Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR FAKTA SEPUTAR

KESEHATAN JIWA
KOMUNITAS PEDULI SKIZOFRENIA INDONESIA
2016
KESEHATAN

• Kesehatan (WHO) adalah suatu kondisi sehat fisik, jiwa, dan


sosial yang tidak hanya terhindar dan bebas dari berbagai jenis
penyakit tetapi juga memiliki kualitas hidup.
KESEHATAN JIWA

• Sehat jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat


berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga
individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU
Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan RI).
MENURUT DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN
2003, CIRI-CIRI ‘JIWA SEHAT’ ANTARA LAIN:
• Memiliki perasaan sehat dan bahagia dan merasa nyaman terhadap dirinya,
sehingga mampu mengatasi amarah, iri hati, rasa cemas, rendah diri, takut,
dan kecewa, serta mampu menilai dirinya sendiri dengan sepatutnya
• Dapat menerima orang lain apa adanya, mempunyai sikap positif terhadap
diri dan orang lain serta merasa nyaman berhubungan dengan orang lain,
sehingga mampu menerima dan mencintai, serta menggunakan akalnya
dengan sehat.
• Selain itu, sehat jiwa juga dapat menyadari kemampuan diri, mampu
menghadapi tantangan dan kebutuhan hidupnya, menerima tanggung
jawab, mengambil keputusan, mempunyai tujuan hidup nyata, dan
merancang masa depannya.
• Sehat-jiwa.kemkes.go.id/detailinfokesehatan/20
GANGGUAN KESEHATAN JIWA

• Satu dari empat orang dewasa akan mengalami masalah kesehatan jiwa pada
satu waktu dalam hidupnya dan setiap 40 detik di suatu tempat di dunia ada
seseorang yang meninggal karena bunuh diri (WFMH, 2016).
• Gangguan jiwa adalah sekumpulan gejala atau pola perilaku, atau psikologis
seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan
dengan suatu gejala penderitaan (distres) atau hendaya (disabilitas) di dalam
satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia (menurut DSM IV).
• World Federation on Mental Health, 2016-2017, Dignity in Mental Health,
Psychological & Mental Health First Aid For All

GANGGUAN JIWA BERAT

• Gangguan jiwa berat adalah gangguan jiwa yang ditandai oleh


terganggunya kemampuan menilai realitas atau tilikan (insight) yang
buruk, penderitaan dan hendaya (disabilitas)
• Gejala klinis yang menyertainya antara lain berupa halusinasi,
gangguan proses dan isi pikir (seperti bicara tidak nyambung,
waham), gangguan emosi, bertingkah laku aneh (misalnya: agresif,
menarik diri dsbnya).
• Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Kementerian Kesehatan RI, 2013
GANGGUAN JIWA BERAT

• Gangguan jiwa termasuk burden of disease atau penyakit yang membebani


ekonomi negara, masyarakat, serta keluarga oleh karena produktivitas
pasien menurun dan akhirnya menimbulkan beban biaya yang besar bagi
pasien dan keluarga. Dari sudut pandang pemerintah, gangguan ini
menghabiskan biaya pelayanan kesehatan yang besar.
• Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia adalah 1,7 per
mil, sementara jumlah kasus gangguan jiwa berat terbanyak di DI
Yogyakarta (2,7 per mil), Aceh (2,7 per mil), Sulawesi Selatan (2,6 per mil),
Bali (2,3 per mil), dan Jawa Tengah (2,3 per mil).
SKIZOFRENIA3
• Salah satu contoh gangguan jiwa berat adalah Skizofrenia. Skizofrenia merupakan
penyakit kronis dimana penderita memiliki kesulitan memproses pikirannya
sehingga dapat berhalusinasi, delusi, pikiran yang tidak jelas dan tingkah laku atau
bicara yang tidak wajar. Gejala-gejala ini dikenal sebagai gejala psikotik, yang
menyebabkan penderita skizofrenia mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang
lain, bahkan menarik diri dari aktivitas sehari-hari dan dunia luar.

• Skizofrenia merupakan salah satu penyakit jiwa terberat; sebanyak 10 persen orang
yang menderita penyakit ini berakhir dengan bunuh diri.
• Gejala pertama skizofrenia biasanya muncul pada masa remaja atau dewasa muda,
walaupun ada juga yang baru muncul pada orang berusia di atas 40 tahun.
• Prevalensi gangguan jiwa berat, seperti Orang Dengan Skizofrenia (ODS) di Indonesia
mencapai 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang.
FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA

• Berbagai masalah kesehatan jiwa terjadi di masyarakat di segala usia, mulai


dari populasi berisiko seperti anak-anak, ibu hamil dan usia lanjut yang
membutuhkan pencegahan dan pengendalian agar tidak berkelanjutan yang
akan membebani keluarga dan masyarakat serta kualitas bangsa. Masalah
tersebut mulai dari kekerasan terhadap anak dan perempuan terutama
kekerasan seksual, anak jalanan, pornografi, penyalahgunaan Napza,
kecanduan media elektronik dan jejaring sosial, gangguan kejiwaan,
bencana, tekanan psikologis, kepikunan dan sebagainya yang kurang
mendapat perhatian atau terabaikan karena ketidakpahaman, kelelahan
menghadapi, kurang peduli, ketersediaan dan akses pelayanan kesehatan
jiwa yang sulit dijangkau. Hal ini harus segera dicegah dan dikendalikan
karena akan membebani keluarga, masyarakat dan negara menyangkut
kualitas bangsa.
PERTOLONGAN PERTAMA PSIKOLOGIS

• Pertolongan pertama psikologis atau dukungan awal psikologis


dalam kesehatan jiwa harus tersedia untuk semua, karena
berbagai kondisi krisis dan masalah kesehatan jiwa sering
terjadi di masyarakat kita. Dukungan awal psikologis ini dapat
dilakukan oleh masyarakat seperti kader kesehatan melalui
pelatihan-pelatihan kesehatan jiwa. Peran masyarakat ini telah
dicantumkan pada Bab VIII pasal 84 dan 85 Undang-undang
Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan RI.
• Pertolongan pertama kesehatan jiwa atau dukungan awal
kesehatan jiwa (Mental Health First Aid) adalah bantuan yang
diberikan kepada orang yang mengalami gangguan kesehatan
jjwa oleh seseorang yang bukan kader kesehatan atau tidak
memiliki latar belakang kesehatan, melainkan seseorang yang
berada dalam lingkup sosial penderita. Pertolongan pertama
tersebut diberikan sampai penderita mendapatkan bantuan
profesional yang sesuai.
PERAN KELUARGA DAN MASYARAKAT

• Keluarga dan masyarakat dapat berperan dengan mempelajari keterampilan


pertolongan pertama kesehatan jiwa (Mental Health First Aid Action Plan),
yang terdiri dari 5 langkah:
• Pendekatan, deteksi, dan membantu pada krisis apapun
• Mendengarkan tanpa menghakimi
• Memberikan dukungan dan informasi yang tepat
• Mendorong penderita untuk mendapatkan bantuan profesional yang sesuai
• Mendorong dukungan lainnya
• Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam memberikan pertolongan
pertama psikologis atau dukungan awal psikologis akan banyak
memberikan manfaat maksimal tidak hanya bagi prognosis kesehatan jiwa
tetapi juga dalam pembangunan kesehatan dan kualitas bangsa pada
umumnya.
• Dalam hal kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa, peran keluarga dan
lingkungan dalam memberikan pertolongan pertama bagi mereka yang
hidup dengan masalah kejiwaan akan sangat berpengaruh pada proses
terbentuknya keadaan yang menaikkan martabat, menghilangkan stigma
dan diskriminasi orang yang mengalami masalah kesehatan jiwa.
KEPUSTAKAAN

• Sehat-jiwa.kemkes.go.id/detailinfokesehatan/20
• World Federation on Mental Health, 2016-2017, Dignity in
Mental Health, Psychological & Mental Health First Aid For All
• Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Kementerian Kesehatan RI, 2013
TERIMA KASIH

• Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia


Jl Jatinegara Timur 99, Balimester, Kampung Melayu
Jakarta Timur, Indonesia
021 8579618
info.kpsi@gmail.com
Twitter @kpsi_pusat
Http://www.skizofrenia.org

Anda mungkin juga menyukai