Anda di halaman 1dari 25

“GOLONGAN ALKALI”

RANDAZ RUSTANTO (1513140005)

NURWAHIDA (1513140013)

RAMLAH (1513141002)

NUR ASMIN (1513141008)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2016
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah


memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani
ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan alam dunia ini, lebih-lebih
lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang
ingin kita capai berada di jalan-Nya.
Terimakasih sebelum dan sesudahnya kepada semua pihak yang telah
banyak membimbing, menasehati penulis dalam bersikap yang baik dalam
menuntut ilmu dan memberikan banyak pengajaran dalam menyelesaikan tugas
yang di berikan kepada penulis selama ini dan orang tua yang telah memberikan
motivasi untuk dapat lebih semangat dalam meraih cita-cita yang diinginkan oleh
penulis serta teman-teman sekalian yang telah membantu baik bantuan moril
maupun materil, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang di
tentukan.
Penulis menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu besar harapan
penulis jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah ini di lain waktu, agar pengembangan tata bahasa penulis lebih baik lagi
dan juga hal-hal yang diangkat dalam menyelesaikan makalah ini tidak secara
gegabah ataupun egois semata.
Harapan paling besar dari penyusunan makalah ini adalah, mudah-
mudahan apa yang penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman serta orang lain yang ingin membaca dan menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.

Makassar, 21 Oktober 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB 1 : PENDAHULUAN ...................................................................................1

Latar Belakang Masalah .....................................................................................1

Rumusan Masalah ..............................................................................................2

Tujuan .................................................................................................................2

BAB 2 : PEMBAHASAN .......................................................................................3

Sifat-sifat Umum Logam Alkali .........................................................................5

Kecenderungan Logam Alkali ............................................................................6

Sifat-sifat Khusus Logam Alkali .........................................................................8

Reaksi-reaksi Logam Alkali ..............................................................................18

BAB 3 : PENUTUP..........................................................................................21

Kesimpulan .......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat diikuti dengan


penemuan berbagai macam unsur. Hingga saat ini terdapat 118 unsur yang telah di
temukan baik itu unsur alami maupun buatan. Unsur sendiri di definisikan sebagai
suatu zat yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain. Unsur berdasarkan
sifatnya, dibedakan atas tiga macam, yaitu unsur logam, nonlogam dan semi
logam (metaloid). Dalam sistem periodik, unsure digolongkan kedalam 18
golongan, penggolongan ini didasarkan atas kulit elektron yang dimiliki setiap
unsur.
Unsur logam terdiri atas beberapa golongan diantaranya golongan alkali,
alkali tanah, golongan 12, golongan 13,golongan 14 dan golongan 15. Logam
alkali merupakan kelompok unsur-unsur di golongan IA pada tabel periodik yang
terdiri atas litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs)
dan Fransium (Fr). Disebut sebagai logam alkali karena oksida-oksida pada
golonga tersebut mudah bereaksi dengan air dan menghasilkan larutan yang
bersifat basa kuat.
Logam alkali hanya hanya memiliki 1 elektron pada kulit terluarnya atau
sering dsebut dengan valensi 1. Logam alkali juga memiliki kemampuan
melepaskan melepaskan electron pada kulit terluarnya (bersifat electropositive)
sehingga membentuk ion yang bermuatan +1 atau dapat juga bertindak sebagai
kation.
logam alkali yang terdiri atas atas litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K),
Rubidium (Rb), Cesium (Cs) dan Fransium (Fr) ini memiliki berbagai sifat baik
itu sifat umum maupun sifat khusus setiap unsur-unsurnya. Bukan hanya dari segi
sifat, logam alkali juga memiliki berbagai kecenderungan serta berbagai reaksi
yang dapat terjadi pada logam alkali. Adanya berbagai sifat, kecenderungan, serta
reaksi yang terdapat dalam logam alkali menjadi acuan kita dalam memahami
logam alkali, hal inilah yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah

1. Darimana sumber dan kelimpahan alkali dialam?


2. Bagaimana sifat-sifat umum dari logam alkali?
3. Bagaimana kecenderungan yang dimiliki suatu logam alkali?
4. Bagaimana sifat-sifat khusus dari setiap unsur yang ada dalam golongan
alkali?
5. Bagaimana reaksi-reaksi dalam logam alkali?

C. Tujuan

1. Mengetahui sumber dan kelimpahan alkali di alam


2. Mengetahui sifat-sifat umum logam alkali
3. Menegtahui kecenderungan logam alkali
4. Menegtahui sifat-sifat khusus dari setia unsur dalam golongan alkali
5. Mengetahui reaksi-reaksi logam alkali.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber dan Kelimpahan Logam Alkali di alam

Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan larutan
garam-garam alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut utamanya.
Jika air laut diuapkan, garam-garam yang terlarut akan membentuk kristal. Selain
air laut, sumber utama logam natrium dan kalium adalah deposit mineral yang
ditambang dari dalam tanah, seperti halit (NaCl), silvit (KCl), dan karnalit
(KCl.MgCl.H2O). Mineral-mineral ini banyak ditemukan di berbagai belahan
bumi.
Tabel 1.1 Mineral Utama Logam Alkali

Unsur Sumber Utama

Litium Spodumen, LiAl(Si2O6)

Natrium NaCl

Kalium KCl

Rubidium Lepidolit, Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3

Cesium Pollusit, Cs4Al4Si9O26.H2O

Pembentukan mineral Logam Alkali tersebut melalui proses yang lama. Mineral
Logam Alkali berasal dari air laut yang menguap dan garam-garam terlarut
mengendap sebagai mineral. Kemudian, secara perlahan mineral Logam Alkali
tersebut tertimbun oleh debu dan tanah sehingga banyak ditemukan tidak jauh dari
pantai. Logam alkali lain diperoleh dari mineral aluminosilikat. Litium terdapat
dalam bentuk spodumen, LiAl(SiO3)2. Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit.
Cesium diperoleh dari pollusit yang sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium
bersifat radioaktif.
Keberadaan Logam Alkali di Bumi

3
 Na, K terdapat dalam jumlah yang cukup banyak di air laut , kerak bumi, dan
komponen dari tumbuh-tumbuhan.
 Li, Rb, Cs terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit di air laut dan kerak
bumi.
 Fr jarang ditemukan karena merupakan hasil peluruhan bahan radioaktif 227Ac
dengan waktu 21 menit.
Keberadaan di alam
Senyawa-senyawa alkali yang paling banyak terdapat di alam adalah
senyawa natrium dan kalium. Unsur alkali yang paling sedikit dijumpai adalah
fransium, sebab unsur ini bersifat radioaktif dengan waktu 21 menit, sehingga
mudah berubah menjadi unsur lain.
Natrium terutama didapatkan pada air laut dalam bentuk garam NaCl yang
terlarut. Konsentrasi ion Na+ pada air laut adalah 0,47 molar. NaCl kita temui juga
dibeberapa daerah sebagai mineral pada halit (batu karang NaCl). Selain berupa
NaCl, natrium tersebar di kulit bumi sebagai natron (Na2C03.10H20), kriolit
(Na3AlF6), sendawa chili (NaNO3), albit (Na2).Al2O3.3SiO2) dan boraks
(Na2B4O7.1OH2).
Kalium terdapat dikulit bumi sebagai mineral silvit (KCl), karnalit
(KCl.MgCl2.6H2O), sendawa (KNO3), dan feldspar (K2O.Al2O3.3SiO2). Dalam
tumbuh-tumbuhan, kalium banyak terkandung sebagai garam oksalat dan tatrat.
Natrium dan kalium ikut berperan dalam metabolisme pada tubuh makhluk hidup.
Pada tubuh manusia dan hewan, ion-ion Na+ dan K+ berperan dalam
menghantarkan konduksi saraf, serta dalam memelihara keseimbangan osmosis
dan pH darah. Pada tumbuh-tumbuhan, ion K+ jauh lebih penting dari pada ion
Na+, sebab ion K+ merupakan zat esensial untuk pertumbuhan.
Adapun logam-logam alkali lainnya sedikit dijumpai di alam. Jumlah
litium relatif lebih banyak daripada sesium dan rubidium.

4
B. Sifat-sifat Umum Senyawa Logam Alkali

Beberapa sifat umum senyawa logam alkali yaitu persifatan yang berkaitan
dengan karakter ionik, kestabilan anion-anion besar bermuatan rendah, hidrasi
ion, dan kelarutan sebagaimana diuraikan berikut ini.
1. Karakter Ionik
Ion logam alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi +1, dan sebagian besar
senyawanya berupa padatan ionic dan stabil. Senyawanya tidak berwarna kecuali
dengan anion yang berwarna, misalnya kromat dan permanganate.
2. Hidrasi Ion
Semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion terhidrasi. Karena
logam-logam alkali mempunyai densitas yang sangat rendah daripada densitas
logam-logam pada umumnya, maka energy hidrasi senyawaan logam alkali juga
sangat rendah. Untuk ion Li+ misalnya mempunyai energi hidrasi sebesar 519
Kj/mol, sedangkan untuk Mg2+ energinya 1920 Kj/mol. Kecenderungan energi
hidrasi ini yaitu semakin mengecil dengan naiknya jari-jari ion.
Tabel 2.1 Data kelarutan, energi kisi, entalpi hidrasi dan selisih entalpi natrium
halida
Senyawa Kelarutan Energy Energi Hidrasi ∆𝐻
-1 -1
(mol L ) kisi (kJ mol ) (kJ mol-1)
(kJ mol-1)
NaF 0,099 + 930 - 929 +1
NaCl 0,62 + 788 - 784 +4
NaBr 0,92 + 752 - 753 - 1
NaI 1,23 + 704 - 713 - 9

3. Kelarutan
Sebagian besar senyawaan logam alkali larut dalam medium air, walaupun
kelarutannya berbeda-beda. Sebagai contoh, larutan jenuh litium klorida (LiCl)
mempunyai konsentrasi 14 mol L-1, tetapi larutan jenuh litium karbonat (Li2CO3)
mempunyai konsentrasi 0,18 mol L-1.

5
Kelarutan garam alkali dalam air sangat besar sehingga sangat bermanfaat
sebagai pereaksi dalam laboratorium. Namun demikian kelarutan ini sangat
bervariasi sebagaimana ditunjukkan oleh seri natrium halida (tabel 2.1). kelarutan
suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energy kisi, entalpi
hidrasi kation dan anion bersama-sama dengan perubahan entropi yang
bersangkutan.
Sebagian besar senyawaan alkali larut dalam air, sehingga uji pengendapan
mungkin dapat dipakai untuk identifikasi. Setiap logam alkali menghasilkan
warna nyala yang karakteristik apabila senyawaan alkali dimasukkan dalam nyala
api yaitu merah mudah (litium), kuning (natrium), lilac (kalium), merah-violet
(rubidium) dan biru (sesium). Energy tertentu nyala api diserap oleh electron-
elektron dalam atom logam hingga terjadi eksitasi dan kembalinya electron
keperingkat dasar membebaskan energy nyala yang khas, sesuai dengan energy
transisi elektronik atom logam yang bersangkutan. Jadi setiap atom logam alkali
mengalami transisi elektronik yang unik bagi dirinya sendiri.

C. Kecenderungan Logam Alkali

Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs dan Fr) berkenampakan mengkilat,
berwarna keperakan, mempunyai konduktivitas listrik dan panas yang tinggi.
Logam alkali bersifat sangat lunak, dan semakin lunak dengan naiknya nomor
atom. Sebagian besar logam mempunyai titik leleh yang snagat tinggi tetapi alkali
mempunyai titik leleh rendah dan semakin rendah dengan naiknya nomor atom.
Kelunakan dan kerendahan titik leleh logam-logam alkali dapat dikaitkan
dengan sangat lemahnya ikatan metalik dalam unsure-unsur ini. Entalpi atomisasi
logam-logam umumnya berharga 400-600 kJ mol-1, tetapi logam-logam alkali
nilai ini sangat lebih rendah (78-162 kJ mol-1)
Elektronegativitas
Pada golongan logam alkali, dari atas ke bawah dalam sistem periodic,
elektronegativitas semakin berkurang. Hal ini disebabkan ukuran atom (jari-jari
atom) makin besar sehingga electron valensi menjauh dari inti logam. Akibatnya
kurang tertarik ke inti logam. Walaupun dari atas ke bawah muatan inti bertambah

6
tetapi pengaruh pertambahan muatan inti ini kalah oleh pengaruh pertambahan
ukuran atom.
Bersifat lunak
Logam alkali hanya mempunyai satu elektron valensi yang terlibat dalam
pembentukan logam. Oleh karena itu, logam alkali memiliki energi kohesi yang
kecil sehingga bersifat lunak. Dalam sistem periodik dari atas ke bawah pada
golongan IA maka kecil energi kohesinya sehingga semakin lunak
Titik leleh dan titik didih
Pada golongan logam alkali, dari atas ke bawah dalam sistem periodik titik
didih dan titik leleh mengalami penurunan (lebih mudah meleleh dan menguap).
Sifat ini merupakan pengaruh dari ukuran atom yang semakin besar sehingga
kekuatan ikatan logam semakin lemah sehingga atom-atom lebih mudah terpisah
dan membentuk wujud cair dan akhirnya gas.
Mempunyai kilap dan penghantar listrik dan panas yang baik
Unsur-unsur golongan IA memiliki cirri khusus logam yaitu mempunyai
kilap dan merupakan penghantar listrik dan panas yang baik. Kilap disebabkan
electron logam alkali apabila terkena energy (dalam hal ini energy cahaya) akan
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (terkesitasi) kemudian akan kembali
ke keadaan dasar sambil memancarkan energy cahaya. Sifat penghantar listrik dan
panas disebabkan oleh atom-atom logam alkali membentuk ikatan logam
sehingga electron valensinya bergerak mobile dan dapat menghantarkan listrik
maupun panas.
Energi ionisasi
Jari-jari atom pada golongan logam alkali dari atas ke bawah sistem periodik
jari-jarinya semakin besar sesuai dengan pertambahan jumlah kulitnya. Semakin
banyak jumlah kulitnya, maka semakin besar jari-jari atomnya. Semakin besar jai-
jari atom, maka daya tarik antara proton dan electron terluarnya semakin kecil,
sehingga energi ionisasinya pun semakin kecil.
Spektrum emisi
Spektrum emisi dihasilkan dari pembakaran garamnya pada nyala api
Bunsen. Jika garam logam alkali diberi energi (dipanaskan, elektronnya akan

7
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan dasar
sambil melepaskan energi cahaya. Pada logam alkali, energi cahaya yang
dilepaskan atom berada dalam spectrum sinar tampak sehingga memiliki warna
yang jelas.
Tabel 2.2 sifat-sifat fisika logam alkali

Titik Titik Energi Jari-


Konfigurasi Kerapatan
Leleh Didih ionisasi jari Keelektronegatifan
elektron (g/cm3)
(0C) (0C) (Kj/mol) ion

Li 180.5 1347 520.5 0.60 2.1 1.0 0.534

Na 97.7 883 495.8 0.95 2.8.1 0.9 0.971

K 63.3 759 418.8 1.33 2.8.8.1 0.8 0.862

Rb 39.33 688 403 1.48 2.8.18.8.1 0.8 1.532

Cs 28.4 671 375.7 1.69 2.8.18.18.8.1 0.7 1.873

D. Sifat-Sifat Khusus Golongan Alkali

 Litium, 3Li

Kulit bumi mengandung kira-kira


0,006% massa litium. Litium juga
terdapat dalam air laut hingga kira-kira
0,1 ppm massa. Sumber utama litium
diperoleh dari mineral spodumene,
LiAlSi2O6. Logam litium dapat
diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl dengan campuran beberapa garam inert
untuk menurunkan titik leleh hingga -500oC.
Dengan densitas setengah dari densitas air, litium merupakan unsur yang
paling kecil rapatan massanya daripada semua unsur padatan pada temperatur
dan tekanan kamar.
Logam litium mempunyai kenampakan permukaan mengkilat seperti perak,
namun bila terkena udara lembab segera tertutup oleh lapisan tebal hitam

8
sebagai akibat reaksinya dengan oksigen yang diikuti reaksi lanjut dengan gas
karbon dioksida membentuk litium karbonat.
Litium bereaksi dengan gas dinitrogen memecah ikatan ganda tiga dalam
molekul dinitrogen diperlukan masukan energy sekitar 945 kJ mol-1. Untuk
menyeimbangkan energi ini, energy kisi senyawa hasil harus sangat tinggi.
Ion litium mempunyai densitas muatan yang paling besar sehingga
membentuk senyawa nitride dengan energy kisi yang cukup tinggi menurut
persamaan reaksi:
6 Li (s) + N2 (g) 2Li3N (s)
Senyawa nitride sangat reaktif, membentuk ammonia jika direaksikan
denganaair menurut persamaan reaksi:
2Li3N (s) + 3H2O (l) 3LiOH (aq) + NH3 (g)
Litium mampu bergabung dengan molekul dihidrogen membentuk senyawa
hidrida menurut persamaan reaksi :
2Li (s) + H2 (g) 2LiH (s)
Litium hidrida mudah bereaksi dengana ir, demikian juga dengan aluminium
klorida menurut persamaan reaksi berikut:
LiH (s) + H2O (l) LiOH (aq) + H2 (g)
LiH (s) + AlCl3 (s) LiAlH4 (s) + LiCl (s)
Sifat tersebut membuat litium hidrida bermanfaat sebagai pengering pelarut
organic dan litium aluminium hidrida banyak dimanfaatkan sebagai agen
pereduksi yang baik pada sintesis senyawa-senyawa organic.
Litium cair sampai saat ini dikenal sebagai zat yang paling korosif. Dan juga
litium mempunyai standar potensial reduksi paling negative ketimbang unsure-
unsur lainnya, yaitu:
Li+ (aq) + e Li (s) E0 = -3,05 V
Jadi, reaksi kekiri berjalan spontan artinya pada proses oksidasi logam litium
dibebaskan energi terbesar ketimbang pada oskidasi unsur-unsur lainnya.
Dengan demikian, litium bereaksi dengan air secara paling lambat-tenang
ketimbang logam alkali lainnya. Spontanitas reaksi berkaitan dengan aspek
termodinamik (yaitu perubahan energy bebas ∆G), sedangkan laju reaksi

9
(kelambatan reaksi) berkaitan dengan aspek kinetic (yang dikontrol oleh
energy aktivasi-penghalang).
Rapatan muatan litium sangat besar ketimbang logam-logam alkali lainnya.
Sifat inilah yang sering dikaitkan dengan sifat khusus dari litium yang berbeda
di dalam kelompoknya. Rapatan muatan ini untuk Li+, Na+, K+, Rb+, dan Cs+,
secara berurutan yaitu 98, 24, 11, 8 dan 6 C mm-3.
Litium banyak ditemui dalam senyawaan organometalik. Bahkan LiCl larut
dalam banyak pelarut polaritas rendah seperti etanol dan aseton. Dengan
demikian, ikatan senyawaan litium mempunyai tingkat kovalen yang cukup
tinggi.
Rendahnya densitas litium dapat dimanfaatkan sebagai bahan aloi untuk
pesawat terbang. Litium juga dimanfaatkan sebagai bahan teknologi
pembuatan baterai, dengan potensial reduksi standar yang tinggi dan densitas
yang hanya seperduapuluh densitas timbale memungkinkan diciptakan baterai
yang lebih ringan-kompak.
Industri terbesar pemanfaat litium adalah dalam minyak atau lemak
pelumas-litium. Lebih dari 60% berbagai macam minyak pelumas otomotif
mengandung litium. Senyawaan yang dipakai yaitu litium stearat,
C17H35COOLi, yang dicampurkan ke dalam minyak agar tahan air untuk
memperoleh pelumas yang tidak mengeras pada temperature rendah tetapi
stabil pada temperature tinggi.
Litium mempunyai kemampuan membentuk senyawa kovalaen. Dengan
karbon menjadi sangat bermanfaat pada reaksi-reaksi organik, misalnya
butillitium (LiC4H9). Senyawa ini dapat dibuat dari reaksi logam litium dengan
klorobutana dalam pelarut organik seperti heksana, C6H14. Reaksi yang terjadi
yaitu:
2 Li (s) + C4H9Cl (C6H14) LiC4H9 (C6H14) + LiCl (s)
Hasilnya dapat dipisahkan dari penyaringan kemudian diikuti dengan distilasi.
Butillitum berupa cairan yang akan terbakar secara spontan jika kontak dengan
oksigen udara, oleh karena itu harus ditangani secara hati-hati dalam labu
distilasi.

10
 Natrium, 11Na

Natrium (sodium) adalah logam


alkali yang terbesar dibutuhkan untuk
keperluan industry. Natrium tidak
ditemukan dalam keadaan murni di
alam karena rekativitasnya yang
sangat tinggi. Logam putih keperakan
ini diproduksi (dalam pabrik) secara elektrometalurgi menurut proses downs.
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spectrum
matahari sangat jelas. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di
bumi, terkandung sebanyak 2,6% di kerka bumi. Unsure ini merupakan
unsure terbanyak dalam golongan alkali, banyak terdapat dalam senyawa
alam 9terutama halide NaCl). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning,
beroksidasi dalam udara dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus
disimpan dalam minyak. Karena sanggat reaktif, natrium hampir tidak pernah
ditemukan dalam bentuk unsure murni.
Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion
hidroksida jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air
secara spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di udara bersuhu dibawah
388 K. natrium juga bila dalam berikatan dengan OH- maka akan membentuk
basa kuat yaitu NaOH. Ada tiga belas isotop natrium. Kesemuanya tersedia di
Los Alamos National Laboratory.
Senyawa yang paling banyak ditemukan adalah natrium klorida (garam
dapur), tapi juga terkandung di dalam mineral-mineral lainnya seperti soda
Niter,amphibole, zeolite dsb.
Senyawa natrium juga penting untuk industri-industri kertas, kaca, sabun,
tekstil, minyak, kimia dan logam. Sabun biasanya merupakan garam natrium
yang mengandung asam lemak tertentu. Di antara banyak senyawa-senyawa
natrium yang memiliki kepentingan industrial adalah garam dapur (NaCl),
soda abu (Na2CO3), baking soda (NaHCO3), caustic soda (NaOH), Chile

11
salpeter (NaNO3), di- dan tri-natrium fosfat, natrium tiosulfat (hypo,
Na2S2O3 . 5H20) and borax (Na2B4O7 . 10H2O).
Logam natrium sangat penting dalam fabrikasi senyawa ester dan dalam
persiapan senyawa-senyawa organik. Logam ini dapat di gunakan untuk
memperbaiki struktur beberapa campuran logam dan untuk memurnikan
logam cair.
Lelehan Natrium memiliki titik leleh yang rendah, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pendingin pada reactor nuklir. Di samping itu,
natrium memiliki daya hantar panas yang baik, sehingga lelehan natrium
mengambil panas yang dihasilkan reaksi fisi dan panas tersebut ditransfer
oleh natrium cair ke bagian luar reactor untuk menguapkan air. Uap yang
timbul dipakai untuk menjalankan generator listrik. Natrium juga digunakan
pada lampu penerangan di jalan raya atau pada kendaraan karena sinar kuning
dari natrium memiliki kemampuan menembus kabut. Logam natrium dapat
diperoleh dari elektrolisis campuran NaCl dan NaF cair, penambahan NaF
ditujukan untuk menurunkan titik leleh NaCl.
Logam natrium digunakan dalam banyak sintesis senyawa natrium, namun
terdapat dua kegunaan utaman. Pertama yaitu untuk ekstraksi logam-logam
lain. Cara yang paling mudah untuk mendapatkan logam-logam yang lebih
sedikit kelimpahannya seperti torium, zikronium, tantalum dan titanium yaitu
dengan mereduksi senyawanya dengan logam natrium. Sebagai contoh,
logam titanium dapat diperoleh dari reduksi titanium klorida dengan natrium
menurut persamaan reaksi:
TiCl4 (l) + 4Na (s) Ti (s) + 4NaCl (s)
Pencucian dengan air akan melarutkan natrium klorida sehingga dapat
diperoleh logam titanium murni.
Kegunaan kedua yaitu dalam produksi zat adiktif bahan bakar minyak
tetraetiltimbel (TEL) yang disintesis dari aloi Na-Pb dengan etil klorida
menurut persamaan reaksi:
4NaPb (s) + 4C2H5Cl (g) (C2H5)4Pb (l) + 3Pb (s) + 4NaCl (s)

12
 Kalium, 19K

Kalium (potassium) yang terdapat di


alam bersifat sedikit radiokatif karena
mengandung kira-kira 0,02 % isotop
radioaktif 40K dengan waktu paruh 1,3
x 109 tahun. Ternyata, proporsi radiasi
yang cukup signifikan dihasilkan tubuh
manusia berasal dari isotop 40K.
Unsur ini sangat reaktif dan yang paling elektropositif di antara logam-
logam. Kecuali litium, kalium juga logam yang sangat ringan. Kalium sangat
lunak, dan mudah dipotong dengan pisau dan tampak keperak-perakan pada
permukaan barunya. Elemen ini cepat sekali teroksida dengan udara dan
harus disimpan dalam kerosene (minyak tanah). Seperti halnya dengan
logam-logam lain dalam grup alkali, kalium mendekomposisi air dan
menghasilkan gas hidrogen. Unsur ini juga mudah terbakar pada air. Kalium
dan garam-garamnya memberikan warna ungu pada lidah api.
Ekstraksi logam kalium dalam sel elektrolitik akan sangat berbahaya
karena sifatnya yang sangat reaktif. Proses ekstraksi melibatkan reaksi logam
natrium dengan lelehan kalium klorida pada temperature 850oC menurut
persamaan reaksi:
KCl (l) + Na (l) ↔ K(s) + NaCl (l)
Kesetimbangan reaksi tersebut sesungguhnya menggeser ke kiri pada
temperature 850oC namun kalium berupa gas (titik didih kalium 766oC, dan
titik didih natrium 890oC. oleh karena itu, dengan prinsip Le Chatelier
kesetimbangan reaksi dapat didorong ke kanan dengan menompa gas kalium
yang berwarna hijau keluar dari sistem untuk kemudian dipadatkan.
Kelarutan senyawaan alkali berkaitan dengan ukuran pasangan kation-
anion yang bersangkutan. Ukuran antara pasangan kation-anion yang relative
tidak berbeda mempunyai kelarutan yang sangat kecil, jadi anion yang ukuran
besar akan membentuk senyawa yang sukar larut dengan kation alkali ukuran

13
besar. Konsep ini berlaku bagi anion ukuran besar seperti anion
heksanitritokobaltat (III). Anion ini dengan litium maupun dengan natrium
menghasilkan garam larut dalam air tetapi dengan kalium, rubidium maupun
sesium membentuk garam-garam yang sukar larut. Jadi identifikasi io kalium
dapat dilakukan dengan penambahan ion hekasnitritokobaltat (III) yang akan
menghasilkan endapat kuning cemerlang menurut persamaan reaksi:
3K+ (aq) + [Co(NO2)6]3- (aq) K3[Co(NO2)6] (s)
Anion tetrafenilborat, [B(C6H5)4]-, juga menghasilkan endapan putih dengan
kalium
K+ (aq) + [B(C6H5)4]- (aq) K[B(C6H5)4] (s)
 Rubidium, 37Rb

Sekarang ini, rubidium dianggap sebagai


elemen ke-16 yang paling banyak ditemukan
di kerak bumi. Rubidium ada di pollucite,
leucite dan zinnwaldite, yang terkandung
sekitar 1% dan dalam bentuk oksida. Ia
ditemukan dilepidolite sebanyak 1.5% dan
diproduksi secara komersil dari bahan ini. Mineral-mineral kalium, seperti
yang ditemukan pada danau Searles, California, dan kalium klorida yang
diambil dari air asin di Michigan juga mengandung rubidium dan sukses
diproduksi secara komersil. Elemen ini juga ditemukan bersamaan dengan
cesium di dalam deposit pollucite di danau Bernic, Manitoba.
Rubidium dapat menjelma dalam bentuk cair pada suhu ruangan. Ia
merupakan logam akali yang lembut, keperak-perakan dan unsur akali kedua
yang paling elektropositif. Ia terbakar secara spontan di udara dan bereaksi
keras di dalam air, membakar hidrogen yang terlepaskan. Dengan logam-
logam alkali yang lain, rubidium membentuk amalgam dengan raksa dan
campuran logam dengan emas, cesium dan kalium. Logam rubidium juga
dapat dibuat dengan cara mereduksi rubidium klorida dengan kalsium dan

14
dengan beberapa metoda lainnya. Unsur ini harus disimpan dalam minyak
mineral yang kering, di dalam vakum atau diselubungi gas mulia.
Ada 24 isotop rubidium. Isotop rubidium yang ditemukan secara alami ada
dua, 85Rb dan 87Rb. Rb-87 terkandung sebanyak 27.85% dalam rubidium
alami dan isotop ini merupakan pemancar beta dengan paruh waktu 4.9 x
1010 tahun. Rubidium cukup radioaktif sehingga dia dapat
mengekspos photographic film dalam 30 sampai 60 hari. Rubidium
membentuk empat oksida: Rb2O, Rb2O2, Rb2O3, Rb2O4.
Untuk memperoleh Rb dapat dilakukan dengan cara mereduksi garam
kloridanya. Dalam temperature tinggi, sehingga Rb yang dihasilkan dalam
keadaan uap.
Ca (s) + 2RbCl (s) → CaCl2 (s) + 2 Rb (g)
Karena rubidium sangat mudah diionasi, unsur ini pernah dipikirkan
sebagai bahan bakar mesin ion untuk pesawat antariksa. Hanya saja, cesium
sedikit lebih efisien untuk hal ini. Unsur ini juga pernah diajukan untuk
digunakan sebagai fluida penggerak turbin uap dan untuk generator elektro-
panas menggunakan prinsip kerja magnetohydrodynamic dimana ion-ion
rubidium terbentuk oleh energi panas pada suhu yang tinggi dan melewati
medan magnet. Ion-ion ini lantas mengantar listrik dan bekerja
seperti amature sebuah generator sehingga dapat memproduksi aliran listrik.
Rubidium juga digunakan sebagai getter dalam tabung-tabung vakum dan
sebagai komponen fotosel. Ia juga telah digunakan dalam pembuatan kaca
spesial. RbAg4I5 sangat penting karena memiliki suhu ruangan tertinggi
sebagai konduktor di antara kristal-kristal ion. Pada suhu 20 derajat Celcius,
konduktivitasnya sama dengan larutan asam sulfur. Sifat ini memugkinkan
rubidium digunakan pada aplikasi untuk baterai super tipis dan aplikasi
lainnya. Rubidium digunakan pada filament sel fotolistrik yang mengubah
energy cahaya menjadi energy listrik.

15
 Cesium, 55Cs

Sesium ditemukan secara spektroskopik


oleh Bunsen dan Kirchohoff pada tahun 1860
dalam air mineral dari Durkheim. Unsur kimia
ini merupakan logam alkali yang lunak dan
berwarna putih keemasan, yang adalah salah
satu dari tiga unsur logam berwujud cair pada
atau sekitar suhu ruangan.
Sesium merupakan logam alkali yang terdapat di lepidolite,
pollucte (silikat aluminum dan Sesium basah) dan di sumber-sumber lainnya.
Salah satu sumber terkaya yang mengandung Sesium terdapat di danau
Bernic di Manitoba, Kanada. Deposit di danau tersebut diperkirakan
mengandung 300.000 ton pollucite yang mengandung 20% Sesium. Unsur ini
juga dapat diisolasi dengan cara elektrolisis fusi sianida dan dengan beberapa
metoda lainnya. Sesium murni yang bebas gas dapat dipersiapkan dengan
cara dekomposisi panas Sesium azida. Karakteristik metal ini dapat dilihat
pada spektrum yang memiliki dua garis biru yang terang dan beberapa di
bagian merah, kuning dan hijau. Elemen ini putih keperak-perakan, lunak dan
mudah dibentuk. Sesium merupakan elemen akalin yang paling elektropositif.
Sesium, galium dan raksa adalah tiga logam yang berbentuk cair pada
suhu ruangan. Sesium bereaksi meletup-letup dengan air dingin, dan bereaksi
dengan es pada suhu di atas 116 derajat Celsius. Sesium hidroksida, basa
paling keras yang diketahui, bereaksi keras dengan kaca.
Sesium memiliki isotop paling banyak di antara unsur-unsur tabel
periodik, sebanyak 32 dengan massa yang berkisar dari 114 sampai 145.
Sesium dibuat dengan jalan mereduksi lelehan halida garamnya dengan
logam Na.
Sesium digunakan sebagai katode pada lampu-lampu elektronik. Logam
Cs mempunyai energy ionisasi pertama yang sangat kecil. Jika terkena

16
cahaya, Cs akan melepaskan elektronnya yang akan tertarik menuju electrode
positif pada sel dan menyebabkan timbulnya arus listrik.
Cs juga digunakan dalam sel-sel fotoelektrik, dan sebagai katalis di
hydrogenasi senyawa-senyawa tertentu. Logam ini baru-baru saja ditemukan
aplikasinya pada sistim propulsi. Sesium digunakan pada jam atom dengan
akurasi sebesar 5 detik dalam 300 tahun. Senyawa-senyawanya yang penting
adalah klorida dan nitrat.
 Fransium, 87Fr

Elemen ini ditemukan pada tahun 1993


oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie
Institute di Paris. Fransium yang
merupakan unsur terberat seri logam-
logam alkali, muncul sebagai hasil
disintegrasi unsur actinium. Ia juga bisa
dibuat secara buatan dengan
membombardir thorium dengan proton-proton. Walau fransium secara alami
dapat ditemukan di mineral-mineral uranium, kandungan elemen ini di kerak
bumi mungkin hanya kurang dari satu ons. Fransium juga merupakan elemen
yang paling tidak stabil di antara 101 unsur pertama di tabel periodik. Ada 33
isotop fransium yang dikenal. Yang paling lama hidup 223Fr (Ac, K),
anak 227Ac, memiliki paruh waktu selama 22 menit. Ini satu-satunya isotop
fransium yang muncul secara alami. Karena isotop-isotop fransium lainnya
sangat labil, sifat-sifat fisik mereka diketahui dengan cara teknik radiokimia.
Sampai saat ini unsur belum pernah dipersiapkan dengan berat yang memadai
atau diisolasi. Sifat-sifat kimia fransium sangat mirip dengan Sesium.
Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat sangat radioaktif
Radiasi sinar tak tampak yang terus menerus terpancar dari inti atom yang tak
stabil ini sangat berbahaya. Para ilmuwan hanya dapat memprediksi sifat
fransium dari unsur Cesium. Sesium ysng berada di atas fransium sangat
hebat reaksinya; tentu fransium lebih hebat dari sesium. Namun kita tidak

17
dapat mereaksikannya. Sifat radioaktif membuat ahli kimia kesulitan
melakukan penelitian detail tentang sifat kimia. Reaksi kimia sangat sensitif
terhadap perubahan suhu. Sedang radiasi radioaktif melepaskan energi.
Sehingga andaikan Fr direaksikan, senyawanya tentu menjadi sangat panas.
Unsurnya saja jika kita sentuh tentu panas, karena proses radiasinya yang
hebat. Bila diprediksi dari unsur sesium kemungkinan titik leleh Fr lebih
rendah dibanding Cs. Sedangkan warnanya: kemungkin berwarna, karena Cs
juga berwarna kuning emas.
Unsur fransium hanya mempunyai waktu hidup isotop yang sangat pendek
yang terbentuk dalam deret peluruhan radioaktif alamiah atu dalam reactor
nuklir. Sedikit sekali studi yang menunjukkan bahwa ionnya berperilaku
seprti yang diharapkan dari letak Fr dalam golongan 1.
Fransium diperoleh melalui peluruhan α actinium. Di alam sangat sedikit
jumlahnya di samping itu juga bersifat radioaktif sehingga kegunaannya
kurang banyak diketahui.

E. Reaksi-Reaksi Logam Alkali

Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding


logam golongan lain. Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat
satu elektron dan energi ionisasi yang lebih kecil dibanding unsur golongan
lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam alkali
makin bertambah seiring bertambahnya nomor atom.

18
Tabel. Beberapa Reaksi Logam Alkali
Reaksi Umum Keterangan
jumlah oksigen terbatas dipanaskan di
4M(s) + O2(g) → 2M2O(s)
udara dengan oksigen berlebihan.
Logam K dapat membentuk superoksida
2M(s) + O2(g) → M2O2(s)
(KO2).
2M(s) + X2(g) → 2MX(s)
X adalah F, Cl, Br, Ireaksi dahsyat, kecuali
2M(s) + S(g) → M2S(s)
Li
2M(s) + 2H2O(g) →
dengan katalisator hanya Li yang dapat
2MOH(aq) +H2(g)
bereaksi
2M(s) + H2(g)→ 2MNH2(s)+ H2(g)
gas H2 kering (bebas air) reaksi dengan
6M(s) + N2(g) →2M3N(s)
asam (H+) dahsyat
 Reaksi dengan air
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas
hidrogen dan logam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan
merupakan suatu basa kuat. Makin kuat sifat logamnya basa yang dihasilkan
makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat yaitu dihasilkan oleh
sesium. Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebaga berikut:
2M(s) + 2H2O(l) 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)
Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis.
Li bereaksi dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium bereaksi
dengan keras dan cepat, sedangkan rubidium dan sesium bereaksi dengan
keras dan dapat menimbulkan ledakan.
 Reaksi dengan udara
Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan
oksigen. Untuk menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium
disimpan dalam minyak atau minyak tanah untuk menghindari terjadinya
kontak dengan udara. Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang
bereaksi dengan nitrogen membentuk Li3N. Hal ini disebabkan ukuran kedua
atom yang tidak berbeda jauh dan struktur yang dihasilkan pun sangat
kompak dengan energi kisi yang besar.

19
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan
oksigen yakni berupa oksida logam. Berikut reaksi yang terjadi antara alkali
dengan oksigen
4L + O2 2L2O (L = logam alkali)
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam
tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih,
natrium membentuk peroksida, sedangkan kalium, rubidium dan sesium
selain peroksida dapat pula membentuk membentuk superoksida. Persamaan
reaksinya
Na(s) + O2(g) →Na2O2(s)
L(s) + O2 (g) → LO2 (s) (L = kalium, rubidium dan sesium)
 Reaksi dengan Hidrogen
Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen
membentuk senyawa hidrida. Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali
yang atom hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) → 2LH(s) (L = logam alkali)
 Reaksi dengan Halogen
Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan logam alkali
merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam
alkali dengan halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh
dari reaksi ini berupa garam halida.
2L + X2 → 2LX (L = logam alkali, X = halogen)
 Reaksi dengan senyawa
Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila dipanaskan dan
akan terbakar dalam aliran hidrogen klorida.
2L + 2HCl→LCl + H2
2L + 2NH3→LNH2 + H2 (L = logam alkali)

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan larutan
garam-garam alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut
utamanya. Jika air laut diuapkan, garam-garam yang terlarut akan membentuk
kristal. Selain air laut, sumber utama logam natrium dan kalium adalah
deposit mineral yang ditambang dari dalam tanah, seperti halit (NaCl), silvit
(KCl), dan karnalit (KCl.MgCl.H2O). Logam alkali lain diperoleh dari
mineral aluminosilikat. Litium terdapat dalam bentuk spodumen, LiAl(SiO3)2.
Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit. Cesium diperoleh dari pollusit
yang sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium bersifat radioaktif.
Beberapa sifat umum senyawa logam alkali yaitu persifatan yang berkaitan
dengan karakter ionik, kestabilan anion-anion besar bermuatan rendah,
hidrasi ion, dan kelarutan. Pada golongan logam alkali, dari atas ke bawah
dalam sistem periodic, elektronegativitas semakin berkurang. Logam alkali
hanya mempunyai satu elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan
logam. Oleh karena itu, logam alkali memiliki energi kohesi yang kecil
sehingga bersifat lunak. Pada golongan logam alkali, dari atas ke bawah
dalam sistem periodik titik didih dan titik leleh mengalami penurunan (lebih
mudah meleleh dan menguap). Unsur-unsur golongan IA memiliki cirri
khusus logam yaitu mempunyai kilap dan merupakan penghantar listrik dan
panas yang baik. Jari-jari atom pada golongan logam alkali dari atas ke bawah
sistem periodik jari-jarinya semakin besar sesuai dengan pertambahan jumlah
kulitnya. Semakin banyak jumlah kulitnya, maka semakin besar jari-jari
atomnya.Pada logam alkali, energi cahaya yang dilepaskan atom berada
dalam spectrum sinar tampak sehingga memiliki warna yang jelas.
Beberapa reaksi yang dapat berlangsung dengan logam alkali diantaranya
dapat bereaksi dengan air, udara, hidrogen, halogen dan senyawa.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyarto, Kristian H. Kimia Anorganik II. 2003. Yogyakarta. JICA-IMSTEP.

http://bloggregantonny.blogspot.co.id/2013/02/unsur-kimia-golongan-i-a.html
diakses 21 oktober 2016

http://devitamelia.blogspot.co.id/2014/05/makalah-logam-alkali.html diakses 21
oktober 2016

http://indrianifitri.blogspot.co.id/2015/06/makalah-alkali_22.html diakses 21
oktober 2016

22

Anda mungkin juga menyukai