0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
250 tayangan2 halaman
Praktikum ini membandingkan media LJ dan MGIT untuk mengkultur Mycobacterium tuberculosis dari sampel dahak. Hasilnya menunjukkan kontaminasi pada kedua media karena pertumbuhan bakteri lain, mungkin karena ketidaksempurnaan proses preparasi sampel atau komposisi media. Tidak ditemukan koloni Mycobacterium tuberculosis pada kedua media.
Deskripsi Asli:
Laporan Praktikum Identifikasi Tuberculosis: Kultur pada Media LJ dan MGIT
Praktikum ini membandingkan media LJ dan MGIT untuk mengkultur Mycobacterium tuberculosis dari sampel dahak. Hasilnya menunjukkan kontaminasi pada kedua media karena pertumbuhan bakteri lain, mungkin karena ketidaksempurnaan proses preparasi sampel atau komposisi media. Tidak ditemukan koloni Mycobacterium tuberculosis pada kedua media.
Praktikum ini membandingkan media LJ dan MGIT untuk mengkultur Mycobacterium tuberculosis dari sampel dahak. Hasilnya menunjukkan kontaminasi pada kedua media karena pertumbuhan bakteri lain, mungkin karena ketidaksempurnaan proses preparasi sampel atau komposisi media. Tidak ditemukan koloni Mycobacterium tuberculosis pada kedua media.
PENGAMATAN DAN IDENTIFIKASI Mycobacterium tuberculosis.
PADA LJ DAN MGIT
Teknologi Laboratorium Medik Poltekkes Kemenkes Semarang 2018 Abstrak Kultur Mycobacterium tuberculosis dari dahak penderita merupakan gold standar untuk penegakan diagnose TB saat ini. Media yang umum digunakan adalah media Lowenstein Jensen (LJ) sebagai media padat yaitu media berbasis telur yang digabungkan dengan penggunaan elektrolit dan malachite green direkomendasikan sebagai isolasi, kultur, dan studi kerentanan terhadap obat, serta medium cair yang digunakan untuk pertumbuhan yaitu media MGIT. Hasil praktikum media LJ menunjukan hasil negatif setelah pengamatan selama 8 minggu, karena tidak terdapat koloni Mycobacterium yang tumbuh, tetapi bakteri kontaminasi. Hal tersebut dikonfirmasi dengan tes katalase dan pewarnaan menggunakan pewarnaan Ziehl Neelsen dan didapatkan hasil tidak terdapat bakteri tahan asam (BTA) serta hasil uji katalase menunjukan hasil negatif yang dimungkin bakteri hasil kontaminasi. Hasil kontaminasi juga ditemukan pada media MGIT, karena ketika tabung digoyangkan endapan putih bergerak ke atas.
I. Latar Belakang tidak ada gelembung udara. Proses
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit pencampuran dilakukan didalam BSC dan infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman gunakan stirrer untuk menghomogenkan. Media Mycobacterium tuberculosis. Penularan dibagikan ke dalam tabung sebanyak 7 ml dan langsung terjadi melalui aerosol yang atur agar posisi miring. Padatkan pada oven 80- mengandung kuman TB. Gejala umum TB paru 85oC selama 45 menit atau pada autoklaf. pada orang dewasa adalah batuk yang terus- Lakukan uji sterilitas dan kesuburan pada menerus dan berdahak, selama 2 - 3 minggu atau media. Masukkan sampel sebanyak 100µl dan lebih. Bila tidak diobati maka setelah lima tahun pastikan merata di media. Inkubasi dalam sebagian besar (50%) pasien akan meninggal keadaan miring selama 24 jam kemudian setelah (Kemenkes, 2012). itu posisi tegakkan kembali. Amati Diagnosis tuberkulosis (TB) paru pertumbuhan bakteri pada media setiap minggu. ditegakkan berdasarkan gambaran klinik, MGIT: Siapkan reagen yang diperlukan pemeriksaan fisik, gambaran radiologik, untuk membuat MGIT kemudian larutkan pemeriksaan laboratorium dan uji tuberkulin. dalam aquades steril, kemudian diautoklaf pada Diagnosis laboratorium tuberkulosis (TB) paru suhu 121oC selama 15 menit. Setelah selesai yang rutin dilaksanakan adalah tehnik tunggu suhu turun sampai 45oC kemudian mikroskopis BTA, dan untuk konfirmasi tambahkan bahan ADC ke dalam reagen yang dilakukan kultur (Ariami, Pancawati., 2014). sudah dibuat. Tuang ke dalam tabung sebanyak Kultur Mycobacterium tuberculosis dari 5 ml. Inokulasikan spesimen ke media. Amati dahak penderita merupakan gold standard untuk tiap 3-4 hari pada minggu pertama dan tiap penegakan diagnosa TB saat ini. Media yang minggu setelahnya. dapat digunakan sebagai kultur seperti Preparasi sampel: sputum ditambahkan lowenstein-jensen (LJ) dan Mycobacteria larutan NaOH 4% dengan perbandingan 1:1, growth indicator tube (MGIT). Media LJ yaitu didiamkan selama 15 menit. Pindahkan kedalam media berbasis telur yang digabungkan dengan tabung sentrifuge. Tambahkan larutan PBS penggunaan elektrolit dan malachite green hingga volume 50 ml dan sentrifugasi dengan direkomendasikan sebagai isolasi, kultur dan 3000 g selama 15 menit. Supernatan dibuang, studi kerentanan terhadap obat (Coban AY, et lalu lakuan pencucian sebanyak 2x dengan al., 2006). Media MGIT merupakan suatu penambahan PBS. Sedimen yang dihasilkan medium untuk isolasi mikrobakterium, yang tambahkan 1-2 ml PBS, lalu homogenkan mengandung Middlebrook Broth Base dengan vortex. (Kusdarmadji, 2000). II. Metode LJ: Semua alat dan bahan harus steril. Timbang reagen LJ (garam mineral, malachite green 4% dan gliserol) dan dilarutkan dengan aquadest. Sterilkan pada suhu 121oC selama 15 menit. Siapkan telur bebek sesuai kebutuhan kemudian rendam dalam etanol 70% selama 15 menit.
Pecahkan telur dan saring. Kemudian III. Hasil
campurkan telur ke dalam media LJ, pastikan a. Uji Biakan Media LJ (tanpa NaOH) Hasil pengamatan pada Kontrol positif dengan kontrol positif. Hal ini dapat minggu ke-5 dikarenakan tidak dilakukannya penambahan NaOH pada suspensi, sehingga bakteri lain selain Mycobacterium tidak mati. Selain itu didapatkan media yang pecah, yang menunjukkan bahwa media kering, sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri tidak maksimal. Identifikasi Mycobacterium tuberculosis pada media MGIT dilakukan pengamatan secara makroskopis. Identifikasi secara mikroskopis dan uji katalase tidak dilakukan pada media a) Koloni pada media : a) Koloni pada MGIT. Hasil menunjukkan media MGIT jernih, bulat, licin, tidak media: berwarna terdapat endapan di dalamnya tetapi terjadi seperti bunga kol, kuning, bulat kontaminasi. Kontaminasi disebabkan karena media pecah, seperti bunga kol. komposisi bahan yang berfungsi sebagai kontaminan. b) Mikroskopis : penghambat penghambat bakteri lain (PANTA) b) Mikroskopis : tidak ditemukan basil seperti glutamic acid dan pyridoxin tidak ditemukan BTA berwarna merah terdapat di dalamnya, sehingga memungkinkan c) Katalase : (-) tanpa susunannya bakteri lain tumbuh di dalam media. ada gelembung bergerombol Kontaminasi juga disebabkan karena hanya (cord formation) terdapat tiga larutan penyangga dari delapan b. Uji Biakan Media MGIT (dengan NaOH) jenis penyangga yang terdapat pada media. Hasil Pengamatan Kontrol positif Hasil kontaminasi tersebut diketahui ketika minggu ke-4 tabung digoyang, endapan putih tidak ikut bergerak ke atas. Media MGIT diamati hingga 4 minggu, apabila bakteri tersebut tumbuh, maka akan tumbuh pada minggu pertama. V. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat bakteri Mycobacterium tuberculosis a) Hasil: (-) jernih a) Hasil (+) terdapat pada media LJ dan MGIT karena menunjukkan endapan putih hasil kontaminasi. didasar tabung VI. Daftar Pustaka b) ditemukan basil Ariami, Pancawati. 2014. Sensitivitas Media berwarna merah Ogawa dan Media Lowenstein Jensen susunannya Terhadap Hasil Pertumbuhan Kuman bergerombol Mycobacterium Tuberculosis. Jurnal (cord formation) Kesehatan Prima. IV. Pembahasan Coban AY, et al. 2006. Blood Agar for Pada praktikum kali ini dilakukan Susceptibility Testing of Mycobacterium pengamatan dan identifikasi Mycobacterium tuberculosis Against First-Line Drugs. Int J tuberculosis dengan uji biakan pada media LJ Tuberc Lung Dis. dan MGIT. Preparasi sampel dilakukan dengan Kemenkes. 2012. Petunjuk Teknis Pemeriksaan 2 metode yaitu suspensi ditambahkan NaOH Biakan, Identifikasi, dan Uji Kepekaan dan tanpa NaOH. Mycobacterium tuberculosis pada Media Identifikasi Mycobacterium tuberculosis Padat. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. pada media LJ (tanpa NaOH) dilakukan Kusdarmadji. 2000. Uji Diagnostik pengamatan secara makroskopis, mikroskopis, Mycobacteria Growth Indicator Tube dan uji katalase. Dari ketiga pengataman dapat (MGIT) Pada Penderita Tuberkulosis Paru disimpulkan bahwa hasil inokulasi pada media Tersangka di Rumah Sakit Umum Pusat Dr LJ adalah kontaminan. Hasil juga dibandingkan Kariadi dan BP4 Semarang.