Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sanitasi yang buruk dapat menjadi media transmisi dan

perkembangan berbagai agen penyakit. Penyakit yang penyebab utamanya

berakar pada masalah kesehatan lingkungan adalah penyakit berbasis

lingkungan. Penyakit berbasis lingkungan ini di antaranya Infeksi Saluran

Pernapasan Atas (ISPA), diare, malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD),

Tuberculosis (TB), kecacingan, dan penyakit kulit (Achmadi, 2011).

Akar permasalahan penyakit berbasis lingkungan berhubungan

dengan sanitasi yang buruk, baik sanitasi individu, masyarakat maupun

lingkungan. Oleh karena itu, jika dalam pemberantasannya hanya

menonjolkan aspek kuratif dan rehabilitatif, tentu tidak akan maksimal.

Dalam memberantas penyakit ini, yang perlu dilakukan adalah mengubah

pola hidup dan tingkah laku masyarakat dengan menggencarkan aspek

promotif dan preventif (Depkes, 2004).

Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Kota ini terletak 130 km sebelah barat daya Surabaya dan merupakan kota

terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang menurut

jumlah penduduk. Kota Kediri memiliki luas wilayah 63,40 km² dan

seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kediri. Kota Kediri

terbelah oleh sungai Brantas yang membujur dari selatan ke utara

sepanjang 7 kilometer (Dinkes Kediri, 2016).

1
2

Dari data Puskesmas Balowerti Kota Kediri pada tahun 2015 dan

2016, ternyata kasus diare semakin meningkat. Pada tahun 2015 kasus

diare sebesar 153 kasus di Kecamatan Balowerti Kota Kediri, sedangkan

pada tahun 2016 meningkat menjadi 168 kasus. Selain diare, penyakit

berbasis lingkungan lainnya yang cenderung mengalami peningkatan

adalah ISPA. Pada tahun 2015, kasus ISPA sebesar 2253 kasus, sedangkan

pada tahun 2016 meningkat menjadi 2402 kasus (Data Primer Puskesmas

Balowerti, 2015).

Klinik sanitasi merupakan suatu upaya/kegiatan yang

mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif, dan

kuratif yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk

mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan

lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas

bersama masyarakat yang dapat dilakukan secara pasif dan aktif di dalam

dan di luar puskesmas (Depkes, 2005).

Adapun alur kegiatan klinik sanitasi di puskesmas, yaitu pasien

yang menderita penyakit berbasis lingkungan yang datang ke puskesmas

dengan latar belakang buruknya kebersihan diri, keluarga maupun

lingkungan, akan diarahkan ke klinik sanitasi setelah diobati di poliklinik

umum. Di klinik tersebut, petugas akan memberikan konseling mengenai

penyakit berbasis lingkungan dan sanitasi lingkungan. Jika memang

diperlukan, petugas akan melakukan kunjungan ke rumah pasien tersebut

untuk menelaah penyebab utama penyakit dan masalah sanitasi pasien

tersebut serta memberikan solusi untuk menyelesaikannya. Selain pasien


3

penyakit berbasis lingkungan, masyarakat umum (klien) juga dapat

berkonsultasi langsung di klinik sanitasi tanpa harus berobat di poliklinik

umum terlebih dahulu. Dalam kurun waktu sebulan, petugas klinik sanitasi

akan berdiskusi dengan petugas lainnya mengenai permasalahan kesehatan

lingkungan yang ada dan solusi penyelesaiannya serta melakukan evaluasi

program tersebut. Dengan kegiatan konseling, kunjungan ke rumah pasien

dan klien serta lokakarya mini yang dilakukan, klinik sanitasi diharapkan

mampu menurunkan angka kejadian penyakit berbasis lingkungan dan

mengatasi masalah kesehatan lingkungan yang ada (Depkes, 2004).

1.2 Rumusan masalah

Apakah klinik sanitasi berperan dalam meningkatkan perilaku

hidup bersih dan sehat di lingkungan Puskesmas Balowerti?

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan umum

Meningkatkan peran klinik sanitasi terhadap perilaku hidup

bersih dan sehat di Puskesmas Balowerti.

1.3.2 Tujuan khusus


a. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan perilaku

masyarakat di Puskesmas Balowerti nuntuk menerapkan perilaku

hidup bersih dan sehat.


b. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan

masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi penyakit berbasis

lingkungan dan meningkatkan kondisi kesehatan di Puskesmas

Balowerti.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat bagi peneliti
4

Mengetahui peran klinik sanitasi dalam meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat di Puskesmas Balowerti.


1.4.2 Manfaat bagi peneliti lain
Mengharapkan dapat menjadi sumber data awal pendahuluan untuk

penilitian selanjutnya tentang peran klinik sanitasi dalam

meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

1.4.3 Manfaat akademik

Karya tulis ilmiah ini diharapkan mampu menjadi suatu

bahan kajian untuk pengembangan ilmu pengetahuan mengenai

pentingnya klinik sanitasi dalam meningkatkan perilaku hidup

bersih dan sehat.

1.4.4 Manfaat bagi masyarakat


Memberi informasi dan pengetahuan kepada masyarakat

menganai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.


1.4.5 Manfaat bagi puskesmas

Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi sumber

data untuk menurunkan angka kejadian penyakit berbasis

lingkungan wilayah kerja Puskesmas Balowerti.


5

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U. (2011). Dasar-dasar penyakit berbasis lingkungan. jakarta: Rajawali


press.

Depkes, R. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta.

Depkes, R. (2005). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2005. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai