Anda di halaman 1dari 8

Page |1

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Patofisiologi atau fisiopatologi adalah konvergensi patologi dengan fisiologi. Patologi
adalah disiplin medis yang menggambarkan kondisi yang biasanya diamati selama
keadaan penyakit, sedangkan fisiologi adalah disiplin biologis yang menggambarkan
proses atau mekanisme yang beroperasi dalam suatu organism ;Wikipedia (Inggris).
Penyakit kronik didefinisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang
berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan
jangka panjang. Berdasarkan data WHO, prevalensi penyakit kronik di dunia mencapai
70% dari kasus yang menyebabkan kematian.
Penyakit kronis merupakan kondisi yang mempengaruhi fungsi sehari hari selama
lebih dari 3 bulan dalam setahun, yang menyebabkan hospitalisasi dari 1 bulan dalam
setahun atau (pada saat didiagnosis) cenderung mengalami perawatan di rumah sakit
secara berulang (Wong, 2003).
Salah satu penyakit kronis yang banyak ditemukan di Indonesia adalah TBC atau
tuberculosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada paru paru yaitu Mycobacterium
Tuberkulosis. Menurut data WHO Global Tuberculosis Report 2016, Indonesia
menempati posisi kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia. Tren insiden kasus TBC di
Indonesia tidak pernah menurun, masih banyak kasus yang belum terjangkau dan
terdeteksi, kalaupun terdeteksi dan telah diobati tetapi belum dilaporkan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes Siswanto
menyebutkan berdasarkan studi Global Burden of Disease, TBC menjadi penyebab
kematian kedua di dunia. Angka TBC di Indonesia berdasarkan mikroskopik sebanyak
759 per100 ribu penduduk untuk usia 15 tahun ke atas dengan jumlah laki-laki lebih
tinggi daripada perempuan, dan jumlah di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan.
B. Ruang Lingkup
Makalah ini akan membahas mengenai bagaimana perjalanan dari awal munculnya tanda
dan gejala TBC sampai dengan komplikasi yang di akibatkannya.
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mendorong mahasiswa untuk lebih mengenal penyakit TBC
2. Memahami bagaimana proses terinfeksinya tubuh oleh Mycobacterium Tuberkulosis
Page |2

Manfaat makalah :
1. Mengembangkan pengetahuan mahasiswa
2. Menambah wawasan mengenai patofisiologi TBC
Page |3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau bertahan
dalam jangka waktu yang sangat lama, yakni lebih dari enam bulan. (Sarafino, 2006).
Orang yang menderita penyakit kronis cenderung memiliki tingkat kecemasan yang
tinggi dan cenderung mengembangkan perasaan hopelessness dan helplessness karena
berbagai macam pengobatan tidak dapat membantunya sembuh dari penyakit kronis
(Sarafino, 2006). Rasa sakit yang diderita akan mengganggu aktivitasnya sehari-hari,
tujuan dalam hidup, dan kualitas tidurnya (Affleck et al. dalam Sarafino, 2006).
Berdasarkan data WHO, prevalensi penyakit kronik di dunia mencapai 70% dari
kasus yang menyebabkan kematian. Presentase ini akan semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup, mengkonsumsi makanan
tinggi lemak, kolesterol, merokok dan stress yang tinggi. Diperkirakan pada tahun 2030
sekitar 150 juta orang akan terkena penyakit kronis. Jenis penyakit kronik yang
menyebabkan kematian adalah penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit paru obstruksi
kronik, hipertensi, diabetes mellitus, dan TBC.
B. Etiologi
Penyakit kronis dapat diderita oleh semua kelompok usia, tingkat sosial ekonomi, dan
budaya. Penyakit kronis cenderung menyebabkan kerusakan yang bersifat permanen yang
memperlihatkan adanya penurunan atau menghilangnya suatu kemampuan untuk
menjalankan berbagai fungsi, terutama muskuloskletal dan organ-organ pengindraan. Ada
banyak faktor yang menyebabkan penyakit kronis dapat menjadi masalah kesehatan yang
banyak ditemukan hampir di seluruh negara, di antaranya kemajuan dalam bidang
kedokteran modern yang telah mengarah pada menurunnya angka kematian dari penyakit
infeksi dan kondisi serius lainnya, nutrisi yang membaik dan peraturan yang mengatur
keselamatan di tempat kerja yang telah memungkinkan orang hidup lebih lama, dan gaya
hidup yang berkaitan dengan masyarakat modern yang telah meningkatkan insiden
penyakit kronis (Smeltzer & Bare, 2010).
C. Kategori Penyakit Kronis
Menurut Christensen et al. (2006) ada beberapa kategori penyakit kronis, yaitu seperti
di bawah ini.
Page |4

a. Lived with illnesses. Pada kategori ini individu diharuskan beradaptasi dan
mempelajari kondisi penyakitnya selama hidup dan biasanya tidak mengalami
kehidupan yang mengancam. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah
diabetes, asma, arthritis, dan epilepsi.
b. Mortal illnesses. Pada kategori ini secara jelas kehidupan individu terancam dan
individu yang menderita penyakit ini hanya bisa merasakan gejala-gejala penyakit dan
ancaman kematian. Penyakit dalam kategori ini adalah kanker, penyakit
kardiovaskuler, dan Tuberkulosis.
c. At risk illnesses. Kategori penyakit ini sangat berbeda dari dua kategori sebelumnya.
Pada kategori ini tidak ditekankan pada penyakitnya, tetapi pada risiko penyakitnya.
Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah hipertensi dan penyakit yang
berhubungan dengan hereditas.

D. Fase Penyakit Kronis


Menurut Smeltzer & Bare (2010), ada sembilan fase dalam penyakit kronis, yaitu
sebagai berikut.
a. Fase pra-trajectory adalah risiko terhadap penyakit kronis karena faktor-faktor
genetik atau perilaku yang meningkatkan ketahanan seseorang terhadap penyakit
kronis.
b. Fase trajectory adalah adanya gejala yang berkaitan dengan penyakit kronis. Fase ini
sering tidak jelas karena sedang dievaluasi dan sering dilakukan pemeriksaan
diagnostik.
c. Fase stabil adalah tahap yang terjadi ketika gejala-gejala dan perjalanan penyakit
terkontrol. Aktivitas kehidupan sehari-hari tertangani dalam keterbatasan penyakit.
d. Fase tidak stabil adalah periode ketidakmampuan untuk menjaga gejala tetap
terkontrol atau reaktivasi penyakit. Terdapat gangguan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
e. Fase akut adalah fase yang ditandai dengan gejala-gejala yang berat dan tidak dapat
pulih atau komplikasi yang membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk
penanganannya.
f. Fase krisis merupakan fase yang ditandai dengan situasi kritis atau mengancam jiwa
yang membutuhkan pengobatan atau perawatan kedaruratan.
Page |5

g. Fase pulih adalah keadaan pulih kembali pada cara hidup yang diterima dalam batasan
yang dibebani oleh penyakit kronis.
h. Fase penurunan adalah kejadian yang terjadi ketika perjalanan penyakit berkembang
disertai dengan peningkatan ketidakmampuan dan kesulitan dalam mengatasi gejala-
gejala.
i. Fase kematian adalah tahap terakhir yang ditandai dengan penurunan bertahap atau
cepat fungsi tubuh dan penghentian hubungan individual.

E. Tanda dan Gejala


Karakteristik penyakit kronis adalah penyebabnya yang tidak pasti, memiliki faktor risiko
yang multiple, membutuhkan durasi yang lama, menyebabkan kerusakan fungsi atau
ketidakmampuan, dan tidak dapat disembuhkan secara sempurna (Smeltzer & Bare, 2010).
Tanda-tanda lain penyakit kronis adalah batuk dan demam yang berlangsung lama, sakit
pada bagian tubuh yang berbeda, diare berkepanjangan, kesulitan dalam buang air kecil, dan
warna kulit abnormal (Heru, 2007).
F. Penyakit Kronis (Tuberkulosis)
a. Definisi
Infeksi paru oleh mikobacterium Tuberkulosis yang ditandai dengan infiltrate
paru dan pembentukan granuloma dengan perkejuan, fibrosis, dan kavitasi.
b. Etiologi
Penyebab penyakit tuberculosis adalah bakteri Mycobacterium Tuberkulosis
dan Mycobacterium Bovis,. Kuman tersebut mempunyai ukuran 0,5–4 mikron x 0,3-
0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok, bergranular atau
tidak mempunyai selubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari
lipoid (terutama asam mikloat).
Bakteri ini mempunyai sifat istimewa, yaitu dapat bertahan terhadap pencucian warna
dengan asam dan alcohol, sehingga sering disebut basil tahan asam (BTA), serta tahan
terhadap zat kimia dan fisik. Kuman tuberculosis juga tahan dalam keadaan kering
dan dingin, bersifat dorman dan aerob.
c. Penularan
Penyakit tuberculosis yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat seorang TBC batuk dan
percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat
bernapas. Bila penderita batuk, bersin, atau berbicara saat berhadapan dengan orang
Page |6

lain, basil tuberculosis tersembur dan terhisap kedalam paru orang sehat. Masa
inkubasinya selama 3-6 bulan.
Resiko terinfeksi berhubungan dengan lama dan kualitas paparan dengan
sumber infeksi dan tidak berhubungan dengan faktor genetic dan faktor pejamu
lainnya. Resiko tertinggi berkembangnya penyakit yaitu pada anak berusia dibawah 3
tahun, resiko rendah pada masa kanak kanak, dan meningkat lagi pada masa remaja,
dewasa muda, dan usia lanjut. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran
pernapasan dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah ,
pembuluh limfe,atau langsung keorgan terdekatnya.
d. Patofisiologi
Setelah droplet yang terinfeksi tuberculosis terhirup, droplet akan berkumpul
dalam paru. Leukosit mengelilingi droplet dan menyebabkan inflamasi. Sebagai
bagian respon peradangan, beberapa mikrobakteri masuk sirkulasi limfatik melalui
kelenjar getah bening.
e. Tanda dan gejala
1) Batuk berdahak berlangsung lebih dari 3 minggu
2) Batuk berdarah
3) Sesak napas
4) Nyeri dada
f. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
2) Foto toraks
3) Pemeriksaan penunjang
1) Terapi antituberkular (selama sekurang-kurangnya 6 bulan dengan dosis oral
harian) untuk mengobati infeksi
2) Tindakan pencegahan isolasi (untuk pasien-pasien yang dirawat dirumah sakit)
dalam ruang tekanan negative.
3) Memulai kembali aktivitas normal disertai dengan minum obat (setelah 2-4
minggu , bila penyakit tidak lagi infeksius ) untuk meningkatkan kemandirian.
4) Diet tinggi kalori, seimbang untuk mempertahankan atau memperbaiki status
nutrisi.
Page |7

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia adalah salah satu Negara berkembang dengan masalah penyakit kronis yang
sulit dikendalikan. Didukung dengan iklim tropisnya, masyarakat Indonesia mudah untuk
terpapar penyakit kronis yang bersifat infeksius diantarnya adalah Tuberkulosis Paru,
Kusta, hepatitis, dan HIV AIDS.
Khusus untuk penyakit Tuberkulosis Paru, data WHO mencatat bahwa Indonesia
berada pada peringkat 4 dunia penderita TBC terbanyak setelah India, China, dan Afrika
Selatan (WHO, 2012). Tuberculosis Paru merupakan penyakit kronis karena infeksi
dengan penularan melalui udara oleh droplet dari penderita TB yang keluar saat dia batuk,
bersin atau berbicara .
B. Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan materi dalam makalah
ini dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan.
Page |8

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/22699/2/4._BAB_1.pdf
http://scholar.unand.ac.id/12464/8/BAB%201.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/78b8ae893e64b1ef02093820eb4d4297.pdf
http://www.depkes.go.id/article/print/18030700005/rakerkesnas-2018-kemenkes-percepat-
atasi-3-masalah-kesehatan.html
Widoyono. 2011. Penyakit tropis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Williams, Lippincot dan Wilkins. 2013. Buku saku patofisiologi menjadi sangat mudah.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai