PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi sakit dan asupan oksigen sedikit (WHO, 2014). Tingginya angka
kematian anak sebesar 2/3 dari tahun 1990 sampai 2014 tidak tercapai
(WHO, 2015).
balita pada tahun 2013 masih tinggi mencapai 6,3 juta jiwa. Kematian
disebabkan oleh penyakit menular seperti pneumonia (15 %), diare (9%),
Indonesia (22.000).
2
Status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
bahwa ada hubungan status gizi dengan pneumonia dan diare terutama
pada anak usia antara 13-24 bulan sebesar 45,45%. Masalah gizi seperti
yang dimiliki balita. Status gizi dan infeksi saling berinteraksi, karena
mencapai 51 juta balita. Kematian balita akibat gizi sebesar 2,8 juta jiwa
(WHO, 2014).
3
peningkatan dari tahun 2011 sebesar 3,18% gizi kurang hingga tahun 2012
sebesar 4,88% gizi kurang dan 1,131 gizi buruk (Dinkes Jateng, 2013).
sebesar 269 (109,2%) penderita (Dinkes Klaten, 2015). Selain itu kejadian
balita gizi buruk yang tercatat di Dinas Kesehatan Klaten Tahun 2014,
sebanyak 479 balita dan gizi kurang 2.890 balita. Sedangkan kasus gizi
wawancara pada 10 ibu yang memiliki balita pneumonia, 80% balita pada
antara status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja
4
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut “Apakah ada hubungan antara status gizi dengan kejadian
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Pedan.
3. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
5
2. Bagi Instansi Kesehatan Puskesmas Pedan dan Dinas Kesehatan Klaten.