Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Salah satu aspek penting dalam sintesis adalah memasukkan gugus fungsi
kedalam suatu molekul dan interkonversi gugus fungsi. Molekul target terkadang
mengandung gugus fungsi yang sulit pada posisi tertentu, sehingga gugus fungsi
tersebut harus disiapkan dari awal. Gugus fungsi yang disiapkan bisa dalam bentuk
sudah jadi maupun dalam bentuk gugus fungsi tertentu yang kemudian diubah selama
proses sintesis menjadi bentuk yang diinginkan melalui serangkaian interkonversi
gugus fungsi.
CH3
CH3 CH3
Skema 1.1
11
1.2 FUNGSIONALISASI ALKENA
Tidak seperti alkana, alkena memiliki dua sisi aktif dapat dimanfaatkan dalam
proses fungsionalisasi dengan tingkat spesifikasi yang tinggi. Fungsionalisasi alkena
dapat terjadi pada karbon yang berikatan rangkap (C = C) dan pada karbon tetangga
dari karbon berikatan rangkap (posisi allilik).
Reaksi kimia alkena dengan suatu elektrofil yang terjadi pada karbon ikatan
rangkap telah menjadi perhatian sejak lama. Ikatan rangkap alkena dapat diubah
menjadi epoksida, diol, atau asam karboksilat melalui proses oksidasi tergantung jenis
oksidator yang digunakan. Selain itu, ikatan rangkap alkena dapat diaddisi
menghasilkan berbagai macam produk seperti alkana, alkohol, alkilhalida, halohidrin
dan sebagainya. Produk addisinya-pun memiliki keragaman sesuai dengan mekanisme
yang dilalui. Addisi alkena ada yang melalui mekanisme karbokation, karbokation
berjembatan, radikal, dan addisi yang berlangsung serempak. Mekanisme reaksi
alkena ini telah dibahas pada materi kuliah Kimia Organik I, dan skema reaksinya
dapat dirangkum sebagai berikut.
O
CH3 CH CH2
CH3CH(OH)CH 2OH
CH3 COOH + CO 2
CH3 CH2 CH3
CH3 CH2 CH2OH
Oksidasi
addisi asam
kuat (HX) addisi asam CH3 CH CH2
CH3 CH CH3 addisi lemah
radikal + X X
X HY / H CH3 CH CH2
HBr
HBr
X =Cl, Br, I, OH X
-
CF3COO
COO CH3 CH2 CH2Br
- CH3 CH CH3
HSO
HSO 4
Y
-
Y = OH, CH3COO
Skema 1.2
12
1.3 FUNGSIONALISASI ALKUNA
Sifat kimia alkuna lazimnya tertuju pada kereaktifannya terhadap elektrofil dan
kemampuannya alkuna terminal bertindak sebagai asam lemah, yang sangat berguna
pada pembentukan ikatan karbon-karbon. Disamping itu, transformasi suatu alkuna
menjadi senyawa karbonil (keton) sangatlah penting dalam sintesis organik.
CH3 CH CH2
O
atau
R C CH3
CH3 CH2 CH3
+
H2O/H
HgO
HgO Hidrogenasi
Hidrogenasi katalitik
R C CH
Basa
Br 2
CH3 CH CH2 R C C
-
Br Br
Skema 1.3
13
R
D COR
reduksi
RCl
D2SO4 AlCl 3
pertukaran Friedel-Craft RCOCl
hidrogen AlCl 3 CH2 -R
Ar
Friedel-Craft
Ar .
Skema 1.4
Tabel 1.1 Orientasi dan Kecepatan Reaksi Substitusi Elektrofilik pada Benzena
Tersubstitusi
Substituen Orientasi Substitusi Kecepatan Reaksi
Elektrofilik Substitusi Relatif
terhadap Benzena
Aril atau alkil o -, p - cepat
– OH, –
OH, – OR
OR o -, p - cepat
– NH
NH2, – NHR, –
NHR, – NR
NR 2 o -, p - cepat
Halogen o -, p - sama / lebih lambat
Karbonil m- lebih lambat
– C
C N m- lebih lambat
– NO
NO2 m- lebih lambat
– SO
SO3H m- lebih lambat
– CF
CF3 m- lebih lambat
14
1.5 INTERKONVERSI GUGUS FUNGSI
Pada bahasan sebelumnya, telah dibicarakan cara memasukan suatu gugus
fungsi pada suatu molekul. Namun terkadang gugus fungsi tertentu tidak dapat
dimasukkan secara langsung, melainkan melalui gugus fungsi tertentu yang
selanjutnya diubah menjadi gugus fungsi yang diinginkan. Langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengubah gugus fungsi yang tersedia menjadi gugus fungsi yang
diinginkan (sesuai dengan molekul target) disebut Interkonversi Gugus Fungsi
(lazim disingkat IGF).
15
H
O O
H OCOR H X
+
H
RCOCl R'3N O
R(CO) 2O
H OR
ArOCH
ArOCH 3
Skema 1.5
16
R'Cl + -
RNR' 2 RNR' 3 Cl
RNHCOR' R'Cl
HONO
RNHR' RR'NNO
R'COCl
(R'CO) 2O reduksi
R'Cl
R NH2
RR'NNH 2
ArSO2Cl
RX
RNHSO 2 Ar
Senyawa C-nitroso
HONO RCl + -
ArNR
ArNR 2 ArNR
ArNR 3 Cl
RCl
HONO
ArNHCO
ArNHCOR
R ArNHR
ArNHR ArRNN
ArRNNO
O
RCOCl reduksi
RCl
(RCO) 2O
Ar NH2 ArRNN
ArRNNH
H2
Ar 'SO2Cl
NaNO 2
ArNHSO
ArNHSO 2 Ar ' ArN2 OH
H2SO4
PhOH
-
- OH
Ph - Ar OH
+ -
lar. berair
PhH
PhH ArN2 HSO4 ArOH
dipanaskan
H3PO2
KCN ArH
Cu2X2
Ar - CN Cu2(CN) 2
HX
KI
NaBF 4
ArX [ X = Cl, Br ]
+ -
ArN2 BF4
Ar I
NaNO 2 pirolisis
Ar - NO 2 Ar - F
Skema 1.6
17
1.5.3 Transformasi Senyawa Halogen
Halogen merupakan gugus pergi yang baik pada reaksi substitusi nukleofilik.
Halogen juga penarik elektron yang kuat sehingga menciptakan dipol pada molekul
terutama terhadap atom karbon terdekatnya. Oleh karena itu, alkihalida banyak
dimafaatkan dalam reaksi substitusi nukleofilik. Reaksi alkilhalida dengan alkohol dan
amina telah dipelajari sejak lama. Reaksi alkilhalida sekunder akan menghasilkan
campuran produk substitusi dan eliminasi. Sementara alkilhalida tersier hanya
menghasilkan produk eliminasi.
Alkilhalida dapat dihidrolisis dengan natrium hidroksida menghasilkan
alkohol, tetapi untuk halida sekunder dan tersier akan terjadi persaingan dengan
produk eliminasi. Produk
Produk eliminasi
eliminasi akan dominan bila digunakan
digunakan basa kuat dan pelarut
nonpolar pada temperatur tinggi. Produk eliminasinya biasanya mematuhi peraturan
Zaytzeff.
Alkilhalida bereaksi dengan logam tertentu membentuk senyawa alkil logam.
Yang banyak digunakan dalam sintesis diantaranya reagen Grignard (RMgX) dan
turunan alkil-litium. Transformasi senyawa halogen terangkum pada Skema 1.7
H SR
+
H Li H OR
-
RS
Li
-
OR
Mg RNH
RNH 2
H Cl
eter
+ H NR
-
CN H NHR
H MgCl C+
H CN
H C
Skema 1.7
18
1.5.4 Transformasi Senyawa Nitro
Senyawa nitro alifatik lebih
le bih jarang digunakan dalam sintesis bila dibandingkan
dengan senyawa nitro aromatik. Senyawa nitro alifatik dapat menghasilkan karbanion
yang stabil pada atom karbon terdekatnya. Sementara senyawa nitro aromatik sangat
berguna untuk sintesis senyawa-senyawa aromatik yang mengandung atom N dan
senyawa lainya yang dapat dibuat melalui proses transformasi gugus fungsi dari nitro.
H2SO4
+
ArN2 ArNH
ArNH 2 ArNO
ArNO
CF3CO3H K2CR2O7
NH4Cl
ArNO
ArNO 2 ArNHO
ArNHOH
H ArNH
ArNH 2
Zn
As2O3
NaOH
Zn
+ Zn NaOH
ArN =NAr MeOH
NaOH
- berair ArN = NAr
NAr
O
Zn
NaOH berair
ArNHN
ArNHNHA
HAr
r
Skema 1.8
ROH
ROH + ROH
+ RO + RO
H H
H2O H2O
HO RO
O
- ROH
Skema 1.9
19
1.5.6 Transformasi Asam Karboksilat dan Turunannya
Asam karboksilat bisa diubah menjadi ester melalui reaksi dengan alkohol
yang dikatalis asam. Khusus untuk metil
meti l ester, lazimnya
la zimnya digunakan diazometan. Untuk
ester yang lebih kompleks, reaksi alkohol dengan halida asam dan anhidrida asam
lebih sering digunakan.
Halida asam biasanya dibuat melalui reaksi asam karboksilat dengan tionil
klorida, dan diubah menjadi anhidrida asam melalui reaksi dengan garam natrium dari
asam. Sementara itu, amida dapat dibuat melalui reaksi asam karboksilat dengan
amonia atau reaksi amina dengan anhidrida asam, ester, dan klorida asam. Amida
primer dapat dikonversi menjadi nitril. Banyak lagi reaksi asam karboksilat dan
turunannya yang berguna. Selengkapnya te rangkum dalam Skema 1.10
Selengkapnya terangkum
RCO 2CH3
RCO2R'
AgNO
AgNO 3
CH2N2
R'Cl
+
R'OH/H
RCO2H R'OH
R'OH NH3
-
RCO2 NH3
R'NH 2
RCONHR' RCOCl RCONH 2
NH3
CH2N2 NaN
NaN 3
H2
RCOCHN 2 P2O5
Pd/BaSO 4 Br 2
RCON 3
-
OH
Ag2O RCHO R'OH
H2O Panas
RCN
RCH2CO2H RNH
RNH 2
-
NH3 RX + CN
RCO2H
Skema 1.10
20
BAB II
PEMBENTUKAN IKATAN KARBON-KARBON
suasana basa akan membentuk karbon yang bertindak sebagai nukleofil, dan akan
menyerang karbon elektrofilik yang mengikat atom brom. Selanjutnya dekarboksilasi
dilakukan dalam suasana asam diikuti dengan pemanasan.
Analisis
+
+ O
O _
MT (1)
X
(2) CO2Et
(3)
21
Sintesis
- -
O 1. EtO O 1. OH / H2O
MT (1)
+
CO2Et 2. CO2Et 2. H panas
Br
+
_
C + C C C
sinton sinton
akseptor donor
22
Tabel 2.1 Reaksi Pembentukan Ikatan Karbon-karbon
No Reaksi Reagen Produk
Sinton akseptor Sinton donor
1 Sianida R – X
– X HCN R – CN
CN
2 Asetilida R – X
X R’– C
CC – M
M R – R’
– R’
3 Organologam
Organologam a R – X
X R’ – M
M R – R’
– R’
M = MgX, Li O
ZnX b R C R R’ – M
– M (R)2C – R’
– R’
O
c R R’ – M
M RCH(OH)CH2R’
4 Organotembaga R – X
X R’2CuLi R – R’
R – R’
O O
R C CH CH2 R’2CuLi R C CH2 CH2R'
OH O
5 Alkilasi enolat R – X
X R' C CH2 R' C CH2 CH2R
O OH O O
R' C X R' C CH2 R' C CH2 C R
6 Kondensasi enolat
O O
7 Asilasi Friedel-Craft R' C Cl Ph – H
Ph – H R' C Ph
10 Siklisasi Diels-Alder
23
+ - H3C CH3
CH3 + CH3
sinton sinton MT
akseptor donor
Pembalikan polaritas
+ -
CH3 CH3
H3C I + 2 Li H3C Li + Li -I
sinton sinton
akseptor donor
MT
PPh3 -HBr
PPh3
C Br C PPh3 / Br C
Wittig
H H
Mg
C X C MgX
H H
2M
C X C M
- MX
H H
HS
O S S
+
-H
C C C
HS
H S S
H
24
O
RCO 3H
C C C C
O O
Br 2
C C C C
- HBr
H Br
O OH
-
CN
Ar H Ar CN
O OH O
-
*) HC C 1. [O]
-
R H Ar C CH 1. -- H
+ Ar C C
H
O OH OH2
*) MgX +
H
R R
R R R R
25
BAB III
DISKONEKSI SATU GUGUS C – X
X
+
R X XH + R = RBr atau ROTs
ROTs atau ROMs
R OTs O
ROTs = R O S CH3
Ts - Cl
Piridin O
O
R OH ROMs = R O S CH3
PBr 3 Ms - Cl O
HBr Et 3N
R Br R OMs
Eter
R OR' Sulfida
R SR'
R' -OH
Basa R' -SH
Basa
Tiol
R OH R X R SH
1. (NH 2)2CS
-
2. OH /H2O
X = halida, Halogen
OTs, OMs Nu
R Hal
R Nu Alkilh
Alkilhalida
alida
Turunan
Turunan lain
lai n
Skema 3.1
26
Senyawa (1) dapat dibuat dengan reaksi Friedel-Crafts dari benzena dan
klorida tersier (2) yang bisa diperoleh dari alkohol (3).
Analisis :
Cl OH
MT ( 1 ) (2) (3)
Sintesis :
HCl pekat Ph - H
(3) (2) MT ( 1 )
AlCl3 70 %
Bila molekul target memiliki dua gugus samping seperti pada se nyawa parfum
“wallflower” (4), diskoneksi dilakukan berdasarkan reaktivitas kedua substituen.
Atom oksigen pada senyawa ( 4) reaktif sebagai nukleofil pada reaksi SN2, karenanya
O – CH
diskoneksi dipilih pada ikatan O – CH3.
Analisis :
O CH3 -
O
+ CH3 - Y
H3C H3C
MT ( 4 )
Sintesis :
OH
(CH3O)2SO2 MT ( 4 )
H3C NaOH 85 %
27
Senyawa parfum gardenia ( 5) dapat didiskoneksi pada dua sisi, karena
keduanya melibatkan alkilhalida primer. Benzil halida lebih reaktif dibandingkan
benzil alkohol, tetapi pemilihan rute (b) disebabkan oleh adanya persaingan
persain gan produk
prod uk
substitusi dan produk eliminasi pada rute (a) pada suasana basa.
Analisis :
x
a
+
b a Ph OH
Ph O X
b
+
MT ( 5 ) Ph HO
Sintesis :
basa Ph Cl
- MT ( 5 )
HO O
85 %
Analisis :
Cl Cl
-
S S
C-S
+
Cl
Cl Sulfida Cl
MT ( 6 )
Sintesis :
Cl
SH NaOEt
MT ( 6 )
EtOH
+
Cl
Cl
28
3.2 SENYAWA
SENYAWA TURUNAN
TURUNAN KARBONIL R – COX
COX
Diskoneksi pada senyawa turunan asam mudah dilakukan, terutama pada
ikatan atom hetero dengan gugus karbonil. Diskoneksi model ini selal u menjadi pilihan
pertama pada senyawa turunan asam. Asil
Asil halida (Y = Cl)
Cl) merupakan senyawa turunan
asam yang paling reaktif dalam pelarut dan katalis piridin,
piri din, sehingga banyak digunakan
digunakan
dalam sintesis senyawa turuanan asam yang lain. Diskoneksi dan reaktivitas turunan
asam tertera pada Skema 3.2
O O
C-X
R C X R C Y + XH
Paling reaktif
SOCl2 atau PCl 5
Klorida asam RCOCl
Ac2O
Anhidrida (RCO) 2O
R'OH
Ester RCOOR' RCOOH (Asam)
+
H
R'R"NH
Amida RCONR'R"
biasanya tidak dibuat
Paling stabil
secara langsung
Skema 3.2
Senyawa ester (7) baik digunakan sebagai pengusir serangga atau pelarut untuk
parfum. Diskoneksi pada ikatan C - O ester merupakan pilihan terbaik.
Analisis :
O O
C-O
Ph O Ph Ph OH + Y Ph
ester
MT ( 7 )
29
Sintesis :
Ph-COCl
Ph OH MT ( 7 )
piridin
Analisis :
O
HN NH2
O
C-N
+
amida Cl
Cl Cl
Cl Cl
MT ( 8 ) IGF
reduksi
NO2
C-N
nitrasi
Cl Cl
Cl Cl
Sintesis :
NO2 NH2
HNO
HNO 3 H2 / Pd EtCOCl
MT ( 8 )
Cl H2SO4 Cl Cl
Cl Cl Cl
Senyawa (9) merupakan contoh yang lebih sulit, tetapi kita telah mengenal
pada senyawa tersebut ada gugus ester yang dapat didiskoneksi, sehingga akan
aka n
diperoleh suatu turunan asam yang baik dan murah, yaitu anhidrida ftalat (10).
30
Analisis :
O O
O Ph C-O Y
+ HO Ph
MT ( 9 )
O
(10)
Sintesis :
O
HO Ph
O MT ( 9 )
Et 3N
O
(10)
31
BAB IV
DISKONEKSI DUA GUGUS C – X
X
X
HX
O +
HY
Y
..
OMe +
OMe O + MeOH
OMe
..
OH +
OH O + HCN
CN
..
OR
ROH
O +
HCl
Cl
Skema 4.1
Senyawa (1) yang merupakan parfum dari daun “lilae”, mengandung gugus
asetal yang mudah dikenal dan dapat didiskoneksi menjadi suatu gugus aldehid.
32
Analisis :
OMe
OMe 1,1-di X
Ph Ph CHO + 2 MeOH
asetal
OMe
OMe
MT ( 1 )
Sintesis :
MeOH
Ph CHO MT ( 1 )
H+
Senyawa (2) merupakan salah satu contoh senyawa yang diturunkan dari
sianohidrin. Reduksi gugus CN akan menghasilkan amina.
Analisis :
OH OH
CN O
NH2 IG F 1,1-di X
+ HCN
MT ( 2 )
Sintesis :
OH
O CN
KCN H2
MT ( 2 )
H+ PtO2
Senyawa asam -amino (3) suatu analog metabolit “dopa” untuk terapi
penyakit Parkinson, dapat disederhanakan menjadi senyawa 1,1-difungsional amino
sianida. Diskoneksi senyawa ini akan diperoleh suatu keton (4). Reaksi sintesis
senyawa asam -amino dengan metode ini disebut Sintesis Strecker.
Analisis :
33
HO 1,1-di X HO
MT ( 3 ) (4)
Sintesis :
1. NH 4Cl, KCN
(4) MT ( 3 )
2. HCl pekat
Analisis :
O Cl 1,1-di X OH
MeO MeO + CH2O + HCl
MT ( 5 ) (6)
Sintesis :
CH2O, HCl
(6) MT ( 5 )
Nu
OCOR
(7) -
Nu Nu
OH OH O
+
Nu
Cl
(9) ( 10 )
(8)
34
Proparakaina ( 11) adalah seri anestetik yang mengandung gugus ester, eter,
C – O
dan amina. Diskoneksi ikatan C – O ester merupakan langkah awal yang tepat. Asam
(12) dapat dibuat dengan diskoneksi aromatik standar dan alkohol (13) adalah senyawa
1,2-difungsional yang setara dengan suatu epoksida dan amina.
Analisis :
O O O OH
NEt2
HO
NEt2
HNEt 2
C-O +
(13) 1,2-diX +
ester
NH2 NH2
O
O C3H7 O C3H7
MT ( 11 ) (12)
O OH O OH O OH
NO2
O C3H7 O C3H7 OH
Sintesis :
35
O OH O OH O OH O Cl
HNO
HNO 3 C3H7 - Cl SOCl 2
basa
NO2 NO2 NO2
OH OH O C3H7 O C3H7
( 14 )
O O
NEt 2
HNEt 2
H2
( 14 ) MT ( 11 )
+ ( 13 )
Pd, C
O NO2
O C3H7
Analisis :
Cl OH
H
N N N
C - Cl 1,2-diX
+ O
O O O
O O O
MT ( 15 ) (16) (17)
H H
N N NH2
C-O
OH
+ O
ester
O CO2H 1,2-diX CO2H
O
(17) (18)
36
Sintesis :
O
POCl3
(18) (16) MT ( 15 )
berlebih
37
4.2.2 Senyawa Karbonil
Pada tingkat oksidasi yang lebih tinggi (19), sinton elektrofilik akan berupa
kation karbonil (20), suatu spesies yang sangat tidak stabil. Reagen yang paling baik
untuk sinton ini adalah senyawa -halo karbonil.
O O O
1,2-diX -
Nu Nu Hal
Hal
R R R
+
( 19 ) ( 20 )
Analisis :
O CO2H OH
Cl CO2H
1,2-diX C - Cl
+ Ph - OH
Cl Cl Cl Cl
MT ( 21 )
Sintesis :
OH
Cl2 1. NaOH
Ph - OH MT ( 21 )
Fe 2. ClCH2CO2H
Cl Cl
Nu R - R R
Nu
+
O O O
38
Reagen Grignard dari senyawa ( 22) banyak digunakan dalam sintesis.
Diskoneksi asetal dari (22) akan memberikan senyawa -bromo aldehid, dan ini dapat
dibuat dari addisi Michael Br – terhadap akrolein.
Analisis :
O O
O O 1,1-diX 1,3-diX
Br H asetal Br H H
Br -
MT ( 22 )
Sintesis :
O O
HBr
HBr HO OH
MT ( 22 )
H Br H +
H
Amina tipe (23) dapat dibuat dengan mereduksi sianida (24), yang merupakan
produk reaksi Michael dari senyawa , -tak jenuh dari suatu sianida dengan alkohol.
Analisis :
IGF CN 1,3-diX CN
RO NH 2 RO -
RO
reduksi
MT ( 23 ) ( 24 )
Sintesis :
NaOMe H2
ROH
ROH ( 24 ) MT ( 23 )
CN Rh, Al2O3
39
BAB V
GUGUS PELINDUNG
NaBH 4
O
CO2Et
(2)
CO2Et
O
(1) ?
OH
(3)
Sintesis :
+
HO OH O LiAlH 4 H
(1) O O O (3)
+ OH H2O
H CO2Et
40
Dalam sintesis (3), asetal mudah dibuat dan mudah dihilangkan, keduanya
dengan hasil yang baik, tahan reagen
rea gen seperti basa, nukleofil, dan agen pereduksi seperti
LiAlH4. Pada tabel 5.1 ditampilkan beberapa macam gugus pelindung yang tersedia
untuk semua gugus fungsional.
41
Tabel 5.1 (lanjutan)
Gugus Gugus Penambahan Penghilangan Ketahanan GP reaktif
pelindung GP terhadap
(GP)
Amina Amida
RNH2 RNHCOR’ R’OCCl OH-- /H2O elektrofil
Uretan
RNHCO.OR’ R’OCOCl H2 /katalis elektrofil Basa,
atau HBr nukleofil
RNHCOOBu- t -BuOCOCl
-BuOCOCl H+ elektrofil Basa,
t nukleofil
flalimida Anhidrida ftalat NH2 NH2 elektrofil Basa,
nukleofil
Tiol
RSH AcSR AcCl / basa OH-- /H2O elektrofil oksidasi
Analisis :
Br HO2C
HO C - Br HO IGF
HO brominasi HO HO
Sintesis :
HO2C O
O
LiAlH 4 1. Br 2
(5) MT (4)
+ +
HO H O 2. H /H2O
Gugus pelindung untuk asam karboksilat adalah vital dalam sintesis peptida.
Bahkan problemanya sangat jelas sekalipun hanya dipeptida. Dipeptida ester Asp-
Phe-OCH3 (6) merupakan agen pemanis, 150 kali lebih manis dari gula tebu. Hanya
satu diskoneksi yang masuk akal karena kita tahu Asp dan Phe sudah tersedia untuk
42
material start. Tetapi, masalah utamanya adalah bagaimana kita membuat kombinasi
dipeptida seperti yang diinginkan dan menghilangkan peluang terbentuknya dimer
Asp-Asp, Phe-Phe, dan produk yang salah Phe-Asp. Selain itu, juga perlu diingat
bahwa Asp memiliki dua gugus
gugus karboksilat. Dalam hal ini penggunaan gugus
pelindung adalah jawaban yang
yang tepat.
Analisis :
HO2C
H2N CO2CH3 H2N CO2H
H C-O
N CO2CH3
H2N C-N
Ph ester Ph
amida +
O
Ph HO2C
MT (6)
OH
H2N
Proteksi Asp
O
HO2C HO 2C
Ph O Cl
O
OH OH
H2N Ph O N
H
O O
(7)
PhH
PhH 2CO2C PhH
PhH 2CO2C
O O
PhCH 2OH 1. LiOH, H 2O
(7) Ph O N CO2CH2Ph + Ph O N CO2H
+ 2. H
H H H
(8)
Proteksi Phe
SOCl 2
Ph Ph
(9)
43
Sintesis :
PhH
PhH 2CO2C
Cl Cl
Cl
O
(8) +
HO Ph O N
H
Cl O
Cl Cl
pengaktivasi
(10)
PhH
PhH 2CO2C
Et3N O H H2, Pd
(10) + (9) MT (6)
N CO2CH3
Ph O N HOAc
H H2O
O Ph
44
BAB VI
DISKONEKSI DUA GUGUS : SENYAWA KARBONIL
1 3 -
2 (2)
+
(1)
O O
+
X
O OH OH O
(2) + +
1 3 H
2
(3)
IGF
1 3
2
(4)
45
Analisis :
-
O O O O
Ph Ph - Ph
MT ( 5 ) +
O O
+
EtO
Sintesis :
-
O O O
- +
H EtO H
Ph Ph OEt MT ( 5 )
(6)
Pival (7) merupakan racun tikus dengan tiga gugus keton yang memiliki
hubungan 1,3 dengan yang lainnya. Dari dua diskoneksi yang mungkin, diskoneksi b
lebih cepat menuntun ke material start yang tersedia.
Analisis :
O O
a O O
a
- + EtO
b
O O
MT ( 7 )
b
O O O
CO2Et
+
CO2Et CO2Et
46
Sintesis :
O
CO2Et
Basa
MT ( 7 )
+
CO2Et
Analasis :
O HO O
O
1,3-diO
-
+
MT ( 8 )
Sintesis :
O
basa
MT ( 8 )
Senyawa (9) merupakan salah satu contoh senyawa enon yang tidak
terkonjugasi. Dengan bantuan diskoneksi Wittig akan memberikan senyawa 1,3-
dikarbonil (10), dan diskoneksinya lebih lanjut akan memberikan suatu ester (11) dan
aldehid (12) dengan kerangka molekul yang sama. Karenanya, sinte sis dapat dilakukan
dengan mereaksikan dua molekul aldehid (12) kemudian dioksidasi.
47
Analisis :
O O
Ph CHO Ph
Wittig
+
PPh3
(10)
MT ( 9 )
O
CHO
CHO
OEt
+
(11) (12)
Sintesis :
CHO OH Ph
NaOH CHO CrO3 Ph3P --
(10) MT ( 9 )
piridin
(12)
Senyawa karbonil , -tak jenuh mudah dibuat melalui dehidrasi senyawa -
hidroksi karbonil. Atom hidrogen mudah dihilangkan membentuk ion enolat dan
produk konjugasi. Dalam suasana asam reaksi diawali protonasi gugus OH kemudian
diikuti dengan pelepasan
pelepasan molekul air. Sementara dalam suasana basa, reaksi melalui
H.
pengaktifan atom H
OH O O
asam / basa
H
48
Analisis :
O O
O O
O O
O +
MT ( 13 )
Sintesis :
O
basa
O MT ( 13 )
Parfum Perancis yang terkenal dengan unsur Flosal ( 14) adalah suatu enal.
Diskoneksi pada ikatan rangkap akan memberikan bensaldehid dan suatu aldehid
alifatik sebagai material start. Sintesis flosal berlangsung dalam suasana basa
menggunakan bensaldehid berlebih untuk menghindari kondensasi sesama aldehid
alifatik.
Analisis :
PhCHO +
Ph
CHO
CHO
CHO
CHO
MT ( 14 )
Sintesis :
NaOH
3 PhCHO + MT ( 14 )
H2O, EtOH
CHO
Oksanamida (15) mengandung dua gugus fungsi, yaitu amida dan epoksida.
Diskoneksi C – X
X dari epoksida memberikan suatu alkena, sedangkan amida dapat
diperoleh dari gugus asam melaui proses IGF. Diskoneksi C – X dan IGF akan
memberikan senyawa karbonil , -tak jenuh, sehingga diskoneksi ikatan rangkap
akan menghasilkan dua molekul dengan kerangka yang sama. Molekul aldehid baik
digunakan sebagai material start, diikuti oksidasi sebelum mencapai senyawa target.
49
Analisis :
O
C-X CHO
IGF
CONH 2 CO2H
+
MT ( 15 ) ( 16 )
CO2H
Sintesis :
CHO
CHO basa Ag2O
( 16 )
CHO
CHO
1. SOCl 2 RCO
RCO 3H
( 16 ) MT ( 15 )
2. NH 3
CONH 2
memberikan senyawa karbonil , -tak jenuh dan suatu enolat dari keton/aldehid.
Reaksi sintesis senyawa 1,5-dikarbonil berhasil baik dan lebih disukai melalui reaksi
Michael, yaitu adisi pada enolat keton terhadap C dari senyawa karbonil , -tak jenuh
dibandingkan adisi langsung terhadap karbon karbonil. Enolat atau karbanion pada C
dari gugus karbonil dapat distabilkan dengan menambahkan satu gugus
gugus ester yang lain.
Ester ini mudah dihilangkan melalui hidrolisis dan dekarboksilasi pada saat produk
terbentuk dengan pemanasan dalam suasana asam/basa berair.
--
O O O O
1,5-diO
R1 R2 R1 + R2
MT ( 17 )
O O O
--
1. EtO -
1. HO , H2O
R2 R1 R2 MT ( 17 )
2. O +
2. H , panas
CO2Et R1 CO2Et
50
Diskoneksi pada ikatan C-C rantai dengan cincin dari keton (18) akan
memberikan senyawa keton , -tak jenuh siklik dan sinton (19) yang ekivalen dengan
malonat.
Analisis :
O O
1,5-diO
--
+ CH2CO2H CH2(CO2Et)2
CO2H
(19)
MT ( 18 )
Sintesis :
O O
-- -
EtO 1. HO , H2O
+ CH2(CO2Et)2 MT ( 18 )
+
EtOH CO2Et 2. H , panas
CO2Et
--
O :N N+ O
O
N
H OCH3
+ OCH3
H
+
H , H 2O
O O N O
OCH3 OCH3
51
Senyawa (20) merupakan senyawa 1,5-dikarbonil yang memiliki percabangan
ekstra. Untuk memudahkan dalam sintesis, diskoneksi pada titik percabangan adalah
pilihan yang tepat.
Analisis :
O O O O
1,5-diO
Ph Ar Ph - + Ar
MT ( 20 )
Sintesis :
O O
N
N Ar
Ph H
Ph MT ( 20 )
+
+
H H , H2O
Analisis :
O O O
1
CO2Et CO2Et CO2Et
2
O O
Ph Ph 3 Ph Ph
Ph 5 Ph
4
MT (21)
52
Sintesis :
O
O EtONa
+ CO2Et MT (21)
Ph Ph
Senyawa bisiklik ( 22) merupakan zat antara ideal pada sintesis steroida.
Diskoneksi pada ikatan , -tak jenuh akan memberikan senyawa 1,5-dikarbonil, dan
diskoneksi lebih lanjut pada ikatan C-C rantai samping dengan cincin akan
memberikan keton , -tak jenuh dan diketon siklik yang simetri.
Analisis :
O O O
3 5
2
4
+
1
O O O O O
MT (22)
Sintesis :
O O
O piridin
MT (22)
+
KOH H
O O O
53
BAB VII
REAKSI DIELS-ALDER
O O
H
O O
H
O O
(1) (2)
Ph H Ph
CO2Me
CO2Me
CO2Me
CO2Me
Ph H Ph
(1) (3)
Adanya gugus penarik elektron pada dienofil akan reaksi semakin mudah
berlangsung. Reaksi ini bersifat regioselektif dan stereoselektif karena proses
pembentukan cincin berlangsung da lam satu tahap sehingga tidak ada waktu untuk
berotasi. Trans dienofil (4) akan memberikan produk trans, dan begitu sebaliknya
untuk cis dienofil.
H
H CO2Me CO2Me
MeO
MeO 2C H CO2Me
H
(4)
54
Pada reaksi Diels-Alder biasanya terdapat istilah produk ekso dan produk endo.
Istilah ini mengacu pada hubungan antara gugus penarik elektron dari dienofil
terhadap ikatan rangkap pada cincin sikloheksena yang baru terbentuk. Dalam praktek,
produk endo umumnya lebih dominan karena merupakan produk kinetik, sementara
produk ekso yang lebih stabil merupakan produk termodinamik.
O
O
O H
O +
H
H O
O
H O
O
ekso endo O
O O
O
O
O
O
interaksi mengarah ikatan
Siglure (5) merupakan atraktan sintetik yang digunakan sebagai umpan untuk
lalat buah Mediteranean. Senyawa ini memiliki hubungan trans dan dapat dibuat dari
trans dienofil.
Analisis :
CH3 D-A H3C
+
O O
O O
MT ( 5 )
C-O
H3C
+
HO
OEt
55
Dalam pabrik etil ester lebih mudah digunakan dan baru diganti dengan alkohol yang
lebih kompleks setelah reaksi Diels-Alder.
Sintesis :
H3C CH3
panas
+
OEt OEt
O O
(6)
HO
(6) +
MT ( 5 )
H
Limonen (7), senyawa pemberi aroma pada buah jeruk adalah produk nyata
dari reaksi Diels-Alder. Diskoneksi Diels-Alder akan memberikan diena dan dienofil
yang berupa trans diena. Agar reaksi berlangsung sesuai dengan harapan, salah satu
ikatan rangkap pada dienofil ditransformasi menjadi karbonil yang nantinya dapat
dibuat melalui reaksi Wittig.
Analisis :
Wittig D-A
+
O O
MT ( 7 )
Sintesis :
SnCl 4 Ph3P=CH 2
+ MT ( 7 )
panas
O O
56
BAB VIII
STRATEGI UMUM MEMILIH SUATU DISKONEKSI
Banyak cara yang dapat ditempuh untuk mensintesis satu molekul target.
Setiap rute memiliki jalur diskoneksi dan tingkat kerumitan tersendiri. Untuk
memudahkan proses sintesis molekul target, perlu kajian yang mendalam mengenai
rute yang dipilih dan diskoneksi yang dilakukan, seperti :
1. Penyederhaan yang paling besar
Diskoneksi pertama kali dilakukan ditengah-tengah atau pada titik percabangan
molekul target. Contohnya alkohol ( 1), yang bisa didiskoneksi pada banyak
tempat. Tetapi diskoneksi yang tepat dan reaksinya sederhana adalah diskoneksi
pada titik percabangan.
OH
MT (1)
Analisis :
OH C-C
MT (1)
Sintesis :
1. Mg , Et2O
MT (1)
2.
Br
CHO
CHO
57
alkohol tersier (2). Diskoneksi pada percabangan akan mempertahankan simetri
molekul target.
Analisis :
1,1
CH3CO2E t + MgBr
C-C
OH IGF
MT (2)
1,2
+ O OH
MgBr C-C
Sintesis :
1. Mg , Et2O PBr 3
Br 2. O OH Br
1. Mg , Et2O
MT (2)
Br 2. CH 3CO2E t
58
Analisis :
MgBr
a
+ CH2O
b a Ph
OH
Ph
b
MT (3) PhMgBr + O
Sintesis (a) :
Br
1. Mg , Et2O
Ph 2. CH 2O OH
Sintesis (b) :
1. Mg , Et2O
PhBr MT (3)
2. O
59
Tabel 8.1. Beberapa Material Start Yang Tersedia
X
amina
X X
X
X
X X
O O
60