Anda di halaman 1dari 10

Komang Dandy Andriadi_Nim 1617051050_Kelas 5F

BAB 22
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP INVESTASI
Investasi merupakan penanaman uang di luar perusahaan, yang dapat berupa surat berharga
atau aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan.
Menurut tujuannya, investasi dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1. Investasi jangka pendek, investasi ini berupa surat berharga yang harga pasarnya relatif
stabil dimana tujuan pokoknya ialah menanamkan kas yang tidak terpakai dalam
beberapa waktu.
2. Investasi jangka panjang, tujuan investasi dalam surat berharga ini ialah untuk
memperoleh pendapatan bunga atau deviden dalam jangka panjang.

PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN INVESTASI DI


NERACA
Sebelum membahas pengujian substantif terhadap investasi perlu diketahui lebih dahulu
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian investasi di neraca berikut ini:
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan investasi tersebut,
2. Investasi jangka pendek disajikan nilainya di neraca dengan salah satu dari dua cara
berikut yaitu pada kosnya dengan mencantumkan harga pasarnya di dalam tanda kurung,
pada nilai mana yang lebih rendah antara harga pas atau kosnya,
3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya,
4. Harus dicantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka pendek digadaikan
sebagai jaminan penarikan utang,
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam nonconsolidated subsidiary companies
harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan harus dicantumkan penjelasan
yang cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan-perusahaan tersebut,
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien yang dibeli kembali sebagai treasury
bond, treasury stock atau disimpan dalam dana khususnya sebaiknya disajikan sebagai
pengurangan utang obligasi atau modal saham,
7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan, maka penghasilan yang
timbul dari pemilikan investasi tersebut harus digolongkan dalam penghasilan di luar
usaha,
8. Jika penghasilan bunga dan penghasilan dividen jumlah materialnya,
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang material
jumlahnya,
10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum direalisasikan
dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus dieliminasikan jika investasi
dicatat dengan equity method,
11. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan dengan saham yang
dikeluarkan sendiri oleh perusahaan.

TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP INVESTASI


Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
investasi, sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo investasi
dicantumkan di neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan
keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi investasi yang disajikan di
neraca,
2. Membuktikan asersi keberadaan atau keterjadian investasi yang dicantumkan di neraca,
auditor membuktikan apakah saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada
pada tanggal neracadan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
investasi selama tahun yang diaudit,
3. Membuktikan asersi kelengkapan investasi yang dicantumkan di neraca, untuk
membuktikan bahwa investasi yang dicantumkan di neraca mencangkup semua
kepentingan klien terhadap aktiva entitas lain pada tanggal neraca dan mencangkup
semua transaksi yang berkaitan dengan investasi dalam tahun yang diaudit,
4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas investasi pada tanggal neraca, untuk
membuktikan hak kepemilikan klien atas investasi pada tanggal neraca, untuk
membuktikan hak kepemilikan klien atas investasi pada tanggal neraca,
5. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca,
penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada
prinsip akuntansi berterima umum.

PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP INVESTASI


Pengujian substantif terhadap investasi berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai
tujuan pemeriksaan yaitu :
1. Prosedur Audit Awal, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi investasi yang
dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya, rekonsiliasi
penting sehingga auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini (a) Usut saldo
investasi yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang bersangkutan di dalam
buku besar, untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo investasi yang tercantum
didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaranya, (b) Hitung
kembali saldo akun investasi di dalam buku besar, untuk memperoleh keyakinan
mengenai ketelitian penghitungan saldo akun investasi, (c) Usut saldo awal akun
investasi ke kertas kerja tahun yang lalu, sebelum auditor melakukan pengujian terhadap
transaksi rinci yang menyangkut akun investasi, (d) Lakukan review terhadap mutasi luar
biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun investasi, ketidakberesan dalam
transaksi pembelian dan penjualan investasi dapat ditemukan melalui review atas mutasi
luar biasa, (e) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun investasi ke dalam jurnal
yang bersangkutan, pendebitan dalam akun investasi sementara dan investasi jangka
panjang diusut ke register bukti kas keluar dan pengkreditan ke rekening-rekening
tersebut diusut ke register bukti kas keluar dan pengkreditan ke rekening-rekening
tersebut diusut ke jurnal penerimaan kas, (f) Lakukan rekonsiliasi buku pembantu
investasi dengan akun kontrol investasi di dalam buku besar, saldo akun kontrol investasi
dalam buku besar tersebut kemudian dicocokkan dengan jumlah saldo akun pembantu
investasi untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien yang bersangkutan
dengan investasi dapat dipercaya ketelitian,
2. Prosedur Analitik, pada tahap awal pengujian substantif terhadap investasi, pengujian
analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif,
3. Pengujian terhadap transaksi rinci terdiri dari (a) Periksa dokumen yang mendukung
pemerolehan surat berharga yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca, (b) Hitung
kembali pendapatan bunga dan deviden tahun yang diaudit, (c) Hitung kembali laba dan
rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga, (e) Hitung kembali laba atau
yang timbul dari transaksi penjualan investasi, (f) Periksa dokumen yang mendukung
transaksi pembelian surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca, (g) Periksa
dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar
tanggal neraca, (h) Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga
dalam periode sekitar tanggal neraca, (i) Periksa dokumen yang mendukung transaksi
pemrolehan dan penjualan investasi,
4. Pengujian terhadap akun rinci, pengujian ini terdiri dari (a) Pelajari notulen rapat
pemegang saham dan direksi, penanaman dana diluar perusahaan, terutama yang bersifat
jangka panjang biasanya memerlukan otorisasi dari pemilik perusahaan, (b) Minta daftar
surat berharga yang ada ditangan klien dan lakukan penghitungan dam ispeksi terhadap
sertifikat surat berharga tersebut, langkah selanjutnya setelah auditor mempelajari notulen
rapat pemegang saham dan rapat direksi, auditor kemudian meminta klien untuk
membuat daftar semua investasi yang dimiliki klien pada tanggal neraca, (c) Kirimkan
konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada ditangan pihak lain, jika
sertifikat surat berharga milik klien berada di tangan pihak lain pada tanggal neraca
auditor harus memperoleh konfirmasi dari pemegang sertifikat tersebut, untuk
membuktikan keberadaan investasi yang dicantumkan oleh klien pada neraca, (d)
Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil konfirmasi dan
jumlah yang disajikan dineraca, untuk membuktikan keberadaan investasi yang disajikan
pada neraca, (e) Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat
berharga, jika klien memiliki sertifikat surat berharga dalam jumlah yang banyak
biasanya klien menutup asuransi untuk melindungi klien dari dari risiko kerucian,(f)
Minta konfirmasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang, (g)
Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia, menurut akuntansi berterima umum di
Indonesia, investasi harus disajikan dineraca dengan cara tertentu, auditor
membandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan metode
yang sesuai prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, (h) Bandingkan nilai
investasi dengan harga pasar surat berharga, saldo investasi dicantumkan pada neraca
pada nilai yang lebih rendah antara harga pasar surat berharga pada tanggal neraca
dengan kosnya,
5. Verifikasi pengajian dan pengungkapan, (a) Periksa klasifikasi surat berharga sebagai
investasi sementara dan investasi jangka panjang, untuk memverifikasi penyajian
investasi di neraca, auditor melakukan wawancara dengan direktur keuangan mengenai
kebijakan investasi sementara yang dijalankan selama tahun yang diperiksa, (b) Periksa
investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan
lain, jika investasi dalam perusahaan lain dimasukkan untuk mengendalikan perusahaan
tersebut, klien harus menyajikan investasi jangka panjang ini menurut salah satu metode
ini equity method, pooling of interest method.
BAB 23
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG

DESKRIPSI UTANG JANGKA PANJANG


Utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau transaksi
dari kegiatan atau transaksi yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari
tanggal neraca. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memilih cara pembelajaran kegiatanya
dengan menarik utang jangka panjang:
1. Seringkali perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan aktiva lancarnya,
2. Utang jangka panjang seringkali timbul sebagai akibat dari kebutuhan dana yang besar,
yang pemegang saham tidak menghendaki pemenuhanya dengan menambah saham yang
beredar,
3. Kemungkinan pemenuhan kebutuhan dana akan lebih murah bila diperoleh dari
penarikan utang jangka panjang karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam
perhitungan pajak penghasilan
4. Seringkali lebih menguntungkan jika aktiva tetap diperoleh dengan cara menyewa dari
pada membeli.

PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN UTANG JANGKA


PANJANG DI NERACA
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian utang jangka panjang di neraca berikut
ini :
1. Utang jangka panjang harus dijelaskan dengan cukup dalam neraca,
2. Umumnya utang jangka panjang dipisahkan dalam dua kelompok yaitu utang jangka
panjang yang ditarik dengan perjanjian tertulis dan utang jangka panjang yang tidak
disertai dengan perjanjian tertulis,
3. Utang obligasi dapat disajikan dalam neraca pada nilai nominalnya dan dicantumkan pula
pada tanggal jatuh tempo serta tarif bunganya,
4. Obligasi dilunasi yang dibeli sebagai treasury bond, dan yang belum dikeluarkan lagi
harus disajikan dalam neraca sebagai pengurangan jumlah obligasi yangdiizinkan untuk
dikeluarkan.

TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG


Tujuan pengujian substantif terhadap utang jangka panjang adalah :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
utang jangka panjang, sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo
utang jangka panjang yang dicantumkan didalam neraca,
2. Membuktikan asersi keberadaan atau keterjadian utang jangka panjang yang dicantumkan
dineraca, auditor membuktikan apakah saldo utang jangka panjang mencerminkan
kepentingan kreditur yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan utang jangka panjang selama tahun yang diaudit,
3. Membuktikan asersi kelengkapan utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca,
untuk membuktikan bahwa utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca
mencangkup semua kepentingan kreditur terhadap aktiva entitas pada tanggal neraca dan
mencangkup semua transaksi yang berkaitan dengan utang jangka panjang dalam tahun
yang diaudit,
4. Membuktikan asersi klaim kreditur atas aktiva entitas pada tanggal neraca, untuk
membuktikan klaim kreditur atas aktiva entitas pada tanggal neraca, auditor melakukan
pengujian berupa pemeriksaan bukti pendukung transaksi, review terhadap perjanjian
utang jangka panjang, konfirmasi dari kreditur,
5. Membuktikan asersi penilaian utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca, akun
jangka panjang harus disajikan dalam neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang telah
diatur,
6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan utang jangka panjang di neraca,
penyajian ini harus sesuai dengan prinsip berterima umum di Indonesia.
PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG
1. Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo utang jangka panjang yang dicantumkan oleh klien di
dalam neracanya sesuai dengan utang jangka panjang yang benar-benar ada pada tanggal
neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi utang jangka yang dicantumkan di
neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.auditor melakukan prosedur audit
awal yang terdiri dari lima prosedur audit berikut ini : (a) Usut saldo utang jangka panjang
yang tercantum di dalam neraca ke saldo akun utang jangka panjang yang bersangkutan di
dalam buku besar, untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo utang jangka panjang yang
tercantum di dalam neraca di dukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya
kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo utang jangka panjang dicantumkan
kedalam neraca diusut ke dalam utang jangka panjang bank, utang obligasi, utang sewa,
utang pensiun, (b) Hitung kembali saldo akun utang jangka panjang didalam buku besar,
untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun utang jangka
panjang, (c) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun utang jangka panjang, ketidakberesan dalam transaksi penarikan utang jangka
panjang, pembayaran angsuran dan pelunasan dapat ditemukan melalui review atas mutasi
luar biasa, (d) Usut saldo awal akun utang jangka panjang ke kertas kerja tahun yang lalu,
sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun
ekuitas pemegang saham, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal akun
akun tersebut, (e) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang jangka panjang ke
dalam jurnal yang bersangkutan, pengkreditan didalam akun utang jangka panjang diusut ke
jurnal penerimaan kas dan pendebitan ke akun tersebut diusut ke jurnal pengeluaran kas.
2. Pengujian Analitik
Pada tahap awal pengujian substantif terhadap utang jangka panjang, pengujian analitik
dimaksud untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan
bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Auditor melakukan penghitungan berbagai
ratio berikut ratio utang dengan total aktiva, ratio utang dengan ekuitas, times interest
earned, Ratio biaya bunga dengan utang, ratio yang telah dihitung kemudian dibandingkan
dengan harapan auditor.
3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci
(a) Usut penerimaan kas dari penarikan utang jangka panjang, penarikan kredit dari bank
umumnya diterima oleh klien dengan cara membuka akun di bank yang bersangkutan, (b)
Mintalah konfirmasi dari trust company, jika pengurusan obligasi diserahkan kepada trust
company auditor harus mengirimkan konfirmasi kepada perusahaan tersebut mengenai
jumlah obligasi yang beredar pada tanggal neraca, (c) Periksa dokumen yang mendukung
transaksi pembayaran bunga, auditor berkepentingan untuk mengetahui apakah klien
melakukan pembayaran bunga sesuai dengan yang disanggupinya pada saat
penandatanganan perjanjian penarikan kredit, (d) Periksa dokumen yang mendukung
transaksi pembayaran pokok pinjaman, auditor berkepentingan untuk mengetahui apakah
klien memenuhi kewajiban pelunasan utang jangka panjang sesuai dengan yang tercantum
didalam perjanjian penarikan kredit, (e) Periksa aktiva yang dijaminkan dalam penarikan
utang jangka panjang, dalam pemeriksaan terhadap aktiva yang dijaminkan dalam penarikan
utang jangka panjang, auditor berkepentingan untuk mengetahui informasi berikut, jenis
aktiva yang dijaminkan, nilai aktiva yang dijaminkan, cukup atau tidaknya penjelasan
didalam laporan keuangan mengenai jenis dan aktiva yang telah dijaminkan dalam
penarikan utang jangka panjang, cukup atau tidaknya jumlah pertanggungan asuransi yang
ditutup oleh klien dalam rangka memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh kreditur di
dalam surat perjanjian penarikan kredit, (e) Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan
dalam penarikan utang jangka panjang, auditor harus me-review besarnya jumlah
pertanggungan asuransi aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang,(f)
Periksa kepatuhan klien terhadap batasan yang dikenakan oleh kreditur, para kreditur dan
calon kreditur berkepentingan untuk mengetahui informasi mengenai dipatuhinya batasan-
batasan yang telah disanggupi oleh klien didalam surat perjanjian penarikan kredit, (g)
periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond, seringkali klien membeli
kembali obligasi yang telah dikeluarkannya, obligasi tersebut disebut dengan treasury bond
tidak boleh diakui sebagai aktiva perusahaan, tetapi disajikan di dalam neraca untuk
mengurangi utang obligasi sebesar aktivanya, (h) Verifikasi perhitungan bunga, amortisasi
premi dan diskonto obligasi dan utang bunga obligasi, dalam pengeluaran obligasi, klien
tidak selalu dapat memperoleh harga obligasi sebesar nilai nominalnya, jika obligasi
dikeluarkan dibawah nilai nominalnya timbulah diskonto obligasi, jika dikeluarkan diatas
nilai nominalnya timbulah premi obligasi.
4. Pengujian terhadap Akun Rinci
(a) Mintalah atau buatlah daftar utang jangka panjang bank, dalam pengujian substantif
terhadap utang jangka panjang kepada bank, langkah pertama yang ditempuh oleh kreditur
membuat atau meminta klien untuk membuat daftar utang jangka panjang kepada bank, (b)
Mintalah copy surat perjanjian penarikan kredit dan trust indenture, penarikan kredit dari
bank didasari dengan surat perjanjian yang ditandatangani oleh klien dengan bank,(c)
Periksa kesesuaian penilaian utang jangka dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia, menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, utang obligasi dan utang
wesel jangka panjang harus disajikan didalam neraca sebesar nilai nominalnya dikurangi
dengan diskonto atau ditambah dengan premi yang belum diamortisasi, (d) Hitung kembali
amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi dan wesel jangka panjang, auditor harus
memeriksa ketelitian perhitungan amortisasi premi atau diskonto obligasi dan wesel tagih
jangka panjang untuk menentukan ketelitian nilai kedua tipe utang jangka panjang tersebut.
5. Verifikasi Penyajian Utang Jangka Panjang di dalam Neraca
(a) Periksa klasifikasi utang jangka panjang yang segera jatuh tempo di dalam neraca, utang
jangka panjang yang segera jatuh tempo harus disajikan sebagai utang lancar, jika
pelunasannya diambilkan dari aktiva lancar, (b) Mintalah perjanjian utang jangka panjang
dan pelajari pasal – pasal yang terdapat didalamnya, untuk menilai apakah klien telah
membuat penjelasan yang memadai dalam meyajikan utang jangka panjang, auditor pelu
mempelajari semua pasal yang tercantum di dalam surat perjanjian penarikan kredit, (c)
Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang jangka panjang, umumnya penjalasan
mengenai utang jangka panjang menyangkut nama utang tersebut, tanggal jatuh tempo, tarif
bunga, prioritas diubah menjadi saham, batasanab yang dikenakan kepada debitur dan aktiva
yang dijaminkan.

Anda mungkin juga menyukai