Oleh :
Kelompok 2 S1-VII A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Cost Utility Analysis”. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu
Fina Aryani, M.Sc, Apt selaku dosen mata kuliah Farmakoekonomi yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Penyusun
PENDAHULUAN
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui Apa itu
Cost Utility Analysis, keuntungan dan kerugian Cost Utility Analysis, tujuan Cost
Utility Analysis, manfaat Cost Utility Analysis, prinsip Cost Utility Analysis, dan
penerapan Cost Utility Analysis.
PEMBAHASAN
AUB menambah dimensi dari titik pandang atau perspektif pihak tertentu
(biasanya pasien). Pandangan yang bersifat subyektif inilah yang memungkinkan
pengukuran utilitas (preference/value). Unit utilitas, termasuk JTKD, merupakan
sintesis dari berbagai hasil (outcome) fisik yang dibobot menurut preference
terhadap masing-masing hasil pengobatan tersebut.
Secara teknis, JTKD diperoleh dari perkalian antara nilai utilitas dan nilai
time preference, dimana nilai utilitas menggambarkan penilaian pasien terhadap
kualitas hidupnya saat itu. Penilaian yang dilakukan secara subyektif oleh pasien
didasarkan pada berbagai atribut kualitas hidup yang terkait dengan kesehatan,
sementara time preference menggambarkan perkiraan pertambahan usia (dalam
tahun) yang diperoleh karena pengobatan yang diterima.
10 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
2.6 Prinsip Cost Utility Analysis
11 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
Dengan penyesuaian ini, diperoleh jumlah tahun pertambahan usia dalam kondisi
sehat penuh. Nilai utilitas berkisar dari 1 (hidup dalam keadaan sehat sempurna)
sampai 0 (mati). Jadi, jika seorang pasien menilai bahwa keadaannya setelah
periode terapi yang diperoleh setara dengan 0,8 keadaan sehat sempurna—utilitas
= 0,8—dan pertambahan usianya 10 tahun, pertambahan usia yang berkualitas
bukanlah 10 tahun, melainkan 0,8 x 10 tahun = 8 tahun (Drummond et al., 1987).
12 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
Contoh berikut ini menggambarkan dialisis ginjal di rumah sakit : anda
selalu merasa lelah dan letih. Sebuah cateter dimasukkan dalam lengan atau kaki,
yang membatasi gerak anda. Tidak ada rasa sangat nyeri, tetapi keadaan yang
tidak menyenangkan dan sifatnya kronis. Anda harus ke rumah sakit dua kali
seminggu selama 8 jam setiap kunjungan, harus mengikuti aturan diet yang ketat
(rendah garam, konsumsi daging sedikit, tidak mengkonsumsi alkohol). Beberapa
orang menjadi tertekan karena menyusahkan orang lain dan membatasi
aktivitasnya, dan beberapa merasa seperti hidupnya tergantung alat bantu.
Terdapat tiga metode yang sering digunakan untuk menentukan pilihan, atau
mengukur score utility, yaitu rating scale (RS), standard gamble (SG), dan time
tradeoff (TTO). Setiap metode, keadaan atau kondisi beberapa penyakit diuraikan
kepada subyek untuk mambantu menentukan dimana keadaan penyakit atau
kondisi kesehatan berada antara 0,0 (meninggal) dan 1,0 (kesehatan sempurna).
a. Rating Scale
Rating scale terdiri dari garis dengan skala seperti thermometer, dengan
kesehatan yang sempurna pada tempat peling atas (100) dan kematian di
bawah (0), instrumen ini disebut Visual Analog Scale (VAS). VAS sama
dengan rating scale, tetapi rating scale tidak mempunyai nilai antara score
yang terbaik dan terburuk, dan subyek menentukan nilai dengan ‘X’
diantara dua nilai yang menenjukkan pilihannya. Keadan penyakit yang
berbeda diuraikan kepada subyek, dimana subyek akan menetapkan
pilihan pada posisi mana pada rating scale, yang menunjukkan nilai relatif
dari penyakit tersebut. Misalnya, jika keadaan penyakit bereada pada skala
70, keadaan penyakit tersebut diberikan nilai utility 0,7. Banyak orang
akan setuju bahwa alergi mausiman tidak akan menurunkan kualitas hidup
seseorang, tidak seperti nyrei yang berat selama setahun. Oleh karena itu
score untuk alergi ringan pada RS akan mendekati 1,0 (100) dan nyeri
yang berat akan mendekati nilai 0 atau berada di bawah pada skala RS.
13 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
Gambar 1 berikut merupakan contoh perkiraan nilai skore dari beberapa
keadaan kesehatan menggunakan RS. Perlu diperhatikan bahwa lamanya
seseorang mengalami suatu penyakit akan mempenmgaruhi nilai score.
b. Standard Gamble
Metode kedua untuk menentukan skore pilihan pasien (utility) adalah
metode standard gamble (SG). Pada metode ini setiap subyek ditawarkan
dua alternatif. Alternatif pertama adalah terapi dengan dua keluarkan yang
mungkin, yaitu kembali ke kesehatan yang normal atau kematian segera.
Alternatif kedua keluaran yang pasti dari keadaan kesehatan kronik
berdasarkan harapan hidup seseorang (probabiltas/p) dari kesehatan
normal atau kematian segera (1-p). Misalnya seseorang dihadapkan pada
dua pilihan, yaitu transplantasi ginjal dengan probabilitas meninggal 20%
(kesempatan untuk kembali normal 80%) selama operasi (alternatif 1) atau
dialisis selama sisa hidupnya (alternatif 2).
14 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
Gambar 2. Standard Gamble (Rascati, 2009)
c. Time Tradeoff
Teknik ketiga untuk mengukur health preferences atau utility adalah
dengan metode time tradeoff (TTO). Pada metode ini, subyek dihadapkan
pada dua alternatif. Alternatif pertama adalah keadaan penyakit dengan
lama herapan hidup yang pasti (t) dan kematian. Alternatif kedua adalah
15 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
menjadi sehat dengan waktu x, dimana waktunya lebih pendek daripada t.
Skore utility untuk keadaan kesehatan dihitung dengan membagi x dengan
t. Sebagai contuh, seseorang dengan harapan hidup 50 tahun diberikan dua
penawaran, alternatif pertama menjadi buta selama 50 tahun, dan alterbatif
kedua menjadi sehat (bisa melihat) selama 25 tahun. Jika seseorang lebih
memilih bisa melihat selama 25 tahun daripada buta selama 50 tahun,
jumlah tahun (x) dimana seseorang bisa melihat akan menurun sampai
orang tersebut tidak melihat antara 2 alternatif. Jika seseorang berharap
bisa hidup 50 tahun, maka titik perbedaan dari orang tersebut adalah 40
tahun dapat melihat vs 50 tahun menjadi buta. Score utility = x/t = 40/50
atau 0,8.
16 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
Kelebihan menggunakan SG adalah metode ini merupakan ‘gold standard’
dan didasarkan pada teori ekonomi. Metode ini lebih sulit bagi partisipan dan
hanya beberapa keadaan penyakit yang dapat sembuh dengan intervensi, yang
dapat membuat seseorang kembali menjadi sehat. Karena subyek harus diberiakan
pertanyaan yang diulang (probabilitas meningkat atau menurun, tergantung pada
pertanyaan pada pertanyaan sebelumnya) maka harus berhadapan secara langsung,
sehingga dibutuhkan sumber daya yang lebih besar dibandingkan kuesioner.
Kelebihan dari metode TTO adalah lebih dapat diseduaikan pada keadaan
penyakit daripada SG dan metode ini menggabungkan waktu pada kondisi
penyakit yang lebih mudah daripada RS. Seperti SG, subyek harus menjawab
pertanyaan yang diulang karena waktu pada keadaan sehat yang berbeda
tergantung pada jawaban subyek sebelumnya, sehingga harus berhadapan
langsung dengan subyek.
Rata-rata skor utility untuk setiap keadaan atau kondisi penyakit dapat
berbeda tergantung dari metode yang digunakan. Skore RS menunjukkan nilai
yang lebih rendah daripada skore SG maupun TTO, dan skore TTO
kadang0kadang lebih rendah daripada SG. Beberapa studi telah dilakukan untuk
membuat algoritme yang dapat mengubah skore dari satu metode ke skore
perkiraan yang dikumpulkan dari metode lain. Software komputer interaktif sudah
dikembangkan untuk mengatasi kekurangan dari metode SG yaitu harus
memberikan pertanyaan kepada partisipan secara langsung (berhadapan).
Pada contoh yang disampaikan pada tiga metode di atas, istilah subyek
digunakan untuk menerangkan seseorang yang akan diberikan pertanyaan untuk
menentukan utility, atau score preference. Siapakah subyek tersebut? Siapa yang
akan ditentukan nilai utility, pasien dengan penyakit, profesi pelayanan kesehatan,
pemberi pelayanan, atau orang dari suatu populasi?
17 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
Kelebihan menggunakan pasien dengan suatu penyakit untuk menentukan
skore utility adalah bahwa pasien lebih mamahami pengaruh suatu penyakit lenih
baik dibandingakn masyarakat secara umum. Namun demikian, beberapa
pendapat mengatakan bahwa pasien dapat memeberikan pendangan yang bias
terhadap penyakit tersebut dibandingkan dengan penyakit yang lain. Jika pasien
tidak dapat menggambarkan utility (misalnya anak-anak atau orang dengan
dementia), makan orang tua atau pemeberi pelayanan dapat menggantikan pasien
tersebut.
18 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
perhitungan QALYs, misalnya perbandingan uji klinik dari obat baru (terapi)
dengan farmakoterapi standar (kontrol) untuk osteoarthritis berat. Tujuan utama
dari uji klinik ini status kesehatan atau fungsional dan kenyamanan yang diukur
dengan Quality of Well-Being Scale (QWB).
19 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
visual analaog sclae. Versi yang paling baru, yaitu HUI 3, terdiri dari 6
dimensi, yaitu pengelihatan, pendengaran, bicara, berjalan, kecakapan,
kognisi, nyeri dan ketidaknyamanan, serta emosi. Multiplikasi fungsi utility
pada HUI 3 didasarkan pada pengukuran visualn annalog scale dan standard
gamble dari sampel diambil secara acak pada populasi umum di Hamilton,
Ontario, dan Canada.
3. The EuroQol Group’s EQ-5D
The EQ-5D, dikembangkan oleh tim peneliti dari Eropa (the EuroQol
Group), dirancang untuk diisi oleh pasien sendiri (self-admistered) dan
cukup singkat sehingga bisa dikombinasikan dengan alat ukur yang lain.
Bagian pertama EQ-5D menggambarkan sitimyang terdiri dari 5 dimensi
(mobilitas, perawatan diri, aktivitas, nyeri/ketidaknyamanan,
ansietas/depresi). Bagian kedua dari EQ-5D adalah visual analog scale 20
cm dengan endpoint ‘status kesehatan paling baik’ dan ‘status kesehatan
paling buruk’ yang masing-masing nilainnya 100 dan 0. Reponden diminta
untuk menentukan status kesehatannya pada titik mana dalam garis tersebut
20 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
ditemukan positif mikrometastase (terkena malignant melanoma stadium II) diberi
pengobatan interferon. Pada kasus ini akan dibandingkan utilitas-biaya dari:
1. Program A: Tanpa uji, tanpa interferon
2. Program B: Uji SLN, interferon untuk mereka yang positif
No Langkah Contoh
21 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
a. Hitung rasio utilitas -biaya (“RUB”) setiap
5 Hitung dan
pengobatan
lakukan
Rumus: Biaya / Utilitas
pengobatan.
RUB Program A =Rp 184.000.000 / 3,06
interpretasi
= Rp 50.130.719
utilitas-biaya dari
RUB Program B =Rp 242.000.000 / 3,37
pilihan
=Rp 71.810.089
b. Tentukan posisi alternatif pengobatan dalam
Tabel atau Diagram Utilitas-Biaya. Biaya yang
dilihat adalah biaya pengobatan, bukan rerata
utilitas- biaya.
22 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat tiga metode yang sering digunakan untuk menentukan pilihan, atau
mengukur score utility, yaitu rating scale (RS), standard gamble (SG), dan time
tradeoff (TTO).
23 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s
DAFTAR PUSTAKA
24 | C o s t U t i l i t y A n a l y s i s