Anda di halaman 1dari 13

A.

LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK sintesis
MODUL V
NAMA : Ervina Apriani
KELOMPOK : III
JUDUL PERCOBAAN : Kloroform (Penggunaan Kaporit Dalam
Substitusi Elektrofilik)
JURUSAN : Kimia
PRODI/KELAS : Kimia/B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GOROTALO
2018
A. Judul
Kloroform (Penggunaan Kaporit Dalam Substitusi Elektrofilik)
B. Tujuan
Membuat kloroform dari aseton dan kaporit melalui reaksi substitusi elektrofilik
C. Dasar teori
Brom dan klor bereaksi dengan metil keton menghasilkan masing-masing
bromoform (CHBr3) dan kloroform (CHCl3). Istilah umum untuk menyebut CHX3 ialah
“haloform”, maka reaksi ini sering disebut sebagai reaksi haloform. Karena bromoform
merupakan cairan yang tidak mencolok, maka pembentukannya tak berguna untuk
maksud uji. Namun reaksi antara suatu metil keton dengan setiap halogen tersebut
membentuk suatu metode pengubahan metol keton ini menjadi asam karboksilat
(Fesenden, 1998).

Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform


dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun kebanyakan
digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada suhu
ruang berupa cairan, namun mudah menguap.

Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat tiga atom


halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan dasar
berupa senyawa organik yang memiliki gugus metil (-CH3) yang terikat pada atom C
karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan pereaksi halogen (Cl2). Beberapa
senyawa yang dapat membentuk kloroform dan senyawa haloform lainnya adalah etanol,
2-propanol, 2-butanol, etanol, propanon, 2-butanon. Halogenasi sering berjalan secara
eksplosif dan hampir tanpa kecuali menghasilkan campuran produk, karena lasan inilah
halogenasi kadang saja digunakan dalam laboratorium.
Dalam pembentukannya kloroform dapat dibentuk melalui klorinasi metana
dan reaksi haloform. Dimana reaksi haloform ini berlangsung dalam tiga tahap yaitu :
1. Oksidasi (bila perlu)
2. Substitusi
3. Penguraian oleh basa
Kloroform yang dapat dari alkohol dengan kapur klor atau kaporit (bleaching
powder) melalui tiga tingkatan reaksi yaitu :
1. Oksidasi oleh halogen
CH3CH2OH + Cl2 CH3CHO
2. Klorinasi dari hasil oksidasi
CH3CHO + Cl2 CCl3CHO + HCl
3. penguraian oleh basa
CCl3CHO + Ca(OH)2 CHCl3 + (HCOO)2Ca
Sedangkan pada reaksi dengan aseton lebih kuat, sehingga dalam proses sintesa
digunakan susunan alat yang agak berbeda. Reaksinya adalah sebagai berikut
1. CH3COCH3 + 3 Cl2 CCl3COCH3 + 3 HCl
2. CCl3COCH3 + Ca(OH)2 CHCl3 + (CH3COO)2Ca
Reaksi alkana dengan halogen dinamakan halogenasi. Reaksi eksotermik antara
gas klor dengan alkena hanya berlangsung pada suhu tinggi dan bantuan sinar.
Sedangkan pada suhu rendah atau tanpa sinar, maka reaksi tidak berlangsung (Svehla,
1979).
R – H + Cl2 R – Cl + HCl
Reaksi di atas dinamakan reaksi klorinasi, apabila yang digunakan adalah gas
brom maka reaksinya dinamakan brominasi alkane. Apabila halogen yang ditambahkan,
maka reaksi akan terus berlanjut membentuk spesies-spesies yang banyak mengandung
halogen tersebut. Sebagai contoh dapat diperhatikan proses reaksi klorinasi metana
dengan menggunakan gas klor yang berlebih, dapat dihasilkan metilen klorida, kloroform
atau karbon tetra klorida (Svehla, 1979).
Kloroform merupakan obat anastetik tertua, berupa cairan dengan bau spesifik,
rasanya kemanis-manisan pedas, tak dapat terbakar atau eksplosif. Khasiat anastetiknya
amat kuat. Tetapi karena terlalu toksik bagi hati dan jantung kini kloroform hamper tidak
digunakan lagi (Keenan, 1999).
Struktur senyawa haloalkana yang terbentuk dari proses halogenasi terdiri dari
ikatan sigma karbon-halogen yang terbentuk oleh saling menindihnya suatu orbital atom
halogen dan suatu orbital hibrida atom karbon. Sebuah halogen membentuk satu ikatan
kovalen dan karena itu tak terdapat sudut ikatan di sekitar atom ini. Namun, karbon
menggunakan orbital hibrida yang sama tipenya untuk mengikat halogen, hidrogen
maupun atom karbon lain.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No Nama alat Kategori Gambar Fungsi
1. Gelas kimia 1 Wadah penampungan
larutan

2. Gelas ukur 1 Mengukur volume


larutan

3. Neraca analitik 2 Untuk menimbang


padatan

4. Labu alas bulat 1 Wadah sampel saat


dipanaskan

5. Selang 1 Mengalirkan air ke


kondensor

6. Corong 1 Memindahkan
larutan ketempat lain

7. Erlenmeyer 1 Wadah larutan

8. Batang pengaduk 1 Mengaduk larutan


9. Kondensor 1 Pendingin

10. Statif dan klem 1 Menyangga dan


menjepit

10. Penangas 2 Memanaskan larutan

11 Corong Pisah 1 Untuk memisahkan


larutan yang
tidak saling
campur

12. Mortar dan alu 1 Untuk menggerus


kaporit

13. Kaca arloji 1 Sebagai tempat suatu


zat/bahan pada
proses
penimbangan
2. Bahan
No Nama bahan Kategori Sifat fisik Sifat kimia
1. Aquades Umum - Cairan tak - Polar
berwarna - Pelarut universal
- Titik didih 100
0
C
- Titik beku 0 0C
2. Kaporit Umum - Serbu putih - Rumus kimia
- Titik lebur Ca(ClO)2
100oC - Massa molar
- Titik didih 142,98 g/mol
175oC - Beraksi dalam
terdekomposisi alkohol
3. Aseton Khusus - Cairan tak - Rumus Kimia
Berwarna CH3COCH3
- Titik lebur - - Massa molar
94,9oC 58,08 g/mol
- Titik didih - Densitas 0,79
56,53oC g/cm3
4 NaOH Khusus - Zat padat putih - Massa molar
- Titik lebur 39,9971 g/mol
318oC - Densitas 2,1
- Titik didih g/cm3
1390 oC - Kelarutan
dalam
Air
111g/100mL
E. Prosedur Kerja

100 gr Markalak

Memasukkan kedalam erlenmeyer 500 mL


Menambahkan sedikit demi sedikit air hingga
volume campuran 250 mL
Menambahkan sedikit demi sedikit aseton 44 mL
sambil mengocok dam mendinginkan dalam air
Merefluks campuran selama 10 menit pada suhu 40-
50oC
Mendestilasi dengan api kecil hingga suhu 61-70oC
Menampung destilat yang keluar pada suhu 61-70oC
sambil mendinginkan dalam gelas kimia yang berisi
air es

Volume destilat = 10
mL
Memasukkan dalam corong pisah
Menambahkan HCl 5 mL
Mengocok dan mendiamkan hingga terbentuk 2
lapisan

Lapisan bawah Lapisan atas

Mencampurkan dengan air (1:1) kedalam corong pisah


Mengocok dan mendiamkan kembali hingga terbentuk 2 lapisan
Mengambil lapisan bawah (kloroform) dan mencampurkannya dengan
kloroform sebelumnya
Menambahkan air kembali hingga pH netral dan mengambil lapisan
bawahnya
Mendestilasi hingga suhu 80oC
Menampung destilat yang keluar

Volume destilat = 5 mL
F. Hasil Pengamatan

No Perlakuan Hasil
1 Menambahkan secara perlahan-lahan air dan Terbentuk suspense berwarna
100 gram markalak kedalam labu alas bulat putih gading yang panas dan
hingga volume campuran sebanyak 250 mL kental
2 Menambahkan sedikit demi sedikit aseton 44 Larutan lebih encer dan dan suhu
mL sambil dikocok dan didinginkan dalam larutan menurun
air
3 Merefluks selama 10 menit pada suhu 40-50 Larutan mendidih dan tidak ada
0
C perubahan warna dan kekentalan
4 Mendestilasi dengan api kecil hingga suhu Larutan mendidih pada suhu 65 0C
61-70 0C
5 Menampung destilat yang keluar pada suhu Destilat yang keluar berwarna
61-70 0Csambil didinginkan dalam gelas bening dengan volume 11 mL
kimia yang berisi air es
6 Mencampurkan destilat dengan HCl 5 mL - Larutan HCl dan destilat
kedalam corong pisah dan mengocok kuat- bercampur dan sete;ah
kuat dan mendinginkan hingga terbentuk dua didiamkan terbentuk 2 lapisan
lapisan - Lapisan bawah kloroform dan
lapisan atas HCl
7 Mengambil lapisan bawah (kloroform) dan Air dan kloroform bercampur.
mencampurkannya dengan air (1:1) kedalam Terbentuk 2 lapisan setelah
corong pisah kemudian mengocok kembali ditambahkan sedikit kloroform
serta mendiamkan hingga terbentuk 2 lapisan teknis
8 Mengambil lapisan bawah (kloroform) dan Larutan bening
mencampurkan dengan kloroform
sebelumnya
9 Menambahkan air kembali hingga pH netral. pH larutan netral
Mengulangi perlakuan ke 7
10 Mendestilasi hingga suhu 800C kemudian - Destilat yang keluar berwarna
menampung destilat yang keluar pada suhu bening
61-800C - Volume destilat 5 mL
G. Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan pembuatan kloroform dari aseton dan kaporit
melalui reaksi substitusi elektrofilik. Dalam percobaan ini, reaksi yang digunakan dalam
proses pembentukan kloroform adalah reaksi subtitusi. Reaksi ini terjadi karena adanya
spesi yang bersifat elektronegatif dan tertarik kearah atom yang bermuatan posistif.
Dalam pembuatan kloroform yaitu mereaksikan kaporit (CaOCl2) yang merupakan
serbuk putih sebanyak 100 gram dengan air 250 mL kedalam labu alas bulat sambil
diaduk hingga terbentuk suspensi yang sempurna. Penambahan air ini adalah untuk
melarutkan kaporit, memperluas permukaan kaporit dan dapat mengurangi penguapan
destilat. Proses pencampuran ini menghasilkan kalsium hidroksida yang bersifat basa.
Menuangkan aseton sedikit demi sedikit sambil dikocok agar reaksinya berlangsung
sempurna. Penambahan aseton ini berfungsi sebagai media agar dapat terbentuknya reaksi
haloform. Selain itu, fungsi dar aseton adalah sebagai pelarut, dalam hal ini yaitu untuk
melarutkan padatan kaporit.

Gambar 1. Penambahan aseton


Selanjutnya yaitu melakukan refluks selama 10 menit pada suhu 40⁰C-50⁰C.
Ditambahkan batu didih dalam suspensi yang berfungsi untuk menstabilkan suhu pada
proses destilasi dan mencegah terjadinya letupan.

Gambar 2. Proses refluks


Proses selanjutnya yaitu melakukan destilasi pada suhu 61⁰C-70⁰C. Ditambahkan
batu didih yang berfungsi untuk menstabilkan suhu pada proses destilasi. Kemudian alat
destilasi dirancang dengan benar agar tidak ada uap yang keluar dari alat tersebut. Selama
proses destilasi berlangsung, uap yang dihasilkan akan masuk melalui kondensor sehingga
mengalami pendinginan dan akan keluar sebagai destilat berupa kloroform. Destilat yang
diperoleh bening dan volumenya 11 mL.

Gambar 3. Proses destilasi


Kemudian mencampurkan destilat dengan larutan HCl 5 mL ke dalam corong
pisah dan mengocok kuat-kuat. Mendiamkan hingga terbentuk dua lapisan. Terbentuknya
dua lapisan yaitu lapisan bawah kloroform dan lapisan atas yaitu HCl.

Gambar 4. Terbentuk dua lapisan


Mengambil lapisan bawah yaitu kloroform dan mencampurkan dengan air
perbandingan 1 : 1 ke dalam corong pisah. Mengocok kembali dan mendiamkan hingga
terbentuk dua lapisan. Kloroform yang dihasilkan berwarna bening dan terdapat 2 lapisan
setelah ditambahkan sedikit kloroform teknis. Dimana lapisan bawah merupakan lapisan
kloroform sebab massa jenisnya lebih besar daripada massa jenis air. Kemudian
mengambil lapisan bawah (kloroform) dan mencampurkan kembali dengan kloroform
sebelumnya. Menambahkan kembali air hingga pH netral dan mengualngi perlakuan
sebelumnya dengan perbandingan 1 :1.

Gambar 5. pH netral
Tahap terakhir yaitu mendestilasihingga suhu 80⁰C dan menampung destilasi yang
keluar pada suhu 61⁰C - 80⁰C. Volume destilat yang diperoleh yaitu sebesar 5 ml dan
destilat bening. Diperoleh larutan kloroform yang berbau tajam dan volumenya sangat
sedikit. Hal ini karena koloroform merupakan senyawa yang volatile dengan titik didih
yang rendah yaitu 60-62 ˚C oleh karenanya pemanasan harus konstan dan dijaga. Bila
melewati titik didih kloroform maka kloroform akan habis menguap.
H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada
pembuatan kloroform dari aseton dan kaporit melalui reaksi substitusi elektrofilik. Reaksi
yang digunakan dalam proses pembentukan kloroform adalah reaksi subtitusi. Reaksi ini
terjadi karena adanya spesi yang bersifat elektronegatif dan tertarik kearah atom yang
bermuatan posistif. Destilat yang keluar pada suhu 61⁰C - 80⁰C. Volume destilat yang
diperoleh yaitu sebesar 5 ml dan destilat bening.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta: Bina
Aksara.
Fessenden. 1989. Kimia Organik, edisi ke 3. Jakarta: Erlangga.
Hart, H. 1990. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Lide, David R. 2005. CRC Handbook of Chemistry and Physics. New York : CRC Press
LLC.
Keenan, Charles W. dkk., 1992, Kimia Untuk Universitas Jilid 2, Erlangga. Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa : Jakarta
Pine, Stanley H. 1998. Kimia Organik II. Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai