Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH OBSERVASI IBU NIFAS

DAN PERUBAHAN PSIKOLOGI IBU NIFAS


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
Dosen pengampu:
Oktarina Sri Iriani, S.ST.,M.keb

Disusun oleh:
1. Ayu Agustiani
2. Destiana Puspita
3. Eva Nurlela
4. Nurlelah Aprilia S. Iskandar

Program Studi D III Kebidanan


STIKes Dharma Husada Bandung
2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 1


Masa niifas (purperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang
meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan
penyakit yang mungkin terjadi, sehingga penyediaan pelayanan pemberian
ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu.
Secara psikologi, pasca persalinan ibu akan merasakan gejala-gejala psikiatrik.
Meskipun demikian, ada pula ibu yang tidak mengalami hal ini. Agar
perubahan psikologi yang dialami tidak berlebihan, ibu perlu mengetahui
tentang tentang hal yang lebih lanjut. Wanita mengalami banyak perubahan
emosi selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu.
Penting sekali sebagian bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian tentang
psikologi yang normal sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu
memerlukan asuhan khusus dalam masa nifas ini, untuk suatu variasi atau
penyimpangan dari penyesuaian yang normal yang umum terjadi.
Beberapa penulis berpendapat dalam minggu pertama setelah melahirkan,
banyak wanita yang menunjukan gejala-gejal psikiatrik, terutama gejala
depresi diri ringan sampai berat serta gejala-gejala neonatus traumatic, antara
lain rasa takut yang berlebihan dalam masa hamil struktur perorangan yang
tidak normal sebelumnya, riwayat psikiatrik abnormal, riwayat perkawinan
abnormal, riwayat obstetrik (kandungan) abnormal, riwayat kehamilan mati
atau kelahiran cacat dan riwayat penyakit lainnya.
Biasanya penderita akan sembuh sendiri tanpa ada atau dengan pengobatan.
Meskipun demikian, kadang diperlukan terapi oleh ahli penyakit jiwa. Sering
pula kelaina-kelainan psikiatrik ini berulang setelah persalinan berikutnya. Hal
yang perlu diperhatikan yaitu adaptasi psikososial pada masa pasca persalinan.
Bagi keluarga muda, pasca persalinan adalah “awal keluarga baru” sehingga
keluarga perlu berasaptasi dengan peran barunya. Tanggung jawab keluaarga
bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian
anggota keluaarga lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 2


1.2 Tujuan
Tujuan Umum
- Untuk mengetahui perubahan psikologi yang terjadi selama masa nifas.
Tujuan Khusus
- Untuk memahami teori adaptasi psikologi masa nifas

Manfaat

- Memudahkan mahasiswi kebidanan dalam memahami masalah psikologi


ibu nifas secara nyata
- Membantu mahasiswa mengetahui masalah yang terjadi pada masa nifas
- Membantu ibu nifas dalam meningkatkan pengetahuan merawat bayi dan
kebersihan diri selama masa nifas

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 3


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Fase Nifas

Periode masa nifas merupakan waktu di mana ibu mngalami stress


pascapersalinan, terutama pada ibu primipara. Hal yang dapat membantu
ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalahsebagai berikut:
1. Fungsi yang membantu untuk sukses dan lancarnya masa transisi
menjadi orang tua
2. Arespons dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.
3. Riwayat pengalaman hamil danmelahirkan sebelumnya.
4. Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.
Periode ini diekspresikan ole Reva Rubin yang terjadi pada tiga
tahap berikut ini :
a) Fase take in
Fase take in adalah periode ketergantungan yang berlangsung
pada hari pertama sampai hari kedua melahirkan.pada saat itu,
fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendri . pengalaman
selama proses persalinan berulangkali di ceritakanya hal ini
membuat ibu cendrung membuat pasif terhadap
lingkunganya.kemampuan mendengarkan ( listening skills ) dan
meyediakan waktu yang cukup merupakan dukungan yang tak
ternilai bagi ibu. Kehadiran suami dan kelurga sangat diperlukan
pada fase ini. Petugas kesehatan dapat menganjurkan kepada suami
dan kelurga untuk memberikan dukungan moril dan menyediakan
waktu untuk mendengarkan apa yang semua disampaikan pada ibu
agar dia dapat melewati fase ini dengan baik. Gangguan psikologis
yang diraskan ibu pada fase ini sebagai berikut :

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 4


a. Kekecewaan karena tidak dapat yang diinginkan tentang
bayi nya. Misalkan : jenis kelamin tertentu, warna kulit dan
sebagainya.
b. Ketidaknyaman akibat perubahan fisik yang dialami ibu
misalnya rasa mules akibat dari kontraksi rahim payudara
bengkak, akibat luka jahitan, dan sebagainya.
c. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya
d. Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara
merawat bayinya dan cendrung melihat bayinya tanpa
membantunya. Ibu akan merasa tidak nyaman, karena hal
tersebut merupakan bukan hanya tanggung jawab ibu saja
tetapi tanggung jawab bersama.
b) Fase taking hold
Fase talking hold adalah fase atau periode yang
berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu
merasa khawatir akan ketidak mampuanya dan rasa tanggung
jawabnya merawat bayi. Ibu memiliki perasaan yang sangat
sensitivif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah
sehingga kita perlu berhati-hati dalam berkomunikasi dengan ibu.
Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini
merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai
penyulihan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul
percaya diri. Tugas sebagai tenaga kesehatan adalah misalnya
dengan mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusui yang
benar, cara merawat luka jahitan, mengajarkan senam nifas,
memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan seperti gizi,
istrihat, kebersihan diri, dll.
c) Fase lating go
Fase lating go adalah fase menerima tanggung jawab akan
peran bayinya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu
sdah dapat menyusuaikan diri, merawat diri dan bayinya , serta

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 5


kepercayaan dirinya sudah meningkat. Pendidikan kesehatan yang
kita berikan pada fase sebelumya akan sangat berguna bagi ibu. ibu
lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya.

2.2 Masalah Psikologi Ibu Nifas

Masalah yang biasanya terjadi pada ibu nifas :

1. Post Partum Blues

Post partum blues atau sering juga disebut maternity blues atau
sindrom ibu baru , dimengerti sebagai suatu sindrom ganguan efek ringan
pada minggu pertama setelah persalinan. Puncak dari post partum ini3-5
hari setelah melahirkan dan berlangsung dari beberapa hari sampai 2
minggu. Oleh karena begitu umum maka diharapkan tidak di anggap
sebagai penyakit.

Post Partum Blues di tandai gejala-gejala berikut ini :


a) Reaksi depresi / sedih/ disporia
b) Sering menangis
c) Mudah tersinggung
d) Cemas
e) Lebih litas perasaan
f) Cenderung menyalahkan diri sendri
g) Gangguan tidur dan gangguan nafsy makan
h) Kelelahan
i) mudah sedih
j) cepat marah
k) mood mudah berubah , cepat mudah sedih, dan cepat pula menjadi
gembira
l) perasaan terjebak dan juga marah terhadap pasanganya serta
bayinya.
m) Perasaan bersalah
n) Pelupa

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 6


Faktor-faktor penyebab timbulnya post partum blues adalah :
a. Faktor hormonal berupa perubahan kadar esterogen, progesteron,
prolaktin, serta esteriol yang terlalu rendah. Kadar esterogen turun
secara tajam setelah melahirkan dan ternyata esterogen memiliki
efek supresi aktifitas enzim non-adrenalin maupun serotin yang
berperan dalam suasana hati dan kejadian depresi.
b. Ketidak nyamanan fisik yang dialami sehingga menimbulkan
perasaan emosi pada wanita pasca melahirkan, misalnya : rasa
sakit akibat luka jahit atau bengkak pada payudara.
c. Ketidak mampuan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi.
d. Faktor umur dan jumlah anak.
e. Pengalaman dalam proses persalinan dan kehamilanya
f. Faktor belakang psikososial wanita tersebut, misalnya : tingkat
pendidikan, kehamilan yang tudak diinginkan, status persalinan,
atau riwat jiwa pada wanita tersebut.
g. Dukungan yang di berikan pada lingkunagnmisalnya dari suami,
orang tua, dan keluarga .
h. Stress yang dialami wanita itu sendri misalnya: karena belum bisa
menyusui bayinya, rasa bosan terhadap rutinitas barunya.

Beberapa cara untuk mengatasi post partum blues :


a. Persiapan diri yang baik selama kehamilan waktu menghadapi
masalah kehamilan.
b. Kominikasikan segala permasalahan atau hal yang ingin
disampaikan.
c. Selalu membicara rasa cemas yang dialami.
d. Bersikap tulus beserta iklas terhadap apa yang di alami dan
berusaha melakukan peran baru nya sebagai ibu yang baik.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 7


e. Cukup istirahat.
f. Berolahraga ringan.
g. Berikan dukungan dari semua keluarga, suami atau keluarga.
h. Konsultasikan pada tenaga kesehatan atau orang yang profesional
agar dapat memfasilitasi faktor resiko lainya selama masa nifas
dan membantu dalam melakukan upaya pengawasan.
2. Depresi Postpartum
Depresi merupakan gangguan afeksi yang paling sering dijumpai pada
masa postpartum (gorrie, 1998). Walaupun insidensinya sulit untuk di
ketahui secara pasti, namun diyakini 10-15% ibu yang melhairkan
mengalami gangguan ini (Green dan Adam, 1993).
Depresi dapat saja terjadi dalam kurun waktu enam bulan.
Tanda dan gejala yang mungkin diperhatikan pada pnderita depresi
postpartum adalah sebagai berikut :
1. Perasaan sedi dan kecewa.
2. Sering menangis.
3. Merasa gelisah dan cemas
4. Kehilangan ketertarikan terhadp hal-hal yang menyenangkan.
5. Nafsu makan menurun
6. Kehilangan enenrgi dan motivasi untuk melakukan sesuatu.
7. Tidak bias tidur (insomnia)
8. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)
9. Penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan
10. Memepratikan penurunan keinginan untuk mengurus bayinya.

Faktor predisposisi terjadinya depresi postpartum adalah sebagai berikut


(Gorrie,1998) :
1. Perubahan hormonal yang cepat. Hormone yang terkait dengan
terjadinya depresi postpartum adalah prolactin, steroid,
progesterone, dan estrogen.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 8


2. Masalah medis dalam kehamilan seperti PIH ( Pregnancy-induced
hpertention)
3. Riwayat depresi, penyakit mental, dan alkoholik,baik pada diri ibu
maupun dalam keluarga
4. Karakter pribadi seperti harga diri rendah ataupun
ketidakdewasaan.
5. Marital dysfunction ataupun ketidakmampuan membina hubungan
dengan orang lain yang mengakibatkan kurangnya support system.
6. Marah dengan kehamilannya (unwanted pregnancy)
7. Merasa terisolasi

Penatalaksanaan depresi berat :


1. Dukungan keluarga dan sekitar
2. Tidur dan makan yang cukup
3. Terapi psikologis
4. Kolaborasi dengan dokter
5. Hindari rooming in dengan bayinya

3. Psikosis post partum


Insiden psikosis post partum sekitar 1-2/1000 kelahiran dalam masa
kehamiulan 20-30 % gejala ini muncul beberapa hari sampai 4-6 minggu
post partum.
Faktor penyebab psikosis post partum :
a. Riwayat keluarga penderita psikiatri
b. Riwayat ibu menderita psikiatri
c. Masalah keluarga dan perkawinan

Gejala Psikosis Post partum :

a. gaya bicara keras


b. menarik diri dari pergaulan
c. cepat marah

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 9


d. gangguan tidur

Penatalaksanaann psikosis post partum :

a. Pemberian anti depresan


b. Berhenti menyusui
c. Perawtana rumah sakit

2.3 Peran Bidan Dalam Asuhan Ibu Nifas

1. Menjalin hubungan baik dengan keluarga dalam mengembangkan upaya


menjalin kasih sayang dengan bayinya.
2. Waspada terhadapreaksi negatif yang menonjol dari orang tua, yaitu :
 Perilaku negatif orang tua
 Sikap verbal dan nonverbal
 Interaksi yang tidak mendukung (tidak menyentuh bayinya)
 Ucapan kekecewaan/merendahkan
3. Upaya memperkokoh hubungan bayi dengan orang tuanya (seperti
menggendong, mengajak bayinya bercerita dan sebagainya)
4. Mendorong orang tua untuk melihat dan memeriksa bayi mereka dengan
komentar positif tentang bayinya.
5. Berikan anjuran-anjuran/advice pada ibu dan keluarga :
 Anjurkan pada ibu untuk melepaskan saja emosi, tidak perlu di
tahan-tahan. Ingin menangis, marah, lebih bik di ekspresikan saja.
 Berikan motivasi pad ibu
 Usahan agar ibu mendaptkan istirhat yng cukup
 Minta bantuan orang lain, misalnya kerabat atau teman untuk
membantu mengurus bayi.
 Hindari makanan manis serta minuman yang mengndung kafein,
karena kedua makanan tersebut dapat memperburuk depresi.
 Konsumsi makanan yang bernutrisi

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 10


2.4 Respon ibu Nifas Terhadap Bayinya

a) Bonding attachment
Pengertian bonding attachment menurut beberapa ahli, antara lain :
 Klausa dan Kennel (1983) : intraksi orang tua dan bayi secara
nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit
dan jam pertama segera setelah lahir.
 Benner dan Brown (1999) : bounding adalah
terjadinyahubungan orang tua dan bayi sejak awal kehidupan,
sedangkan attachment adalah pencurahan kasih sayang diantara
individu.
Jadi bounding attachment adalah suatu ikatan yang terjadi diantara orang
tua dan bayi baru lahir, yang meliputi pemberian kasih sayang dan
pencurahan perhatian yang saling tarik menarik. Selain itu, pengertian
bounding attachment adalah suatu proses sebagai hasil dari suatu intraksi
terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencointai
serta memberi keduanya pementuan emosional dan saling membutuhkan.
Proses ikatan batin antara ibu dan bayinya ini diawali dengan kasih sayang
terhadap bayi yang dikandung, dan dapat dimulai sejak kehamilan. Ikatan
batin antara bayi dan orang tuanya berkaitan erat dengan pertumbuhan
psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi.
b) Tahap-tahap bounding attachment
 Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata,
menyentuh, berbicara dan mengeksplorasi segera setelah
mengenal bayinya.
 Baunding (keterikatan)
 Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan
individu lain.
Adapun intraksi yang menyenangkan, misalnya :
 Sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan
ibu

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 11


 Sentuhan pada pipi
 Tatap mata bayi dan ibu.ketika mata bayi dan ibu saling tatap
pandang menimbulkan perasaan saling memiliki antar ibu dan bayi
 Tangis bayi
c) Keuntungan bounding attachment :
 Bayi merasa dicintai , diperhatikan, mempercayai,
menumbuhkan sikap sosial.
 Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
d) Hambatan bounding attachment :
 Kurangnya support sistem
 Ibu dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat
fisik).
 Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 12


BAB III
HASIL PENGKAJIAN

3.1 Hasil Pemeriksaan Dan Riwayat Kesehatan

PADUAN WAWANCARA PSIKOLOGIS IBU NIFAS

I. Idenditas Ibu

a. Nama : Iis Rohaeti

b. Usia : 21 thn

c. Agama : Islam

d. Pendidikan : SMK

e. Golongan darah : O

f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

g. Alamat : jl.Cihawur kuku

II. Riwayat Persalinan Terakhir

a. Usia Kehamilan : 37 minggu


b. Anak ke : Ke- 1
c. Cara Persalinan : Normal
d. Penolong : Bidan Lina (Kasih bunda)
e. Tempat bersalin : Bidan Praktik mandiri
f. Komplikasi :-

III. Respon Psikologis

a. Hari Nifas : 25 hari


b. Keluhan yang di rasakan (Dijabarkan) :
- Sakit Punggung

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 13


c. Dukungan Suami (Dijabarkan) :
Suami merasa senang dengan adanya kelahiran bayi, Suami mendukung
ASI Ekslusif dan membantu ibu nifas dalam mengurus bayinya.
d. Dukungan Keluarga Lain (dijabarkan) :
Keluarga mendukung dengan adanya kelahiran bayi dan perhatian kepada
ibu dan bayi
e. Kesulitan yang dialami selama nifas (Dijabarkan) :
- Sakit saat Menyusui
- Tidur atau waktu istirahat ibu terganggu
f. Budaya yang berlaku dikeluarga/masyarakat yang berkaitan dengan masa
nifas dan bayi baru lahir (Dijabarkan) :

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 14


KUESIONER PENELITIAN

RESPON PSIKOLOGIS IBU NIFAS TERHADAP PERUBAHAN


MASA NIFAS BERDASARKAN PARITAS DAN CARA PERSALINAN

Tanggal Pengambilan Data : 18 Oktober 2018

A. Karakterik Responden
Nomor Responden :-
Umur : 21 Tahun
Alamat : jl. Cihawur kuku
Kehamilan ke : ke - 1
Cara Persalinan : Normal
B. Pertanyaan tentang respon psikologis ibu nifas terhadap perubahan masa
nifas. Berilah tanda check (v) pada kolom jawaban yang tersedia dengan
memperhatikan kriteria di bawah ini :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STJ : Sangat Tidak Setuju
No. Pertanyaan SS S TS STJ
1 Saya Sering menceritakan proses
persalinan kepada orang lain. √
2 Menurut saya, saya perlu bicara tentang √
diri saya ke oranglain.
3 Saya masih merasa mulas-mulas diperut √
4 Saya merasa masih terdapat nyeri pada √
bagian luka jahitan
5 Saya sering merasa kelelahan dan kurang √
tidur
6 Saya sering merasa tersinggung jika ada √
seseorang yang mengatakan hal-hal yang

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 15


tidak dapat saya terima
7 Terkadang saya menangis bila ada sesuatu √
yang menganggu pikiran saya
8 Menurut saya, kehadiran suami dan √
keluarga sangat berpengaruh untuk saya
9 Saya sangat senang jika di dengarkan dan
diperhatikan oleh orang terdekat saya √
10 Saya merasa kecewa karena tidak
mendapatkan bayi dengan jenis kelamin √
yang saya inginkan
11 Saya merasa bersalah karena belum bisa √
menyusui bayi saya
12 Sata tidak suka/nyaman karena suami dan √
keluarga selalu mengkritik tentang cara
saya dalam merawat bayi
13 Merasa khawatir karena ketidakmampuan
saya dalam merawat bayi √
14 Menurut saya, saya belum mempunyai rasa
tanggung jawab yang penuh dalam √
merawat bayi
15 Saya merasa gampang emosi dan √
mempunyai perasaan yang lebih sesnsitif
akhir-akhir ini
16 Saya merasa tidak percaya diri dengan √
perubahan fisik yang saya alami saat ini

EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE (EPDS)

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 16


Nama : Iis Rohaeti
Usia : 21 Tahun
Tanggal Persalinan :
Alamat : jl. Cihawur Kuku
Ketika anda hamil atau setelah melahirkan bayi, kami ingin mengetahui
perasaan anda saat ini. Mohon diisi dengan ceklist (√) dengan jawaban yang
paling mendekati perasaan yang anda rasakan selama “7 hari kebelakang”
perasaan anda, bukan perasaan anda hari ini.
Sebagai contih
Saya merasa bahagia :
 Ya, setiap waktu
 Ya, Sebagian besar waktu saya
 Tidak begitu banyak sekarang
 Sama sekali tidak

Pertanyaan : Pada 7 hari yang telah saya lalui :

1. Saya telah mampu tertawa dan merasakan sesuatu yang lucu


 Selalu bisa√
 Tidak terlalu sering saat ini
 Jarang
 Sama sekali tidak
2. Saya sudah dapat melihat sesuatu hal dengan perasaan santai
 Selalu Bisa √
 Tidak terlalu sering saat ini
 Jarang
 Sama sekali tidak
3. Saya mennyalahkan diri saya sendiri ketika terdapat hal-hal yang tidak
semestinya
 Ya, sering sekali

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 17


 Ya, beberapa kali √
 Tidak terlalu sering
 Tidak, tidak pernah
4. Saya telah cemas atau khawatir tanpa alasan
 Tidak, tidak sama sekali
 Hampir tidak pernah√
 Ya, Kadang-kadang
 Ya, sangat sering
5. Saya merasa takut atau panic tanpa alasan yang tepat
 Ya, Sering
 Ya, kadang-kadang√
 Jarang
 Tidak, tidak sama sekali
6. Segala sesuatu masalah selalu ada di atas kendali saya
 Ya, sebagian besar waktu saya belum mampu mengatasi sama
sekali
 Ya, kadang-kadang mengatasi sepeeti biasa
 Tidak, sebagian besar waktu saya telah berupaya cukup baik untuk
mengatasi√
 Tidak, saya telah mampu mengatasi semuanya
7. Saya tidak merasa bahagia ketika saya mengalami kesulitan tidur
 Ya, Sebagian besar waktu
 Ya, kadang-kadang
 Tidak terlalu sering√
 Tidak, tidak sama sekali
8. Saya merasa sedih atau sengsara
 Ya, sebagian besar waktu
 Ya, cukup sering
 Tidak terlalu sering
 Tidak, tidak sama sekali √

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 18


9. Saya tidak bahagia ketika saya menangis
 Ya, sebagian besar waktu
 Ya, cukup sering
 Hanya kadang-kadang
 Tidak, tidak pernah√
10. Pikiran untuk melukai diri sendiri telah terjadi kepada saya
 Ya, cukup sering
 Terkadang
 Hampir tidak pernah
 Tidak pernah √

3.2 Penjabaran Hasil Pemeriksaan dan Riwayat Kesehatan

1. Hasil Wawancara Psikologis Ibu Nifas

Ibu nifas mendapat dukungan dan perhatian dari suami dan dukungan dari
keluarganya .

Dari data subyektif dan obyektif yang di dapat ibu mengalami

2. Hasil Kuesioner Penelitian

Berdasarkan hasil kuesioner penelitian, ibu nifas mengalami fase Taking on


Taking hold dan Letting go dengan berurutan terbukti dengan sikap ibu yang
mau merawat dan menerima bayinya dengan sepenuh hati.

Hal ini sesuai dengan Teori Reva Rubin dimana ibu dapat melalui adaptasi
psikologi dengan baik.

3. Hasil Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS)

Dari hasil pengisian EPDS yang dilakukan oleh ibu nifas, skor yang didapat
ibu adalah 8.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 19


ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 20
BAB IV

PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pemeriksaan Ibu Nifas Di Kaitkan Dengan Teori Perubahan


Psikologi Ibu Nifas
Teori Reva Rubin menyebutkan bahwa ada beberapa fase yang akan dilalui
saat masa nifas berlangsung yaitu :
1. Fase Taking on
2. Fase Taking Hold
3. Fase Letting go

Dari data subyektif dan obyektif dalam penelitian ini menunjukan bahwa ibu
Nifas berada dalam fase Letting Go dimana ibu sudah menerima dan mau
merawat bayinya walaupun kondisi kesehatan ibu kurang baik karena
aktifitas yang cukup menguras tenaga.

3.2 Respon Psikologi Ibu Nifas Terhadap Bayinya Berdasarkan Teori

Pada penilitian ini Ibu dapat menerima bayinya dan dapat merawat bayinya,
dapat di buktikan dengan bayinya yang sehat dan hanya di berikan ASI.

3.3 Masalah Yang Dialami Ibu Nifas Di Lingkungan Tempat Tinggal Di


Kaitkan Dengan Teori Adaptasi Psikologi Ibu Nifas
Si ibu merasa sulit menyesuaikan dengan peran baru sebagai ibu. Apalagi
kini gaya hidupnya akan berubah drastis. Ibu merasa dijauhi oleh lingkungan
dan merasakan teras terikat terus pada si kecil.
Dibutuhkan pendekatan menyeluruh/holistic dalam penanganan ibu post
partum blus. Secara garis besar dapt dikatakan bahwa dibutuhkan
penanganan di tingkat prilaku, emosional, intelektual, social dan psikologis
secara bersam-sama dengan melibatkan lingkungannya, yaitu suami,
keluarga dan teman dekatnya.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 21


3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Psikologis Ibu Nifas Kearah
Lebih Baik
 Dukungan yang baik dari suami, keluarga dan lingkungan sekitar
 Ibu bisa menerima dan menjalani perannya sebagai ibu
 Ibu mempunyai rasa percaya diri untuk merawat bayinya

3.5 Respon Ibu Nifas Terhadap Mitos Yang Terjadi Di Lingkungan


Tempat Tinggal
Adanya mitos ibu nifas tidak boleh tidur siang. Respon ibu terhadap
mitos tersebut adalah percaya. Selama ini si ibu setelah melahirkan tidak
pernah tidur siang. Jika dsikaitkan denga teori hal tersebut adalah salah.
Setiap ibu yang baru saja melahirkan boleh tidur siang kapanpun selagi
bisa. Tidur siang bukanlah hal yang harus dihindari oleh para ibu setelah
melahirkan. Tidur justru merupakan kebutuhan utama setiap manusia
yang harus dipenuhi, termasuk oleh para ibu baru. Tidur membantu
mengembalikan stamina sehingga mempercepat proses pemulihan setelah
melahirkan. Saat anda tidur, sistem imun akan mengeluarkan senyawa
yang disebut sitokin untuk melawan peradangan dan infeksi dalam tubuh.
Jika anda tidak tidur cukup, tubuh kekurangan sitokin untuk mencegah
ibu jatuh sakit.
Kurang tidur akan membuat kondisoi tubuh ibu yang notabene belum
cukup fit setelah melahirkan malah makin menurun. Akibatnya ibu tidak
akan memiliki cukup energi untuk merawat bayinya yang baru lahir.
Maka dari itu, tidur siang setelah melahirkan bisa jadi cara yang sngat
baik untuk “membalas” kurangnya waktu tidur. Tidur siang juga dapat
menurunkan stress dan kecemasan yang sering melanda para ibu baru
setelah melahirkan.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 22


Beberapa tips yang bisa diterapkan ibu agar bisa tidur siang dengan
nyaman :
 Tidurlah saat bayi sudah terlelap
 Pahami pola tidur bayi
 Tidur lebih awal
 Minta bantuan suami untuk menjaga bayi

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 23


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Dalam menjalani masa nifas
(peurperium) ibu akan mengalami fase taking in, taking hold, dan letting go.
Dalam melalui fase-fase tersebut ibu nifas memerlukan asuhan dari seorang bidan
agar masa nifasnya berjalan dengan lancar. Peran bidan sangat mempengaruhi
masa nifas ibu dalam mencegah maupun mengatasi gangguan psikologi terutama
pada ibu yang baru pertama kali melahirkan.

3.2 Saran

Sebagai seorang bidan yang professional harus mampu memberikan konseling


kepada keluarga ibu nifas mengenai perkembangan kesehatan ibu nifas dan harus
memberikan support kepada ibu nifas dalam menjaga dan merawat bayinya yang
harus selalu di beri ASI eksklusif.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 24


DAFTAR PUSTAKA

DOKUMENTASI KEGIATAN

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 25


ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI 26

Anda mungkin juga menyukai