Disusun oleh :
NAMA : Ani’matul uluhiyah
NPM : 0520023512
Telah disahkan
Pada tanggal :
Mengetahui :
(...............................................) (...............................................)
A. Pengertian
Penyakit TBC ( Tuberkulosis ) adalah sebuah penyakit infeksi yang terjadi pada
saluran pernafasan manusia yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri penyebab penyakit
TBC ini merupakan jenis bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu
yang cukup lama untuk mengobati penyakit TBC ini. Secara umum, bakteri ini lebih
sering menginfeksi organ pernapasan paru-paru (90%) dibandingkan dengan bagian lain
pada tubuh manusia.
Tuberkulosis adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh
mycobacterium, yang berkembang biak di dalam bagian tubuh dimana terdapat
banyak aliran darah dan oksigen. Infeksi bakteri ini biasanya menyebar melewati
pembuluh darah dan kelenjar getah bening, tetapi secara utama menyerang paru -paru.
Bakteri TB membunuh jaringan dari organ yang terinfeksi dan membuatnya sebagai
kondisi yang mengancam nyawa jika tidak dilakukan terapi.
TB Paru – Ini merupakan saat dimana bakteri ditemukan di paru-paru. Hal ini
berarti bahwa terdapat bahaya untuk menularkan penyakit kepada orang lain
setiap orang yang terinfeksi tersebut menghembuskan napas, batuk, dan tertawa.
TB Ekstra Paru – Jika bakteri tumbuh hanya di bagian lain dari tubuh dan bukan
di paru-paru, maka penyakit ini tidak akan menyebar semudah pada kasus paru-
paru.
B. Penyebab
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium
tuberculosis. Sama seperti penyakit flu, bakteri ini dapat menular melalui udara
(droplet). Ketika penderita TB batuk, bahkan berbicara, bisa saja bakteri yang
menyebabkan TB menyebar melalui udara. Namun, tidak semudah itu terkena
penyakit TB ini. Biasanya, yang berisiko tertular adalah mereka yang sangat dekat
dan terus menerus kontak langsung dengan penderita TB.
Mereka yang memiliki sedikit akses hingga tidak mempunyai akses sama
C. Manifestasi klinik
Diagnosa TB berdasarkan gejala/manifestasi klinis dibagi menjadi 3, diantaranya:
1. Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering
dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur
darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
b.Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis
atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat
banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk
darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
c.Sesak nafas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada
hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini
timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
D. PATOFISIOLOGI
Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi
droflet nuklei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas
selama 1 – 2 jam, tergantung ada atau tidaknya sinar ultra violet. dan ventilasi yang
baik dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan
sampai berhari – hari bahkan berbulan, bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang
yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan berkembang bisa
sampai puncak apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya dengan
melewati pembuluh linfe, basil berpindah kebagian paru – paru yang lain atau jaringan
tubuhyanglain.
Setelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terangsang
adalah limfokinase, yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang macrofage,
berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah macrofage. Karena
fungsinya adalah membunuh kuman / basil apabila proses ini berhasil & macrofage
lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuhnya akan meningkat.
Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang didalam
jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel (biji – biji kecil sebesar kepala jarum).
Tuberkel lama kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-
lama timbul perkejuan ditempat tersebut.apabila jaringan yang nekrosis dikeluarkan
saat penderita batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk
darah(hemaptoe).
E. Pathway
F. Pemeriksaan penunjang
G. Komplikasi
Corwin (2009. Hal 547) mengatakan Komplikasi yang serius dan meluas
Tuberkulosis Paru saat ini adalah berkembangnya basil tuberculosis yang resisten
terhadap berbagai kombinasi obat. Resistensi terjadi jika individu tidak
menyelesaikan program pengobatannya hingga tuntas, dan mutasi basil
mengakibatkan basil tidak lagi responsive terhadap antibiotic yang digunakan dalam
waktu jangka pendek. Basil tuberculosis bermutasi dengan cepat dan sering.
Tuberculosis yang resisten terhadap obat obatan juga dapat terjadi jika individu tidak
dapat menghasilkan respons imun yang efektif sebagai contoh, yang terlihat pada
pasien AIDS atau gizi buruk. Pada kasus ini, terapi antibiotik hanya efektif sebagian.
Tenaga kesehatan atau pekerja lain yang terpajan dengan galur basil ini, juga dapat
menderita tuberculosis resistens multi obat, yang dalam beberapa tahun dapat
mengakibatkan morbiditas dan sering bahkan kematian. Mereka yang mengidap
tubrkulosis resisten multiobat memerlukan terapi yang lebih toksit dan mahal dengan
kecendrungan mengalami kegagalan.
H. Penatalaksanaan medis
A. Pengkajian
1. Primary Survei
a. Airway : - Lidah jatuh kebelakang
- Benda asing / darah pada rongga mulut
- Adanya sekret
b. Breathing : - Pasien sesak nafas dan cepat letih
- Dispnea
c. Circulation : -TD meningkat
- Nadi kuat
- Nafas pendek
d. Disability : Pemeriksaan neurologis GCS
2. Scondary Survei (Head to too)
Kepala : Bentuk mesochepal, rambut lurus pendek,rambut bersih,tidak ada lesi
Mata : Bentuk Simetris,Konjungtiva anemis tidak ada nyeri tekan
Hidung : Bentuk simetris,tidak ada serumen berlebih
Mulut : Mukosa kering,tidak ada lesi
Leher : Tidak ada pembengkakan tyroid
Integumen : Warna kulit sawo matang,tidak ada lesi
Ekstremitas : Akral dingin,tidak ada edema,terpasang infus pada tangan kiri
Genetalia : Tidak Terpasang DC
B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi mukus yang
kental,
2. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan penurunan
jaringan efektif paru.
3. Kecemasan berhubungan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan
(ketidakmampuan untuk bernapas) dan prognosis penyakit yang belum jelas.
C. Intervensi dan rasional
7.
3. Hubungan saling
3. Pertahankan hubungan
percaya membantu
saling percaya antara
memperlancarkan proses
perawat dan pasien.
tarapeutik.