1. PENGERTIAN PROFESI :
- SCHEIN, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma
yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat
- DONI KOESOEMA A
Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu
hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk
jabatan tersebut serta pelayananbaku terhadap masyarakat
-
SITI NAFSIAH
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah
hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang
banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan
tanggung jawab
2. CIRI KHAS PROFESI :
1. Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus
berkembang dan diperluas.
2. Suatu teknik intelektual.
3. Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis.
4. Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi.
5. Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan.
6. Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri.
7. Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan
kualitas komunikasi. yang tinggi antar anggotanya.
8. Pengakuan sebagai profesi.
9. Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari
pekerjaan profesi.
10. Hubungan yang erat dengan profesi lain.
- CIRI KHAS PROFESI
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi
harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
3. Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap
guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi
sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa
tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar
yang berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak.
- Adam dan Decey dalam Basic Principles Of Student Teaching, diantaranya adalah : [7]
a. Guru sebagai demostrator
Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi
pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan
kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa
b. Guru sebagai penegelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai
lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan
c. Guru sebagai mediator atau fasilitator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki penegtahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan karena pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar.
7. KEWAJIBAN GURU
Tanggungjawab guru menurut Hamalik (2004: 127), yaitu sebagai berikut:
1. Guru harus menuntut murid-murid belajar. Tanggungjawab guru yang terpenting adalah
merencanakan dan menuntut murid-murid melakukan kegiatan-kegiatan belajar guru mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
2. Turut serta membina kurikulum sekolah. Sesungguhnya guru merupakan seorang key person
yang paling mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat
perkembangan murid.
3. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak dan jasmaniah). Memompakan
pengetahuan kepada murid kiranya bukan pekerjaan yang sulit. Tetapi membina siswa agar
menjadi manusia berwatak (berkarakter) sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah.
Mengembangkan watak dan kepribadiannya, sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap, cita-
cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggungjawab, ramah dan mau bekerja sama,
bertindak atas dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi tanggungjawab guru.
- Wijaya dkk. (1994:9), menyebutkan beberapa tanggungjawab yang memerlukan
sejumlah kemampuan yang lebih khusus dari seorang guru, yaitu:
1. Tanggungjawab moral adalah setiap guru harus memiliki kemampuan menghayati perilaku dan
etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tanggungjawab dalam bidang pendidikan di sekolah adalah setiap guru harus menguasai cara
belajar-mengajar yang efektif, mampu membuat satuan pelajaran, mampu dan memahami
kurikulum dengan baik, mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model bagi siswa, mampu
memberikan nasihat, menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan layanan, mampu
membuat dan melaksanakan evaluasi dan lain-lain.
3. Tanggungjawab guru dalam bidang kemasyarakatan adalah turut serta menyukseskan
pembangunan dalam bidang kemasyarakatan, untuk itu guru harus mampu membimbing,
mengabdi kepada dan melayani masyarakat.
Wens Tanlain dkk (dalam Djamarah, 2000) mengatakan bahwa guru yang bertanggungjawab
harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
8. - Hak-Hak Guru
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 14 ayat 1 menyatakan, bahwa dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan, guru memiliki hak sebagai berikut:
1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan
sosial.
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.
4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang
kelancaran tugas keprofesionalan.
6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik
7. sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
8. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
9. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
10. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
11. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik
dan kompetensi, dan/atau
12. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
8. PENGERTIAN KOMPETENSI
Stephen Robbin (2007:38)
Pengertian kompetensi menurut Stephen Robbin adalah kemampuan (ability) atau
kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana
kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yang kemampuan intelektual dan kemampuan
fisik.
Suparno (2012:27)
Pengertian kompetensi menurut Suparno adalah kecapakan yang memadai untuk
melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki keterampilan dan kecakapan yang
diisyratkan.
Poerwadarminta (1993:518)
Pengertian kompetensi menurut Poerwadarminta adalah kekuasaan (kewenangan) untuk
menentukan atau memutuskan suatu hal.
9. KOMPETENSI PENDAGOGIK
- Pengertian Kompetensi pedagogik dalam Standar Nasional Pendidikan seperti yang
dikutip oleh Mukhlis (2009: 75) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
10. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
-Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia.
Memiliki kesamaan dalam menjelaskan tentang fungsi manajemen yaitu , fungsi manajemen
menyangkut perencanaan, pengorganisasaian, kepemimpinan, dan pengendalian ( Planning,
Organizing, Leading dan Controlling) Fungsi ini berbeda pada Actuating. Actuating digantikan
sebgai Leading ( memimpin ). Hal ini serupa dnegan Actuating yaitu pelaksanaan. Leading
adalah memimpin, karena pemimpin bertugas untuk menggerakkan dan mengarahkan tenaga
kerjanya agar dapat mencapi tujuan yang diinginkan. (Baca juga : tujuan ekonomi kreatif)
Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada
tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
3. Gatewood, Taylor, dan Farell : Pengorganisasian adalah aktivitas yang terlibat dalam
suatu struktur organisasi yang sesuai, memberi tugas kepada pekerja serta membentuk
hubungan yang berguna di antara pekerja dan tugas-tugas.
- Menurut Syaukani dkk (2004 : 295) Implementasi adalah pelaksanaan serangkaian kegiatan
dalam rangka untuk memberikan kebijakan publik sehingga kebijakan dapat membawa hasil,
seperti yang diharapkan
- Sementara itu, menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier di Wahab (2005 : 65)
menjelaskan arti dari pelaksanaan ini dengan mengatakan bahwa pemahaman yang sebenarnya
apa yang terjadi setelah program dinyatakan berlaku atau dirumuskan fokus kebijakan
pelaksanaan, yaitu peristiwa dan bekerja dengan kegiatan yang timbul setelah pedoman
disahkanny kebijakan negara, yang meliputi upaya untuk mengelola serta atas konsekuensi /
dampak nyata pada orang-orang atau peristiwa
- Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Pembangunan
Birokrasi mengungkapkan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai
berikut :
Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan
dan tindakan untuk mencapai dan memerlukan eksekutif jaringan, birokrasi yang efektif .
(Setiawan, 2004 : 39)
-Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
2. Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
3. Menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau
mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan
tentang nilai.
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang di maksud di sini adalah hal-hal yang menjadi
pegangan dalam bimbingan dan konseling. Haditono (dalam Bimo Walgito, 2010)
mengemukakan 12 prinsip bimbingan sebagai berikut:
Bimbingan dan kosenling di maksudkan untuk anak-anak, orang dewasa dan orang yang sudah
tua
Tiap aspek dari kepribadian seseorang menentukan tingkah laku orang itu. Dengan demikian,
bimbingan yang bertujuan memajukan penyesuaian individu harus pula memajukan individu it
dalam semua aspek-aspek tadi.
Usaha-usaha bimbingan pada prinsipnya harus menyeluruh kesemua orang yang mempunyai
berbagai masalah untuk yang butuh pertolongan
Sehubungan dengan prinsip yang kedua, semua guru di sekolah seharusnya menjadi pembimbing
karena semua murid juga membutuhkan bimbingan
Sebaiknya semua usaha pendidikan adalah bimbingan sehingga alat-alat dan teknik mengajar
juga sebaiknya mengandung suatu dasar pandangan bimbingan
Dalam memberikan suatu bimbingan harus diingat bahwa semua orang, meskipun sama dalam
sifat-sifatnya, namun tetap mempunyai perbedaan-perbedaaan individual dan perbedaan tersebut
harus di perhatikan
Supaya bimbingan dapat berhasil dengan baik, di butuhkan pengertian yang mendalam mengenai
orang yang di bimbing
Keduanya memerlukan sekumpulan catatan mengenai kemajuan dan keadaan anak yang di
bimbing tadi
Haruslah di ingat bahwa pergolakan-pergolakan sosial, ekoimo dan politik dapat menimbulkan
tingkah laku yang sukar atau penyesuaian yang salah
Bagi anak-anak haruslah kita ingat bahwa sikap orang tua dan suasana rumah sangat
mempengaruhi tingkah laku mereka
Fungsi dari bimbingan ialah menolong orang supaya berani dan dapat memikultanggung jawab
sendiri dalam mengatasi kesukaran yang di alaminya
Usaha bimbingan harus bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat,
serta kebutuhan individual
-Ilmu Pengetahuan Ilmiah adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan dengan mengolah
atau memikirkan realita yang berasal dari luar diri manusia secara ilmiah, yakni dengan
menerapkan Metode Ilmiah.
31.komponen pengetahuan
-Solly Lubis mengatakan bahwa tiap-tiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang
penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya. Komponen tersebut adalah:
1. Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui seberapa jauh yang ingin kita tahu. Maka
merupakan kajian mengenai teori yang ada (reality). Dengan kata lain ontologi menjelaskan “apa”
sasaran yang dikaji oleh ilmu tersebut.
2. Epistemologi menjelaskan bagaimana cara menyusun pengetahuan yang benar, dan basis atau
landasan bagi epistemologi ilmu adlah “metode ilmiah” dengan kata lain, metode ilmiah adalah
cara yangn dilakukan oleh ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Dalam kaitannya
dengan pendidikan ia lebih tertuju kepada cara-cara belajar dan mengajar yang di pandang
terbaik untuk mengetahui atau memperoleh kebenaran.
3. Aksiologi menjelaskan “untuk apa” pengetahuan tersebut disusun. Dengan kata lain ia terkait
dengan tujuan pendidikan.[1]
- Menurut bahm
1. -Memiliki sifat rasa ingin tahu terhadap apa yang diselidiki untuk memperoleh pemahaman sebaik
mungkin;
2. Melangkah dengan berdasarkan pada pengalaman dan alasan, artinya, pengalaman dan alasan
saling mendukung, karena alasan yang logis dituntut oleh pengalaman;
3. Dapat menerima data sebagaimana adanya (tidak ditambah dan dikurangi). Hal ini terkait dengan
sikap objkektif seorang ilmuwan;
4. Bisa menerima perubahan (fleksibel, terbuka), artinya jika objeknya berubah, maka seorang ilmuwan
mau menerima perubahan tersebut;
5. Berani menanggung resiko kekeliruan. Oleh sebab itu trial and error merupakan karakteristik dari
seorang ilmuwan;
6. Tidak mengenal putus asa, artinya gigih dalam mencari objek atau masalah, hingga mencapai
pemahaman secara maksimal.
Menurut boiliu Teori, yaitu generalisasi yang telah teruji kebenarannya secara ilmiah.
Fakta, keadaan sebenarnya (empirik) yang diwujudkan dalam jalinan
dua konsep atau lebih.
Fenomena, yaitu gejala dan kejadian yang ditangkap dengan panca
indera (penglihatan, pendengaran,
penciuman ,perasaan, perabaan), kemudian dijadikan konsep (istilah atau simbul) yang mengandung pengertian
singkat dari fenomena,
Konsep, yaitu istilah atau simbul yang mengandung pengertian singkat dari fenomena.
32. sikap
2. pengertian sikap menurut Thurstone sikap sebagai derajat afek positif atau negatif
terhadap suatu objek psikologis
3. pengertian sikap menurut Fishbein & Ajzen, Oskamp, Petty & Cacioppo sikap adalah
afek/penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek
kesimpulan :
Dari beberapa pendapat pengertian/difinisi sikap yang dikemukakan oleh para ahli
bisa kita simpulkan bahwa pengertian sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang
menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan
tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau
negatif terhadap obyek atau situasi
- Selanjutnya Travers (1977), Gagne (1977) dan Cronbach (1977) menjelaskan bahwa sikap
1. Komponen kognitif (keyakinan): yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenai pikiran. Ini
berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang
objek atau kelompok objek tertentu, seperti pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang
didasarkan pada informasi, yang berhubungan dengan objek.
2. Komponen afektif (emosi/perasaan): yaitu proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu
seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipativdan sebagainya yang ditujukan kepada objek-
objek tertentu.
3. Komponen konatif (perilaku/tindakan): yaitu proses tendensi/kecenderungan untuk berbuat
sesuatu kepada objek, misalnya: kecenderungan memberi pertolongan, dan menjauhkan diri.
- (Sobur 2003 & Ahmadi, 1999).
Proses Pembentukan Sikap
Sikap dibentuk melalui empat macam pembelajaran sikap:
1. Pengondisian Klasik (classical conditioning: learning based on association)
Proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu stimulus/rangsang selalu diikuti oleh
stimulus/rangsang yang lain, sehingga rangsang yang pertama menjadi suatu isyarat bagi
rangsang yang kedua. Lama-kelamaan, orang akan belajar jika stimulus pertama muncul, maka
akan diikuti oleh stimulus kedua.
2. Pengondisian instrumental (instrumental conditioning)
Proses pembejaran terjadi ketika suatu perilaku mendatangkan hasil yang menyenangkan
bagi seseorang, maka perilaku tersebut akan diulang kembali. Sebaliknya, bila perilaku
mendatangkan hasil yang tidak menyenangkan bagi seseorang, maka perilaku tersebut tidak akan
diulang lagi atau dihindari.
3. Belajar melalui pengamatan (observational learning, learning by example)
Proses pembelajaran dengan cara mengamati perilaku oranglain, kemudian dijadikan
sebagai contoh untuk berperilaku serupa.
4. Perbandingan Sosial (social comparison)
Proses pembelajaran dengan membandingkan oranglain untuk mengecek apakah
pandangan kita mengenai sesuatu hal adalah benar atau salah disebut perbandingan sosial. Kita
cenderung menyamakan diri kita dengan mengambil ide-ide dan sikap-sikap mereka.
- komponen – komponen tersebut menurut Allaport (dalam Mar’at, 1981) ada tiga, yaitu :
- 1. Komponen kognitif, yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau
informasi yang dimiliki seeorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan tesebut
kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek dari sikap tersebut.
- 2. Komponen afektif, yaitu komponen yang terdiri dari seluruh perasaan atau emosi
seseorang terhadap suatu objek, terutama penilaian, yang bersifat evaluatif dan
berhubungan erat dengan nilai – nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
- 3. Komponen konatif, yaitu merupakan kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku
yang berhubungan dengan objek sikapnya.
34. motivasi
1. - Menurut Hamalik (1992:173), Pengertian Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri
atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan.
2. Menurut Sardiman (2006:73), Pengertian Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.
3. Menurut Mulyasa (2003:112), Pengertian Motivasi merupakan tenaga pendorong atau
penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik
akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi.
35. komponen motivasi
- Ranupandojo dan Husnan (2006 : 198) mengatakan dalam proses motivasi terdapat empat komponen terjadinya motivasi
yang terlihat dalam gambar berikut ini :
-Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.Cita-cita akan memperkuat motivasi
belajar.
b. Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang
terdapat dalam diri siswa, misalnya penghematan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi.
c. Kondisi siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi siswa yang mempengaruhi
motivasi belajar di sini berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Seorang siswa yang
kondisi jasmani dan rohani yang terganggu, akan menganggu perhatian belajar siswa, begitu juga
sebaliknya.
d. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa. Kondisi lingkungan
yang sehat, kerukuan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya dengan lingkungan yang
aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
- menurut Edy Sutrisno (2009), motivasi memiliki komponen, yakni komponen dalam dan komponen
luar. Komponen dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas,
ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi
arah tingkah lakunya.
36. perilaku
2. Menurut SOEKIDJO NOTOATMOJO, perilaku adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek.
3. Menurut HERI PURWANTO, perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai
kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
4.Menurut LOUIS THURSTONE, RENSIS LIKERT dan CHARLES OSGOOD, menurut mereka perilaku
adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut.
Sarnoff
Memberikan pengertian bahwa sikap adalah kesediaan seseorang untuk dapat bereaksi secara
positif atau beraksi secara negatif terhadap berbagai objek tertentu.
La Pierre
Memberikan pengertian bahwa sikap adalah pola perilaku , tendensi atau kesiapan antisipatif,
predisposisi seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi sosial.
1) Menurut Robert MZ lawang, perilaku menyimpang adalah tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan akan menimbulkan usaha dari pihak yang
berwenang untuk memperbaiki dari tindakan menyimpang tersebut.
2) Menurut Van der Zanden, perilaku menyimpang adalah perilaku yang oleh sejumlah orang
dianggap sebagai suatu hal yang tercela dan di berada di luar batas toleransi.
3) Secara umum perilaku menyimpang merupakan suatu tindakan yang melanggar nilai-nilai
dalam masyarakat sehingga menimbulkan reaksi negatif dalam masyarakat tersebut.