HAMIL
Tambar Kembaren, Douglas Siagian, Restuti H Saragih, Endang Sembiring,
Franciscus Ginting, Armon Rahimi, Yosia Ginting
Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Sampai saat ini malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
dinegara-negara seluruh dunia, baik didaerah tropis maupun sub tropis, terutama
dinegara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit malaria disebabkan oleh parasit
protozoa dari Genus plasmodium. Lima spesies yang ditemukan pada manusia adalah
Plasmodium Vivax, P. ovale, P. malariae, P. Falciparum dan P. knowlesi. Badan
kesehatan dunia (WHO) melaporkan tiga juta anak manusia meninggal setiap tahun
karena menderita malaria. Dan tiap tahun terdapat 110 juta penderita malaria, 280
juta orang sebagai carrier dan 2/5 penduduk hidup didaerah malaria.1,2,3,4
Di Indonesia penyakit malaria masih merupakan penyakit infeksi utama
dikawasan Indonesia bagian timur. Pada tahun 2010 di Indonesia terdapat 65%
kabupaten endemis malaria dimana hanya sekitar 45% penduduk di kabupaten
tersebut berisiko tertular malaria. Berdasarkan hasil survei komunitas selama 2007-
2010, prevalensi malaria di Indonesia menurun dari 1,39% (Riskesdas 2007) menjadi
0,6% (Riskesdas 2010). Sementara itu berdasarkan laporan yang diterima selama
tahun 2000-2009, angka kesakitan malaria cenderung menurun yaitu 3,62 per 1000
penduduk pada tahun 2000 menjadi 1,85 per 1000 penduduk pada tahun 2009 dan
1,96 tahun 2010. Walaupun terjadi penurunan Annual Parasite Incidence (API)
secara nasional, di daerah dengan kasus malaria tinggi angka API masih sangat tinggi
dibandingkan dengan angka nasional, sedangkan pada daerah dengan kasus malaria
rendah sering terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) sebagai akibat kasus dari daerah
lain. Pada tahun 2011 jumlah kematian malaria yang dilaporkan adalah 388 kasus.
Defenisi
Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh
plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam,
menggigil, anemia dan splenomegali. Malaria dapat berlangsung akut dan kronik.
Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi
sistemik yang dikenal sebagai malaria berat.8
Etiologi
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain menginfeksi manusia
juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile dan mamalia. Termasuk
genus plasmodium dari family plasmodidae. Secara keseluruhan ada lebih dari 100
plasmodium yang menginfeksi binatang (82 pada jenis burung dan reptile dan 22
pada binatang primata). Parasit malaria yang sering dijumpai ialah plasmodium vivax
yang menyebabkan malaria tertiana (benign malaria) dan plasmodium falciparum
yang menyebabkan malaria tropika (malignan malaria). Plasmodium malariae juga
pernah dijumpai tetapi sangat jarang. Plasmodium ovale pernah dilaporkan dijumpai
di Irian Jaya, Pulau Timor, Pulau Owi (utara Irian Jaya). Pada tahun 2010 di Pulau
Kalimantan dilaporkan adanya P. knowlesi yang dapat menginfeksi manusia dimana
3
PATOGENESIS
Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang
mengeluarkan bermacam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel
makrofag, monosit atau limfosit yang mengeluarkan bermacam sitokin, antara lain
DIAGNOSIS MALARIA
Mengingat bervariasaniya manifestasi klinis malaria maka anamnesa riwayat
perjalanan kedaerah endemis malaria pada setiap penderita dengan demam harus
dilakukan. Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis
pasti malaria apabila ditemukan parasit malaria dalam darah.2,3,5,8
Anamnesis, Keluhan utama pada malaria adalah demam, menggigil,
berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau
pegal-pegal. Pada anamnesis juga perlu ditanyakan:3
1. Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria
2. Riwayat tinggal di daerah endemis malaria
3. Riwayat sakit malaria/riwayat demam
4. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir
5. Riwayat mendapat transfusi darah
Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik ditegakkan dengan:3
1. Demam (≥37,5 oC aksila)
8
10
12
PENGOBATAN
Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan yang radikal malaria dengan
membunuh semua stadium parasit yang ada didalam tubuh manusia, termasuk
stadium gametosit. Adapun tujuan pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan
klinis dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan.2,5
Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong
karena bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu penderita harus makan terlebih dahulu
setiap akan minum obat anti malaria. Dosis pemberian obat sebaiknya berdasarkan
berat badan.2,3
Pengobatan malaria di Indonesia menggunakan obat kombinasi. Yang
dimaksud dengan pengobatan kombinasi malaria adalah penggunaaan dua atau lebih
obat anti malaria yang farmakodinamik dan farmakokinetiknya sesuai, bersinergi dan
berbeda cara terjadinya resistensi. Tujuan terapi kombinasi ini adalah untuk
pengobatan yang lebih baik dan mencegah terjadinya resistensi plasmodium terhadap
obat anti malaria. Pengobatan kombinasi malaria harus:2,3
a. aman dan toleran untuk semua umur
b. efektif dan cepat kerjanya
c. resistensi dan / atau resistensi silang belum terjadi
d. harga murah dan terjangkau
Saat ini dipakai program nasional adalah derivate artemisinin dengan golongan
aminokuinolon, yaitu:3
1. Kombinasi tetap (Fixed Dose Combination=FDC) yang terdiri atas
Dihydroartemisinin dan Piperakuin (DHP). Satu tablet FDC mengandung 40
13
14
15
16
17
18
22
23
24
KESIMPULAN
Malaria masih menjadi masalah didunia dimana diperkirakan 2/5 penduduk
didunia hidup didaerah malaria. Laporan menunjukkan insidensi yang tinggi pada ibu
hamil yang hidup didaerah endemis malaria. Malaria pada kehamilan bisa berdampak
buruk pada ibu hamil dan janinnya. Oleh karena itu, kontrol malaria yang tepat sangat
diperlukan untuk mencapai target Indonesia bebas malaria tahun 2030.
27
28
29