Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAGEMEN AGRIBISNIS PADA KOMODITI KOPI

OLEH :
AINUN MUSLIMAH
C1G115013

PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS MATARAM
2018
I. Latar Belakang

Tanaman kopi (Coffea spp.) merupakan komoditas ekspor unggulan yang banyak
dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran
dunia. Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat karena seperti kopi
Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta kopi Arabika mempunyai
karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang unik dan excellent (Hilmawan, 2013).
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa
negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan
sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia
(Rahardjo, 2012). Saat ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh
rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi mutu biji kopi yang
dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi.
Oleh sebab itu dalam pembudidayaan komoditas tanaman kopi sangat penting untuk
diterapkan subsitem agribisnis didalamnya sesuai dengan subsistem agribisnis di Indonesia.
Pentingnya penerapan subsistem agribisnis dalam pengembangan komoditas kopi di Indonesia
adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman kopi yang dapat
memberikan keuntungan baik itu bagi bidang pertanian maupun dari segi ekonomi. Keberhasilan
agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait didalam produksi kopi
pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Apabila peningkatkan produksi dan mutu kopi
meningkat secara terus menerus maka daya saing kopi di Indonesia maupun di pasar
Internasional juga akan meningkat. Berdasarkan pertimbangan diatas hal tersebutlah yang
melatar belakangi paper ini untuk membahas bagaimana proses budidaya kopi di Indonesia dan
penerapan subsitem agribisnis didalam kegiatan pertanian tersebut.

II. Tinjauan Umum

Agribisnis merupakan system pertanian yang saling terkait mulai dari system hulu sampai
dengan sistem hilir yang memanfaatkan sumber daya yang ada dengan tujuan mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. System agribisnis hulu adalah sector yang memproduksi
alat-alat dan mesin pertanian serta industry sarana produksi yang digunakan dalam proses
budidaya pertanian. System agribisnis adalah industry yang mengolah hasil pertanian yang
menjadi bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi atau yang biasa disebut agroindustry atau
pengolahan hasil pertanian. Sistem agribisnis merupakan kesatuan atau kumpulan dari elemen
agribisnis yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama, menggunakan
input dan mengeluarkan output produk agribisnis melalui pengendalian proses yang telah
direncanakan seperti yang disamapaikan pada pendahuluan bahwa sistem agribisnis meliputi
enam subsistem yaitu a). subsistem pengadaan dan penyaluran, sarana produksi, teknologi dan
pengembangan sumber daya pertanian b). Subsistem budidaya atau usahatani c). Subsistem
pengolahan hasil pertanian atau agroindustri d). Subsistem pemasaran hasil pertanian e).
Subsistem prasarana f). Subsistem pembinaan. Berikut adalah pemaparan dari subsistem
agribisnis beserta penerapannya pada tanaman perkebunan kopi.
1. Subsistem Penyediaan Sarana Produksi Tanaman Kopi
Subsistem penyediaan sarana produksi yang menyangkut kegiatan pengadaan dan
penyaluran. Kegiatan ini mencangkup perencanaan, pengolahan dari sarana produksi, teknologi
dan sumberdaya ataupun input usahatani yang dapat memenuhi kriteria tepat waktu, jumlah,
tepat, mutu dan produk. Adapun penyediaan sarana produksi pada tanaman kopi ialah :
1. Penyediaan bibit unggul
2. Zat pengatur tumbuh
3. Peralatan untuk pengolahan tanah (Sekop, Garpu, Cangkul, Sprayer)
4. Penyediaan pupuk
5. Pestisida
2. Subsistem Budidaya atau Usahatani Tanaman Kopi
Subsistem ini mencangkup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam
rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Hal yang termasuk kedalam kegiatan ini dalah
perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi dan pola usahatani dalam rangka
meningkatkan produksi primer. Subsistem ini menekankan usahatani yang intensif dan
sustainable (lestari) artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara
intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan
air, disamping itu juga ditekankan usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang
subsistem artinya produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
pasar dalam artian ekonomi terbuka.
3. Subsistem Pengolahan Hasil Pertanian/Agroindustri Kopi
Subsistem agroindustry merupakan lingkup kegiatan yang tidak hanya mengarah pada
aktivitas pengolahan sederhana ditingkat petani tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai
dari penanganan pasca panen produk hasil pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan
dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Buah
kopi yang telah dipanen harus segera diolah untuk mencegah terjadinya reaksi kimia yang bias
menurunkan mutu kopi. Dalam pengolahan buah kopi terdapat dua cara pengolahan yakni proses
basah dan proses kering. Proses basah sering dipakai untuk pengolahan kopi arabika, alasannya
karena kopi jenis ini dihargai cukup tinggi sehingga biaya pengolahan yang dikeluarkan masih
sebanding dengan harga yang akan diterima sedangkan pengolahan dengan proses kering
dilakukan pada jenis kopi robusta karena nilai jual kopi ini tidak semahal nilai jual kopi robusta.
4. Subsistem Pemasaran Tanaman Kopi
Subsistem pemasaran mencangkup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustry baik
untuk pasar domestic maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan
pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar domestic dan pasar luar
negeri/pasar internasional. Dalam hal ini strategi pemasaran sangat dibutuhkan untuk
menentukan profit yang diperoleh. Teknik pemasaran merupakan kunci keberhasilan dalam
penjualan suatu produk perkebunan karena teknik pemasaran yang baik didukung dengan strategi
pemasaran yang efektif serta mengedepankan kualitas atau mutu produk.
5. Subsitem penunjang
Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi :
a. Sarana tataniaga g. BUMN
b. Perbankan/pengkreditan h. Swasta
c. Penyuluhan agribisnis i. Pendidikan dan pelatihan
d. Kelompok tani j. Transportasi
e. Infrastruktur agribisnis k. Kebijakan pemerintah
f. Koperasi agribisnis l. Penelitian dan pengembangan
III. Kebijakan Pengembangan Komuditi Kopi
Kebijakan pengembangan kopi nasional dilatar belakangi bahwa perkebunan kopi
didominasi oleh perkebunan rakyat dan merupakan salah satu komoditas penting Indonesia yang
memiliki peranan penting antara lain sebagai penghasil devisa negara sehingga komoditas ini
perlu dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan produksi dan mutu kopi. Saat ini Indonesia
menjadi produsen utama kopi ke tiga setelah Brasil dan Vietnam.
Tanaman kopi besar karena didukung adanya ketersediaan lahan pengembangan kopi
serta Indonesia memiliki keunggulan geografis dan iklim yang menghasilkan kopi yang
mempunyai cita rasa dan aroma yang digemari masyarakat dunia.
Permasalahaan yang dihadapi dalam pengembangan kopi antara lain adalah karena
tanaman ini 96% diusahan oleh rakyat maka teknik budidayanya belum sesuai dengan
anjuran/good agriculture practise (GAP); produktivitas tanaman rendah karena munggunakan
bibit asalan; lemahnya kelembagaan petani; value added yang diterima petani rendah karena
sebagian yang diekspor dalam bentuk biji kopi, serta terbatasnya modal. Meskipun demikian
harapan pengembangan komoditas ini cukup besar karena sistem budidaya kopi akan disesuaikan
dengan GAP, upaya meningkatkan barganing position kopi Indonesia di pasar internasional,
peningkatan daya saing kopi Indonesia melalui upaya sertifikasi kebun kopi berkelanjutan.
Terkait dengan hal tersebut diatas yang didukung adanya trend peningkatan konsumsi
kopi dunia sedangkan disisi lain Indonesia mempunyai keunggulan terhadap beberapa aspek
tersebut diatas maka disusunlah kebijakan umum pengembangan kopi. Kebijakan umum tersebut
adalah mensinergikan seluruh potensi sumber daya tanaman kopi dalam rangka peningkatan
daya saing usaha, nilai tambah, produktivitas dan mutu produk, melalui parstisipasi aktif para
pemangku kepentingan dan penerapan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung tata kelola pemerintah yang
baik.
Kebijakan umum ini didukung dengan kebijakan teknis yaitu pengembangan kopi,
peningkatan SDM, pengembangan kemitraan dan kelembagaan, peningkatan investasi usaha
serta pengembangan sistem informasi manajemen. Kebijakan tersebut diatas dijabarkan dalam
program dan strategi pengembangan kopi. Programnya adalah peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman kopi berkelanjutan. Stretegi pengembangan kopi melalui
revitalisasi lahan, perbenihan, infrastruktur dan sarana, SDM, pembiayaan petani, kelembagaan
petani dan teknologi industri hilir.
Implementasi program dan strategi tersebut adalah untuk kopi robusta adalah perbaikan
produktivitas tanaman melalui kegiatan intensifikasi sedangkan untuk arabika dilakukan pula
perluasan tanaman. Dimasa datang berdasarkan tuntutan pasar terutama pasar internasional maka
perlu dibuat standar/kriteria kopi berkelanjutan Indonesia dalam suatu standar nasional.
IV. Pembahasan

A. Permasalahan Komoditi dari Sisi Agribisnis


Dengan luas tanaman sekitar 1,2 juta ha dengan kemungkinan perluasan tanaman kopi
rakyat yang masih bisa terjadi di tahun mendatang. Produk kopi dapat mencapai sekitar 450.000-
500.000 ton serahun sampai akhir dasawarsa 1990-2000 ini. Ekspor kopi sekitar 400.000-
425.000 ton serahun bisa diperhitungkan.
Masalah yang di perkirakan akan di hadapi oleh perkopian Indonesia untuk tahun
mendatang di antaranya :

 Produksi kopi biji rakyat yang belum terlepas dari praktik yang kurang pemeliharaan
kebun, kebiasaan manipulasi mutu kopi biji yang merusak mutu kopi Indonesia.
 Belum meningkatnya kemampuan untuk lebih besar menyediakan kopi arabika untuk
ekspor maupun kepentingan untuk pabrik-pabrik kopi di dalam negri
 Tidak jelasnya kebijaksanaan nasional di bidang perkopian, di bidang pengembangan
industri, mengenai pengolahan hasil dan penerapan standar mutu di tingkat desa
penghasil kopi biji
 Ketrampilan profesional dan disiplin usaha yang masih belum dimiliki oleh pelaku-
pelaku di sepanjang mata rantai tataniaga kopi, terutama menampung hasil kopi kebun
rakyat.

B. Solusi Permasalahan Kopi

 Melakukan peremajaan klonal tanaman kopi di banyak daerah terutama tanaman kopi
rakyat untuk menghasilakan biji-biji kopi yang seragam ukuran dan tidak lagi terdiri lagi
biji-biji yang berukuran kecil serta biji kopi yang mengandung aroma khas kopi yang
bermutu baik. Cara budidaya dengan multi stem prunning perlu disaran kan pada
masyarakat petani kopi guna meningkatkan hasil per ha.
 Di utamakan petik merah selektif untuk memperoleh tambahan hasil yang terdiri dari biji-
biji kopi yang bermutu baik serta dapat memperbaiki mutu seduh atau cita rasa minuman
kopi nya.
 Penjemuran biji kopi di laksanakan dengan cermat agar biji-biji kopi kering merata,
mencapai kering sampai kandungan air tidak lebih dari 12% dalam waktu kurang 15 hari.
Penjemuran di tanah akan menybabkan rasa bau tanah yang akan merusak mutu. Perlu di
lakukan sortasi untuk membuang kotoran biji-biji cacat dan biji pecah perlu di
masyarakatkan untuk produksi biji kopi yang bermutu baik.

C. Prospek Komoditi

 Demand
Dari jenis kopi yang diproduksi, kopi Arabika merupakan bagian terbesar ( sekitar 70%) dari
total produksi dan 30% sisanya adalah kopi Robusta. Trend produksi kopi dunia cenderung
mengalami kenaikan. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 1991/92, yaitu lebih kurang 6 juta ton.
Rata-rata produksi kopi dunia adalah 5,6 juta ton per tahun.

Negara produsen kopi terbesar adalah Brasil dengan produksi rata-rata 1,6 juta ton per tahun,
Colombia dengan produksi rata-rata 800 ribu ton per tahun dan Indonesia pada urutan ketiga
produsen kopi dunia, dengan produksi rata-rata 500 ribu ton per tahun.

 Supplay

Suplai kopi dunia akan mengalami defisit 5,9 juta karung – satu karung ekuivalen 60 kg.
Itulah hasil survei yang dilakukan Reuters terhadap analis kopi dunia yang dilaporkan baru-baru
ini. Defisit itu dipicu oleh tingginya konsumsi kopi dunia sebesar 111,9 juta karung sedangkan
produksi dunia rata-rata 106 juta karung pada 2003.
Di lain pihak, International Coffee Organization (ICO) bahkan memperkirakan suplai kopi dunia
akan mengalami defisit pada 2004 sebesar 11 juta karung. Seorang analis dari CoffeeNetwork
memprediksikan total produksi kopi dunia pada 2004 akan mengalami penurunan menjadi 105,6
juta karung, masing-masing 40,5 juta karung robusta dan 65 juta karung arabika.

 Potensi Ekspor

Sejak tahun 1984 ekspor kopi Indonesia menduduki nomor tiga tertinggi setelah Brasilia
dan Kolombia. Bahkan, untuk ekspor kopi robusta, Indonesia menduduki peringkat pertama
dunia. Tahun 1997, posisi Indonesia bergeser menjadi peringkat empat, tergeser Vietnam.
“Pergeseran ini terjadi karena persaingan ketat antar produsen kopi dan kelengahan Indonesia
dalam mengamati posisinya di pasar kopi internasional”.
Ekspor kopi yang dilakukan oleh negara-negara anggota pengekspor ICO selama periode
1991/92 – 1996/97 hanya sedikit mengalami kenaikan, yaitu rata-rata 0,23% per tahun. Kenaikan
inipun hanya terjadi pada masa 2 tahun terakhir setelah pulihnya panen diberbagai negara
produsen yang sebelumnya mengalami kegagalan panen akibat kekeringan pada tahun 1994/95.
Rata-rata ekspor selama periode tersebut adalah lebih kurang 4,5 juta ton. Ekspor tertinggi
tercatat pada tahun 1996/97 sebesar 4,9 juta ton sedangkan terendah terjadi pada tahun 1994/95
yaitu sebesar 4 juta ton.
Peningkatan ekspor kopi olahan relatif lebih tinggi dari pada bentuk kopi lainnya. Pada
tahun 1991/92 total volume ekspor kopi olahan baru mencapai 1,62 juta ton, dengan cepat
meningkat menjadi 2,64 juta ton pada tahun1996/97, atau hampir dua kali lipat dalan kurun
waktu 5 tahun. Pasar kopi olahan ini lebih banyak dikuasai Brasil dan Colombia masing-masing
dengan pangsa pasar 58% dan 12%, sedangkan Indonesia baru 1,3%. Dalam hal ekspor kopi
olahan, pangsa pasar Ecuador, India dan Ivory Coast masing-masing 8,6 %, 7,2 % dan 6,7 %
jauh lebih besar dari pada pangsa Indonesia.
D. Pengembangan Komuditi Kopi

1. Konsep Perencanaan Pasar Strategi

 Analisis SWOT

Strengths

Lima faktor yang menjadi KEKUATAN bagi pengembangan agribisnis Kopi adalah:
a. Ketersediaan lahan yang didukung oleh keunggulan komparatif kondisi agroekologi
b.Sifat unggul buah Kopi untuk pasar regional dan nasional
c.Ketersediaan SDM dan masyarakat untuk mendukung hutan-rakyat Kopi yang unggul
d.Sarana /prasarana dan kelembagaan penunjang yang komitmennya tinggi terhadap perhutanan
Kopi dan industri pengolahannya
e.Potensi pasar yang sangat besar.

Weaknesses

Beberapa KELEMAHAN yang menonjol adalah:


a. Kesenjangan hasil-hasil penelitian dengan aplikasi secara komersial
b. Posisi “lembaga pemasaran” sangat dominan
c. Belum terbentuknya keterkaitan-kemitraan yang adil antar pelaku (cluster) kebun-rakyat Kopi
& sistem distribusi Kopi
d. Produk yang dipasarkan masih terbatas pada buah segar.
e. Tingginya komponen biaya transportasi dalam struktur biaya produksi

Opportunities

Beberapa PELUANG yang dapat diidentifikasi adalah:


a. Pasar domestik (lokal, regional dan nasional) sangat terbuka
b. Diversifikasi produk-produk olahan Kopi sangat potensial
c. Kebutuhan pengembangan keterkaitan antara cluster produksi dan cluster distribusi dalam
kelembagaan KIMBUN Kopi terpadu
d. Kebutuhan Pemberdayaan sistem kelembagaan produksi

Threats

Ancaman yang dianggap serius adalah:


a. Hambatan-hambatan sistem distribusi /perdagangan buah Kopi
b. Persaingan dengan produk impor buah Kopi
c. Persaingan dengan komoditi lain dalam penggunaan lahan
d. Hambatan-hambatan sistem industri pengolahan Kopi

 Segmen Pasar
Segmen pasar yang dituju dari kopi Indonesia antara lain Jepang, Malaysia, Kanada, Perancis,
dan Inggris masih terbuka. Negara Jepang, Malaysia dan Rusia merupakan pasar yang potensial
untuk meningkatkan volume ekspor kopi terlarut dari Indonesia.

 Positionong

Postioning yag terjadi saat ini,Indonesia menempati penegexport kopi nomor 4 setelah Brazil,
Kolumbia dan Vietnam. Indonesia memenuhi kebutuhan kopi baik untuk dalam negeri maupun
internasional.

2. Bauran Pemasaran

 Produk

Produk utama yang dihasilkan kopi yaitu kopi bubuk, dari kopi bubuk ini dapat dibuat macam-
macam kopi olahan, seperti kopi instan yang telah banyak dibuat oleh perusahaan-perusahaan di
Indonesia.

 Price

Harga kopi diIndonesia sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kopi internasional dan nilai tukar
rupiah terhadap AS.Saat Indonesia dilanda krisis ekonmi dimana melalui tukar rupiah melemah
terhadap dolar AS., menyebabkan harga kopi domestik melambung tinggi walaupun harga kopi
Internasional merosot tajam.

 Place

Tempat yang menjadi tujuan ekspor kopi Indonesia adalah AS, Jerman dan Jepang.Daerah
penghasil kopi terbear di Indonesia adalah Lampung, Sumatra Utara dan Bengkulu.

 Promotion

Saat ini kopi produksi Indonesia menguasai 20% pasar Eropa, tetapi masyarakat di Eropa selama
ini belum banyak yang mengetahui kopi yang dikonsumsi adalah produksi Indonesia karena
kurangnya promosi. Mestinya pemerintah dan swasta lebih giat melakukan promosi, sehingga
penetrasi pasar lebih mudah, seperti yang dilakukan pemerintah dan kalangan swasta produsen
kopi dunia lainnya.

3. Atribut Kualitas
Atribut kualitas kopi adalah cita rasa dan aromanya. Para konsumen dapat menilai apakah
produk dari kopi itu bagus atau tidak, dapat dirasakan dari aromanya, kopi yang kualitasnya baik,
aromanya wangi, dan mempunyai cita rasa yang khas.
V. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Dalam proses pembudidayaan tanaman para pelaku dibidang pertanian tentu
menginginkan hasil produk pertanian yang memiliki kuantitas dan kualitas tinggi, untuk
mewujudkan hal tersebut maka pentingnya menerapkan konsep agribisnis didalamnya. Dengan
adanya konsep atau subsistem tersebut maka para pengusaha dibidang pertanian akan mudah
dalam menentukan usahatani dan dapat mengolah hasil produksi pertanian dari bahan mentah
menjadi bahan jadi. Subsistem agribisnis sangat berpengaruh pada kelancaran usaha dalam
bidang pertanian. Dengan adanya subsistem agribisnis diharapkan dapat mengembangkan
perekonomian yang berdaya saing, berkelanjutan, berkerakyatan, dan terdesentrslisasi dengan
basis keunggulan komparatif. Selain hal tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha secara adil.
Meletakkan dasar yang kokoh untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan serta mendorong
transformasi structural secara seimbang, mengembangkan pembangunan ekonomi pedesaan dan
juga mewujudkan ketahanan pangan nasional berbasis keragaman sumber daya bahan pangan,
kelembagaan juga budaya local.

B. Saran

Untuk pengembangan komuditi kopi pemerintah harus lebih memperhatikan petani kopi,
stabilitas harga dan memperhatikan kesejahteraan petani kopi. Pemerintah harus mempunyai
program maupun kebijakan yang memperhatikan kesejahteraan petani.
DAFTAR PUSTAKA

Ansyah, Rudi. 2014. Makala Budidaya Tanaman Tahunan Materi Kopi.


(http://RudiAnsyah.bloggspot.com). (Diakses pada 13 November 2014).

Dairtus. 2009. Agribisnis. (http://Agribisnis:januari.bloggspot.com). (Diakses pada 21 januari


2009).

Hermawan, Hengki. 2013. Makala Pengeringan Biji Kopi.


(http://HengkiHermawan93.bloggspot.com). (Diakses pada 9 April 2014).

Hilmawan, Hilman. 20113. Makala Kopi. (http://HilmanHilmawan3.bloggspot.com). (Diakses


pada 9 april 2014).

Purnaman, Siti. 2014. Strategi Pemasaran Produk Perkebunan.


(http://SitiPurnama.bloggspot.com). (Diakses pada 25 Agustus 2014).

Risnandar, Cecep. 2012. Proses Pengolahan Biji Kopi.


(http://alamtanibuletinagribisnis.bloggspot.com). (Diakses pada 2012).

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar
Swadaya: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai