Anda di halaman 1dari 5

Kimia Mineral

 2 Comments

Analisis Kimia Batuan Sedimen

Dalam mempelajari kimia batuan, kita dapat mengetahui komposisi kimia batuan dengan cara
menganalisis kandungan material-material penyusun batuan tersebut. Untuk batuan sedimen,
metode-metode yang digunakan berbeda dengan batuan beku. Untuk kali ini, batuan sedimen
yang akan dibahas adalah batupasir. Analisis kimia batupasir dapat digunakan dengan
menggunakan beberapa metode, seperti X-Ray Fluorescence, XRD, Fourier Transform
Infrared (FTIR), dan UV-vis. Selanjutnya akan coba dibahas satu per satu.

 XRF

Metode XRF secara luas digunakan untuk menentukan komposisi unsur suatu material.
Karena metode ini cepat dan tidak merusak sampel, metode ini dipilih untuk aplikasi di
lapangan dan industri untuk kontrol material. Tergantung pada penggunaannya, XRF dapat
dihasilkan tidak hanya oleh sinar-X tetapi juga sumber eksitasi primer yang lain seperti
partikel alfa, proton atau sumber elektron dengan energi yang tinggi.

Hasil dari XRF ini adalah berupa komposisi kimia dari material tersebut, dalam hal ini
materialnya berupa batuan sedimen. Komposisi kimia yang dapat ditentukandari metode ini
adalah unsur-unsur utama penyusun batuan sedimen, seperti SiO2, TiO2, Al2O3,
Fe2O3(total), MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O dan P2O5, dan unsur-unsur jejak.

 XRD

X-ray diffraction merupakan salah satu metoda karakterisasi material yang paling tua dan
paling sering digunakan hingga sekarang. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi fasa
kristalin dalam material dengan cara menentukan parameter struktur kisi serta untuk
mendapatkan ukuran partikel. Pada batuan sedimen, biasanya metode ini dapat digunakan
untuk menunjukkan komposisi mineral penyusun batuan sedimen berdasarkan strukturnya
kristalnya. Dalam analisis mineral batuan sedimen, biasanya metode ini digunakan pada
mineral lempung.

 Metode Fourir Transform Infrared

Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) atau spektoskopi infra merah merupakan


suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada
pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10
cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang
menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya
mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah
rambatan.

Dengan teknik spektroskopi pada metode ini, kita dapat menunjukkan adanya kuarsa,
feldspar dalam struktur yang berbeda, kaolinit sebagai mineral utama pada batuan sedimen.
Kegunaan lain dari metode ini adalah untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam
molekul yang ada dalam material organic pada batuan sedimen. Metode ini juga dapat
mengidentifikasi hidrokarbon yang ada dalam batuan sedimen, sehingga kita dapat
menentukan batuan sedimen tersebut dapat dijadikan batuan reservoir atau tidak.

 Metode UV-vis

Spektrometri UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang berdasarkan pada penurunan
intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan penurunan intensitas cahaya
yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi warna
spesies yang ada pada media tersebut.

Metode ini ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi hidrokarbon yang ada dalam
batuan sedimen

Berikut contoh hasil analisis dari ke empat metode di atas.

Tabel 1. Hasil analisis batuan sedimen dengan menggunakan metode XRF (Kelly dkk, 2007)
Tabel 2. Hasil analisis batuan sedimen dengan menggunakan metode XRF, FTIR, dan UV-vis
(Ramli dkk, 2010)

Kimia Mineral Seri Bowen

1. Grup Olivin

 Olivine (Mg,Fe)2SiO4
 Fayalite Fe2SiO4
 Forsterite Mg2SiO4
 Monticellite CaMgSiO4

2. Grup Piroksen

Orthopyroxenes (orthorhombic)

 Hypersthene (Magnesium Iron Silicate)


 Enstatite, Mg2Si2O6

Clinopyroxenes (monoclinic)

 Aegirine (Sodium Iron Silicate)


 Augite (Calcium Sodium Magnesium Iron Aluminium Silicate)
 Diopside (Calcium Magnesium Silicate, CaMgSi2O6)
 Hedenbergite (Calcium Iron Silicate)
 Jadeite (Sodium Aluminium Silicate)
 Pigeonite (Calcium Magnesium Iron Silicate)
 Spodumene (Lithium Aluminium Silicate)

3. Amfibol

Orthorhombic series

 Anthophyllite (Mg,Fe)7Si8O22(OH)2

Monoclinic series
 Tremolite Ca2Mg5Si8O22(OH)2
 Actinolite Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2
 Cummingtonite Fe2Mg5Si8O22(OH)2
 Grunerite Fe7Si8O22(OH)2
 Hornblende Ca2(Mg,Fe,Al)5(Al,Si)8O22(OH)2
 Glaucophane Na2(Mg,Fe)3Al2Si8O22(OH)2
 Riebeckite Na2Fe2+3Fe3+2Si8O22(OH)2
 Lamprobolite CaMgFeAl

4. Biotit

Rumus kimia: (Fe, Mg)3 AlSi3 O10 (F, OH)2

5. Plagioklas

 Plagioclase (Na,Ca)(Si,Al)4O8
 Albite NaAlSi3O8
 Oligoclase (Na,Ca)(Si,Al)4O8
 Andesine (Na,Ca)(Si,Al)4O8
 Labradorite (Ca,Na)(Si,Al)4O8
 Bytownite (Ca,Na)(Si,Al)4O8
 Anorthite CaAl2Si2O8

6. K-Felspar

 Orthoclase KAlSi3O8
 Sanidine (K,Na)(Si,Al)4O8
 Microcline KAlSi3O8
 Anorthoclase (Na,K)AlSi3O8

7. Muskovit

Rumus kimia : KAl2(AlSi3O10)(F,OH)2

8. Kuarsa

Rumus kimia : SiO2

Daftar Pustaka

 Lelono, E.B., Isnawati, 2007, Peranan Iptek Nuklir Dalam Eksplorasi Hidrokarbon,
Jakarta, JFN, Vol.1 No.2, November 2007
 Ramli, S., Padmanabhan, E., Mokhtar, M.A., Yusof, W.I.W., 2010, Spatial-Temporal
Variability Of Hydrocarbon Distribution In The Northern Sector Of The Belait
Formation, Kuala Lumpur.
 Fatimah, S., yanlinastuti., Yoskasih, 2005, Kualifikasi Alat Spektrometer Uv-Vis
Untuk Penentuan Uranium Dan Besi Dalam U3O8, Hasil Hasil Penelitian EBN.
 Kelly, J.L., Fu, B., Kita, N.T., Valley, J.W., 2007, Optically Continuous Silcrete
Quartz Cements Of The St. Peter Sandstone: High Precision Oxygen Isotope Analysis
By Ion Microprobe, Geochimica et Cosmochimica Acta
 Banyak orang yang menggunakan buku Dr. Mason sebagai buku teks akan berterima kasih
kepadanya karena menyimpan edisi ketiga baru ini dengan ukuran yang sama dengan edisi
kedua sebelumnya. Ini telah dilakukan oleh seleksi yang bijaksana dari materi baru dan
penghapusan jumlah yang hampir sama dari yang lama. Jadi di daerah di mana ide-ide
berubah dengan cepat, seperti suhu di dalam bumi, ekstrapolasi sebelumnya Verhoogen
(1956) telah dijatuhkan dan digantikan oleh lebih banyak eksistensi terbaru variasi
temperatnre di dalam bumi sebagai hasil pertimbangan disintegrasi radioaktif oleh
MacDonald (1964). Masalah sulit dari sifat o diskontinuitas Mohorovicic ditangani secara
cerdas dalam terang tinjauan baru-baru ini Clark dan Ringwood (1964). Dalam proses
mencari ruang untuk materi dan ide baru, perlu untuk menghapus beberapa bagian yang
berharga dalam edisi sebelumnya. Contoh dari ini adalah penghapusan bagian yang berjudul
model Bumi yang Telah Diusulkan dari Bab Tiga. Kami terutama menyesalkan hilangnya
sosok komposit yang sangat baik dalam edisi sebelumnya yang menunjukkan empat teori
struktur internal bumi. Ini telah digantikan oleh figur tunggal yang mewakili ide-ide terbaru
saja. Dari sudut pandang guru, figur sebelumnya lebih disukai karena menggambarkan
perkembangan gagasan pada struktur internal bumi, sedangkan sosok baru mewakili status
seni saat ini saja. Beberapa bagian seperti Bab Empat, Beberapa Termodinamika dan Kristal
Kimia, sangat mirip dengan edisi esrlier. Hanya satu referensi baru telah ditambahkan ke bab
ini, referensi untuk karya Miyashiro (1960) tentang energi bebas reaksi solid-state dan
signifikansi mereka dalam genesis batuan. Rupanya tidak ada perubahan besar yang terjadi
di area ibis di Inat selama delapan tahun menurut pendapat Dr. Uason. Beberapa karya baru
di area umum ini telah ditambahkan di bab-bab lain. Misalnya, karya Christie yang lebih baru
(10,59) tentang stabilitas hubungan antara zaisite dan plagiocls telah menggantikan karya
Hamsberg (1932) yang disebut dalam bab ini. pada metamorfosis dalam edisi sebelumnya.
 Diskusi tentang komposisi meteorit mencerminkan minat saat ini dalam komposisi
rhondrites. Tabel di edisi sebelumnya pada frekuensi jatuh meteorit menunjukkan hanya tiga
kelas, setrika, batu besi, dan batu. dalam edisi baru ada empat kelas meteorit, besi, batu-
batu, achondrites, dan ehondrites. Demikian pula dalam edisi sebelumnya, tabel komposisi
materi meteorit memberi "komposisi rata-rata materi meteorit," sedangkan dalam radisi
baru, tabel yang sama mencantumkan komposisi "chondrite rata-rata" sebagai gantinya. Di
bidang ini Dr. Mason adalah yang paling mahal dan kita dapat melihat bahwa perubahan
dalam terminologi ini jauh lebih disukai. Diskusi tentang teori bahwa meteorit berasal dari
planet yang terganggu telah dihilangkan, mungkin secara signifikan. Sebuah tambahan yang
akan berguna bagi para guru dan siswa yang menggunakan buku ini sebagai, buku ajar lbuku
Lampiran IV, Beberapa Pertanyaan dan Masalah. Guru dan siswa kimia umum akan
menganggap ini sebagai buku sumber yang bermanfaat untuk materi tentang sifat kimia
dunia di sekitar kita

Anda mungkin juga menyukai