Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN PUBLIK DALAM KASUS

KEMACETAN DI JAKARTA

ANGGOTA KELOMPOK:
1. Habib Abdurrasyid
2. Tasya Karinda
3. Mia Audina
4. Maria Andini
5. Virdannisa Selqy Satphira
6. Ardika Satria
7. Jeans Prima Simaremare

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya
kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami
meminta ampunan dan kami meminta pertolongan.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah
SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling
besar bagi seluruh alam semesta.

Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul kasus “Kemacetan di Ibukota DKI
Jakarta” dengan lancar. Kami pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap
terdapat kekurangan pada makalah kami ini.

Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun
dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah ini.
Kami juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami
lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.

i
Daftar Isi
Data Anggota Kelompok ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II Studi Kasus .................................................................................................................. 2
A. Transportasi Masal Untuk Mengatasi Kemacetan di Ibukota Jakarta ........................... 2
B. Kebijakan 3 in 1 Untuk Kendaraan Pribadi .................................................................. 4
C. Kebijakan Penyediaan Bus Trans Jakarta ..................................................................... 5
D. Kebijakan Permanen Untuk Kemacetan Ibu Kota DKI Jakarta .................................... 6
Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 10

ii
Data Anggota Kelompok

Nama : Tasya Karinda


NIM : 14117001
Prodi : Teknik Informatika
Bagian tugas : PPT dan Studi Kasus

Nama : Virdannisa Selqy Satphira


NIM : 14117014
Prodi : Teknik Informatika
Bagian tugas : Daftar Pustaka dan Studi Kasus

Nama : Habib Abdurrasyid


NIM : 14117038
Prodi : Teknik Informatika
Bagian tugas : Sampul, Data Anggota Kelompok, Daftar Isi, Print, dan Jilid

Nama : Jeans Prima Simaremare


NIM : 14117018
Prodi : Teknik Informatika
Bagian tugas : Kata Pengantar dan Studi Kasus

Nama : Mia Audina


NIM : 14117032
Prodi : Teknik Informatika
Bagian tugas : BAB 1 PENDAHULUAN

iii
Nama : Ardika Satria
NIM : 11116084
Prodi : Fisika
Bagian tugas : BAB III Penutup dan Studi Kasus

Nama : Maria Andini


NIM : 14117041
Prodi : Teknik Informatika
Bagian tugas : BAB III Penutup dan Studi Kasus

iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki berbagai
konsep perencanaan guna meningkatkan kesejahteraan setiap masyarakat. Di wilayah
DKI Jakarta yang menjadi ibukota negara sekaligus pusat perekonomian negara
memiliki kepadatan penduduk yang memunculkan berbagai masalah sosial khususnya
kemacetan. Terpusatnya aktivitas bisnis,pebankan,perkantoran dan pusat
pembelanjaan maupun perumahan yang membuat kemacetan semakin meningkat
setiap harinya.

Berbagai upaya dan kebijakan pemerintah daerah untuk menanggulangi


masalah tersebut telah diimplementasikan, namun belum juga berdampak besar bagi
penanggulangan kemacetan di Jakarta. Kebijakan publik merupakan kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu dimasyarakat dimana dalam penyusunannya melalui berbagai
tahapan.

Dalam hal ini kami mengusung masalah kemacetan untuk mengetahui


bagaimana kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Kemacetan
merupakan salah satu masalah yang dianggap penting dan bermakna dibandingkan
dengan masalah lainnya. Banyak sekali dampak negatif dan kerugian yang
ditimbulkan akibat adanya kemacetan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas didapat rumusan masalahny adalah sebagai berikut:
1. Apakah kebijakan- kebijakan yang telah ditetapkan sudah
diimplementasikan?
2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan tersebut?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui latar belakang kebijakan tersebut diatur dalam undang-
undang.
2. Menganalisis bagaimana implementasi masyarakat terhadap kebijakan
yang telah ditetapkan.
3. Mengetahui pro dan kontra masyarakat mengenai kebijakan yang telah
ditetapkan.

BAB II Studi Kasus


A. Transportasi Masal Untuk Mengatasi Kemacetan di Ibukota Jakarta

Untuk mengurangi kemacetan di Jakarta, beberapa upaya telah dilakukan oleh


pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seperti pemberlakuan kebijakan 3 in 1 di jalan-jalan
tertentu. Kebijakan 3 in 1 ini telah diterapkan pada tahun 2003 melalui keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 4104/2003 Tanggal 23 Desember 2003,
tujuannya untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Secara konsisten jumlah
kendaraan pribadi seperti mobil terus bertambah dan ramalan kemacetan total pun

2
semakin menjadi kenyataan. Namun kebijakan 3 in 1 ini tidak berjalan secara efektif.
Kebijakan 3 in 1 yang diimplementasikan di DKI Jakarta belum mampu mengurangi
kemacetan. Rendahnya ketidak disiplinan dan ketidak tegasan aparatur penegak
hukum menjadi penyebab tidak berjalannya kebijakan 3 in 1 dalam mengurangi
kemcaetan. Bahkan di tahun 2013 ini, rencananya kebijakan 3 in 1 akan di hapus oleh
pemerintah DKI Jakarta dengan alasan tidak bisa mengatasi kemacetan. Sebagai
penggantinya, pemerintah DKI Jakarta mulai tahun 2004 fokus pada pembangunan
system transportasi masal. Tujuannya agar penduduk DKI Jakarta dapat beralih dari
kendaraan pribadi ke transportasi masal

Sejak tahun 2004, pemerintah DKI Jakarta meluncurkan transportasi massal


busway. Tujuannya agar para pengguna kendaraan pribadi berpindah ke transportasi
umum. Sistem transportasi busway ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di
Jakarta. Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit (BRT) atau Busway di Jakarta,
sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2001.

Impelentasi kebijakan transportasi busway di DKI Jakarta belum dapat


menjawab permasalahan kemacetan di Ibu Kota. Sejak di luncurkan pada tanggal 5
Januari 2004, hingga tahun 2012 belum dapat memberikan kontribusi dalam
mengurangi volume kemacetan. Penyerobotan jalur busway dengan masuknya
kendaraan pribadi ke dalam jalur koridor busway sudah sering terjadi. Didalam
aturannya kendaraan pribadi tidak diperbolehkan untuk masuk ke jalur busway. Jalur
busway di buat agar arus lalu lintas busway steril dari kendaraan pribadi dan busway
terhindar dari kemacetan. Sehingga muncul harapan dengan menggunakan busway
masyarakat dapat melakukan perjalanan dengan lebih cepat, aman, nyaman, dan
murah. Dengan demikian, semakin banyaknya pengguna kendaraan pribadi berlalih
ke Busway, maka akan mengurangi jumlah kemacetan di DKI Jakarta.

Kebijakan pengadaan transportasi masal ini termasuk kebijakan Distributif


(distributive) karena pemerintah member pelayanan kepada masyarakat. Kebijakan
ini juga bisa termasuk kedalam kebijakan barang public dan barang pribadi (public
goods and private goods policies).

3
Adanya kebijakan ini dapat mengefisienkan waktu pengguna karena tidak
terbuang sia-sia menghadapi kemacetan Jakarta. Namun apa yang terjadi justru malah
sebaliknya. Bus Transjakarta atau busway hampir setiap harinya justru terjebak
didalam kemacetan. Jalur yang seharusnya steril dari kendaraan pribadi justru banyak
diserobot oleh kendaraan pribadi. Sehingga keberadaan buswa disejumlah koridor
belum dapat menjawab permasalahan kemacetan. (www.medium.com). (oleh : Maria
Andini)

B. Kebijakan 3 in 1 Untuk Kendaraan Pribadi

Kebijakan 3 in 1 merupakan salah satu peraturan lalu lintas untuk mengurangi


kemacetan di DKI Jakarta. Kebijakan 3 in 1 merupakan pembatasan jumlah
penumpang kendaraan pribadi roda empat minimal berjumlah 3 orang dari pukul
07.00-09.00 dan pukul 16.30-19.00. Kebijakan 3 in 1 mulai diberlakukan di Jakarta
setelah terbentuknya SK Gubernur No. 4104/2003 tentang penetapan kawasan
pengendalian lalu lintas dan kewajiban mengangkut paling sedikit 3 orang
penumpang perkendaraan pada ruas-ruas jalan tertentu di provinsi DKI Jakarta.

4
Kebijakan ini termasuk kebijakan regulatori, dimana akan ada tindak-
langsung bagi pelanggarnya. Berlakunya kebijakan ini tidak merata di seluruh jalan
raya Ibukota. Oleh karena itu, kebijakan ini juga termasuk kebijakan prosedural
dengan syarat-syarat tertentu.

Adanya kebijakan ini membuka kesempatan bagi 'joki' untuk meraup


keuntungan. Kebijakan yang berlaku dengan ketat mau tidak mau akan memaksa
pemilik kendaraan pribadi untuk menaatinya. Namun di beberapa kondisi, tetap ada
rasa mau tidak mau untuk menyewa jasa joki.

Masyarakat pemilik kendaraan roda empat yang 'hemat' akan lebih memilih
mengajak keluarga, tetangga, atau rekan untuk melengkap prosedur pada kebijakan 3
in 1 tersebut. Selain mengurangi penggunaan kendaraan pribadi terutama mobil,
program ini dapat meningkatkan keharmonisan hubungan sosial antar masyarakat
dengan adanya kerja sama yang erat dan saling menguntungkan. (www.bbc.com)
(oleh : Tasya Karinda)

C. Kebijakan Penyediaan Bus Trans Jakarta

Sarana transportasi umum yang dibuat oleh pemerintah untuk menangani


kemacetan adalah penyediaan Bus Trans Jakarta atau biasa disebut dengan Busway.

5
Bus memiliki fungsi yang sama seperti seperti transportasi pada umumnya, yang
membedakannya adalah pemberian jalur khusus yang tidak boleh dilewati oleh
kendaraan lain. Tujuannya adalah untuk mempersingkat waktu tempuh karena
kemacetan yang setiap waktu melanda Jakarta.

Bus Trans Jakarta Beroperasi sejak 15 januari 2004. Hingga tahun 2014
jumlah koridor yang dilayani bus Transjakarta telah sebanyak 12 Koridor.
Transjakata dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) yang diawasi oleh Dinas
Perhubungan DKI Jakarta.

Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat yang ada di Ibukota Jakarta dan


sekitarnya lebih senang menggunakan kendaraan pribadi dengan berbagai alasan
seperti kenyamanan, dan keamanan. Jika dilihat dari sisi keamanan masyarakat dalam
menggunakan transportasi umum memang masih diragukan, karena masih banyak
kejahatan yag terjadi di angkutan umum, baik angkot, bus, atau jenis angkutan umum
lainnya. Contoh kejahatan yang sering terjadi yaitu kecopetan, hal-hal seperti itulah
yang masih membuat masyarakat berfikir lagi untuk menggunakan angkutan umum.

PT Transportasi Jakarta juga telah memperluas layanan Bus Trans Jakarta,


dan sudah di atur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 160 Tahun 2016
tentang Pelayanan Transjakarta Gratis dan Bus Gratis bagi Masyarakat. Dengan
adanya kebijakan ini bisa membuat masyarakat lebih merasa nyaman dana man saat
menggunakan Transportasi umum. (www.megapolitan.kompas.com) (oleh :
Virdannisa Selqy Satphira)

D. Kebijakan Permanen Untuk Kemacetan Ibu Kota DKI Jakarta


Sejak dua dekade dimulai dari pemerintahan Jokowi-Ahok hingga Anies-
Sandiaga permasalah kemacetan di ibu kota belum mendapat titik temu yang pas,
sebab kebijakan yang berlaku hingga oktober lalu dan di perpanjang lagi, yakni
kebijakan ganjil genap tidak menjadi solusi permanen. Artinya perlu ada kajian ulang
yang dapat di berlakukan tanpa ada tantangan berhasil atau malah memperparah

6
kondisi. Dikutip dari kompas, bahwa kebijakan ganjil genap kembali di perpanjang
hanya untuk jam sibuk maupun percepatan 21 km per jam. Sementara dalam survei
Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Perhubungan
menyatakan bahwa aplikasi dari sistem ganjil genap di ruas protocol DKI Jakarta
merupakan penyebab kemacetan di jalur alternatif. 53 persen dari total survei,
masyarakat masih menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini memicu kemacetan di
jalur lain yang bukan merupakan jalur ganjil genap. Eksistensi dari kebijakan ini
semakin lama juga tidak akan bertahan, sebab perpanjangan kebijakan ini
dikarenakan Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018 hingga 31 Desember
2018. Berdasarkan sistem yang selama ini diterapkan, ganjil-genap berlangsung senin
sampai jumat dari pukul 08:00 WIB hingga 21:00 WIB. Sabtu, minggu dan hari libur
nasional tidak diberlakukan. Namun, berdasarkan Pergub 106 Tahun 2018 yang
mengatur perpanjangan ganjil-genap ini, sistem tersebut berlaku pukul 06:00 – 10:00
WIB dan pukul 16:00 WIB – 20:00 WIB. Pergub ini berlaku dari tanggal 14 Oktober
2018.

Kebijakan substansif yang insidential tersebut tidak menjadi strategi yang

7
brilian untuk mengatasi kemacetan yang berkepanjangan. Salah satu lembaga yaitu
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memiliki pandangan jika kemacetan
Jakarta dapat di selesaikan dengan kebijakan yang permanen yang tidak hanya
wacana usang, yaitu penerapan ERP (Electronic Road Pricing).

Perencanaan dalam mengurangi kemacetan adalah dengan menambah


infrastruktur seperti tol. Salah satu strateginya adalah tol Cibubur dan Tangerang.
Tidak hanya menjadi wacana semata, pembangunan tol ini tentu mendapat respon
positif dari berbagai pihak. Uji coba pelaksanaannya sejak tanggal 16 april 2018.
Harapannya adalah peningkatan pelayanan dari pembangunan infrastruktur baru dan
juga penetapan standar pelayanan minimum (SPM). Kebijakan barang public tersebut
sudah mulai pada bulan mei hingga sekarang.

Sejak tahun 2010, pemerintah daerah telah mengusulkan untuk membuat


dasar hukum yang mengatur ERP agar terimplementasi dengan segera. Untuk itu
perlu ada payung hukum yang kuat untuk dapat mengatasi masalah kemacetan yang
berkepanjangan ini. (Oleh : Ardika Satria)

Bab III Penutup


A. Kesimpulan
Dari pemaparan studi kasus diatas didapat bahwa :

1. Kemacetan di DKI Jakarta disebabkan keandaraan pribadi bercampur dengan


kendaraan lainnya melebihi kapasitas jalur, untuk itu diperlukan kebijakan
regulatori yang mengatur jumlah penumpang pada kendaraan roda empat pada
batas waktu tertentu
2. Salah satu alternatif tercepat dalam mengurangi kemacetan yang
berkepanjangan adalah dengan menggalakkan masyarakat untuk menaiki
kendaraan umum, seperti BRT maupun Bus. Semakin padat nya kendaraan
dijalan yang melebihi kapasitas jalan tersebut tentu tidak menghemat waktu

8
dan menimbulkan banyak kerugian negara di sisi ekonomi. Untuk itu
diperlukan kebijakan distributive yang kuat dalam implementasinya.
3. Kemacetan yang tidak berkesudahan sepanjang hari di ibukota DKI Jakarta
membuat pemerintah harus mengkaji ulang terhadap kebijakan kebijakan
yang akan berlaku lagi, tidak hanya insidential maupun infrastruktur tetapi
kebijakan yang kuat dan permanen. Oleh karena itu diperlukan pemerintahan
pusat yang dapat mengatur ERP yang dapat di aplikasikan pada kemacetan
pada ibukota DKI Jakarta, dan juga kebijakan-kebijakan yang mendukung
infrastruktur yang ada untuk saat ini.

B. Saran
Diperlukan kajian yang mendalam dalam bidang ilmu social maupun ilmu
hukum untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam mengatasi kemacetan ibukota
DKI Jakarta. Maka penelitian dalam bidang social dan teknologi dapat menjadi jalan
alternatif terhadap permasalahan kebijakan-kebijakan yang belum kuat.

9
Daftar Pustaka

https://rinastkip.wordpress.com/2013/02/09/makalah-analisa-mengenai-kebijakan-3-
in-1-dalam-mengatasi-kemacetan-lalu-lintas-di-dki-jakarta/
https://megapolitan.kompas.com/read/2016/10/18/05325381/kebijakan.gratis.naik.tra
nsjakarta.cara.pemprov.dki.dorong.warga.gunakan.transportasi.publik
http://khafidsociality.blogspot.com/2011/04/contoh-dan-analisis-kebijakan-
publik.html
https://www.bbc.com/indonesia/amp/trensosial-41058951
Ravel, Stanly. “YLKI Minta Pemerintah Buat Instrumen Permanen Atasi Kemacetan
Jakarta”. Kompas. Jakarta. 13 April 2018
Adhi, R.KSP. “17 Langkah Urai Kemacetan di Jakarta” . Kompas. Jakarta. 2
September 2010
Velarosdela, Rindi Nuris. “Sistem Ganjil Genap Jakarta Bikin Kemacetan di Jalur
Alternatif”. Kompas. Jakarta 25 Oktober 2018.

10

Anda mungkin juga menyukai