Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MANDIRI

SINDROMA METABOLIK

Tn.B, 26 tahun, karyawan swasta mengatakan bahwa berat badannya semakin


meningkat sejak 1 tahun terakhir, sehingga mengakibatkan cepat lelah bila bekerja. Karena
pekerjaan yang mengharuskannya sering bepergian, maka ia lebih sering makan diluar rumah
dan hampir tidak pernah berolahraga. Saat ini ia berobat kedokter keluarga karena medapat
informasi dari internet bahwa gemuk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80mmHg. Status antropometri
didapatkan berat badan 95kg, tinggi badan 175cm dan indeks massa tubuh (IMT) 31kg/m 2,
lingkar perut 112cm. Tidak didapatkan kelainan pada jantung, paru ataupun abdomen. Dokter
menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan labotarium, karena menduga bahwa pasien
tersebut sudah menderita sindroma metabolik.
Saat kunjungan kedua, Tn.B sudah membawa hasil labotarium yang memperlihatkan
glukosa darah puasa 116mg/dl, 2 jam setelah makan 165 mg/dl, kolesterol total 226mg/dl,
kolesterol LDL 138 mg/dl, kolesterol HDL 36mg/dl, triglserida 180mg/dl dan asam urat 7,8
mg/dl.
Melihat kondisi tersebut, maka dokter memberikan edukasi tentang perencanaan
makan dan jenis olahraga yang sesuai.

1
1. Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindroma metabolik

1.1 Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindroma metabolik


Sindroma metabolik adalah suatu faktor risiko multipel untuk penyakit
kardioserebrovaskular (pembuluh darah jantung dan otak). Sindroma metabolik
bukanlah merupakan suatu kondisi penyakit, namun merupakan kondisi pra sakit.
Sindroma metabolik dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke,
dan penyakit pembuluh darah lain. Sindroma ini pertama kali diamati dan dilaporkan
pada tahun 1923 yang mengkategorikannya sebagai gabungan dari hipertensi,
hiperglikemia (kadar gula darah berlebih), dan gout (kadar asam urat tinggi). Berbagai
abnormalitas metabolik lain dikaitkan dengan sindroma ini diantaranya obesitas,
mikroalbuminuria (kebocoran protein dalam kencing), dan abnormalitas fibribolisis
dan koagulasi (gangguan sistem pembekuan darah).
Berdasarkan the National Cholesterol Education Program Third Adult Treatment
Panel (NCEP-ATP III) yang telah banyak diterima secara luas, Sindrom Metabolik
adalah seseorang dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut :
1) Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk pria > 102
cm)
2) Peningkatan kadar trigliserida darah (≥ 150 mg/dL, atau ≥ 1,69 mmol/ L)
3) Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L pada pria dan
pada wanita < 50 mg/dL atau <1,29 mmol/ L)
4) Peningkatan tekanan darah (tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg, tekanan darah
diastolik ≥ 85 mmHg atau sedang memakai obat anti hipertensi)
5) Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa ≥ 110 mg/dL, atau ≥ 6,10
mmol/ L atau sedang memakai obat anti diabetes) (Adult Treatment Panel III,
2001)
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Komponen utama dari sindrom metabolik meliputi :
 Resistensi insulin
 Obesitas abdominal/sentral
 Hipertensi
 Dislipidemia : pe↑ kadar trigliserida dan pe↓ kadar HDL kolesterol
Faktor lain pencetus sindrom metabolic yaitu :
1. Diet yang salah
Pada sindrom metabolik yang menjadi perhatian adalah bukan berapa banyak
makanan yang dimakan, tapi apa jenis makanan yang dimakan. Konsumsi makanan
dengan tinggi karbohidrat yang mengandung gula putih dan tepung terigu
menyebabkan terjadinya sindrom metabolik dalam masyarakat modern sekarang ini.
2. Kelebihan berat badan
Sindrom metabolic lebih banyak ditemui pada orang dengan kelebihan berat badan,
dengan penimbunan lemak pada tubuh bagian atas. Jadi sindrom metabolic banyak
ditemui pada orang dengan bentuk tubuh seperti apel. Timbunan lemak pada daerah

2
atas tubuh mempermudah produksi hormone pria seperti androstenedione. Bila kadar
hormone tersebut meningkat maka dapat menyebabkan resistensi insulin.
3. Sindrom ovarium polikistik
Sindrom ini merupakan bentuk gangguan hormonal yang sering ditemui pada wanita,
diderita oleh 6-10% wanita premenopause. Pada keadaan ini produksi hormone wanita
meningkat, sehingga ovulasi dihambat. Karena ovulasi tidak terjadi, maka produksi
hormone wanita progesterone menjadi terhambat, menyebabkan gangguan menstruasi
dan infertilitas. Wanita dengan sindrom ovarium polikistik mempunyai tendensi
mengalami sindrom metabolic lebih besar, dan tujuh kali lebih sering mengalami
diabetes mellitus tipe 2, terutama jika ,mereka juga mengalami kelebihan berat badan.
4. Faktor Genetic
Bila diantara anggota keluarga mempunyai riwayat obesitas, diabetes mellitus tipe 2,
hipertensi, sindrom ovarium polikistik atau penyakit jantung, maka resiko untuk
mengalami sindrom metaboolik meningkat.
5. Fitness dan Exercise
Resistensi insulin lebih umum ditemui pada orang yang biasa hidup dengan cara
lifestyle buruk dan tidak melakukan olahraga secara teratur. Kekurangan latihan
olahraga akan meningkatkan resiko sindrom metabolic sebanyak 20-25%. Meskipun
latihan olahraga teratur akan menurunkan resistensi insulin, manfaatnya akan hilang
bila latihan olahraga tersebut dihentikan. Merokok dapat sedikit meningkatkan
resistensi insulin, sedangkan minuman beralkohol 1-2 gelas/hari tidak meningkatkan
tendensi sindrom metabolic.

1.2 Menjelaskan tentang patofisiologi sindroma metabolik


Asam lemak bebas / Free fatty acids (FFAs) dilepaskan dalam jumlah besar dari
sebuah massa jaringan adiposa yang mengembang. Di dalam hati (liver), FFAs
menimbulkan peningkatan produksi glukosa, triglycerid dan sekresi VLDLs (very low
density lipoproteins). Abnormalitas hubungan lipid/lipoprotein termasuk penurunan
HDL kolesterol (high-densitylipoprotein) dan peningkatan LDLs (low-density
lipoproteins). FFAs juga menurunkan sensitifitas insulin di otot dengan menghambat
pengambilan glukosa yang diperantarai insulin. Defek yang berhubungan termasuk
penurunan rasio glukosa terhadap glikogen dan peningkatan akumulasi lipid di TG
(triglyceride). Peningkatan glukosa di sirkulasi, dan sejumlah FFA, peningkatan
sekresi insulin pankreas, menimbulkan hyperinsulinemia. Hyperinsulinemia dapat
menyebabkan meningkatnya reabsorpsi sodium dan meningkatkan aktivitas sistim
saraf simpatis / SNS (sympathetic nervoussystem) dan memberi andil pada hipertensi,
seperti dapat meningkatnya level dari FFAs di dalam sirkulasi. Komponen pro
inflamasi sangat berpengaruh terhadap resistensi insulin yang dihasilkan dari produksi
FFAs yang berlebihan. Adanya Interleukin 6 (IL-6) dan Tumor Necrosis Factor (TNF)
yang dihasilkan oleh jaringan adipose dan monosit-makrofag yang menyebabkan
meningkatnya resistensi terhadap insulin, lipolisis menyebabkan FFAs beredar di
sirkulasi darah. IL-6 dan sitokin lain juga dapat mempengaruhi produksi glukosa,
VLDL oleh hati, dan resistensi insulin di otot. Sitokin dan FFAs juga meningkatkan
produksi fibrinogen oleh hati dan produksi plasminogen avtivator oleh adiposity
inhibitor 1 (PAI-1), dan tahapan prothrombotic. Meningkatnya sirkulasi dari sitokin

3
menstimulasi produlsi C-rective Protein (CRP) (Fauci.et.al, 2008). Berbagai
penelitian mengindikasikan bahwa pada sindrom metabolik terjadi peningkatan
berbagai faktor pro-inflamasi dan terjadinya penurunan faktor protektif dan anti
inflamasi yang diketahui memiliki fungsi untuk meningkatkan efek vasodilatasi
endotel, menekan ekspresi molekul adhesi, menghambat produksi TNF-α, mengurangi
efek pertumbuhan dari sel otot polos, menghambat efek LDL teroksidasi, menekan,
proliferasi, menghambat proliferasi dan migrasi sel endotel, dan mengurangi
penebalan tunika intima dan proliferasi, sel otot polos. Keseimbangan tersebut
merupakan komponen penting pada patobiologi atherosklerosis. Oleh sebab itu, dapat
dikatakan bahwa semua komponen pada sindrom metabolik dapat muncul bilamana
terjadi suasana, inflamasi pada tingkat molekuler-jaringan hingga sistemik yang
berkepanjangan (Lawrence, S. Gatot, 2005). Penurunan komponen anti inflamasi (dan
insulin sensitizing cytokine adiponectin, berhubungan dengan sindrom metabolic
(Fauci.et.al, 2008)
A. Obestitas Sentral
Obesitas yang digambarkan dengan IMT tidak begitu sensitive dalam
menggambarkan resiko kardiovaskular dan gangguan metabolic yang terjadi. Studi
menunjukkan bahwa obesitas sentral yang digambarkan oleh lingkar perut lebih
sensitif dalam memprediksikan gangguan metabolik dan risiko kardiovaskular.
Lingkar perut menggambarkan baik jaringan adipose subkutan dan visceral. Meski
dikatakan bahwa lemak visceral lebih berhubungan dengan kompilkasi metabolik dan
kardivaskular, hal ini masih kontroversial. Peningkatan obesitas beresiko pada
peningkatan kejadian resiko kardivaskular. Variasi faktor genetik membuat perbedaan
dampak metabolik maupun kardiovaskular dari obesitas. Seorang obesitas dapat
berkembang menjadi resistensi insulin dan sebaliknya resitensi insulin dapat
ditemukan pada individu tanpa obes. Interaksi faktor genetik dan lingkungan akan
memodifikasi tampilan metabolik dari suatu resistensi insulin maupun obesitas.
Jaringan adipose merupakan sebuah organ endokrin yang aktif mensekresi berbagai
faktor pro ana anti inflamasi seperti leptin, adinopektin, Tumor nekrosis faktor alfa
(TNF-a), Interleukin-6, dan resistin. Konsentrasi adinopektin plasma menurun pada
kondisi DM tipe 2 dan obesitas. Senyawa ini diprediksikan dapat memiliki
antiaterogenik pada hewan coba dan manusia. Sebaliknya, konsentrasi leptin
meningkat pada kondisi resistensi insulin dan obesitas dan berhubungan dengan
resiko kejadian kardiovaskular tidak bergantung dari faktor risiko tradisional, IMT,
dan konsentrasi CRP. Sejauh ini belum diketahui apakah pengukuran marker
hormonal dari jaringan adipose lebih baik daripada pengukuran secara anatomi dalam
mempridiksikan resiko kardivaskular dan kelainan metabolik yang terkait.
Obesitas merupakan ekpansi abnormal jaringan adipose tubuh sebagai respon
patofisiologi terhadap ketidakseimbangan antara masukan dan pengeluaran energy.

BMI keterangan
< 18,5 Under weight
18,5-24,9 Normal
25-29,9 Overweight
30-34,9 Obese I
35-39,9 Obese II
>39,9 Obese III

4
Kriteria lingkar perut dan rasio lingkar perut-pinggul normal untuk populasi Asia
Tenggara :

Jenis kelamin Lingkar perut (cm) Rasio lingkar perut-


pinggul
Pria ≤ 90 0,99
Wanita ≤ 80 0,89

Etiologi
 obesitas primer : disebabkan faktor nutrisi dengan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi masukan makanan berlebih dibandingkan dengan kebutuhan energi
yang diperlukan tubuh
 obesitas sekunder : yang disebabkan adanya penyakit/kelainan kongenital
(mielodisplasia), endokrin (sindrom Cushing, sindrom Freulich, sindrom Mauriac,
pseudoparatiroidisme) atau kondisi lain (sindrom klinefelter, sindrom Turner, sindrom
Down,dll)
B. Resistensi Insulin
Resistensi insulin mendasari kelompok kelainan pada sindrom metabolik. Sejauh ini
belum disepakati pengukuran yang ideal dan praktis untuk resistensi insulin. teknik
clamp merupakan teknik yang ideal namun tidak praktis. Pemeriksaan glukosa plasma
puasa juga tidak ideal mengingat toleransi glukosa puasa hanya dijumpai pada 10%
sindroma metabolik. Pengukuran Homeostatis Model Assesment (HOMA) dan
Quantitative Insulin Sensitivity Check Indeks (QUICKI) dibuktikan berkolerasi erat
dengan pemeriksaan standar, sehingga dapat disarankan untuk mengukur resitensi
insulin. bila melihat dari patofisiologi resistensi insulin yang melibatkan jaringan
adipose dan sistem kekebalan tubuh, maka pengukuran resistensi insulin hanya dari
pengukuran glukosa dan insulin (seperti rumus HOMA dan QUICKI) perlu ditinjau
ulang. Oleh karenanya, penggunaan rumus ini secara rutin di klinis disarankan
maupun disepakati.
C. Displidemia
Displidemia yang khas pada sindroma metabolik ditandai dengan peningkatan TG dan
penurunan kolesterol HDL. Kolesterol LDL biasanya normal, namun mengalami
perubahan struktur berupa peningkatan small dense LDL. Peningkatan konsentrasi TG
plasma dipikirkan akibat peningkatan masukan asam lemak bebas ke hati sehingga
terjadi peningkatan produksi TG. Namun pada studi manusia dan hewan menunjukkan
bahwa peningkatan TG tersebut bersifat multifaktorial dan tidak hanya diakibatkan
oleh peningkatan masukan asam lemak bebas ke hati.
Penurunan kolesterol HDL disebabkan peningkatan TG sehingga terjadi transfer TG
ke HDL. Namun pada subjek dengan resistensi insulin dan konsentrasi TG normal
dapat ditemukan pada penurunan kolesterol HDL. Sehingga dipikirkan terdapat
mekanisme lain yang menyebabkan penurunan kolesterol HDL disamping
peningkatan TG. Mekanisme yang dipikirkan berkaitan dengan gangguan masukan
lipid post prandial pada kondisi resitensi insulin sehingga terjadi gangguan produksi

5
Apolipoprotein A-1 (Apo A-1) oleh hati yang selanjutnya melibatkan penurunan
kolesterol HDL. Peran sistem imunitas pada resitensi insulin juga berpengaruh pada
perubahan profil lipid pada subjek dengan resistensi insulin. studi pada hewan
menunjukkan bahwa aktivasi sistem imun akan menyebabkan gangguan pada
lipoprotein, protein transport, respetor, dan enzim yang berkaitan sehingga terjadi
perubahan konsentrasi profil lipid.
Peran sistem imunitas pada resistensi insulin
Inflamasi subklinis kronis juga merupakan bagian dari sindrom metabolik. Marker
inflamasi berperan pada progresifitas DM dan komplikasi kardiovaskular. CRP
dilaporkan menjadi data prognosis tambahan pada wanita sehat dengan sindrom
metabolik. Namun, belum didapatkan kesepakatan alur diagnosis yang mampu
menggabungkan peningkatan CRP, koagulasi, dan gangguan fibrinolisis dalam
memprediksikan resiko kardiovaskular.
D. Hipertensi
Resitensi insulin juga berperan pada pathogenesis hipertensi. Insulin merangsang
sistem saraf simpatis meningkatkan reabsorbsi natrium ginjal, mempengaruhi
transport kation dan mengakibatkan hipertfrofi otot polos pembuluh darah. Pemberian
infus insulin akut dapat menyebabkan hipotensi akibat vasodilatasi. Sehingga
disimpulkan bahwa hipertensi akibat resistensi insulin terjadi akibat
ketidakseimbangan efek pressor dan depressor. The insulin Resistance Atherosclerosis
Study melaporkan hubungan antara resistensi insulin dengan hipertensi pada subjek
normal namun tidak pada subjek dengan DM tipe 2.
DIAGNOSTIK SINDROMA METABOLIK
Terhadap individu yang dicurigai mengalami Sindrom Metabolik hendaklah
dilakukan evaluasi klinis, yang meliputi :
A. Anamnesis
 Riwayat keluarga dan penyakit sebelumnya
 Riwayat adanya perubahan berat badan
 Aktifitas fisik sehari-hari
 Asupan makanan sehari-hari
B. Pemeriksaan Fisik
 Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
 Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT)
 Pengukuran lingkaran pinggang merupakan prediktor yang lebih baik terhadap
risiko kardiovaskular daripada pengukuran waist-to-hip ratio
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium, meliputi :
 Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa
 Pemeriksaan klem euglikemik atau HOMA (homeostasis model assessment)
untuk menilai resistensi insulin secara akurat biasanya hanya dilakukan dalam
penelitian dan tidak praktis diterapkan dalam penilaian klinis

6
 Highly sensitive C-reactive protein
 Kadar asam urat dan tes faal hati dapat menilai adanya NASH
 USG abdomen diperlukan untuk mendiagnosis adanya fatty liver karena
kelainan ini dapat dijumpai walaupun tanpa adanya gangguan faal hati

1.3 Menjelaskan tentang bahaya yang terjadi akibat sindroma metabolik

Penyakit-penyakit yang menyertai sindrom metabolik


Penyakit kardiovaskular
Risiko relatif untuk onset baru CVD pada pasien dengan sindrom metabolik,
pada pasien tanpa diabetes, rata-rata antara 1,5 dan tiga kali lipat. Dalam sebuah 8-
tahun tindak-lanjut dari laki-laki setengah baya dan wanita di Framingham Offspring
Study (FOS), risiko penduduk yang timbul pada pasien dengan sindrom metabolik
untuk mengembangkan CVD adalah 34% pada pria dan 16% pada wanita. Dalam
studi yang sama, baik sindrom metabolik dan diabetes stroke iskemik diprediksi
dengan risiko lebih besar untuk pasien dengan sindrom metabolik daripada untuk
diabetes sendiri (19% vs 7%), khususnya pada wanita (27% vs 5%). Pasien dengan
sindrom metabolik juga pada peningkatan risiko untuk penyakit pembuluh darah
perifer.

Diabetes mellitus type 2


Secara keseluruhan, resiko diabetes tipe 2 pada pasien dengan sindrom
metabolik adalah meningkat tiga sampai lima kali lipat. Dalam FOS's 8-tahun tindak-
lanjut dari laki-laki setengah baya dan wanita, resiko populasi yang timbul untuk
mengembangkan diabetes tipe 2 62% pada pria dan 47% pada wanita.

Keadaan-keadaan lain yang menyertai sindrom metabolik


Selain fitur-fitur khusus yang terkait dengan sindrom metabolik, resistensi
insulin disertai dengan perubahan metabolisme lainnya. Ini termasuk peningkatan apo
B dan C III, asam urat, faktor protrombotik (fibrinogen, plasminogen activator
inhibitor 1), viskositas serum, dimethylarginine asimetris, homosistein, jumlah sel
darah putih, sitokin pro-inflamasi, CRP, mikroalbuminuria, penyakit hati berlemak
nonalkohol ( NAFLD) dan / atau steatohepatitis alkohol (NASH), penyakit ovarium
polikistik (PCOS), dan apnea tidur obstruktif (OSA).

Nonalkoholik fatty liver disease


Fatty liver adalah relatif umum. Namun, dalam NASH, akumulasi trigliserida
baik dan hidup berdampingan peradangan. NASH kini hadir di 2-3% dari populasi di
Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Sebagai prevalensi kelebihan berat
badan / obesitas dan peningkatan sindrom metabolik, NASH dapat menjadi salah satu
penyebab lebih sering dari penyakit hati stadium akhir dan karsinoma hepatoseluler.

Hiperurisemia
Hyperuricemia mencerminkan defek dalam aksi insulin pada reabsorpsi
tubular ginjal asam urat, sedangkan peningkatan dimethylarginine asimetris,
7
penghambat endogen oksida nitrat sintase, berhubungan dengan disfungsi endotel.
Mikroalbuminuria juga bisa disebabkan oleh patofisiologi endotel diubah pada
keadaan resisten insulin.

Sindrom ovarium polikistik


PCOS sangat berhubungan dengan sindrom metabolik, dengan prevalensi
antara 40 dan 50%. Wanita dengan PCOS yang 2-4 kali lebih mungkin untuk
memiliki sindrom metabolik dibandingkan dengan wanita tanpa PCOS.

Obstructive Sleep Apnea


OSA umumnya terkait dengan obesitas, hipertensi, meningkatkan sirkulasi
sitokin, IGT, dan resistensi insulin. Dengan asosiasi, maka tidak mengherankan
bahwa sindrom metabolik sering hadir. Apalagi bila biomarker resistensi insulin
dibandingkan antara pasien dengan OSA dan-berat kontrol cocok, resistensi insulin
lebih parah pada pasien dengan OSA. tekanan udara Continuous positif (CPAP)
pengobatan pada pasien OSA meningkatkan sensitivitas insulin.

1.4 Menjelaskan tentang penatalaksanaan holistik sindroma metabolik


A. TERAPI NON-MEDIKAMENTOSA
 Terapi diet
Terapi diet direncanakan berdasarkan individu. Hal ini bertujuan untuk membuat
deficit 500 hingga 1000kcal/hari menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program
penurunan berat badan apapun. Sebelum menganjurkan deficit kalori sebesar 500
hingga kcal/hari sebaiknya diukur kebutuhan energy basal dapat menggunakan rumus
dari Harris-Benedict :
 Laki-laki : B.E.E = 66.5 + (13,75 × kg) + (5.003 × cm) – (6.775 × age)
 Perempuan : B.E.E = 655.1 + (9.563 × kg) + (1.850 × cm) – (4.676 × age)
Kebutuhan kalori total sama dengan BEE dikali dengan jumlah factor stress dan
aktivitas. Factor stress ditambah aktivitas berkisar dari 1.2 sampai lebih dari 2.
Disamping pengurangan lemak jenuh, total lemak seharusnya kurang dan sama
dengan 30 persen dari total kalori. Pengurangan persentase lemak dalam menu sehari-
hari saja tidak dapat menyebabkan penurunan berat badan, kecuali total kalori juga
berkurang. Ketika asupan lemak dikurangi, prioritas harus diberikan untuk
mengurangi lemak jenuh. Hal tersebut bermaksud untuk menurunkan kolesterol-LDL.
Aktivitas Fisik
Peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen penting dari program penurunan
berat badan, walaupun aktivitas fisik tidak menyebabkan penurunan berat badan lebih
banyak dalam jangka waktu enam bulan. Kebanyakan penurunan berat badan terjadi
karena penurunan asupan kalori. Aktivitas fisik yang lama sangat membantu pada
pencegahan peningkatan berat badan. Keuntungan tambahan aktivitas fisik adalah
terjadi pengurangan risiko kardiovaskular dan diabetes lebih banyak dibandingkan
dengan penguranan berat badan tanpa aktivitas fisik saja. Aktivitas fisik yang

8
berdasarkan gaya hidup cenderung lebih berhasil menurunkan berat badan dalam
jangka waktu panjang dibandingkan dengan program latihan yang terstruktur.
Untuk pasien obes, terapi harus dimulai secara perlahan, dan intensitasnya sebaiknya
ditingkatkan secara bertahap. Latihan dapat dilakukan seluruhnya pada satu saat atau
secara bertahap sepanjang hari. Pasien dapat memulai aktivitas fisik dengan berjalan
selama 30 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat ditingkatkan
intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5 kali seminggu. Dengan regimen
ini, pengeluaran energy tambahan sebanyak 100 sampai 200 kalori per hari dapat
dicapai. Regimen ini dapat diadaptasi kedalam berbagai bentuk aktivitas fisik lain,
tetapi jalan kaki lebih menarik karena keamananya dan kemudahannya. Pasien harus
dimotivasi untuk meningkatkan aktivitas sehari-hari seperti naik tangga daripada naik
lift. Seiring waktu, pasien dapat melakukan aktivitas yang lebih berat.
Terapi perilaku
Untuk mencapai penurunan berat badan dan mempertahankannya diperlukan suatu
strategi untuk mengatasi hambatan yang muncul pada saat terapi diet dan aktivitas
fisik. Strategi yang spesifik meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan
dan aktivitas fisik, manajemen stress, stimulus control, pemecahan masalah,
contingency management, cognitive restructuring dan dukungan social.
Terapi Nutrisi
Selalu merupakan tahap awal penatalaksanaan seseorang dengan dislipidemia, oleh
karena itu disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi. Pada dasarnya adalah
pembatasan jumlah kalori dan jumlah lemak. Pasien dengan kadar kolesterol LDL
atau kolesterol total tinggi dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak jenuh, dan
meningkatkan asupan lemak tidak jenuh rantai tunggal dan ganda (mono unsaturate
fatty acid = MUFA dan poly unsaturated fatty acid = PUFA). Pada pasien dengan
kadar trigliserida yang tinggi perlu dikurangi asupan karbohidrat, alcohol dan lemak.
Komposisi Makanan untuk Hiperkolesterolemia
Makanan Asupan yang Dianjurkan
Total lemak 20-25% dari kalori total
Lemak jenuh <7% dari kalori total
Lemak PUFA sampai 10% dari kalori total
Lemak MUFA sampai 10% dari kalori total
Karbohidrat 60% dari kalori total (terutama KH kompleks)
Serat 30 gr per hari
Protein sekitar 15% dari total kalori
Kolesterol <200 mg/hari

9
Edukasi
Dokter - dokter keluarga mempunyai peran besar dalam penatalaksanaan pasien
dengan Sindrom Metabolik, karena mereka dapat mengetahui dengan pasti tentang
gaya hidup pasien serta hambatan - hambatan yang dialami mereka dalam usaha
memodifikasi gaya hidup tersebut.
B. TERAPI MEDIKAMENTOSA
Obesitas
Dua obat yang dapat digunakan dalam menurunkan berat badan adalah subutramin
dan orlistat. Dengan mempertimbangkan peranan otak sebagai regulator berat badan,
sibutramin dapat dipertimbangkan dengan memperhatikan kemungkinan efek
samping. Cara kerjanya di central memberikan efek mengurangi asupan energi
melalui efek mempercepat rasa kenyang dan mempertahankan pengeluaran energi
setelah berat badan turun. Obat ini dapat memberikan efek tidak hanya penurunan
berat badan namun juga mempertahankan berat badan yang sudah turun. Demikian
pula dengan efek metabolik, sebagai efek dari penurunan berat badan, pemberian
sibutramin setelah 24 minggu yang disertai dengan diet dan aktivitas fisik,
memperbaiki konsentrasi trigliserida dan kolesterol HDL.
Hipertensi
Beberapa studi menyarankan pemakaian ACE inhibitor sebagai lini pertama
penyandang hipertensi pada sindrom metabolik terutama bila ada DM. Angiotensin
receptor blocker (ARB) dapat digunakan apabila tidak toleran terhadap ACE inhibitor.
Meski pemberian diuretik tidak dianjurkan pada subjek dengan gangguan toleransi
glukosa, namun pemberian diuretik dosis rendah yang dikombinasi dengan regimen
lain dapat lebih bermanfaat bila dibandingkan efek sampingnya.
Gangguan toleransi glukosa
Tiazolidindion memiliki pengaruh yang ringan tetapi persisten dalam menurunkan
tekanan darah sistolik dan diastolik. Tiazolidindion dan metformin juga dapat
menurunkan konsentrasi asam lemak bebas. Dalam Diabetes Prevention Program,
penggunaan metformin dapat mengurangi progresi didabetes sebesar 31% dan efektif
pada pasien muda dengan obes.
Dislipidemia
Apabila gagal dengan pengobatan non-farmakologis maka harus dimulai dengan
pemberian obat penurun lipid. Terapi dengan gemfibrozil tidak hanya memperbaiki
profil lipid, tetapi juga secara bermakna dapat menurunkan risiko kardiovaskular.
NCEP-ATP III menganjurkan sebagai obat pilihan utama adalah golongan HMG-CoA
reductase inhibitor, oleh karena sesuai dengan kesepakatan kadar kolesterol-LDL
merupakan sasaran utama pencegahan penyakit arteri koroner. Pada keadaan dimana
kadar trigliserida tinggi misalnya > 400 mg/dl maka perlu dimulai dengan golongan
asam fibrat untuk menurunkan kadar trigliserida, oleh karena kadar trigliserida yang
tinggi dapat mengakibatkan pancreatitis akut. Apabila kadar trigliserida sudah turun
dan kadar kolesterol-LDL belum mencapai sasaran maka dapat diberikan pengobatan
kombinasi dengan HMG CoA reductase inhibitor. Kombinasi tersebut sebaiknya
dipilih asam fibrat fenofobrat jangan gemfibrosil. Dengan berkembangnya obat

10
kombinasi dalam satu tablet (fixed dose combination), maka pilihan obat akan
mengalami perubahan. Sebagi contoh kombinasi lovostatin dan asam nikotinik lepas
lambat Niaspan dikenal dengan Advicor telah dibuktikan jauh lebih efektif
dibandingakn dengan lovostatin sendiri atau asam nikotinik sendiri dalam dosis yang
tinggi. Kombinasi simvastatin dengan ezetimibe yaitu Vytorin, ternyata mempunyai
efek lebih dibandingkan dengan simvastatin dosis tinggi tunggal. Obat kombinasi
dalam satu tablet mungkin akan lebih banyak digunakan bagi mereka dimana kadar
kolesterol-LDL harus sangat rendah atau kolesterol-HDL perlu ditingkatkan.
Terapi bedah
Terapi bedah merupakan salah satu pilihan untuk menurunkan berat badan. Terapi ini
hanya diberikan pada pasien obesitas berat secara klinis dengan BMI ≥ 40 atau ≥ 35
dengan kondisi komorbid. Terapi bedah ini harus dilakukan sebagai alternative
terakhir untuk pasien yang gagal dengan farmakoterapi dan menderita komplikasi
obesitas yang ekstrim. Bedah gastrointestinal (restriksi gastric [banding vertical
gastric] atau bypass gastric [Roux-en Y]) adalah suatu intervensi penurunan berat
badan pada subyek yang bermotivasi dengan resiko operasi yang rendah. Suatu
program yang terintegrasi harus dilakukan baik sebelum maupun sesudah untuk
memberikan panduan diet, aktivitas fisik, dan perubahan perilaku serta dukungan
social.

2. Memberikan edukasi cara menghitung kebuhtuhan kalori pada pasien sindroma


metabolik
2.1 Menjelaskan perhitungan kebutuan kalori total sesuai jenis kelamin, usia,
BB, TB, aktifitas fisik dan faktor stress, dengan metoda Broca dan Haris
Benedict

 BBI = (TB-100)-10%
(175-100)-10%
75 – 10%
67,5 Kg
 BB Normal → BB Idaman ± 10%
67,5 ± 10%
60,75 – 74,25 Kg
 Pasien diketahui BB = 95 Kg, maka pasien dikategorikan “GEMUK”
 Kebutuhan Kalori Sehari → BBI x Kebutuhan Kal / Kg BBI

67,5 x (gemuk aktifitas ringan)


67,5 x 25 Kalori → 1687,5 Kalori → 1700 Kalori

 Harris Benedict
 Laki –laki => 66 + (13,7 x BB)+(5xTB)-(6,8x Umur)
66 + (13,7 x 67,5 Kg) + (5 x 175) – (6,8 x 26)

11
(66 + 924,75 + 875) – 176,8
1865,75 – 176,8
1688,95 → 1700 Kalori

2.2 Menjelaskan persentase komposisi makronutrien KH, protein, lemak dan


menterjemahkannya dalam bentuk gram
Karbohidrat = 60 % x 1700 Kalori = 1020 : 4 = 255 gram
Protein = 15 % x 1700 Kalori = 255 : 4 = 63,75 gram
Lemak = 25 % x 1700 Kalori = 425 : 9 = 47,2 gram

2.3 Menjelaskan jumlah gram KH, protein, lemak dalam bentuk bahan
makanan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan Penukar
(DKBM)

2.4 Menjelaskan pembagiaan frekuensi makan selama 1 hari


Makan Pagi = 20%
Snack Pagi = 10%
Makan Siang = 30%
Snack Sore = 10%
Makan malam = 30%

2.5 Menjelaskan cara menyusun menu sepanjang hari untuk 1700 kalori
Makan Pagi ( 20% (1700 Kalori) = 340 Kalori ) pukul 07.00

Bahan Makanan Berat URT Kalori KH Protein Lemak


(gr) (Kal) (gr) (gr) (gr)
Roti tawar 70 3 ptg sd 175 40 4 -
g
Telur ayam 55 1 btr 75 - 7 5
Wortel - - 25 5 1 -
Kacang merah 20 2 sdm 75 7 5 3

Snack Pagi ( 10% (1700 Kalori) = 170 Kalori ) pukul 10.00

Bahan Makanan Berat URT Kalori KH Protein Lemak


(gr) (kal) (gr) (gr) (gr)
Jambu biji 100 1 bh bsr 50 12 - -

Biskuit 20 2 bh bsr 87,5 20 2 -

Makan Siang (10% (1700 Kalori) = 510 Kalori ) pukul 12.00

Bahan Makanan Berat URT Kalori KH Protein Lemak


(gr) (gr) (gr) (gr) (gr)

12
Nasi 100 ¾ gelas 175 40 4 -

Ikan 40 1 ekor 50 - 7 2
Tempe 50 2ptg 75 7 5 3
besar
Brocoli 100 - 25 5 1 -
Minyak jagung 10 1sdm 100 - - 10
Kiwi 110 1½ buah 50 12 - -

Snack Sore (10% (1700 Kalori) = 170 Kalori ) pukul 16.00

Baan Berat(gr) URT Kalori KH (gr) Protein Lemak (gr)


makanan (kal) (gr)
Melon 90 1ptg besar 50 12 - -
Semangka 180 2ptg besar 50 12 - -
Pepaya 110 1ptg besar 50 12 - -

Makan Malam (30% (1700 Kalori) = 510 Kalori ) pukul 19.00

Bahan Berat(gr) URT Kalori KH (gr) Protein Lemak (gr)


makanan (kal) (gr)
Nasi 100 ¾ gelas 175 40 4 -

Ayam 40 1ptg sdg 50 - 7 2


tanpa kulit
Jamur sekehendak sekehendak sedikit sedikit sedikit sedikit
kuping
Minyak 10 1sdm 100 - - 10
jagung
Kacang 100 0 25 5 1 -
panjang
Tahu 50 1buah 75 7 5 3

3. Memberikan edukasi tentang olahraga pada pasien sindroma metabolik


3.1 Menjelaskan manfaat olahraga pada pasien sindroma metabolik
(berdasarkan biokimia dan fisiologi tubuh manusia)
Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga, metabolisme
tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi
lebih efektif dan efisien. Bahkan, sejumlah riset telah membuktikan olahraga dapat
menjadi pelindung terbaik bagi tubuh dalam menghadapi berbagai ancaman penyakit.
olahraga dapat membantu mencegah dan mengobati penyakit :
1. Menurunkan tekanan darah
Melakukan aktivitas fisik dapat membantu menjaga pembuluh arteri tetap sehat,
dengan cara membersihkan dan menjaga aliran dalam pembuluh darah tetap baik.
Dalam sebuah penelitian terbaru yang melibatkan lebih dari 500 pria dan wanita
13
berusia 40 sampai 60 tahun, para peneliti menemukan bahwa aktivitas fisik
berbanding terbalik dengan penumpukan progresif plak di arteri karotis. Bahkan untuk
orang-orang yang bermain golf atau melakukan aktivitas sederhana seperti berkebun
selama satu atau dua hari dalam seminggu memiliki arteri yang lebih bersih
ketimbang mereka yang tidak melakukan aktivitas di waktu luang.
2. Membakar gula darah
Hasil riset para ilmuwan di Ceko menunjukkan bahwa melakukan latihan kekuatan
selama kurun waktu tiga bulan membantu meningkatan sensitivitas insulin pada pria
dengan resistensi insulin. Sebuah penelitian di Inggris menegaskan bahwa efek latihan
dapat menurunkan risiko gangguan sindrom metabolik.
3. Mengendalikan berat badan
Dengan berolahraga, kalori akan terbakar sehingga akan kehilangan lemak atau
setidaknya tak mengalami kenaikan berat badan . Sebuah riset menunjukkan, olahraga
bermanfaat bagi orang gemuk. Mereka yang punya indeks massa tubuh (BMI) 41
(obesitas berat) dan mampu menurunkan 7% bobotnya lewat olahraga teratur,
mengalami penurunan tekanan darah dan trigliserida hingga kembali normal.
Peradangan pada pembuluh darah mereka juga turun antara seperempat dan sepertiga,
meskipun rata-rata BMI-nya masih di angka 38 (masih terlalu tinggi). Sejumlah
penelitian telah mengkonfirmasikan bahwa seseorang tidak harus kurus untuk menjadi
sehat secara fisik.
4. Pangkas kolesterol total
Efek paling penting dari berolahraga adalah untuk meningkatkan kadar kolesterol
"baik", sehingga mengurangi kadar kolesterol total. Hasil tinjauan dari beberapa studi
internasional menunjukkan, menambahkan olahraga pada program diet penurunan
berat badan tidak hanya menaikkan kolesterol HDL, tetapi juga meningkatkan
manfaat program pelangsingan serta menurunkan trigliserida dan tekanan darah.
5. Mengurangi detak jantung
Pada keadaan normal, jantung manusia berdetak sebanyak 70 sampai 75 kali per
menit. Tetapi untuk orang-orang yang aktif secara fisik, jantung mereka dapat
memompa darah di dalam tubuh hanya dengan 50 ketukan. Ini sama dengan 36.000
ketukan lebih sedikit setiap hari dan 13 juta lebih sedikit dalam satu tahun.
6. Redakan stres dan kesedihan
Olahraga erbukti memberi efek positif pada suasana hati. Hal itu setidaknya
dibuktikan lewat sebuah riset di Inggris pada akhir 1980-an. Dalam kajiannya, peneliti
melibatkan sejumlah orang dewasa yang punya gaya hidup kurang aktif (sedentari).
Partisipan diminta melakukan latihan dengan intensitas sedang seperti aerobik, latihan
peregangan atau tidak sama sekali, selama 12 minggu. Pada kelompok yang
melakukan aktivitas dalam intensitas sedang cenderung jauh dari rasa tertekan, cemas
dan kebingungan.
Sebuah riset di Berlin juga mengindikasikan bahwa olahraga selama 30 menit sehari
lebih efektif dibanding obat-obat antidepresan. Kenapa? Karena aktivitas fisik
merangsang otak untuk memproduksi hormon endorfin (hormon yang memberikan

14
rasa tenang). Dengan olahraga, Anda juga akan terhindar dari beberapa efek samping
yang berbahaya.
7. Menyelamatkan hidup Anda
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, perilaku tidak aktif telah menyebabkan
2 juta kematian di seluruh dunia setiap tahun dan menjadin faktor utama pemicu
kanker payudara dan kanker usus besar, diabetes dan penyakit jantung. Bahkan,
World Hear Federation meyakini bahwa perilaku tidak aktif sama buruknya dengan
orang yang merokok sebungkus setiap hari.

3.2 Menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yang sesuai pada pasien
sindroma metabolik
Aktivitas apa dan bagaimana yang benar dan tepat dalam program pengaturan berat
badan atau menurunkan berat badan terutama terfokus pada olah raga yang baik dan
benar untuk menurunkan berat badan.
Olah raga merupakan suatu aktivitas yang sangat dianjurkan dalam program
menurunkan berat badan atau program terapi lain yang bersifat menjaga kebugaran
tubuh kita, karena pada saat berolah raga, otot-otot tubuh, jantung, sirkulasi darah dan
pernapasan akan diaktifkan secara bersamaan sehingga akan tercipta metabolisme
tubuh dan keseimbangan cairan serta elektrolit (asam & basa), atau lebih singkatnya
akan terlihat pada :
 Otot-otot tubuh
 Sistem Jantung
 Sirkulasi Darah
 Pernapasan
 Metabolisme tubuh
 Keseimbangan cairan & elektrolit, asam basa
Jenis olahraga di bagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Tipe I seperti jalan kaki, joging dan bersepada
2. Tipe II seperti renang dan senam areobik
3. Tipe III seperti sepak bola, basket, bulu tangkis atau lebih terfokus pada jenis olah
raga permainan. Akan tetapi jenis olah raga tipe III ini tidak dianjurkan dalam
program pengaturan berat badan.
Ada pilihan cara berolah raga, yaitu : B2T2
 Baik
Pemanasan : 5 - 15 menit. (suhu tubuh naik 1 - 2'C).
Olah Raga Inti : 30 - 40 menit
Pendinginan : 5 - 15 menit.
Total olahraga diusahakan lebih dari 1 jam, hal ini berhubungan dengan jenis sumber
tenaga yang digunakan untuk olahraga tersebut.
 Benar

15
Dalam berolah raga harus disesuaikan dengan kemampuan individu/perorangan,
seperti harus sesuai dengan tingkat kesehatan, tingkat aktifitas & tingkat kebugaran
 Terukur
Perlu indikator untuk mengukur olahraga yang dilakukan. Indikator yang banyak
digunakan dan mudah adalah Denyut Nadi Maksimal (DNM). Yang dimaksud dengan
DNM adalah banyaknya denyut nadi per menit yang telah dicapai saat berolah raga
pada kondisi puncak, dengan kata lain bila saat kita berolah raga denyut nadi kita
telah melampaui DNM maka sebaiknya olah raga kita turunkan intensitasnya.
Adapun rumus DMN adalah sebagai berikut :
DNM memiliki rumus = 220 - Usia (DNM untuk atlet).
Rumus DNM diatas merupakan rumus DNM untuk atlet karena atlet dituntut
memiliki stamina yang kuat dan prima, salah satu indikatornya yaitu DNM = 220 –
usia. Sedangkan untuk kita apalagi pemula dalam melakukan olah raga DNM kita
berbeda dengan DNM atlet, rumus DNM bagi kita adalah sebagai berikut :
DNM untuk kita = (220 - Usia) x 60 - 80%.
DNM untuk kita hampir sama dengan DNM atlet hanya di kalikan 60 – 80 %. Hal ini
berhubungan dengan kaidah olah raga yang terakhir yaitu teratur.
 Teratur
Dalam melakukan olah raga harus berkesinambungan (tidak dalam waktu yang
singkat) dan dilakukan secara bertahap.
8 minggu pertama : DNM x 60%
8 minggu kedua : DNM x 70%
8 minggu ketiga : DNM x 80%

Tips berolahraga
 Cari aktivitas menyenangkan
Cari aktivitas yang bisa Anda nikmati selama 30 menit setiap harinya. Berkebun, naik
tangga, berjalan kaki, atau bersepeda dengan anak bisa menjadi aktivitas yang
menyenangkan. Aktivitas tersebut juga akan menambah jatah olahraga Anda dan tentu
saja bermanfaat bagi kesehatan jantung.
 Ikut klub kebugaran
Untuk lebih aktif, sebenarnya Anda tak perlu harus terdaftar dalam sebuah pusat
kebugaran. Kalau sulitkeluar rumah, Anda bisa membuat pusat kebugaran sendiri.
Beli saja sejumlah alat untuk berlatih seperti barbel, bola voga. atau undakan.
Pertimbangan untuk membeli treadmil atau sepeda stationer. Anda bisa
menggunakannya sambil menonton televisi atau menunggu anak yang sedang tidur.
Namun, kalau Anda lebih senang berlatih di pusat kebugaran, segera daftar saja.
Selain lebih fokus untuk berolahraga, para pelatih kebugaran di sana dapat
mengajarkan cara penggunaan alat-alat dengan tepat guna menghindari terjadinya
cedera.
 Berenang
Ada sejumlah orang yang enggan berkeringat saat olahraga. Solusinya, berenang saja.
Berenang selama 30 menit akan mengurangi jumlah sirkulasi adrenalin di dalam

16
tubuh dan membuat pembuluh darah rileks. Berenang juga membantu menurunkan
denyut jantung dan tekanan darah.
 Lakukan 30 menit
Kalau tekanan darah Anda naik secara moderat, jalan cepat 30 menit cukup untuk
menjauhkan diri dari obat-obatan. Namun, bila Anda sudah mengonsumsi obat untuk
mengatasi hipertensi, lakukan olahraga moderat selama 30 menit.
Olahraga setidaknya mampu meningkatkan denyut jantung, sehingga akan membantu
pengobatan Anda bekerja lebih efektif. Bila tekanan darah Anda normal, aktif secara
fisik akan membantu menjaganya tetap normal.
Kalau Anda belum pernah berolahraga sama sekali, sebaiknya lakukan secara
perlahan guna mencegah terjadinya cedera. Setelah beberapa hari baru tingkatkan
intensitasnya. Lakukan juga olahraga pembebanan atau resistensi untuk membantu
menurunkan tekanan darah.
Jangan lupakan pemanasan dan pendinginan. Menurut American Heart Association,
pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelahnya penting bagi orang
dengan hipertensi.
Hentikan bila olahraga atau aktivitas yang dikerjakan membuat sakit. Kalau cuaca
sedang panas, lakukan olahraga secara perlahan. Pilihan lainnya, berolahraga di
tempat yang menggunakan penyejuk udara.
 Konsultasikan dengan dokter
Diskusikan dengan dokter sebelum memulai aktivitas fisik. Hal ini terutama jika
memiliki pula hidup kurang gerak (sedentari), berat badan berlebihan, atau memiliki
risiko tinggi atas penyakit jantung atau penyakit kronis lainnya. (GHS/dee)

17
4. Memberikan edukasi tentang ajaran Islam perihal makanan yang halal dan baik
4.1 Menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram
Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang halal dan baik / Halalan
Thoyyiban
Al Qur’an, Surat Al Maidah : 88 yang artinya :

“dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan
kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”
Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang bukan cuma halal, tapi juga
baik (Halalan Thoyyiban) agar tidak membahayakan tubuh kita. Bahkan perintah ini
disejajarkan dengan bertaqwa kepada Allah, sebagai sebuah perintah yang sangat
tegas dan jelas. Perintah ini juga ditegaskan dalam ayat yang lain, seperti yang
terdapat pada
Surat Al Baqarah : 168 yang artinya :
Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan ; karena sesungguhnya
syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu”
Pertama kita ketahui, halal itu bukan sekedar halal makanannya, tapi juga dari sumber
bagaimana mendapatkannya pun harus halal. Kalau sumbernya haram seperti korupsi,
mencuri, merampok, menggusur tanah rakyat dengan harga yang rendah, maka
makanan yang dimakan pun meski sebetulnya halal, tetap haram. Dan akan membuat
si pemakannya disiksa di api neraka.
Nabi bersabda :
Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama
membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)
Sesungguhnya Allah baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik. Allah
menyuruh orang mukmin sebagaimana Dia menyuruh kepada para rasul, seperti
firmanNya dalam
surat Al Mukminun ayat 52 :
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan-makanan yang baik-baik dan kerjakanlah
amal yang shaleh.”
Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah 172 :
“Hai orang-orang yang beriman makanlah di antara rezeki yang baik-baik.”
Kemudian Rasulullah menyebut seorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya
kusut dan wajahnya kotor penuh debu menadahkan tangannya ke langit seraya
berseru: “Ya Robbku, Ya Robbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya
haram, pakaiannya haram dan dia diberi makan dari yang haram pula. Jika begitu

18
bagaimana Allah akan mengabulkan doanya? (HR. Muslim)

Semua yang berasal dari laut adalah halal untuk dimakan, sebagaimana ayat berikut
ini:
“Dihalalkan bagimu (ikan) yang ditangkap di laut dan makanan yang berasal dari
laut”
QS Al Maidah : 94
Beberapa ayat berikut ini menyebutkan bahwa dalam Al-Qur’an hanya sedikit yang
tidak halal. Namun dengan perkembangan teknologi, yang sedikit itu bisa menjadi
banyak karena masuk ke dalam makanan olahan secara tidak terduga sebelumnya.
Beberapa larangan yang terkait dengan makanan haram tersebut adalah:
QS Al Maidah : 3
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tecekik, yang dipukul, yang jatuh ditanduk,
dan yang diterkam binatang buas, kecuali kamu sempat menyembelihnya.”QS Al
Baqarah : 173
“Sesungguhnya Allah yang mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
yang disembelih dengan nama selain Allah.”
QS Al Maidah : 4
“Dan makanlah binatang yang ditangkap dalam buruan itu untukmu dan sebutlan
nama Allah ketika melepaskan hewan (anjing) pemburunya.”
QS Al An’ am : 121
“Dan janganlah kamu makan sembelihan yang tidak menyebut nama Allah dan
sesungguhnya yang demikian itu fasik.”
QS An Nahl : 67
“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rizki
yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan.”

QS Al Baqarah : 219


“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi; Katakanlah : “Pada keduanya
itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosanya lebih besar
daripada manfaatnya.”
QS An Nisa : 43
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.”
Dari serangkaian ayat di atas, beberapa yang diharamkan adalah:

19
1. Bangkai
2. Darah
3. Babi
4. Binatang yang disembelih selain menyebut nama Allah
5. Khamer atau minuman yang memabukkan
Selain itu dilarang memakan binatang buas yang bertaring seperti anjing, kucing,
harimau, dan sebagainya.

Hadis riwayat Abu Tsa`labah ra., ia berkata :
Nabi saw. melarang memakan binatang
buas yang bertaring. (Shahih Muslim No.3570)
Haram juga memakan keledai :
Bahwa Rasulullah saw. melarang makan daging keledai piaraan. (Shahih Muslim
No.3583)
Kelima hewan ini haram dimakan, berdasarkan hadits Abu Hurairah -radhiallahu
‘anhu-, beliau berkata :

ُّ ‫َوال ُهدهُد َوالنَّملَة َوالضِّفدَع ال‬


‫ص َرد قَتل َعن وسلم عليه هللا صلى هللا رسول نَ َهى‬

“Rasulullah SAW melarang membunuh shurad, kodok, semut, dan hud-hud. (HR.
Ibnu Majah dengan sanad yang shohih).
Nabi pernah bersabda “Lima jenis hewan yang harus dibunuh, baik di tanah haram
maupun di tanah biasa, yaitu : ular, kalajengking, tikus, anjing buas dan burung
rajawali” (H.R. Abu Daud) dalam riwayat lain disebutkan juga burung gagak.
Imam Syafi’ie mengharamkan hewan yang hidup di 2 alam (di air dan di darat) seperti
kodok, buaya, kura-kura, dan kepiting.

4.2 Menjelaskan tentang jenis, pengaturan dan cara makan yang baik sesuai
ajaran Islam
Selain halal, makanan juga harus baik. Meski halal tapi jika tidak baik, hendaknya
tidak kita makan. Di antara kriteria makanan yang baik adalah :
1) Bergizi tinggi
2) Makanan lengkap dan berimbang
3) Tidak mengandung zat-zat yang membahayakan bagi kesehatan kita, misalnya
kolesterol tinggi atau bisa memicu asam urat kita
4) Alami. Tidak mengandung berbagai zat kimia seperti pupuk kimia, pestisida
kimia, pengawet kimia (misalnya formalin), pewarna kimia, perasa kimia
(misalnya biang gula/aspartame, MSG, dsb)
5) Masih segar. Tidak membusuk atau basi sehingga warna, bau, dan rasanya
berubah
6) Tidak berlebihan. Makanan sebaik apa pun jika berlebihan, tidak baik.
Agar kita tetap bisa menjaga akhlak dengan meneladani Rasul dalam urusan makan
dan minum sekaligus mendapatkan pahalanya, berikut diuraikan tata cara dan budaya
yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu sebagai berikut:

20
1) Diniatkan untuk menjaga ketaatan kepada Allah SWT, yaitu dengan makan kita
berharap tetap konsisten menjadi orang yang takwa. Makan tidak saja dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan kenikmatan dunia semata,
tetapi juga sebagai sarana ibadah. Dengan niat ibadah itu berarti kita bisa
mengurangi semangat nafsu kebinatangan dan membawa pada sikap totalitas
kerelaan terhadap rezeki yang diberikan Allah kepada kita (qana’ah). Anjuran niat
ini sesuai dengan hadis Nabi : “ Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu
bergantung pada niatnya, dan bagi setiap orang adalah apa yang ia niatkan”. (HR.
Bukhari)
2) Tidak berlebihan (isyraf) dalam mengkonsumsi dan tidak memubazirkannya.
Berlebihan merupakan budaya yang tidak disukai Allah. Sebagaimana yang
disinggung dalam Alquran, yang artinya:
“ Dan Janganlah kamu sekalian
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan.“(QS. Al-An’am/6:141)
Dan Mubazir adalah perbuatan yang sangat
dilarang dalam islam, bahkan diidentikkan sebagai saudara setan. Sebagaimana
firman Allah yang Artinya : Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-
saudara syaitan. (QS: Al-Isra/17:26-27)
Kalau kita dilarang berlebihan, maka
seharusnya pula kita makan dan minum menurut kadar cukup. Rasulullah
mengisyaratkan dalam sebuah sabdanya: ‘’ Tidak ada suatu tempat yang dipenuhi
oleh anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam
itu beberapa suap makanan saja, asal dapat menegakkan tulang rusuknya. Tetapi
bila ia terpaksa melakukannya, maka hendaklah sepertiga ( dari perutnya itu) diisi
dengan makanan, sepertiganya dengan minuman dan sepertiganya lagi dengan
nafasnya (udara, dikosongkan)” (HR. Imam Ahmad dan Turmudzi).
Batasan yang
diajarkan oleh Rasul ini menekankan pentingnya seorang muslim agar
memperhatikan orang di sekitarnya, artinya kita harus memahami realitas sosial
yang ada di lingkungan kita, agar tidak terjadi kecemburuan sosial. Dalam sebuah
sabda lain Rasul mengancam kepada seorang yang hanya mementingkan dirinya
sendiri dalam masalah makanan sebagai orang yang bukan golongannya, yaitu:
“barangsiapa makan sampai kenyang, sementara tetangganya merintih kelaparan,
maka ia bukan termasuk golonganku”.
3) Memulainya dengan membaca “basmalah” serta doa. Sebab bila tidak menyebut
nama Allah, setan niscaya akan turut makan bersamanya, dan dengan demikian
hilanglah nilai ibadahnya. Lantas apa bedanya dengan orang kafir? Dalam sebuah
hadis Nabi disebutkan: Dan dari Jabir berkata: saya telah mendengar Rasulullah
SAW bersabda: “Apabila seseorang masuk dalam rumahnya dengan mengucapkan
“bismillah” ketika masuk dan ketika hendak makan, maka setan berkata kepada
temannya: ‘tiada tempat tinggal dan tiada bagian makanan bagimu disini’.
Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut nama Allah, maka setan akan
berkata:’Kamu dapat bermalamdi rumah ini’. Kemudian jika waktu makan tidak
menyebut nama Allah, setanpun berkata: ‘kamu dapat bermalam dan makan
disini’.” (HR.Muslim).
Jika lupa di awal makan, maka ucapkanlah segera saat
teringat. Rasulullah SAW telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari
Aisyah r.a, sebagai berikut: “Bila salah seorang diantara kamu hendak makan
maka ucapkanlah “bismillah”, namun bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah
‘bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula hingga akhir).
(HR. Turmidzi)

21
4) Tidak boleh mencela makanan. Apa pun yang dihidangkan di depan mata kita,
makanan merupakan rezeki dari Allah. Dari Abu Hurairah, ia berkata: ”Rasulullah
SAW tidak pernah mencela makanan selamanya. Jika beliau suka dimakannya,
dan jika tidak suka ditinggalkannya”.(HR Bukhari dan Muslim)
5) Menggunakan tangan kanan, tidak dengan tangan kiri. Karena, makan dan minum
dengan tangan kiri merupakan cermin dari perbuatan setan yang harus dihindari
oleh setiap mukmin yang memiliki komitmen kepada Ilahi, hal ini seiring dengan
maksud sebuah hadis: “Apabila seseorang dari kamu makan, maka hendaklah ia
makan dengan tangan kanannya, dan apabila ia minum, maka minumlah dengan
tangan kanan. Karena sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya’. (HR.
Imam Muslim)
Allah SWT menghubungkan dengan perilaku makan dengan
larangan mengikuti setan secara tegas dalam ayat Al Qur’an yang Artinya : “Hai
sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”.(QS:2:168)
Pengertian langkah
langkah setan yang dimaksud ayat ini antara lain adalah mengkonsumsi makanan
yang tidak halal dan dengan menggunakan tangan kiri
6) Sambil duduk, dan tidak berdiri. Hal ini seiring dengan hadis Nabi: Dari Qatadah,
dari Anas dari Rasulullah SAW, bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah melarang
orang minum sambil berdiri”. Lalu Qatadah bertanya kepada Anas: Kalau makan
bagaimana? Ia pun menjawab: “Hal itu (makan dengan cara berdiri) lebih busuk
dan jahat”. (HR. Ahmad, Muslim dan Turmidzi)
7) Jika makan bersama sama, ambillah dari yang dekat dekat saja, sejauh yang dapat
di jangkau oleh tangan. Sebagaimana sabda Rasulullah berikut: Dari Umar bin
Abi Salamah berkata, ketika saya masih kecil di bawah asuhan Rasulullah SAW,
aku bisa menjulurkan tanganku ke tempat makanan, maka Rasulullah SAW
bersabda: “Wahai ananda, ucapkanlah ‘bismillah’, dan makanlah dengan tangan
kananmu, dan makanlah dari apa yang dekat kepadamu”. (HR.Muslim)
Dalam
hadis lain juga dikatakan, “Sesungguhnya termasuk pemborosan (perbuatan yang
berlebihan dan dimurkai Allah) bila kamu makan apa saja yang kamu (bernafsu)
ingin memakannya”. (HR. Ibnu Majah)
8) Tenang, perlahan dan tidak terburu buru. Jangan bersikap rakus sehingga tampak
mulut penuh dengan suapan, dan jangan meniup-niup makanan atau minuman
yang menunjukkan sikap tidak sabar. Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah
SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti
minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah
‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum”.
(HR. Turmidzi).
Dalam hadis lain disebutkan: “Dari Abi Qatadah RA,
sesungguhnya Nabi SAW telah melarang bernafas dalam air minumannya
“.(HR.Muttafaqun ALaihi)
9) Mengambil secukupnya sehingga dapat di konsumsi habis, jangan tersisa sedikit
pun, walau hanya berupa sebutir nasi yang menempel di jari tangan umpamanya,
karena hal itu menjadi bentuk pemubaziran yang dilarang. Dari Jabir katanya,
Rasulullah SAW menyuruh membersihkan sisa makanan yang di piring maupun
yang di jari seraya bersabda: “Sesungguhnya kalian tiada mengetahui di bagian
manakah makananmu yang mengandung berkah”.(HR. Muslim)
10) Haram menggunakan perabotan dari emas dan perak. Rasul pernah melarangnya
dengan sabdanya: “Dari Hudzaifah, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW
melarang kami minum dan makan dengan perkakas dari emas dan perak. Beliau
juga melarang kami (kaum lelaki) berpakaian sutera dan yang dibordir dengan

22
benang sutera dengan sabdanya: “Itu adalah untuk kaum musyrikin didunia dan
untuk kalian (nanti, insya Allah) di akhirat”. (HR. Bukhari dan Muslim)
11) Mengakhiri makan dan minum dengan berdoa sebagai ungkapan syukur kepada
Allah atas rezeki yang telah dikaruniakan, sehingga badan menjadi sehat, dan
dapat melakukan ibadah ibadah lainnya yang telah Allah amanah kan.
Doa
singkat yang kita baca sebagaimana Rasulullah sabda kan: “Alhamdulillaahilladzi
att’amanaa wasaqaanaa waja’alana minal muslimiin” yang artinya: “Segala puji
bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan minum, serta menjadikan
kami sebagai orang muslim”(HR. Imam Ahmad)

5. Menghitung jumlah kalori bahan makanan yang dimakan 1 hari yang lalu,
termasuk makan besar dan selingan
Makanan Porsi Jumlah kalori
Sarapan jam 07.00
Kentang rebus 1 porsi (100 gr) 0 kal
Jeli 1 porsi (100gr) 239 kal
Snack pagi jam 10.00
Mangga Harum Manis 1 buah (80 gr) 36,8 kal
Pepaya 1 potong (30 gr) 13,8 kal
Makan siang jam 12.00
Nasi ¾ gelas (100 gr) 175 kal
Dada (KFC) 1 porsi (130 gr) 413 kal
Snack sore jam 15.00
Hamburger (McD) 1 porsi 325 kal
Makan malam jam 19.00
Nasi ¾ gelas (100 gr) 175 kal
Sayur bayam 1 porsi (60 gr) 0 kal
Telur ayam ½ porsi (50 gr) 81 kal
Tempe goreng 2 potong (40gr) 59,6 kal

Jumlah kalori (kal) bahan makanan yang dimakan :


Sarapan : 239 kal
Snack pagi : 50,6 kal
Makan siang : 588 kal
Snack sore : 325 kal
Makan malam : 315,6 kal
Jadi jumlah kalori yang dimakan 1 hari yang lalu adalah 1518,2 kal

23
Sumber :
Waspadji,Sarwono, Suyono Slamet, et al (2007). “Daftar komposisi bahan makanan
penukar” Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sherwood, Lauralee. Organ endokrin perifer dalam Fisiologi Manusia dariSel ke Sistem
hal. 661-667. 2006. EGC
Sudoyo AW, et all. S. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi kelima jilid III. Jakarta: Pusat
PenerbitanDepartemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009.h. 1865-72.
Ganong,Wiliam (2008). “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran” Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Bahaya Makanan dan Minuman Haram bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani ,
Karya: Thobieb Al-Asyhar,2003.
Syarif, Aamir. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : Fakultas Kedokteran
UniversitasIndonesia.2008.h:493-5.
http://www.halalmui.org/index.php?option=com_content&view=article&id=174&Itemid
=319&lang=in
http://eprints.undip.ac.id/24046/1/MS_ANAM.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai