
disusun batu kali sampai dibawah 1,00 m buis beton teratas. Ruang kosong paling atas
dicor kembali dan diberi angker besi, yang gunanya untuk mengikat plat beton diatasnya.
Plat beton ini mirip dengan pondasi plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat antar
kolom yang disatukan oleh sloof beton.

1. Persyaratan Pondasi Sumuran

Daya dukung pondasi harus lebih besar daripada beban yang dipikul oleh pondasi
tersebut.
Penurunan yang terjadi harus sesuai dengan batas yang diijinkan (toleransi) yaitu 1″
(2,54cm).

2. Alasan Menggunakan Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah pondasi yang khusus, dalam perakteknya terdapat beberapa
kondisi yang dapat dijadikan alasan untuk penggunaannya, diantaranya adalah sebagai
berikut :

 Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau jenis pondasi
langsung lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam &
lebar).
 Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat beton akan sulit
dilaksanakan karena air harus dipompa dan dibuang ke luar lubang galian.
 Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk konstruksi yang
tanah kerasnya terletak 3-5 m.

3
3. Rumus Persamaan Daya Dukung Pondasi Sumuran

Persamaan Daya Dukung Pondasi Sumuran adalah sebagai berikut :


Qb = Ah x qc

dimana : Qb = Daya dukung ujung (kg)


Ah = Luas penampang (cm2)
qc = Tekanan rata-rata (kg/cm2)

Qs = As x Fs

dimana : Qs = Daya dukung kulit (kg)


As = Luas selimut (cm2)
Fs = Tahanan dinding (kg/cm2)
Fs dapat dicari dengan persamaan :
Fs = 0,012 x qc

Qult = Qb + Qs

Qall = Qult/Sf

dimana Qult = Daya dukung batas (kg)

Sf = Angka keamanan

4
4. Langkah-langkah pengerjaan
Langkah - langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:
a. Buatlah galian tanah dengan ukuran sesuai diameter pipa beton di lokasi yang akan
dibangun pondasi dengan menggunakan cangkul. Untuk mempermudah pekerjaan
penggalian tanah, pakai cangkul yang memiliki pegangan lebih pendek.
b. Setelah galian tanah telah mencapai kedalaman sekitar 80-100 cm, masukkan pipa
beton yang pertama ke dalamnya. Hati-hati saat memindahkan pipa beton ini dan
pastikan tepat masuk ke dalam lubang galian tanah.
c. Lanjutkan kembali penggalian tanah di tempat rencana pembuatan pondasi
tersebut. Ingat, lakukan pekerjaan ini dengan lebih hati-hati mengingat sudah ada
pipa beton di dalamnya. Jangan khawatir, selama Anda meneruskan penggalian
tanah, pipa beton akan turun levelnya sesuai dengan kedalaman permukaan tanah
di dalam lubang galian.
d. Pekerjaan penggalian tanah dihentikan setelah mencapai lapisan tanah yang keras.
Biasanya lapisan tanah ini berada di kedalaman yang berkisar antara 2-3 meter.
e. Setelah itu, masukkan pipa beton kedua ke dalam lubang galian tepat di atas pipa
yang pertama. Masukkan lagi pipa berikutnya hingga ketinggian susunan pipa
beton setara dengan level permukaan tanah. Cek sekali lagi untuk memastikan
pipa-pipa beton tersebut tersusun dengan benar.
f. Agar susunan pipa-pipa beton terangkai kuat, Anda bisa menambal celah-celahnya
dengan adukan semen dan pasir. Biarkan tambalan ini selama beberapa saat agar
mengering sebelum Anda benar-benar menutup sumuran.
g. Buat adukan beton sebagai pengisi pondasi sumuran yang terdiri atas semen, pasir,
kerikil, dan air. Pastikan semua bahan-bahan ini tercampur rata sebelum
digunakan.
h. Masukkan batu kali terlebih dahulu ke dalam sumuran hingga ketinggiannya
mencapai 50 cm. Tuangkan adukan beton di atasnya. Atur sedemikian rupa agar
adukan beton ini bisa masuk ke celah-celah tumpukan batu kali dan mengikatnya.
i. Masukkan lagi batu-batu kali ke dalam sumuran tadi sampai ketinggiannya
bertambah 50 cm. Jangan lupa tuangkan lagi adukan beton di atas gundukan batu
kali tersebut. Demikian langkah-langah seterusnya hingga seluruh volume sumuran
terisi penuh oleh batu kali dan adukan beton.
j. Di bagian atas pondasi sumuran ini, Anda bisa melakukan pekerjaan pembesian
untuk membuat kolom bangunan.

5
B. Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan
untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang
yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang
menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja
(steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di
dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe
tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-
beda.
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban
bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahanan, dan hal-hal yang
strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu
memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber
pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tanah atau lubang yang digali dan diisi
dengan pasir dan batu.
Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang mana
menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile) sudah digunakan selama

6
1800 dan tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang
penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi
baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para
pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus.
Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem pile driving. Saat ini banyak teknik-
teknik instalansi tiang pancang bermunculan.
Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah:
1. Untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras
2. Untuk menahan beban vertikal, lateral, dan beban uplift.
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak
mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah
menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil dan kurang keras apabila besarnya hasil
estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan
pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang
pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya
perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari tanah
dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di bangun di atas pondasi tiang.
Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban
horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti
jertty atau dermaga.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang
berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang
cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya (Sardjono HS, 1988).
Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat
bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari
permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles, 1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang
pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya
(super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam
tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya
horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan
kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung
dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.

7
Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan.
Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat
yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja, dan tiang pancang
composite (kayu – beton dan baja – beton).
Tiang pancang umumnya digunakan:
 Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah
stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi
terlibat.
 Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan
bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara
terhadap guling.
 Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi
perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik
keluar kemudian.
 Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada
tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi.
 Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo
getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.
 Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir,
khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.
Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air
melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai
tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan
tekuk) maupun beban lateral (Bowles, 1991).
Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang
sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil,
sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi
tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan
timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan.

8
1. Ukuran Tiang Pancang

Berbagai ukuran tiang pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua, yaitu :

a. Minipile (Ukuran Kecil)

 Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan


bertingkat rendah dan tanah relative baik. Ukuran dan kekuatan yang
ditawarkan adalah:
 Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32.
 Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25.
 Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 28 mampu menopang
beban 25 – 30 ton
 Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu menopang
beban 35 – 40 ton.
 Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang
tekanan 30 – 35 ton
 Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu menopang
tekanan 40 – 50 ton.

b. Maxipile (Ukuran Besar)

Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang
pancang ini digunkan untuk menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat
tinggi. Bahkan untuk ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500 ton.

2. Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang


Diantara perbedaaan tes dilapangan, sondir atau cone penetration test (CPT) seringkali
sangat dipertimbangkan berperanan dari geoteknik. CPT atau sondir ini tes yang
sangat cepat, sederhana, ekonomis dan tes tersebut dapat dipercaya dilapangan dengan
pengukuran terus-menerus dari permukaan tanah-tanah dasar. CPT atau sondir ini
dapat juga mengklasifikasi lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan
karakteristik dari tanah. Didalam perencanaan pondasi tiang pancang (pile), data tanah
sangat diperlukan dalam merencanakan kapasitas daya dukung (bearing capacity) dari
tiang pancang sebelum pembangunan dimulai, guna menentukan kapasitas daya
dukung ultimit dari tiang pancang. Kapasitas daya dukung ultimit ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut :

9
Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As
dimana :
Qu = Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang.
Qb = Kapasitas tahanan di ujung tiang.
Qs = Kapasitas tahanan kulit.
qb = Kapasitas daya dukung di ujung tiang persatuan luas.
Ab = Luas di ujung tiang.
f = Satuan tahanan kulit persatuan luas.
As = Luas kulit tiang pancang.

Pada umumnya nilai αs untuk pasir = 1,4 persen, nilai αs untuk lanau = 3,0 persen dan
nilai αs untuk lempung = 1,4 persen.
Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil pengujian
sondir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Meyerhoff.
Daya dukung ultimate pondasi tiang dinyatakan dengan rumus :
Qult = (qc x Ap)+(JHL x K11)
dimana :
Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
K11 = Keliling tiang.
Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan rumus

dimana :
Qijin = Kapasitas daya dukung ijin pondasi.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
K11 = Keliling tiang.

10
Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang

a. Daya Dukung berdasarkan Kekuatan bahan


P=(Ap*Tbk)+(As*Tau) ; dimana ; P = daya dukung tiang pancang ijin (kg)
Ap = Luas penampang tiang pancang (cm2)
As = Luas tulangan tiang pancang (cm2)
Tbk = Tegangan ijin beton (kg/cm2)
Tau = Tegangan ijin tulangan (kg/cm2)

b. Daya dukung tiang pancang berdasarkan data sondir (CPT/Cone Penetration


Test)
P =(qc*Ap)/3 + (JHL*Ka)/5 ;
dimana ; P = Daya dukung tiang pancang ijin (kg)
qc = Nilai konus (kg/cm2)
Ap = Luas penampang tiang pancang (cm2)
Ka = Keliling penampang tiang (cm1)
JHL = Jumlah hambatan lekat
SF = Safety factor ; 3 dan 5

c. Daya dukung tiang pancang berdasarkan Data SPT/ Standart Penentration


Test

 Qu = (40*Nb*Ap)
dimana ; Qu = Daya dukung batas pondasi tiang pancang
Nb = nilai N-SPT rata-rata pada elevasi dasar tiang pancang
Nb = (N1+N2)/2 ;
N1 = Nilai SPT pada kedalaman 3B pada ujung tiang ke bawah
N2 = nilai SPT pada kedalaman 8B pada ujung tiang ke atas
Ap = luas penampang dasar tiang pancang (m2)

 Qsi = qs*Asi; dimana ;


Qsi = Tahanan limit gesek kulit
qs = 0.2N—– untuk tanah pasir

11
0.5N—– untuk tanah lempung
Asi = keliling penampang tiang*tebal lapisan
Daya Dukung Tiang Pancang (SPT)

P = (Qu +Qsi)/3

3. Faktor Aman
Untuk memperoleh kapasitas ijin tiang, maka diperlukan untuk membagi kapasitas
ultimit dengan faktor aman tertentu. Faktor aman ini perlu diberikan dengan maksud :
a. Untuk memberikan keamanan terhadap ketidakpastian metode hitungan yang
digunakan.
b. Untuk memberikan keamanan terhadap variasi kuat geser dan kompresibilitas
tanah.
c. Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung beban
yang bekerja.
d. Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal atau
kelompok masih tetap dalam batas-batas toleransi.
e. Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara tiang-tiang masih
dalam batas toleransi.
Sehubungan dengan alasan butir (d), dari hasil banyak pengujian-pengujian beban
tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang berdiameter kecil sampai sedang
(600 mm), penurunan akibat beban bekerja (working load) yang terjadi lebih kecil
dari 10 mm untuk faktor aman yang tidak kurang dari 2,5 (Tomlinson, 1977).

Besarnya beban bekerja (working load) atau kapasitas tiang ijin (Qa) dengan
memperhatikan keamanan terhadap keruntuhan adalah nilai kapasitas ultimit (Qu)
dibagi dengan faktor aman (SF) yang sesuai. Variasi besarnya faktor aman yang telah
banyak digunakan untuk perancangan pondasi tiang pancang, sebagai berikut :

12
Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer dan koef. Restitusi Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer
dan koef. Restitusi

Tipe Hammer Efficiency, E


Single and double acting hammer 0.7 - 0.8
Diesel Hammer 0.8 - 0.9
drop Hammer 0.7 - 0.9

Pile Material Coefficient of restitution, n


Cast iron hammer and concrette pile ( whitout cap ) 0.4 - 0.5
Wood cushion on steel pile 0.3 - 0.4
Wooden pile 0.25 - 0.3

4. Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya,


aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga
target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Langkah - langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ ukuran dan tiang pancang:
1. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang
diperoleh dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan
nilai daya dukung yang diizinkan pada berbagai kedalaman, dengan
memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung yang sesuai,
dan penurunan yang terjadi harus tidak berlebihan.
2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan
dengan jalan memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat keamanan
terhadap daya dukung tanah yang telah dihitung. Kedalaman minimum harus
diperhatikan terhadap erosi permukaan tanah, pengaruh perubahan iklim, dan
perubahan kadar air. Bila tanah yang lebih besar daya dukungnya berada dekat
13
dengan kedalaman minimum yang dibutuhkan tersebut,dipertimbangkan untuk
meletakkan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam yang daya dukung
tanahnya lebih besar. Karena dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit
lebih dalam akan mengurangi dimensi pondasi, dengan demikian dapat
menghemat biaya pembuatan pelat betonnya.
3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung diizinkan
dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata hasil hitungan
daya dukung ultimit yang dibagi faktor aman mengakibatkan penurunan yang
berlebihan, dimensi pondasi diubah sampai besar penurunan memenuhi syarat.

Tahapan pekerjaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut :


A. Pekerjaan Persiapan
1. Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal
saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar
harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk
mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter.
2. Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat
dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang
tidak diinginkan.
3. Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana
pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data
jumlah pukulan terakhir (final set).
4. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan
manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi
pemancangan.
5. Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.
6. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang
berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah
sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.
7. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang
dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai
mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.
8. Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai
lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.

14
9. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.

B. Proses penyambungan tiang :


a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang
dilakukan pada batang pertama.
b. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama
sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berhimpit
dan menempel menjadi satu.
c. Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat
d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.

Proses Pengangkatan

1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )


Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan
tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan
lapangan.Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala
tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen
maksimum pada bentangan, haruslah sama dengan momen minimum pada titik
angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama.

Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah
dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat
yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan dan untuk lebih jelas dapat
dilihat oleh gambar.

15
2. Pengangkatan dengan satu tumpuan
Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan
dipancang oleh mesin pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang
telah ditentukan di lapangan.

Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini


adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak L/3. Untuk
mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada
tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.

Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada
patok titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada
helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala
tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang
telah ditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur
panjangbackstay sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh
posisi yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian
bawah tiang diklem dengancenter gate pada dasar driving lead agar posisi
tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang
pertama.

16
6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara
kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.

5. Quality Control
Bagian-bagian yang di kontrol yaitu :
1. Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan
2. Toleransi
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan
berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan
penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm.
3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di
sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah
pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.
4. Final set
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai
perhitungan.

D. Tiang Dukung Ujung dan Tiang Gesek

17
Ditinjau dari cara mendukung beban, tiang dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam
(Hardiyatmo, 2002), yaitu :
1. Tiang dukung ujung (end bearing pile) adalah tiang yang kapasitas
dukungnya ditentukan oleh tahanan ujung tiang. Umumnya tiang dukung
ujung berada dalam zone tanah yang lunak yang berada diatas tanah keras.
Tiang-tiang dipancang sampai mencapai batuan dasar atau lapisan keras lain
yang dapat mendukung beban yang diperkirakan tidak mengakibatkan
penurunan berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan dari tahanan
dukung lapisan keras yang berada dibawah ujung tiang .
2. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih
ditentukan oleh perlawanan gesek antara dinding tiang dan tanah disekitarnya
(Gambar 2.9b). Tahanan gesek dan pengaruh konsolidasi lapisan tanah
dibawahnya diperhitungkan pada hitungan kapasitas tiang.

Pemakaian pondasi tiang pancang beton mempunyai keuntungan dan kerugian antara
lain adalah sebagai berikut:
Keuntungannya yaitu:
1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya lebih dapat
diandalkan. Lebih-lebih karena pemeriksaan dapat dilakukan setiap saat.
2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
3. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang sehingga
mempermudah pengawasan pekerjaan konstruksi.
4. Cara penumbukan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.

18
Kerugiannya yaitu:
1. Karena dalam pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada
daerah yang berpenduduk padat di kota dan desa, akan menimbulkan masalah
disekitarnya.
2. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar.
3. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya
sulit dan memerlukan alat penyambung khusus.
4. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
Metode pelaksanaan:
1. Penentuan lokasi titik dimana tiang akan dipancang.
2. Pengangkatan tiang.
3. Pemeriksaan kelurusan tiang.
4. Pemukulan tiang dengan palu (hammer) atau dengan cara hidrolik.

6. Perbandingan Jenis Pondasi Dalam Berdasarkan Metode

a. Konstruksi Pengeboran
Kelebihan:
1. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat mengganggu
lingkungan sekitar.
2. Cocok untuk pondasi yang berdiameter besar.
3. Pondasi dapat dicetak sesuai kebutuhan.
Kekurangan:
1. Pekerjaan agak rumit karena pondasi dicetak di lapangan.
2. Lebih banyak memerlukan alat bantu seperti mesin bor, casing,cleaning
bucket dan alat bantu pengeboran sehingga mengeluarkan biaya yang
lebih besar.
3. Rentan terhadap pengaruh tanah dan lumpur di dalam lubang.
4. Waktu pengerjaan lebih lama.

b. Pemancangan
Kelebihan:
1. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik.

19
2. Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis.
3. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
4. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang.
5. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.
Kekurangan:
1. Pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan.
2. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar.
3. Kesalahan metode pemancangan dapat menimbulkan kerusakan pada
pondasi.
4. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan
penyambungan sulit dan memerlukan alat penyambung khusus.
5. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih
sulit dan memerlukan waktu yang lama.

c. Tekan (Pressed)
Kelebihan:
1. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat mengganggu
lingkungan sekitar.
2. Tidak menimbulkan kerusakan pada pondasi akibat benturan.
3. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
4. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang.
5. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.
6. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik.
7. Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis.
Kekurangan:
1. Bila panjang tiang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya
sulit dan memerlukan alat penyambung khusus.
2. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih
sulit dan memerlukan waktu yang lama.
3. Tidak cocok untuk pondasi dengan diameter yang agak besar.
4. Memerlukan mesin hydraulic press untuk menekan pondasi.

20
Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang dihitung sesuai dengan jenis, dimensi,
jarak, jumlah, dan susunan kelompok tiang pancang yang digunakan. Alasan
penggunaan pondasi tiang pancang ini adalah:
1. Pengerjaannya relatif cepat dan pelaksanaannya juga relatif lebih mudah.
2. Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada tipe pondasi dalam yang lain
(bored pile).
3. Kualitas tiang pancang terjamin. Tiang pancang yang digunakan merupakan hasil
pabrikasi, sehingga kualitas bahan yang digunakan dapat dikontrol sesuai dengan
kebutuhan serta kualitasnya seragam karena dibuat massal. (Kontrol
kualitas/kondisi fisik tiang pancang dapat dilakukan sebelum tiang pancang
digunakan).
4. Dapat langsung diketahui daya dukung tiang pancangnya, pemancangan yang
menggunakan drop hammer dihentikan bila telah mencapai tanah keras/final
set yang ditentukan (kalendering). Sedangkan bila menggunakan Hydrolic Static
Pile Driver (HSPD),terdapat dial pembebanan yang menunjukkan tekanan
hidrolik terdiri dari empat silinder untuk menekan tiang pancang ke dalam tanah
sampai ditemui kedalaman tanah keras.

7. Keuntungan dan Kerugian menurut teknik pemasangan

a. Pondasi tiang pancang pabrikan.

Keuntungan:

1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kwalitas sangat ketat, hasilnya
lebih dapat diandalkan.
2. Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja. Walaupun
lapisan antara cukup keras, lapisan tersebut masih dapat ditembus sehingga
pemancangan ke lapisan tanah keras masih dapat dilakukan.

21
3. Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh, kecuali jika
diperlukan tiang dengan ukuran khusus.
4. Untuk pekerjaan pemancangan yang kecil, biayanya tetap rendah.
5. Daya dukungnya dapat diperkirakan berdasar rumus tiang pancang sehingga
pekerjaankonstruksinya mudah diawasi.
6. Cara pemukulan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung beban
vertical.

Kerugian :

1. Karena pekerjaan pemasangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka


pada daerah yang berpenduduk padat akan menimbulkan masalah di sekitarnya.
2. Untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan dengan
menggunakan pengelasan (untuk tiang pancang beton yang bagian atas atau
bawahnya berkepala baja). Bila pekerjaan penyambungan tidak baik, akibatnya
sangat merugikan.
3. Bila pekerjaan pemancangan tidak dilaksanakan dengan baik, kepala tiang cepat
hancur. Sebaiknya pada saat dipukul dengan palu besi, kepala tiang dilapisi
denga kayu.
4. Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah
ditentukan, diperlukan perbaikan khusus.
5. Karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak diperlukan
maka harus disediakan tempat yang cukup luas.
6. Tiang-tiang beton berdiameter besar sangat berat, sehingga sulit diangkut atau
dipasang. Karena itu diperlukan mesinpemancang yang besar.
7. Untuk tiang-tiang pipa baja, diperlukan tiang yang tahan korosi.

22
8. Jenis – Jenis Alat Pancang

a. Drop Hammer

 Suatu bahan logam yang berat yang diangkat dengan Host Line, dan kemudian
dijatuhkan ke atas tiang pancang
 Karena gaya dinamis yang cukup besar, diletakkan kepala tiang antara hammer
dan ujung atas tiang
 Kepala tiang kemudian mendistribusikan hempasan ujung tiang dan berfungsi
sebagai “Shock Absorber”
 Kepala tiang terdiri atas Cushion Block yang pada umumnya terbuat dari kayu
 Drop hammer dapat memukul 4-8 pukulan permenit

Keuntungannya:

 Investasi alat yang murah


 Pengoperasianya yang sederhana
 Energi yang ada bervariasi tergantung pada tinggi jatuhnya

Kerugian:

 Bekerja agak lambat


 Merusak tiang apabila tinggi jatuh terlalu tinggi
 Vibrasi yang cukup besar dan mengganggu
 Tidak dapat digunakan untuk pemancangan di air.

23
b. Single Acting Steam / Air Hammer

 Mempunyai berat jatuh yang bebas (ram) yang diangkat dengan uap atau tekanan
udara, yang menekan piston dibawahnya yang terhubung dengan ram melalui
batang piston
 Bila piston mencapai ke bagian atas, uap atau tekanan udara akan terlepas dan ram
akan jatuh bebas memukul tiang
 Energi yang dihasilkan adalah suatu pukulan yang berat yang besar dengan
kecepatan rendah karena jarak yang rendah, biasanya sekitar 3 feet, tetapi tinggi
jatuh ini bias bervariasi dari 1 s/d 5 ft
 Singleacting steam/air hammer dapat memukul sekitar 40-60 pukulan permenit
dengan besaran energy yang sama perketukan.

Keuntungan

 Jumlah pukulan besar permenit sehingga pemancangannya cepat


 Frekuensi yang tinggi perpukulan meningkatkan skin friction antar pukulan
 Berat jatuh ram dengan kecepatan rendah mentransfer energy yang besar pada
pemancangan
 Pengurangan kecepatan dan mengurangi bahaya pada tiang selama pemancangan

24
c. Double Acting Steam

 Sama dengan Single Acting, hanya dengan enargi yang berlipat


 Jumlah pukulan permenit dapat dua kali lipat
 Pada umumnya dapat melakukan pemukulan sekitar 95-300 pukulan permenit
 Tidak memerlukan Cushion Block
 Ram akan mengenai landasan Alloy Steel yang terletak diatas kepala tiang

Keuntungan:

 Jumlah pukulan yang besar permenit mengurangi waktu pemancangan


 Tiang aka lebih mudah dipancang tanpa penuntun
 Jumlah pukulan yang besar permenit mengurangi hambatan Skin Friction antar
pukulan

25
d. Diesel Hammer

 Tidak memerlukan tenaga luar seperti Steam Boiler atai Air Compressor
 Lebih sederhan dan mudah dipindah di banding Steam Hammer
 Unit sudah komplit terdiri atas silindrer vertical, pistom atau Ram, landasan, tangki
bahan bakar dan pelumas, pompa bahan bakar, injector dan mesin pelumasan
 Diesel Hammer dengan ujung terbuka dapat memukul skitar 40-55 pukulan permenit
 Pada jenis tertutup sekitar 75-85 pukulan permenit

Keuntungan:

 Tidak memerlukan energi luar sebagai sumber, jadi lebih mobile dan memerlukan
waktu yang singkat untuk men set up dan start operasi
 Ekonomis dalam pengeporasian
 Dapat dioperasikan pada daerah yang remote, jauh
 Alat lebih ringan dibandingkan dengan Steam Hammer
 Pemeliharaan lebih sederhana dengan tingkat pelayanan yang cepat
 Energy perpukulan dapat ditingkatkan
 Kecepatan rendah seingga pemancangannya mudah

Kerugian:

 Sulit dalam menentuka energy perpukulan karena tinggi peston ram akan naik sejalan
dengan ledakan bahan bakar
 Kurang akurat dalam penggunaan rumus dinamis tiang pancang
 Hammer tidak dapat dioperasikan pada kondisi tanah lunak
 Jumlah pukulan permenit lebih kecil disbanding Steam Hammer terutama pada Diesel
Hammer yang terbuka ujung bawah atau atasnya

26
C. Pondasi Bore Pile

Tiang pondasi bor pile merupakan salah satu pondasi yang dipergunakan untuk
bangunan apabila tanah dasarnya tidak mempunyai daya dukung tanah untuk
memikul berat bangunan tersebut. Pondasi bore pile ialah salah satu jenis pondasi
dalam yang masih satu tipe dengan tiang pancang, yang membedakan adalah cara
pembuatan dan pemasangan serta alat yang di pergunakan pada saat pengerjaan /
pembuatannya.

Cara pembuatan bore pile yaitu dengan cara dibuat lubang terlebih dahulu, setelah
itu proses pengeboran tanah lalu dimasukkan besi tulangan yang sudah dilakukan
penginstalan, kemudian dimasukkan adukan beton atau pengecoran setempat.

1. Metode Pekerjaannya

Dalam pembuatannya bore pile mempunyai 2 sistem metode kerjanya, yaitu :

1. Bor kering ( Dry Drilling )

27
Pelaksananannya menggunakan mata bor biasa ( spiral plat) diputar sambil
dimasukkan kedalam tanah dengan menggunakkan alat bor mini crane, dengan
menggunakan mesin diesel dan as mata diatur serta dikendalikan dengan kaki tripot
sebagai penyangga untuk menaikkan dan menurunkan mata bor. Pada metode ini bisa
mengerjakan pengeboran dengan kedalaman maksimal 8 meter, dengan asumsi
diameter antara 30 cm - 40 cm. Manfaat pada bor kering ini lokasi pengeboran lebih
bersih bila dibandingkan dengan sistem wash borring.

2. Bor Basah ( wash boring )

Pada metode bor basah ini membutuhkan banyak air untuk proses pengerjaannya dan
memerlukan casing untuk menahan tanah dari kelongsoran dan pompa air untuk
sirkulasi, maka dari itu persedian air harus cukup banyak untuk mencapai kedalaman
pengeboran pondasi bor pile yang direncanakan. Pada metode basah ini bisa
melakukan pengeboran sedalam 28 meter (menurut pengalaman kerja yang kami
kerjakan) dengan diameter 30 cm, 40 cm, 50 cm dan 60 cm.

Jasa Bore pile mini adalah alternatif lain apabila dalam pelaksanaan pembuatan
pondasi tidak memungkinkan untuk menggunakan tiang pancang (spoon pile).
Dikarenakan seperti masalah mobilisasi peralatan, dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan sekitar (getaran, kebisingan ,dll), lokasi yang sempit dan kondisi lain yang
dapat mempengaruhi kegiatan pekerjaan.

Dengan di dukung dengan tenaga profesional yang berpengalaman di bidang jasa


pengeboran pondasi bore pile dan strauss pile serta menggunakan alat modern yang
baik dan lengkap untuk segala medan, maka kami menyediakan layanan pengeboran
untuk tiang pancang dengan metode Bored Pile dan strauss pile (bor pile manual).

Adapun ukuran lubang diameter pengeboran Bored Pile yang biasa dikerjakan
adalah:

28
* Diameter 200 mm.
* Diameter 300 mm.
* Diameter 400 mm.
* Diameter 450 mm.
* Diameter 500 mm.
* Diameter 550 mm.
* Diameter 600 mm.
* Diameter 700 mm.
* Diameter 800 mm.

HASIL PONDASI BORE PILE

2. Kelebihan dan Kekurangan

Berikut adalah kelebihan serta kekurangan jasa pondasi bore pile bila di bandingkan
dengan tiang pancang.

Kelebihan jasa pondasi bor pile :

 Pemasangan atau proses pengeboran bor pile tidak menimbulkan gangguan suara
dan getaran yang membahayakan bangunan sekitarnya.
 Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang (pile
cap).
 Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak bored pile.
 Kedalaman tiang dapat divariasikan ( mengikuti data lapangan )
 Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.Bored pile dapat
dipasang menembus batuan ( kerikil atau padas muda ), sedang tiang pancang akan
kesulitan bila pemancangan menembus lapisan batuan.

29
 Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah tiang dapat
dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas kekuatan konstruksi dukungnya.
 Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.

Kekurangan jasa pondasi bore pile :

 Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca.


 Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak
dapat dikontrol dengan baik.
 Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya di sepanjang badan
bored pile mengurangi kapasitas dukung bored pile, terutama bila bored pile cukup
dalam.
 Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau
tanah yang berkerikil.
 Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah,
sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang. Tetapi dapat di atasi dengan
penyedotan menggunakan mesin sedot air.
 Akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak dilakukan, maka dipasang
temporary casing untuk mencegah terjadinya kelongsoran

3. Alat Pemasangan

Untuk mengerjakan sebuah proyek pekerjaan jasa pondasi bor pile dibutuhkan alat
bor pile yang memadai agar diameter dan kedalaman yang di inginkan bisa tercapai,
serta tenaga yang terampil juga mutlak dibutuhkan agar hasil pekerjaan bisa maksimal
dan menjadikan mutu beton berkualitas kuat dan kokoh. Untuk menjalankan sebuah
alat bor pile dibutuhkan seorang operator yang dibantu dua sampai tiga tenaga yang
harus sudah terbiasa bekerja di medan yang berat agar pekerjaan berjalan lancar.

Berikut adalah jenis alat bor pile modern yang kami gunakan dalam mengerjakan
pekerjaan bor pile yaitu:

30
Alat bor pile mini crane

alat bor pile mini crane

Alat Bor Pile Gawangan

alat bor pile gawangan

31
Dalam pelaksanaan jasa Bore Pile pada dasarnya tanah yang tidak mudah longsor adalah:

 Tanah yang sebelumnya digali atau dilakukan test sondir dengan mesin bor sampai
kedalaman yang dikehendaki.
 Dasar lubang bor dibersihkan dengan tujuan agar lapisan bawah tidak terlalu lembab.
 Tulangan yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang bor.
 Lubang bor pile segera diisi atau dicor beton setelah proses pengeboran selesai.

32
D. Sheet Pile ( Dinding Turap )
1. Pengertian Sheet Pile
Sheet Pile adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk menahan
tanah dan untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian.
2. Manfaat Sheet Pile
Karena pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif murah, turap
banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan, seperti :

Sheet pile tidak cocok untuk menahan tanah yang sangat tinggi karena akan
memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu sheet pile juga tidak
cocok digunakan pada tanah yang mengandung banyak batuan, karena
menyulitkan pemancangan.

3. Tipe – Tipe Sheet Pile


Tipe sheet pile dapat dibedakan menurut bahan yang digunakan. Bahan Sheet pile
tersebut bermacam–macam, contohnya: kayu, beton bertulang, dan baja.

a. Sheet Pile Kayu

Sheet pile kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu
tinggi. Karena tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Sheet pile
kayu ini tidak cocok digunakan pada tanah yang berkerikil karena sheet pile
cenderung retak bila dipancang. Bila sheet pile kayu digunakan untuk
bangunan permanen yang berada diatas muka air, maka perlu diberikan lapisan
pelindung agar tidak mudah lapuk. Sheet pile kayu banyak digunakn pada
pakerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk penahan tebing galian.

Tiang sheet pile yang digunakan adalah papan kayu atau beberapa papan yang
digabung (wakefield piles). Papan kayu kira-kira dengan ukuran penampang
50 mm x 300 mm dengan takik pada aujung-ujungnya seperti terlihat pada
gambar 3(a). Tiang wakefield dibuat dengan memakukan tiga papan seca
bersama-sama dimana papan tengahnya dioffset sejauh 50-75 mm seperti pada
gambar 3(b). Papan kayu juga bisa ditatik dalam bentuk tatik lidah seperti pada
gambar 3(c). Atu dengan menggunakanbesi yang ditanamkan pada masing-
masing papan setelah tiang dimasukan kedalam tanah seperti pada gambar
3s(d).

33
b. Sheet Pile Beton

Sheet pile beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum
dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok sheet pile dibuat saling
mengkait satu sama lain. Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat
menahan beban-beban yang akan bekerja pada waktu pengangkatannya.

Sheet pile beton ini biasanya digunakan untuk konstruksi berat yang
dirancang dengan tulangan untuk menahan beban permanen setelah
konstruksi dan juga untuk menangani tegangan yang dihasilkan selama
konstruksi. Penampang tiang-tiang ini adalah sekitar 500-800 mm lebar dan
tebal 150-120 mm. Ujung bawah turap biasanya dibentuk meruncing untuk
memudahkan pemancangan.

c. Sheet Pile Baja

Sheet pile baja sangat umum digunakan, baik digunakan untuk bangunan permanen
maupun sementara, karena lebih menguntungkan dan mudah penanganannya.
Keuntungan-keuntungannya antara lain:

34
Tebal sheet pile baja berkisar antara 10-13 mm. Penampang sheet pile bisa
berbentuk Z, lengkung dalam (deep arch), lengkung rendah (low arch) atau sayap
lurus (straight web). Interlok pada sheet pile dibentuk seperti jempol-telunjuk atau
bola-keranjang yang bisa dihubungkan sehingga dapat menahan air.

35
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Jenis – jenis pondasi dalam yaitu pondasi sumuran, tiang pancang dan bor.
2. Alat berat pemancang tiang pancang yaitu : pemukul jatuh, pemukul aksi tiang,
pemukul aksi double, pemukul diesel, pemukul getar, hydraulic hammer.
3. Metode pelaksanaan tiang pancang dimulai dari tahap persiapan, pengangkatan, dan
pemancangan
4. Alat berat untuk bor pile yaitu mini pile dan gawangan
5. Kapasitas daya dukung tiang pancang dapat dihitung berdasarkan kekuatan baahan,
data sondir, data SPT, dan daya dukung tiang pancang

36
DAFTAR PUSTAKA

1. https://belajarsipil.blogspot.co.id
2. www.scribd.com
3. https://gracesimpo.blogspot.co.id
4. www.academia.edu

37

Anda mungkin juga menyukai