Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bahan bangunan khususnya kayu merupakan peran yang sangat
penting untuk di ketahui, dikarenakan hampir setiap saat kita
menggunakan properti dari kayu, kayu merupakan aspek terpenting bagi
bumi, bila selagi ada kayu yang tumbuh semakin banyak lah oksigen yang
tesebar dalam bumi ini.

Dengan peran yang sangat penting dari si peniliti hingga


munculnya jurna, dan di karenakan jurnal yang sudah banyak di lakukan
sang peneliti, kita selaku pihak pengkrtik guna menambah wawasan maka
karena itulah munculnya CJR,

2. Rumusan Masalah
a. Menanggapi kekurangan dan kelebihan CJR
b. Memilah serta mendata setiap bagian penting dari jurnal
3. Tujuan Pembuatan CJR
Berdasarkan rumusan masalah kita selaku mahasiswa harus betul
memahami struktur serta kelebihan dan kekurangan dari setiap jurnal yang akan
kita kritikkan.

1
BAB II

IDENTITAS JURNAL
IDENTITAS JURNAL 1

JUDUL Kayu sebagai Bahan Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi yang Ramah
Lingkungan
PENULIS YATRI YULI LESTARI
TAHUN 2016, VOLUME KE-V
TERBIT
LINK http://ejournal.kemenperin.go.id/jrihh/article/download/2042/pdf_5

IDENTITAS JURNAL 2

JUDUL Kayu sebagai Bahan Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi yang Ramah
Lingkungan
PENULIS Sissi Artistien Dan Y.I Mandang
TAHUN 2003 VOLUME 20
TERBIT
LINK http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-
litbang/index.php/JPHH/article/download/3958/3458

IDENTITAS JUNAL 3

JUDUL STUDI MUTU KAYU JATI DI HUTAN RAKYAT


GUNUNGKIDUL
III. SIFAT FISIKA KAYU
PENULIS SRI NUGROHO MARSOEM*, VENDY EKO PRASETYO,
JOKO SULISTYO,SUDARYONO, & GANIS LUKMANDARU.
TAHUN TERBIT 2014 VOLUME 8
LINK https://jurnal.ugm.ac.id/jikfkt/article/download/10162/7685

2
BAB III

PEMAHAMAN JURNAL
DESKRIPSI JURNAL 1

Judul Kayu sebagai Bahan Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi yang


Ramah Lingkungan
Penulis Yatri Yuli Lestari
Latar Belakang - Kayu adalah bahan bangunan yang banyak digunakan
sejak dahulu. Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan
berkembang positif seiring dengan maraknya para arsitek
yang memilih kayu sebagai bahan bangunan utama. Kayu
dapat digunakan sebagai bahan untuk membangun
gedung secara keseluruhan mulai dari konstruksi
bangunan, dinding, atap, lantai, interior dan juga furnitur.
Kayu dipilih karena mudah untuk dikerjakan, mudah
didesain, mempunyai energi efisiensi yang tinggi,
mempunyai energi terikat yang rendah, tahan terhadap api
dan yang paling penting adalah kayu merupakan sumber
daya alam terbarukan dan dapat didaur ulang. Setiap
negara mempunyai peraturan yang berbeda dalam
mengatur penggunaan kayu dalam bangunan terutama
bangunan tinggi. Oleh sebab itu, para ahli berusaha untuk
membuktikan bahwa kayu mampu menjadi bahan
bangunan bertingkat tinggi dan tetap memenuhi peraturan
tentang keamanan sebuah bangunan.
Rumusan Masalah - Bagaimana caranya kayu menjadi bahan konstruksi
bangunan bertingkat.
Tujuan Penelitian - Pemanfaatan Kayu pada konstruksi bangunan Gedung
Teori yang - Kayu mempunyai beberapa sifat utama (Frick, 2004)
digunakan yaitu: kayu merupakan sumber daya alam terbarui dan
tidak akan habis apabila diusahakan / dikelola dengan
baik. Kayu merupakan bahan yang mudah diproses dan
dibentuk. Kayu mempunyai sifat spesifik yang tidak
mudah ditiru oleh bahan lain seperti sifat elastis, ulet,
tahan terhadap tekanan sejajar dan tegak lurus serat.
- Kayu dapat digunakan pada berbagai macam bagian
bangunan mulai dari konstruksi, dinding, lantai dan
furnitur. Kayu untuk bahan bangunan juga dapat dengan
mudah menyesuaikan dengan desain bangunan
berdasarkan gaya hidup.
- Kayu mempunyai keunggulan dibandingkan dengan
bahan yang lain seperti baja, aluminium, dan beton.
Bangunan kayu juga dipercayai mempunyai berbagai
macam kelebihan di antaranya adalah nyaman, menarik,
serba guna, murah, mudah dibangun, biaya rendah, tahan
lama dan aman untuk lingkungan (Kozak & Cohen,
1999).
- Kayu seringkali dikategorikan sebagai bahan bangunan
yang mudah terbakar dan tidak aman untuk bangunan
yang tinggi. Akan tetapi, kayu yang dilapisi dengan bahan
3
anti api akan meningkatkan resistensi kayu terhadap api
dan dapat memenuhi peraturan standar teknis bahan
bangunan (Perzyna & Kolbrecki, 2010). Frangi, Fontana,
& Knobloch (2008) juga menyatakan bahwa membangun
bangunan dengan material utama kayu itu sangat
mungkin secara teknologi serta dapat memenuhi standar
keamanan terhadap api.
- Kayu adalah bahan yang dapat didaur ulang dan potensi
daur ulang dari kayu yang cukup tinggi. Pada akhir daur
penggunaan kayu atau pada saat bangunan dihancurkan,
kayu dapat didaur ulang menjadi sumber daya lain yang
dapat diperbaharui. Pendapat ini diperkuat oleh Taylor &
Langenberg (2003), yang menyatakan bahwa kayu adalah
bahan material bangunan yang terbarui, bisa didaur ulang dan
mempunyai peran yang signifikan dalam siklus karbon.
- Energi terikat pada kayu lebih rendah dibandingkan
dengan bahan bangunan yang lain. Lippke & Edmonds
(2006) melaporkan bahwa kayu untuk dinding dan lantai
lebih efisien dalam penggunaan bahan baku dibandingkan
dengan baja dan beton.
- Lippke & Edmonds (2006) berpendapat bahwa kayu
menggunakan lebih sedikit bahan baku, bahan bakar fosil
dan berkontribusi terhadap global warming melalui emisi
gas rumah kaca jauh lebih sedikit.
Metode penelitian - Metode yang digunakan ialah dengan cara memilah
yang digunakan bahan serta kulitas bahan kayu.
- Mengidentifikasikan lebih lanjut mengenai kayu sebagai
bahan bangunan
Hasil penelitian - Negara Kanada mempunyai National Building Code of
Canada yang mengatur tentang semua persyaratan dan
kualifikasi pada bangunan terutama kemanan bangunan.
Peraturan tersebut menyatakan bahwa bangunan dengan
kayu hanya dapat diterima sampai 6 lantai, apabila akan
dibangun lebih dari itu maka ada persyaratan-persyaratan
tertentu yang harus dilengkapi. Syarat yang harus
dipenuhi di antaranya adalah kemampuan bangunan
untuk mampu tahan terhadap api (kebakaran) selama 2
jam. Menurut Green & Karsh (2012), berdasarkan hasil
penelitian dan pengalaman dalam kebakaran pada bangunan
kayu di Eropa dan Kanada membuktikan bahwa kayu dapat
digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan dan mampu
menunjukkan resistensi terhadap api selama 2 jam
sebagaimana disyaratkan dalam Building Code.
Kesimpulan - Kayu adalah bahan bangunan yang dapat memberikan
banyak keuntungan dalam penggunaannya. Kayu sangat
fleksibel dan mudah dibentuk serta dapat dibuat menjadi
bentuk apapun yang diinginkan sesuai dengan desain dan
kebutuhan dari pengguna. Kayu dapat digunakan sebagai
bahan untuk membangun gedung secara keseluruhan
mulai dari konstruksi bangunan, dinding, atap, lantai,
interior dan juga furniture. Yang paling penting adalah
penggunaan kayu sebagai bahan material sangat ramah
lingkungan.
4
DESKRIPSI JURNAL 2

Judul Anatomi dan Kualitas Serat Kayu


Penulis Sissi Artistien Dan Y.I Mandang
Latar Belakang - Kayu adalah bahan bangunan yang banyak digunakan
sejak dahulu. Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan
berkembang positif seiring dengan maraknya para arsitek
yang memilih kayu sebagai bahan bangunan utama. Kayu
dapat digunakan sebagai bahan untuk membangun
gedung secara keseluruhan mulai dari konstruksi
bangunan, dinding, atap, lantai, interior dan juga furnitur.
Kayu dipilih karena mudah untuk dikerjakan, mudah
didesain, mempunyai energi efisiensi yang tinggi,
mempunyai energi terikat yang rendah, tahan terhadap api
dan yang paling penting adalah kayu merupakan sumber
daya alam terbarukan dan dapat didaur ulang. Setiap
negara mempunyai peraturan yang berbeda dalam
mengatur penggunaan kayu dalam bangunan terutama
bangunan tinggi. Oleh sebab itu, para ahli berusaha untuk
membuktikan bahwa kayu mampu menjadi bahan
bangunan bertingkat tinggi dan tetap memenuhi peraturan
tentang keamanan sebuah bangunan.
Rumusan Masalah - Bagaimana caranya kayu menjadi bahan konstruksi
bangunan bertingkat.
Tujuan Penelitian - Agar Mengetahui Sistem sel anatomi pada kayu di tempat
berbeda
Teori yang - Kayu mempunyai beberapa sifat utama (Frick, 2004)
digunakan yaitu: kayu merupakan sumber daya alam terbarui dan
tidak akan habis apabila diusahakan / dikelola dengan
baik. Kayu merupakan bahan yang mudah diproses dan
dibentuk. Kayu mempunyai sifat spesifik yang tidak
mudah ditiru oleh bahan lain seperti sifat elastis, ulet,
tahan terhadap tekanan sejajar dan tegak lurus serat.
- Kayu dapat digunakan pada berbagai macam bagian
bangunan mulai dari konstruksi, dinding, lantai dan
furnitur. Kayu untuk bahan bangunan juga dapat dengan
mudah menyesuaikan dengan desain bangunan
berdasarkan gaya hidup.
Metode penelitian - Metode Ciri Umum
yang digunakan - Metode Ciri Anatomi
- Metode Dimensi dan kualitas serat
Hasil penelitian 1. Hibiscus macrophyllus Roxb. - Malvaceae
Nama daerah : tisuk
Ciri Umum Warna : teras putih kelabu, gubal putih; Corak: polos;
Tekstur : agak halus: Arah serat : lurus; Kilap : mengkilap: Kesan
raba : licin: Kekerasan : agak keras
Ciri Anatomi
:

5
Lingkar tumbuh Pembuluh
Tidak jelas Baul, sekitar 75% soliter, lainnya berganda 2-3(4) sel,
diameter 170: 21 mikron, frekuensi 5 + 1 per mm : bidang
perforasi sederhana; noktah antar pembuluh selang-seling,
poligonal, diameter 6-7 mikron: noktah antal pembuluh jari-jari
serupa dengan noktah antar pembuluh; tilosis dan endapan tidak
dijumpai
Jari-jari
Parenkim
Serat
Tersusun bertingkat, heteroselular, lebar 1-4 seri, terdiri dari sel-
sel baring dengan 1-3 sel tegak atau bujur sangkar marginal,
beberapa terdiri dari sel baring dan tegak bercampur: tinggi
sampai 967 mikron dengan rata-rata 493 172 mikron, frekuensi
6+1 per mm; sel selubung ada : Kelompok difus, vaskisentrik
dengan 2-4 sel per utas : Dengan noktah sederhana, dinding
sangat tipis, tidak
bersekat, tersusun bertingkat, panjang 1508 ! 245 mikron.
diameter 26.58 3,7 mikron, tebal
dinding 3.98 + 0.7 mikron : Tidak dijumpai : Kristal prismatik
dalam sel tegak dan berderet radial
dalan sel baring, kristal bentuk bintang dalam sel tegak jari-jari
dan dalam parenkim aksial
Saluran interselular Inklusi mineral
2. Artocarpus lorridus Jarret. -
Moraceae Nama daerah sukun
Ciri Umum Warna : teras coklat, gubal putih kekuning-kuningan;
Corak : polos: Tekstur : kasar: Arah serat : berpadu; Kilap :
mengkilap; Kesan rabu : licin, Kekerasan: lunak
Ciri Anatomi
Lingkar tumbuh
samar-samar, ditandai oleh adanya lapisan kayu yang sedikit
berbeda ketebalan dinding seratnya
Pembuluh
: bour. sekitar 85% soliter lainnya berganda 2-3 sel,
diameter 206 + 36 mikron, frekuensi 2 + 1 per mm: bidang perforasi
sederhana; noktah antar pembuluh selang-seling, poligonal,
diameter 8-14 mikron; noktah antar pembuluh jari-jari bundar,
bersudut, sampai oval: tilosis dan endapan tidak dijumpai
Jari-jari
: Heteroselular, lebar 1-6 seri, terdiri dari sel-sel baring
dengan 1-3 sel tegak atau bujur sangkar marginal, tinggi sampai
1248 mikron dengan rata-rata 640 185 mikron, frekuensi 8 1 per

6
mm; sel selubung
ada
Parenkim
aliform, vaskisentrik dengan 5-9 sel per utas
Serat
• dengan noktah sederhana, dinding sangat tipis, ada
penebalan helix, tidak bersekat, panjang 1693 217 mikron,
diameter 41.72 6.7 mikron, tebal dinding 3.98 10.9 mikron
Saluran interselular
: tidak dijumpai
Inklusi mineral
tidak dijumpai

Kesimpulan - 1. Ciri umum dan anatomi dari kayu tisuk (Hibiscus


macrophyllus Roxb.) dan sukun
(Artocarpus horridus Jarrel.) sudah diamati dan dipertelakan
untuk keperluan identifikasi serta evaluasi kemungkinan
penggunaannya. Beberapa ciri yang dapat dicatat antara lain
: a. noktah antar pembuluh jari-jari serupa dengan noktah antar
pembuluh pada
Hibiscus macrophyllus, sedangkan noktah antar pembuluh jari-
jari pada
Artocarpus horridus berbentuk bundar sampai oval dan ada yang
bersudut.
b. parenkim kelompok difus pada Hibiscus macrophyllus, dan
parenkim aliform
pada Artocarpus horridus.
c. Serat tersusun bertingkat pada Hibiscus macrophyllus, dan
pada serat
Artocarpus horridus ada penebalan helix.
d. inklusi mineral pada Hibiscus macrophyllus berupa kristal
prismatik dan kristal
bentuk bintang, sedangkan pada Artocarpus horridus sama sekali
tidak
dijumpai.
- 2. Menurut ketinggian dalam batang, makin ke atas
panjang serat Hibiscus
macrophyllus maupun Artocarpus horridus makin
pendek; sedangkan menurut
jarak dari empulur, makin ke arah kulit panjang serat makin
panjang.
- 3. Perbedaan ketinggian dalam batang berpengaruh
sangat nyata dan nyata terhadap
panjang serat, diameter serat, dan tebal dinding serat dari
Hibiscus macrophyllus dan Artocarpus horridus. Interaksi dari
dua faktor tadi tidak berbeda nyata terhadap
tebal dinding serat.

7
DESKRIPSI JURNAL 3

Judul STUDI MUTU KAYU JATI DI HUTAN RAKYAT


GUNUNGKIDUL
III. SIFAT FISIKA KAYU
Penulis SRI NUGROHO MARSOEM*, VENDY EKO PRASETYO,
JOKO SULISTYO,SUDARYONO, & GANIS LUKMANDARU
Latar Belakang - Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui variasi sifat
fisika kayu dari pohon jati yang tumbuh di 3 tempat
berbeda (Panggang, Playen, Nglipar) hutan rakyat di
kabupaten Gunungkidul. Parameter yang diukur adalah
kadar air segar (KAS), kerapatan dasar (KD), dan
penyusutan linier maupun volumetrik. Sebanyak 3 pohon
ditiap lokasi ditebang kemudian tiap pohon dibagi
menjadi 3 potongan di posisi aksial yaitu pangkal, tengah,
dan ujung. Tiap potongan tersebut kemudian dibagi 3
dalam posisi radial yaitu dekat hati, tengah, dan dekat
kulit. Kisaran nilai KD dan KAS adalah 504-672 kg/cm3
dan 47-125%, secara berturutan.
- Hasil analisiskeragaman menunjukkan sampel Playen
bagian ujung cenderung memberikan nilai rerata KD
lebih tinggidemikian juga bagian dekat kulit pada arah
radial. Sampel Nglipar memberikan nilai kisaran KAS
palingrendah (47-70%) sedangkan pada posisi radial nilai
rerata tertinggi diamati di dekat hati (100,51%). Kisaran
nilai penyusutan longitudinal, radial, dan tangensial
adalah 0,39-0,88%; 2,75-3,93%; dan 4,30-6,68%,
secara berturutan. Hasil analisis keragaman menunjukkan
pengaruh faktor tempat tumbuh dimana sampel
Nglipar memberikan nilai penyusutan longitudinal dan
tangensial terendah. Nilai penyusutan total dalam
kisaran 5,26-15,07%, sedangkan perbandingan
penyusutan tangensial dan radial (rasio T/R) antara
1,38-2,13.
Rumusan Masalah - Bagaimana caranya kayu menjadi bahan konstruksi
bangunan bertingkat.
Tujuan Penelitian - Pemanfaatan Kayu pada konstruksi bangunan Gedung
Teori yang - Kayu mempunyai beberapa sifat utama (Frick, 2004)
digunakan yaitu: kayu merupakan sumber daya alam terbarui dan
tidak akan habis apabila diusahakan / dikelola dengan
baik. Kayu merupakan bahan yang mudah diproses dan
dibentuk. Kayu mempunyai sifat spesifik yang tidak
mudah ditiru oleh bahan lain seperti sifat elastis, ulet,
tahan terhadap tekanan sejajar dan tegak lurus serat.
- Analisis variansi (ANOVA) prosedur mode linier umum
digunakan untuk mengetahui interaksi antar faktor
penelitian. Pengaruh dinyatakan nyata dalam taraf uji 5%
melalui penjumlahan kuadrat Tipe III. Uji pembanding
berganda Duncan dihitung untuk
mengetahui kelompok mana yang berbeda nyata.
Metode penelitian - Penyiapan sampel
yang digunakan - Penentuan kadar air segar dan kepadatan dasar
8
- Analisis data
- Pengukuran penyusutan kayu
Hasil penelitian - Kerapatan Dasar
Kerapatan sebenarnya bukan hanya satu sifat saja tetapi gabungan
sifat kayu seperti proposi kayu akhir, tebal dinding sel, ukuran sel
dan lainnya (Zobel dan Jett, 1995). Shmulsky dan Jones (2011),
memberikan gambaran adanya variasi kerapatan atau berat jenis
pada kayu dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tempat
tumbuh, iklim, lokasi geografis dan
- Kadar Air Segar
Kadar air segar (KAS) yang merupakan ukuran banyaknya air
saat pohon berdiri merupakan parameter penting misalnya dalam
proses pengeringan kayu atau pengangkutan log. Shmulsky dan
Jones (2011) menjelaskan bahwa nilai kadar air kayu yang baru
saja dipotong berkisar antara 33-249% (dari berat kayu kering
mutlak) bergantung pada bagian kayu, tempat tumbuh, umur,
musim panen, dan ukuran pohon.
- Penyusutan Dimensi
Nilai penyusutan linier arah longitudinal (LL),radial (LR), dan
tangensial (LT) kisarannya adalah0,39-0,88%; 2,75-3,93%; dan
4,30-6,68%, secaraberturutan (Tabel 5, 6, dan 7). Hasil ANOVA
(Tabel3) menunjukkan tidak ada interaksi nyata antar faktor di
semua parameter serta tidak ada faktor berpengaruhnyata di L R.
- Fisika Lainnya
Kerapatan atau berat jenis merupakan indikator banyaknya zat
kayu dan berkaitan erat dengan mutu kayu maupun
pengolahannya. Untuk mengetahui keeratan hubungannya dengan
sifat fisika kayu lainnya yang diamati pada penelitian ini.
Kesimpulan - Sifat fisik kayu jati yang tumbuh di 3 tempat tumbuh di
Gunungkidul menunjukkan nilai kerapatan dasar dalam
kisaran jati konvensional serta lebih tinggi dari nilai jati
unggul usia muda yang telah dilaporkan sebelumnya.
Interaksi antara tempat tumbuh dan arah radial
berpengaruh terhadap kadar air segar dengan korelasi
yang nyata dengan nilai kerapatan dasarnya. Perhatian
perlu diberikan pada tingginya nilai penyusutan di
beberapa sampel yang tersebar yang diduga karena tinggi
proporsi kayu juvenil. Derajat hubungan antara kerapatan
dasar dan penyusutan yang relatif rendah menandakan
perlunya diteliti sifat anatomi dan kimia untuk menjawab
faktor yang berpengaruh. Kerapatan kayu akan
berpengaruh pada kekuatan kayunya sehingga perlu
dibuktikan kecenderungan terhadap sifat mekanika
kayunya serta bagaimana kelas kuat dari kayu hutan
rakyat dalam publikasi berikutnya.

9
BAB IV

PERBANDINGAN DAN SARAN

A. PERBANDINGAN JURNAL

JURNAL 1

KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Teori serta serta rangkuman - Minimnya gambar pada penjelasan
sangatlah baik dan kompleks
2. Jenis huruf dan spacing sangat rapi
sehingga memeudahkan si
pembaca
3. Jurnal ini sangatlah bagus untuk
mereduksi global warming
JURNAL 2

KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Spacing dan font yang di terapkan - Pada jurnal ini tidak diajarkan
sangatlah rapi mengenai teknik melainkan test
biologi
2. Menambah wawasan baru - Dikarenakan jurnal ini bersifat foto
mengenai kayu sehingga pdf tidak rapi
3. Gambar dari sel kayu yang di
tampilkan sangat menarik
JURNAL 1

KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Materi yang di buat mudah di - Jurnal lebih ke arah mini riset
mengerti
2. Bentuk font sesuai standard - Minimnya gambar pada penseratan
3. Mengasih informasi kadar serta - Model tabel dapat di pahami bila
serat yang berbeda di setiap mengetahui dasar dari
wilayah pemprograman tabel
B. SARAN

Berdasarkan dari ketiga jurnal ini, kita selaku pengkritik harus memahami

wawasan lebih dalam mengenai kayu, minimnya pengetahuan sang pengkritik membuat
hasil dari perbandingan cukup buruk. Kita selaku mahasiswa harus menambah informasi
dengan membaca melihat dan mendengar dari setiap objeknya, guna membenarkan apa
yang kita alami dengan perbandingan.

10

Anda mungkin juga menyukai