BUPATI PELALAWAN,
Menimbang :
Mengingat :
Dengan Persetujuan
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
B A B II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang Lingkup Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Pelalawan ini mencakup strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten
sampai dengan batas ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara menurut peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
Pasal 3
BAB III
AZAS, TUJUAN DAN STRATEGI
Bagian Pertama
Azas dan Tujuan
Pasal 4
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pelalawan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 meliputi disusun berazaskan :
a. Pemanfaatan Ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan
berhasil guna, selaras, seimbang dan berkelanjutan;
b. Keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum.
Pasal 5
a. Terwujudnya pemanfaatan ruang wilayah yang serasi dan seimbang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan daya dukung dalam pengembangan wilayah – wilayah
kecamatan, tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan;
b. Terwujudnya strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah
sebagaimana dimaksud dalam huruf a ke dalam strategi dan struktur pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten disesuaikan dengan perkembangan pembangunan yang
terjadi baik pada tingkat nasional maupun provinsi;
c. Terwujudnya kembali pokok – pokok kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten yang ada, dalam rangka mewujudkan suatu tata ruang wilayah
kabupaten yang berkualitas dan berwawasan lingkungan;
d. Terwujudnya keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar
kawasan di dalam wilayah kabupaten (kawasan perkotaan/pusat kegiatan,
kawasan pemukiman/hunian, kawasan pedesaan, dan kawasan khusus);
e. Terwujudnya peningkatan fungsi dan peran kabupaten dalam perimbangan
wilayah yang lebih luas. Dalam hal ini pengembangan kawasan Budidaya dan
Non Budidaya serta aspek satu kesatuan wilayah;
f. Terwujudnya Pedoman Perencanaan Pembangunan Pemerintah Daerah
Kabupaten dalam pengembangan potensi – potensi Daerah, Pengembangan
kegiatan Sosial Ekonomi.
Bagian Kedua
Strategi Pelaksanaan
Pasal 6
1. Untuk mewujudkan tujuan pemanfaatan Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud
pada Pasal 5 ditetapkan srategi pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Wilayah;
2. Strategi Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi :
a. Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya;
b. Pengelolaan Kawasan Perdesaan, Kawasan Perkotaan dan Kawasan
tertentu yang berlokasi di Daerah;
c. Sistim kegiatan Pembangunan dan sistim permukiman pedesaan dan
perkotaan;
d. Sistim prasarana transportasi, Telekomunikasi, Energi, Pengairan dan
prasarana Pengelolaan Lingkungan;
e. Penatagunaan Tanah, penatagunaan Air, Penatagunaan Udara dan
Penatagunaan Sumberdaya Alam Lainnya.
Pasal 7
d. Kawasan Industri.
Strategi yang diterapkan bagi Pengembangan Kawasan Industri yang ditetapkan
di luar Wilayah Ibukota Kabupaten Pelalawan :
1. Penataan Ruang untuk Kawasan Industri terdiri dalam bentuk Rencana
yang lebih rinci;
2. Penyediaan Prasarana utama dan penunjang serta pendukung;
3. Pembatasan Pengembangan Industri, terutama Industri yang berpotensi
mencemari lingkungan di sekitarnya dan mewajibkan Industri yang
bersangkutan melakukan pengolahan Limbah Industri sampai batas aman
lingkungannya sebelum membuang Limbah tersebut.
e. Kawasan Pertambangan.
Strategi yang diterapkan dalam Penggunaan lahan bagi pengembangan untuk
kawasan Pertambangan adalah :
1. Pemantauan dan Pengendalian intensitas kegiatan Pengusahaan
Pertambangan;
2. Untuk kawasan pertambangan yang berada di kawasan lindung dilakukan
pemantauan dan pengendalian agar tidak mengganggu fungsi utama
kawasan (lindung), dan kewajiban untuk pengembalian fungsi lindung
pada bekas kawasan Pertambangan.
f. Kawasan Pengembangan Bandar Udara.
Strategi Pengembangan Kawasan Bandar Udara dilakukan dengan penetapan
peraturan dalam kaitannya dengan :
1. Penetapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP);
2. Penetapan kawasan perletakan peralatan telekomunikasi dan navigasi;
3. Penetapan ambang batas pencemaran udara, air dan kebisingan akibat
operasi bandar udara.
g. Kawasan Pelabuhan Khusus .
Strategi Pengembangan Kawasan Pelabuhan Khusus adalah sebagai berikut :
1. Perlu adanya studi kelayakan;
2. Pembangunan prasarana dan sarana penunjang;
3. Guna memperlancar transportasi antar pulau, selain pelabuhan khusus
perlu membangun Pelabuhan Penyeberangan bekerjasama dengan BUMN.
h. Kawasan Budi daya Pertanian.
1. Kawasan Tanaman Pangan Lahan Basah.
Strategi dalam pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan
basah adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan lahan basah
(persawahan) yang sudah ada dengan pola Intensifikasi,
ekstensifikasi dan Diversifikasi;
b. Pengembangan prasarana pengairan;
c. Memperluas jaringan pemasaran pertanian melalui KUD dalam
pengadaan bibit unggul, pupuk dan obat – obatan.
2. Kawasan Tanaman Pangan Lahan Kering.
Strategi yang perlu di terapkan dalam pengembangan kawasan pertanian
tanaman pangan lahan Kering adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan produksi pertanian palawija, sayuran dan buah –
buahan yang sudah ada;
b. Memperluas jaringan pemasaran pertanian melalui KUD.
i. Kawasan Tanaman Tahunan.
Strategi Pengembangan Tanaman Tahunan/ Perkebunan adalah sebagai berikut :
1. Rehabilitas perkebunan kelapa sawit, karet, kelapa dan aneka tanaman
yang terlantar;
2. Peningkatan kuantitas dan kualitas produksi perkebunan kelapa sawit,
karet, kelapa dan aneka tanaman yang terlantar;
3. Pengembangan lahan perkebunan baru yang telah memiliki izin lokasi
dengan melakukan tindakan konversi tanah dan air;
4. Penyelesaian masalah tumpang tindih penggunaan/ penguasaan lahan.
j. Kawasan Hutan Produksi/ HTI.
Strategi yang perlu di lakukan dalam pengembangan kawasan Hutan Tanaman
Produksi/ HTI adalah sebagai berikut :
1. Pengusahaan hutan produksi;
2. Pengembangan zona penyangga pada kawasan hutan produksi;
3. Pemantauan dan pengendalian kegiatan penguasaan hutan produksi
4. Pengembangan pola hutan tanaman industri;
5. Reboisasi dan rehabilitasi lahan;
6. Penyelasaian masalah tumpang tindih lahan.
k. Kawasan Peternakan.
Strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan kawasan peternakan adalah
sebagai berikut :
1. Pengembangan kawasan peternakan diarahkan ke kawasan lahan pertanian
yang kurang produktif.
2. Peningkatan produksi dan populasi ternak baik ternak besar (ruminansia)
maupun ternak kecil (non ruminansia) serta unggas.
l. Kawasan Perikanan.
Strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan kawasan perikanan adalah
sebagai berikut :
1. Pemeliharaan sumber air untuk menjaga kelangsungan usaha
pengembangan perikanan.
2. Pengembangan perikanan budidaya, baik perikanan tangkapan, perikanan
sungai maupun perikanan laut.
3. Menjaga kelestarian sumber hayati perikanan perlu diatur mengenai jenis
dan alat tangkapnya.
4. Peningkatan produksi ikan pada lahan perikanan yang sudah ada.
5. Pengaturan Pembuangan Limbah (rumah tangga dan industri) agar tidak
mencemari usaha Perikanan.
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Strategi pengembangan sistim prasarana wilayah yang perlu di lakukan adalah sebagai
berikut :
a. Peningkatan sistim pelayanan prasarana wilayah yang sudah ada, meliputi; air
bersih, air buangan, drainase, listrik dan telepon;
b. Pembangunan sistim pelayanan air bersih, air buangan, drainase, listrik dan
telepon bagi wilayah atau kecamatan yang belum terlayani oleh prasarana tersebut
secara bertahap;
c. Pembangunan lokasi TPA dengan melakukan study Sistem Manajemen
Persampahan dan pemilihan lokasi TPA terlebih dahulu.
BAB IV
RENCANA STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN
RUANG WILAYAH
Bagian Pertama Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Wilayah
Paragraf 1
Umum
Pasal 15
1. Rencana struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana di maksud dalam Pasal
3 huruf b diwujudkan berdasarkan sistem kegiatan pembangunan dan sistem
permukiman perdesaan serta sistem permukiman perkotaan sebagaimana di
maksud pada Pasal 6 huruf c serta prasarana transportasi, telekomunikasi, energi,
pengairan, dan prasarana pengelolaan lingkungan sistem sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 huruf d.
2. Rencana struktural pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana di maksud dalam
Pasal 3 huruf b meliputi permukiman perdesaan, permukiman perkotaan dan
prasarana sebagaimana di maksud pada ayat (1) Pasal ini.
Paragraf 2
Sistem Permukiman Perdesaan
Pasal 16
Pasal 17
Sistem permukiman Perkotaan di Kabupaten Pelalawan terdiri dari Kota yang berfungsi
sebagai :
Paragraf 4
Sistem Prasarana dan Utilitas
Pasal 18
a. Air Bersih
Dalam merencanakan sistem penyediaan air bersih di kecamatan-kecamatan perlu
pertimbangan hal-hal sebagai berikut :
1. Tersedianya air baku yang cukup untuk melayani semua penduduk untuk
setiap kecamatan;
2. Faktor jarak pelayanan erat kaitannya dalam penyediaan air bersih dengan
menggunakan sistem jaringan perpipaan;
3. Kondisi geografis wilayah kabupaten.
b. Air Buangan.
Air buangan di Kabupaten Pelalawan akan di kelola dengan sistem sanitasi
setempat menggunakan tangki septik dengan bidang resapan untuk daerah tidak
rawan banjir dan tangki septik dengan evapotranspirasi daerah rawan banjir.
c. Drainase.
Sistem drainase yang akan di buat untuk membuang air permukaan yang
berlebihan sehingga tidak terjadi genangan air serta menjaga sumber-sumber daya
air agar seimbang baik permukaan maupun air tanah dengan pendekatan
hidroekosistem.
d. Kelistrikan.
Konsep pelayanan listrik perlu mempertimbangkan adanya kawasan permukiman
yang terpencar dan membentuk cluster-cluster serta adanya kendala kondisi
geografis berupa sungai, sehingga pelayanan listrik di Kabupaten Pelalawan
belum mungkin di gunakan sistem jaringan dari satu sumber pembangkit listrik,
dengan pembangunan PLTD.
e. Telepon.
Menggunakan 4 Sistem Pelayanan Yaitu :
1. Sistem pelayanan telepon menggunakan jaringan kabel;
2. Sistem pelayanan telepon dengan menggunakan sistem radio;
3. Sistem pelayanan telepon menggunakan jaringan kabel atau radio;
4. Sistem pelayanan antar STO menggunakan sistem pelayanan microwave radio
link.
f. Persampahan.
Perlunya di rencanakan suatu sitem pengelolaan yang terpadu yang dapat
mencakup seluruh aspek yang terdapat di dalamnya, meliputi ; Pengumpulan
sampah di sumber dan pengumpulan sampah di TPS, pengolahan pengangkutan
dan pemindahan serta pembuangan akhir.
Bagian Kedua
Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah
Pasal 19
Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah sebagaimana di maksud dalam Pasal 3 huruf
b mengambarkan sebaran Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya.
Pasal 20
Pasal 21
BAB V
RENCANA UMUM TATA
RUANG WILAYAH
Bagian Pertama
Umum
Pasal 22
Bagian Kedua
Penetapan Lokasi
Pasal 23
a. Kawasan lindung.
1. Kawasan lindung terletak di :
a. Kecamatan Kerumutan;
b. Kecamatan Teluk Meranti.
2. Kawasan lindung gambut terletak di :
a. Kecamatan Pelalawan;
b. Kecamatan Kerumutan;
c. Kecamatan Teluk Meranti;
d. Kecamatan Kuala Kampar.
3. Kawasan suaka alam.
a. Suaka marga satwa di Kecamatan Kerumutan dan Teluk Meranti;
b. Cagar budaya di Kecamatan Pelalawan yaitu Istana Kerajaan
Pelalawan dan Makam Sultan Mahmud Syah dan beberapa lokasi
yang didiami oleh Suku Petalangan (di wilayah Kecamatan
Pangkalan Kuras, Kecamatan Ukui, Kecamatan Pangkalan Lesung,
Kecamatan Langgam dan Kecamatan Pangkalan Kerinci).
4. Kawasan lahan kritis dan potensi kritis terletak diseluruh kecamatan dalam
Kabupaten Pelalawan.
5. Kawasan rawan bencana banjir dan erosi terletak di :
a. Kecamatan Langgam;
b. Kecamatan Pelalawan;
c. Kecamatan Teluk Meranti;
d. Kecamatan Kuala Kampar;
e. Kecamatan Pangkalan Kerinci.
b. Kawasan budidaya.
Kawasan budidaya terletak di :
1. Kawasan hutan produksi terbatas terletak di :
Kecamatan Kerumutan.
2. Kawasan lindung terletak di :
a. Kecamatan Langgam;
b. Kecamatan Bunut;
c. Kecamatan Kerumutan.
c. Kawasan Pertanian
1. Kawasan perkebunan terletak di Kecamatan Pangkalan Kerinci,
Kecamatan Pelalawan, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan
Langgam, Kecamatan Bunut, Kecamatan Kerumutan, Kecamatan Teluk
Meranti, Kecamatan Kuala Kampar.
2. Kawasan HTI / HTR terletak di Kecamatan Pangkalan Kerinci,
Kecamatan Pelalawan, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan
Langgam, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kecamatan Ukui, Kecamatan
Bunut, Kecamatan Kerumutan, Kecamatan Teluk Meranti.
3. Kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering terletak di Kecamatan
Pangkalan Kuras, Kecamatan Langgam, Kecamatan Pangkalan Lesung,
Kecamatan Ukui Kecamatan Bunut, dan Kecamatan Kerumutan,.
4. Kawasan persawahan terletak di Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan
Kuala Kampar, Kecamatan Bunut, Kecamatan Langgam, dan Kecamatan
Pelalawan.
5. Kawasan Peternakan terletak di Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan
Langgam, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan Kuala Kampar dan
Kecamatan Pangkalan Kerinci.
6. Kawasan Perikanan terutama budi daya perikanan darat (kolam), dan
keramba terdapat di Kecamatan Langgam, Kecamatan Bunut, Kecamatan
Kerumutan, Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan
Pangkalan Kerinci, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan Pangkalan
Lesung dan Kecamatan Ukui; dan perikanan laut (tangkapan, tambak,
kerambah) terletak di Kecamatan Kuala Kampar.
d. Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman terletak di seluruh kecamatan di Kabupaten Pelalawan.
e. Kawasan Pusat Pemerintahan
1. Kawasan pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Pangkalan Kerinci
sebagai Ibu Kota Kabupaten Pelalawan.
2. Kawasan pusat pemerintahan kecamatan terletak pada masing-masing
Ibukota Kecamatan.
f. Kawasan Pariwisata
1. Kawasan wisata alam terletak di Kecamatan Kuala Kampar, Kecamatan
Langgam, Kecamatan Kerumutan, Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan
Pangkalan Kerinci dan Kecamatan Pangkalan Kuras.
2. Kawasan wisata budaya dan iptek terletak di Kecamatan Pelalawan dan
Kecamatan Pangkalan kuras.
g. Kawasan Industri.
1. Industri pulp di Kecamatan Pangkalan Kerinci.
2. Industri pengolahan kelapa sawit di Kecamatan Pangkalan Kerinci,
Pangkalan Kuras, Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan Pangkalan
Lesung dan Kecamatan Ukui.
h. Kawasan Pertambangan
Kawasan pertambangan terletak di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kecamatan
Langgam, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan Kerumutan, Kecamatan
Teluk Meranti dan Kecamatan Pangkalan Kerinci.
i. Kawasan Pelabuhan
Kawasan pelabuhan khusus terletak di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kecamatan
Langgam, Kecamatan Kuala Kampar dan Kecamatan Pelalawan.
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Pasal 24
Pasal 25
Arahan pengembangan kawasan prioritas di tujukan pada daerah yang mempunyai
potensi untuk dikembangkan serta mempunyai aspek strategis.
Pasal 26
Tahapan Pengembangan dalam pemanfaatan ruang daerah secara garis besar menyangkut
eksploitasi dan alokasi sumber daya alam.
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
a. Penataan ruang kota dengan penyusunan rencana tata ruang kota khususnya untuk
kota-kota kecamatan.
b. Fungsi kota harus di tata kembali dalam rangka menentukan prioritas sesuai
dengan potensi wilayah.
c. Penyediaan sarana dan prasarana penunjang permukiman kota.
Pasal 31
BAB VI
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Pasal 32
BAB VII
HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 33
a. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
b. Mengetahui secara terbuka rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pelalawan,
rencana tata ruang kawasan, rencana rinci tata ruang kawasan;
c. Menikmati manfaat ruang wilayah dan atau pertambahan nilai ruang sebagai
akibat dari penataan ruang;
d. Memperoleh pengantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.
Pasal 34
1. Untuk mengetahui rencana tata ruang sebagaimana di maksud dalam Pasal 16,
selain masyarakat mengetahui rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pelalawan
dari Lembaran daerah, masyarakat mengetahui rencana tata ruang yang telah di
tetapkan melalui pengumuman atau penyebar luasan oleh Pemerintah Kabupaten
Pelalawan pada tempat-tempat yang memungkinkan masyarakat mengetahui
dengan mudah.
2. Pengumuman atau penyebar luasan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) Pasal
34 di ketahui masyarakat dari penempelan/ pemasangan peta rencana tata ruang
yang bersangkutan pada tempat-tempat umum dan kantor-kantor yang secara
fungsional menangani rencana tata ruang tersebut.
Pasal 35
1. Dalam menikmati manfaat ruang dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat
panataan ruang sebagaimana di maksud dalam Pasal 32, pelaksanaannya di
lakukan sesuai dalam Ketentuan Peraturan Perundang- undangan atau kaidah
yang berlaku.
2. Untuk menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumberdaya alam yang
terkandung di dalamnya, menikmati manfaat ruang sebagaimana di maksud pada
ayat (1), yang dapat berupa manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan di
laksanakan atas dasar pemilikan, penguasaan atau pemberian hak tertentu
berdasarkan ketentuan paraturan perundang-undangan ataupun atas hukum adat
dan kebiasaan yang berlaku atas ruang pada masyarakat setempat.
Pasal 36
1. Hak memperoleh penggantian yang layak atas kerugian terhadap perubahan status
semula yang di miliki oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaa rencana tata
ruang wilayah Kabupaten Pelalawan di selenggarakan dengan cara musyawarah
antara pihak yang berkepentingan.
2. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan mengenai pengantian yang layak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka penyelesaiannya di lakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 37
Pasal 38
1. Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana di maksud
dalam Pasal 37 dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah,
baku mutu dan aturan-aturan penataan ruang yang di tetapkan dengan peraturan
perundang-undangan.
2. Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dipraktekkan masyarakat secara turun
temurun dapat diterapkan sepanjang meperhatikan faktor-faktor daya dukung
lingkungan, estetika lingkungan, lokasi dan struktur pemanfaatan ruang dapat
menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras dan seimbang.
Pasal 39
a. Pemanfaatan ruang daratan ruang lautan dan ruang udara berdasarkan peratuaran
perundang-undangan, agama, adat atau kebiasaan yang berlaku;
b. Bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan wujud struktural dan
pola pemanfaatan ruang di kawasan pedesaan dan perkotaan;
c. Penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan rencana tata ruang wilayah
Kabupaten Pelalawan;
d. Konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya untuk
tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas;
e. Perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah Kabupaten Pelalawan;
f. Pemberian masukan untuk penetapan lokasi pemanfaatan dan atau kegiatan
menjaga memelihara dan meningkatkan fungsi hidup.
Pasal 40
Pasal 41
Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan di
daerah disampaikan secara lisan atau tertulis dari tingkat desa/kelurahan ke kecamatan
kepada Kepala Daerah atau pejabat yang berwenang.
BAB VIII
P E N Y I D I KAN
Pasal 43
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 44
BAB X
KETENTUAN LAIN – LAIN
Pasal 45
Pasal 46
Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana di maksud dalam Pasal 2 berfungsi sebagai
matra ruang dari pola dasar pembangunan Kabupaten Pelalawan untuk penyusunan
rencana pembangunan lima tahun daerah pada periode berikutnya.
Pasal 47
Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana di maksud dalam Pasal 2 di gunakan sebagai
pedoman bagi :
Pasal 48
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pelalawan menjadi dasar untuk penertiban
perizinan lokasi pembangunan.
Pasal 49
Ketentuan mengenai penataan ruang lautan dan ruang udara akan di atur lebih lanjut
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 50
Peninjauan kembali dan atau penyempurnaan rencana tata ruang wilayah sebagai
dimaksud dalam Pasal 2 dapat dilakukan minimal 5 ( lima ) tahun sekali.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 51
Pada saat mulai diberlakukannya Peraturan Daerah ini, maka semua rencana tata ruang
kawasan, rencana rinci tata ruang kawasan di daerah, dan sektoral yang berkaitan dengan
penataan ruang di daerah tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Pelalawan sesuai dengan Peraturan Daerah ini.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 52
Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pelalawan adalah 5 (lima) tahun
sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
Pasa 53
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.
Pasal 54
d.t.o.
T. AZMUN JAAFAR