Anda di halaman 1dari 11

Dwi Tjahyaning P: pengaruh perendaman basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi Panas

Pengaruh perendaman basis gigi tiruan resin


akrilik polimerisasi panas dalam minuman
tuak aren terhadap kekasaran permukaan dan
kekuatan impak

Dwi Tjahyaning Putranti


ISSN 2302-5271 Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Sumatera Utara

Lidya Pratiwi Ulibasa


Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Sumatera Utara

Abstrak

Tuak aren adalah minuman beralkohol tradisional khas


masyarakat Sumatera Utara khususnya suku Batak Toba
dan Simalungun. Sebagian dari mereka yang mengonsumsi
minuman tuak aren adalah pengguna gigi tiruan resin akrilik
polimerisasi panas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
pengaruh lama perendaman basis gigi tiruan resin akrilik
polimerisasi panas dalam minuman tuak aren terhadap
kekasaran permukaan dan kekuatan impak. Sampel terdiri
dari resin akrilik polimerisasi panas dengan ukuran 65 x 10
x 2,5 mm untuk kekasaran permukaan dan 80 x 10 x 4 mm
untuk kekuatan impak. Terdapat 12 kelompok, terdiri dari 6
kelompok untuk kekasaran permukaan dan 6 kelompok untuk
kekuatan impak. Tiap kelompok terdiri dari 6 sampel. Sampel
perlakuan (minuman tuak aren) dan sampel kontrol (akuades)
direndam selama 5,10, dan 15 hari. Hasil uji T-independen
menunjukkan adanya pengaruh perendaman dalam minuman
tuak aren selama 5,10, 15 hari terhadap kekasaran permukaan
(∆Ra) dan kekuatan impak. Kemudian hasil uji Anova satu arah
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh lama perendaman
yang signifikan terhadap kekasaran permukaan (∆Ra) (p >
0,05) tetapi terdapat pengaruh lama yang signifikan terhadap
kekuatan impak (p < 0,05). Paparan minuman tuak aren dalam
Korespondensi: waktu 3 tahun dapat menurunkan kekuatan impak dari basis
gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas, walaupun demikian
Dwi Tjahyaning Putranti tidak terjadi penambahan nilai kekasaran permukaan basis
Departemen Prostodonsia
gigi tiruan yang signifikan.
Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Sumatera Utara
Jalan Alumni No. 2 Kampus USU Kata kunci: Resin Akrilik Polimerisasi Panas, Tuak Aren,
Medan 20155 Kekasaran Permukaan, Kekuatan Impak
Email: pratiwiulibasa@gmail.com

43
The effect of immersion duration of heat cured
acrylic resin denture base in tuak aren towards
surface roughness and impact strength

Abstract

Tuak aren is traditional alcoholic beverages from


North Sumatera especially consumed by Bataknese and
Simalungunese. Some of those people are the heat cured
acrylic denture wearers. This purpose of this research is to
study the effect of immersion duration of heat cured acrylic
resin in “Tuak aren” towards surface roughness and impact
strength. The samples are heat cured acrylic resin plate with a
size of 65 x 10 x 2,5 mm for testing the surface roughness and
80 x 10 x 4 mm for testing the impact strength. There are total
12 groups, 6 groups for surface roughness test and 6 groups
for impact strength test. Each group consists of 6 samples.
Either treatment sample (“Tuak aren”) and control sample
(aquadest) were immersed for 5, 10 and 15 days. Based
on T-Independent test, there were significant differences of
surface roughness (∆Ra) and impact strength of heat cured
acrylic resin between after being immersed in “Tuak aren” and
in aquadest for 5, 10, and 15 days. Then, based on One-Way
Anova test, the result showed various immersion duration
have no significant influenced on surface roughness (∆Ra)
(p > 0,05) but various immersion duration have significant
influenced on impact strength (p < 0,05). Heat cured acrylic
resin denture base exposed to “Tuak aren” for three years
can decrease its impact strength nevertheless the changes of
surface roughness doesn’t occur significantly.

Key words : Heat Cured Acrylic Resin, Tuak Aren, Surface


Roughness, Impact Strength

PENDAHULUAN akrilik polimerisasi panas adalah jenis


resin polimetil metakrilat yang proses
Basis gigi tiruan adalah bagian dari polimerisasinya menggunakan panas. Resin
gigi tiruan yang mendapat dukungan akrilik polimerisasi panas digunakan secara
melalui adaptasi yang baik dengan jaringan luas dalam bidang kedokteran gigi khususnya
mulut dibawahnya. Fungsi basis gigi tiruan sebagai bahan basis gigi tiruan karena resin
adalah menggantikan tulang alveolar yang akrilik polimerisasi panas ini memiliki nilai
sudah hilang, memperbaiki estetis wajah, estetik yang baik, tidak menyerap cairan
menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan rongga mulut, relatif tidak menyebabkan
pendukung gigi dan linggir sisa alveolar, toksik bagi yang menggunakannya, mudah
mempertahankan tulang alveolaris dan untuk diperbaiki, dan proses pengerjaannya
tempat untuk melekatkan komponen gigi relatif mudah. 2
tiruan lainnya seperti anasir gigi tiruan, Salah satu hal yang harus diperhatikan
sandaran oklusal, lengan retentif dan sebagai syarat bahan resin akrilik yang baik
lengan resiprokal pada gigi tiruan.1 Resin untuk digunakan di rongga mulut adalah

44 JMKG 2015;4(2):43-53.
Dwi Tjahyaning P: pengaruh perendaman basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi Panas

permukaan bahan resin yang dihasilkan dalam minuman beralkohol yang


terpoles dengan baik sehingga mengurangi dikonsumsi oleh pemakai gigi tiruan
retensi debris organik. Oleh karena itu diduga dapat memengaruhi kekasaran
kekasaran permukaan merupakan salah permukaan dan kekuatan impak gigi
satu sifat fisis resin akrilik polimerisasi panas tiruan. Berdasarkan penelitian Wieckieicz
yang harus dipertimbangkan.3 Secara klinis, dkk (2014) menyimpulkan bahwa red wine
nilai batas threshold kekasaran permukaan yang mengandung alkohol 11% dapat
basis gigi tiruan adalah 0,2 µm.4 memengaruhi kekasaran permukaan basis
Kekuatan impak adalah daya tahan gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas
suatu bahan agar tidak mudah patah bila sehingga menjadi permukaan basis gigi
bahan tersebut mendapat daya yang besar tiruan menjadi semakin kasar.16 Pantow dkk
dan tiba-tiba dalam bentuk tekanan.5 (2015) melakukan penelitian dengan tujuan
Kekuatan impak yang optimal diperlukan melihat pengaruh kekuatan transversal basis
untuk mencegah kemungkinan terjadi gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas
fraktur pada basis gigi tiruan yang terbuat yang direndam dalam minuman alkohol cap
dari resin akrilik. Fraktur tersebut dapat tikus khas Sulawesi Utara yang mengandung
terjadi jika dilakukan pembersihan gigi alkohol 40% selama 8 hari dan dibandingkan
tiruan secara rutin sehari-hari, gigi tiruan dengan kontrol yaitu akuades. Berdasarkan
resin akrilik terjatuh membentur lantai yang hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
keras.6,7 Berdasarkan ISO 1567, kekuatan bahwa terjadi perbedaan bermakna antara
impak minimal basis gigi tiruan adalah 2 x nilai kekuatan transversal basis gigi tiruan
10-3 J/mm2.8 resin akrilik polimerisasi panas setelah
World Health Organization juga perendaman dalam minuman beralkohol cap
memperkirakan sekitar 0,7% dari total tikus dibandingkan dengan akuades.17
penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Tujuan penelitian ini adalah untuk
atas yang memiliki ketergantungan pada mengetahui pengaruh lama perendaman basis
minuman alkohol.9 Riskesdas tahun 2007 gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas
menyebutkan bahwa Provinsi Sumatera dalam minuman tuak aren selama 5, 10, dan
Utara merupakan provinsi dengan peminum 15 hari terhadap kekasaran permukaan dan
alkohol tradisional terbanyak dari provinsi kekuatan impak.
lain dengan proporsi sebanyak 66,2%.10
World Health Organization menyebutkan ada Metode penelitian
empat minuman beralkohol tradisional di
Indonesia yaitu brem, tuak, arak dan lapan.9 Penelitian ini merupakan penelitian
Tuak adalah minuman beralkohol tradisional eksperimental laboratoris. Sampel pada
masyarakat Sumatera Utara terutama penelitian ini adalah resin akrilik polimerisasi
Batak Toba dan Simalungun. Tuak adalah panas merk QC 20 sebanyak 72 total sampel
minuman yang merupakan hasil fermentasi yang dibagi untuk 12 kelompok dengan
dari tanaman aren (Arenga pinnata) yang jumlah masing-masing kelompok adalah
disebut nira.11 Sebagai minuman tradisional 6 sampel. Untuk pengujian kekasaran
yang telah turun temurun, konsumsi tuak permukaan menggunakan sampel dengan
sulit dihilangkan dari kebiasaan karena ukuran 65 x 10 x 2,5 mm.6 Sampel terdiri
digunakan sebagai jamuan dan sajian utama dari yang direndam dalam minuman tuak
pada acara adat atau upacara.12,13 Nira aren aren selama 5 hari (Kelompok A), 10
yang merupakan bahan dasar pembuatan hari (kelompok B), 15 hari (Kelompok
tuak pada umumnya mengandung alkohol C), serta sampel yang direndam dalam
dengan konsentrasi 4%.13,14 Tuak juga akuades selama 5 hari (Kelompok D), 10
memiliki pH yang rendah sekitar 4-5 karena hari (Kelompok E), dan 15 hari (Kelompok
telah mengalami proses fermentasi.15 F). Untuk pengujian kekuatan impak
Kandungan alkohol yang terdapat menggunakan sampel dengan ukuran 80

45
x 10 x 4 mm.18 Sampel terdiri dari yang yang akan digunakan untuk penyadapan
direndam dalam minuman tuak aren selama nira aren. Setelah itu mempersiapkan raru
5 hari (Kelompok G), 10 hari (kelompok H), yang digunakan untuk proses fermentasi
15 hari (Kelompok I), serta sampel yang tuak aren. Jumlah raru yang digunakan
direndam dalam akuades selama 5 hari untuk setiap penyadapan adalah kurang
(Kelompok J), 10 hari (Kelompok K), dan 15 lebih 90 gram. Raru yang sudah disiapkan
hari (Kelompok L). diletakkan pada wadah penampung. Wadah
Pembuatan sampel dengan cara gips penampung yang tertutup digantung dengan
keras dan air dengan perbandingan 100 gram: baik agar nira yang mengalir dari tandan
30 ml diaduk selama 15 detik, masukkan ke jatuh tepat pada wadah penampung. Proses
dalam kuvet atas yang telah diolesi vaselin penyadapan ini dilakukan pada sore hari
di atas vibrator. Model induk yang sudah pukul 4-6 sore. Fermentasi minuman tuak
dioleskan dengan vaselin diletakkan pada aren terjadi kurang lebih 12 jam. Tuak aren
adonan gips yang mulai mengeras. Satu yang sudah terkumpul pada wadah diambil
kuvet berisi 3 model induk. Setelah mengeras, keesokan pagi pada pukul 8-9 pagi. Setiap
oleskan kembali vaselin pada gips keras dan pengambilan biasanya akan didapatkan 6-7
model induk. Kuvet atas disatukan dengan liter. Tuak aren yang baru diambil kemudian
kuvet bawah, isi adonan gips di atas vibrator. disaring dan sudah bisa langsung dikonsumsi
Setelah mengeras, kuvet dibuka, model induk di sebagai minuman tuak aren. Minuman tuak
angkat. Mold disiram dengan air panas sampai aren yang sudah pada tahap penyaringan
bersih. Setelah kering, permukaan gips keras adalah minuman tuak aren yang digunakan
pada kuvet bawah dan kuvet atas diolesi cold pada penelitian ini. Kemudian dilakukan
mould seal dan dibiarkan 20 menit. Pengadukan pengujian nilai gizi minuman tuak aren
polimer dan monomer dengan perbandingan dilakukan sebanyak dua kali di Laboratorium
3 gr : 4,5 ml dalam pot porselen sampai Biokimia FMIPA USU pada hari pertama
mencapai dough stage, kemudian masukkan perendaman dan pengujian kedua dilakukan
ke dalam mold kuvet bawah. Plastic selopan pada hari terakhir perendaman dengan hasil
diletakkan diantara kuvet atas dan bawah, sebagai berikut (Tabel 1)
kuvet ditutup dan ditekan dengan pres hidrolik Lama kontak minuman tuak aren pada
dengan tekanan 1000 psi. Kuvet dibuka dan rongga mulut diperkirakan selama 20 menit/
kelebihan akrilik dipotong dengan lecron mass, hari sehingga didapatkan perhitungan lama
lalu kuvet ditutup kembali. Penekanan kedua perendaman selama 5 hari sama dengan lama
dengan tekanan 2200 psi lalu baut dipasang. paparan minuman tuak aren dalam rongga
Selanjutnya kuring dengan suhu 70oC selama mulut selama 1 tahun. Sebelum dilakukan
90 menit lalu 100 oC selama 30 menit. Setelah perendaman dalam minuman tuak aren dan
itu dibiarkan hingga mencapai suhu kamar. akudes selama 5, 10 dan 15 hari, semua
Sampel dikeluarkan, kelebihan akrilik dibuang sampel direndam dalam akuades selama 48
dengan bur fraser dan dihaluskan dengan jam untuk mengurangi monomer sisa dan
kertas pasir waterproof dan beri nomor pada terkhusus. Kelompok A, B, C, D, E, dan F
sampel menggunakan spidol. dilakukan pengujian kekasaran permukaan
Pembuatan minuman tuak aren awal dengan alat Profilometer (Mahr,
dilakukan secara konvensional. Hal pertama China). Pengujian kekasaran permukaan
yang dilakukan adalah memilih pohon aren dilakukan sebelum (Ra1) dan sesudah (Ra2)

Tabel 1. Pengujian Nilai Gizi Minuman Tuak Aren

Hari ke Nama Sampel Konsentrasi Alkohol (%) pH Konsentrasi Air (%)


1 Tuak aren 4,00 4,50 97,11
15 Tuak aren 4,00 5,31 97,21

46 JMKG 2015;4(2):43-53.
Dwi Tjahyaning P: pengaruh perendaman basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi Panas

perendaman dalam minuman tuak aren dan Hasil


akuades di tiga titik pengukuran pada sampel
kemudian dihitung rata-ratanya. Setelah itu Kekasaran permukaan (∆Ra) resin
semua sampel direndam dalam minuman akrilik polimerisasi panas yang direndam
tuak aren dan akuades. Minuman tuak aren dalam minuman Tuak Aren dan Akuades
diganti setiap 24 jam agar kualitas minuman Selama 5, 10 dan 15 Hari (Tabel 2)
tuak aren tetap baik. Hasil uji T-Independen menunjukkan
Setelah selesai perendaman, pada adanya pengaruh yang signifikan, yaitu
Kelompok A, B, C, D, E, dan F dilakukan kelompok A dan D, B dan E, C dan F. (p <0,05)
pengujian kekasaran permukaan akhir. (Tabel 3).
Perhitungan kekasaran permukaan Hasil uji Anova satu arah menunjukkan
(∆Ra) didapatkan dari selisih antara nilai tidak ada pengaruh yang signifikan lama
kekasaran permukaan akhir (Ra2) dengan perendaman basis gigi tiruan resin akrilik
nilai kekasaran permukaan awal (Ra1). Pada polimerisasi panas dalam minuman tuak aren
Kelompok G, H, I, J, K, dan L dilakukan selama 5, 10 dan 15 hari terhadap kekasaran
pengujian kekuatan impak menggunakan permukaan (∆Ra) (p> 0,05)(Tabel 4).
alat Charpy tester khusus polimer, Amslerotto Kekuatan impak basis gigi tiruan resin
Walpret Werke GMBH, Germany. akrilik polimerisasi panas yang direndam

Tabel 2. Kekasaran permukaan (∆Ra) resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam minuman
Tuak Aren dan Akuades Selama 5, 10 dan 15 Hari (µm)

5 Hari 10 Hari 15 Hari


No
A D B E C F

1 0,011 0,006 0,0083* 0,0012* 0,0097* 0,0017*

2 0,0072* 0,0080** 0,0255 0,0103** 0,0248 0,0103**

3 0,0177** 0,0012* 0,011 0,01 0,0475** 0,0067

4 0,0157 0,0035 0,0153 0,0077 0,015 0,003

5 0,0118 0,0017 0,0187 0,0033 0,0117 0,0063

6 0,0082 0,0025 0,0318** 0,0018 0,0325 0,0053

X ± SD 0,0119 ± 0,0041 0,0038 ± 0,0027 0,0184 ± 0,0089 0,0057 ± 0,0041 0,0235 ± 0,145 0,0056 ± 0,0030
Keterangan : * nilai terkecil ** nilai terbesar

Tabel 3. Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Minuman Tuak
Aren Selama 5, 10 dan 15 Hari Terhadap Kekasaran Permukaan (∆Ra)

Kelompok Lama perendaman N P


A dan D 5 hari 6 0,002*
B dan E 10 hari 6 0,010*
C dan F 15 hari 6 0,014*
Keterangan : * Signifikan

Tabel 4. Pengaruh Lama Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam
Minuman Tuak Aren Selama 5, 10 dan 15 Hari Terhadap Kekasaran Permukaan (∆Ra)

Kelompok n X ± SD P
A 6 0,0119 ± 0,0041
B 6 0,0184 ± 0,0089 0,173*
C 6 0,0235 ± 0,145
Keterangan : * pengaruh tidak signifikan

47
Tabel 5. Kekuatan Impak Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Sesudah Perendaman
Dalam Minuman Tuak Aren dan Akuades Selama 5, 10 dan 15 Hari (x 10-3 J/mm2)

5 Hari 10 Hari 15 Hari


No
G J H K I L
1 6,75 9,00 5 7,5 5** 7,25
2 7,25** 6,75* 4,75* 8,75 3,7 8,5**
3 5,75 8,50 5,5 9** 3,25 6,75
4 7,25 9,25 5,25 5,5* 4 4,75
5 5,5* 7,25 5,75 6,5 3* 5,5
6 6,75 10,5** 6,5** 6,75 4,5 4,75*
X ± SD 6,54 ± 0,75 8,54 ± 1,37 5,46 ± 0,62 7,33 ± 1,36 3,91 ± 0,76 6,25 ± 1,51
Keterangan : * nilai terkecil ** nilai terbesar

Tabel 6. Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Minuman Tuak
Aren Selama 5, 10 dan 15 Hari Terhadap Kekuatan Impak (x 10-3 J/mm2)

Kelompok Lama perendaman n p


G dan J 5 hari 6 0,011*
H dan K 10 hari 6 0,012*
I dan L 15 hari 6 0,007*
Keterangan : * Signifikan

Tabel 7. Pengaruh Lama Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam
Minuman Tuak Aren Selama 5, 10 Dan 15 Hari Terhadap Kekuatan Impak (x 10-3 J/mm2)

Kelompok n X ± SD p
G 6 6,54 ± 0,75
H 6 5,46 ± 0,62 0,001*
I 6 3,91 ± 0,76
Keterangan : *pengaruh yang signifikan

dalam minuman tuak aren dan akuades Kekasaran permukaan (∆Ra) yang bervariasi
selama 5, 10 dan 15 hari (Tabel 5) kemungkinan disebabkan oleh beberapa
Hasil uji T-independen menunjukkan faktor yang memengaruhi proses pembuatan
adanya pengaruh yang signifikan, yaitu sampel yang tidak dapat dikendalikan
kelompok G dan J, H dan K, I dan L. (p <0,05) selama penelitian berlangsung antara lain
(Tabel 6). kandungan monomer sisa yang bertindak
Hasil uji Anova satu arah menunjukkan sebagai plasticizer serta teknik pengadukan
ada pengaruh yang signifikan lama perendaman manual sehingga terjadi porous yang dapat
basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas memengaruhi kekasaran permukaan resin
dalam minuman tuak aren selama 5, 10 dan akrilik polimerisasi panas. Menurut Alves
15 hari terhadap kekuatan impak (p< 0,05) (2007) pada saat proses kuring bahan resin
(Tabel 7). akrilik polimerisasi panas, terdapat monomer
sisa yang tidak bereaksi, akibatnya monomer
Pembahasan sisa tersebut bertindak sebagai plasticizer
dan melemahkan sifat fisis resin akrilik
Berdasarkan hasil perhitungan polimerisasi panas.19
kekasaran permukaan (∆Ra) pada Pada tabel 3 dapat terlihat bahwa
tabel 2, maka diperoleh nilai kekasaran hasil dari uji T-Independen didapatkan nilai
permukaan (∆Ra) yang bervariasi. signifikansi pada kelompok A dan D adalah

48 JMKG 2015;4(2):43-53.
Dwi Tjahyaning P: pengaruh perendaman basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi Panas

p = 0,002 ( p < 0,05 ), kelompok B dan E menyebabkan ketidakstabilan ikatan polimer


adalah p = 0,010 ( p < 0,05 ), serta kelompok dan rusaknya ikatan kimia. Ester mudah
C dan F adalah p = 0,014 ( p < 0,05 ). Dari terhidrolisis oleh asam dan membentuk
hasil uji tersebut disimpulkan bahwa terdapat retakan pada permukaan resin akrilik
pengaruh yang signifikan pada perendaman polimerisasi panas. Retakan ini menimbulkan
basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi ketidakteraturan pada permukaan dan
panas yang direndam dalam minuman tuak meningkatkan kekasaran permukaan. 20
aren selama 5, 10 dan 15 hari terhadap Hasil uji Anova satu arah pada tabel 4
kekasaran permukaan (∆Ra). Peningkatan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
kekasaran permukaan (∆Ra) pada kelompok lama perendaman basis gigi tiruan resin
A,B,C yang direndam dalam minuman tuak akrilik polimerisasi panas dalam minuman
aren lebih tinggi dibandingkan dengan tuak aren selama 5, 10 dan 15 hari terhadap
kelompok D,E,F yang direndam dalam kekasaran permukaan (∆Ra) dengan nilai
akuades. Hal ini disebabkan oleh kandungan p = 173 (p > 0,05). Walaupun tidak ada
alkohol yaitu 4% dan pH yang asam pada pengaruh lama yang signifikan, tetapi dapat
minuman tuak aren. Berdasarkan penelitian terlihat secara deskriptif bahwa semakin
yang dilakukan oleh Vlissidis (1997), lama basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi
alkohol dapat menimbulkan efek korosif panas direndam dalam minuman tuak
pada permukaan resin akrilik polimerisasi aren maka semakin tinggi nilai kekasaran
panas. Efek korosif ini mempercepat proses permukaan (∆Ra). Hal ini disebabkan oleh
terjadinya fatigue pada gigi tiruan resin akrilik perbedaan lama perendaman yang berbeda-
polimerisasi panas sehingga menyebabkan beda yaitu 5,10, dan 15 hari. Salah satu
terjadinya premature failure. Hal ini dapat sifat resin akrilik adalah penyerapan air
menyebabkan meningkatnya kekasaran yang tinggi. Resin akrilik polimerisasi panas
permukaan resin akrilik polimerisasi panas memiliki nilai penyerapan air sebesar 0,69
dan menurunkan kekuatan mekanis.17 mg/cm2 serta memiliki gugus COOH yang
Nilai derajat keasaman (pH) dalam bersifat polar. Senyawa yang bersifat polar
minuman tuak aren dalam penelitian ini memiliki sifat hidrofilik. Sifat hidrofilik ini
diperkirakan adalah 4,5 - 5,31. Meningkatnya menyebabkan resin akrilik polimerisasi
nilai kekasaran permukaan diduga juga panas cenderung kuat dalam mengikat atau
diakibatkan oleh kandungan asam dalam menyerap cairan. Penyerapan cairan terjadi
minuman tuak aren. Hal ini didukung oleh secara difusi. Molekul air akan menembus
penelitian Safya (2017) yang melakukan rantai polimetil metakrilat dan menempati
perendaman basis gigi tiruan resin akrilik posisi di antara rantai polimer sehingga
polimerisasi panas dalam soft drinks rantai polimer menjadi terpisah. Rantai
yang mengandung asam menunjukkan polimer yang berpisah akan menyebabkan
adanya peningkatan kekasaran permukaan terbentuknya porositas sehingga permukaan
resin akrilik polimerisasi panas sesudah resin akrilik polimerisasi panas menjadi
perendaman dalam soft drinks dibandingkan kasar.20,21 Penyerapan cairan secara
sesudah perendaman dalam akuades. Safya perlahan dalam waktu tertentu diduga dapat
(2017) menyatakan bahwa kekasaran meningkatkan kekasaran permukaan resin
permukaan resin akrilik polimerisasi panas akrilik. Hasil penelitian ini berbeda dengan
akan meningkat ketika direndam dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Karolina
larutan yang bersifat asam. menyatakan (2016) yang melakukan perendaman resin
bahwa ion H+ akan mengisi celah di antara akrilik polimerisasi panas dalam minuman
rantai polimer pada ikatan poliester (COOH) yoghurt yang mengandung asam dengan
sehingga ion H+ akan memisahkan ikatan lama perendaman 60, 120, dan 180 menit
ganda C (C=O) dari polimetil metakrilat dengan nilai rata-rata kekasaran permukaan
dan pada akhirnya terjadi degradasi ikatan (∆Ra) yang didapatkan pada kelompok lama
kimia resin akrilik polimerisasi panas. Hal ini perendaman 60, 120, dan 180 menit masing-

49
masing adalah 0,008 µm; 0,0165 µm dan Hasil uji T-independen menunjukkan adanya
0,0284 µm. Karolina menyimpulkan bahwa pengaruh yang signifikan, yaitu kelompok G
terdapat pengaruh lama perendaman resin dan J dengan p = 0,011 (p < 0,05), kelompok
akrilik polimerisasi panas dalam minuman H dan K dengan p = 0,012 (p < 0,05),
yogurt.22 dan kelompok I dan L dengan p = 0,007
Penelitian Abuzar dkk melaporkan (p < 0,05). Terjadi penurunan kekuatan
bahwa nilai kekasaran permukaan resin impak yang lebih besar pada kelompok G,
akrilik polimerisasi panas tidak boleh melebihi H, I yang direndam dalam minuman tuak
0,2 μm. Secara klinis, nilai ini adalah nilai aren dibandingkan dengan kelompok J,
kekasaran permukaan bahan kedokteran K, L yang direndam dalam akuades. Hasil
gigi yang ideal bagi rongga mulut.4 penelitian ini sama dengan hasil penelitian
Berdasarkan nilai tersebut, pada penelitian yang dilakukan oleh Pantow (2015) yang
ini nilai kekasaran permukaan resin akrilik melakukan perendaman resin akrilik
polimerisasi panas yang didapat sesudah polimerisasi panas dalam minuman alkohol
perendaman dalam minuman tuak aren cap tikus dengan konsentrasi alkohol 40%.
pada semua sampel masih dapat diterima Pantow (2015) menemukan perbedaan yang
sehingga masih ideal untuk digunakan. bermakna nilai kekuatan transversal basis
Kekuatan impak didapatkan dengan gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas
cara memberikan energi impak yang yang direndam dalam minuman alkohol cap
menyebabkan patahnya batang sampel basis tikus dibandingkan dengan yang direndam
gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam akuades selama 8 hari.17 Selain efek
dengan bandul yang berkekuatan 4 Joule. korosif, alkohol juga menyebabkan efek
Pada tabel 5 terlihat bahwa nilai kekuatan crazing. Efek ini menyebabkan banyak stress
impak yang diperoleh pada setiap perlakuan crazing pada permukaan basis gigi tiruan
antar kelompok sampel adalah bervariasi. resin akrilik polimerisasi panas sehingga
Kekuatan impak yang bervariasi dari 6 menyebabkan penurunan kekuatan statik
sampel tiap kelompok dapat disebabkan dan dinamik. Crazing adalah pemisahan
oleh beberapa faktor yang memengaruhi rantai molekul primer yang disebabkan
proses pembuatan sampel yang tidak dapat oleh tekanan mekanis atau bahan pelarut.
dikendalikan selama penelitian berlangsung Crazing terdiri dari retakan-retakan kecil
antara lain kandungan monomer sisa yang menyebabkan resin akrilik menjadi brittle
bertindak sebagai plasticizer serta teknik yang dapat menyebabkan resin akrilik
pengadukan manual yang menyebabkan menjadi patah. Terjadi crazing dimulai dari
udara di dalam matriks resin akrilik permukaan resin akrilik dan secara bertahap
polimerisasi panas sehingga terjadi porous akan berlanjut masuk ke dalam resin akrilik
yang dapat memengaruhi kekuatan impak dengan lamanya pemaparan minuman tuak
resin akrilik polimerisasi panas.8 Sebaiknya aren yang mengandung alkohol sehingga
pengadukan monomer dan polimer resin menurunkan kekuatan mekanis termasuk
akrilik polimerisasi panas dilakukan kekuatan impak.17,24
menggunakan alat vacuum mixer. Vojvodic Berdasarkan hasil uji Anova satu arah
d. dkk, (2008) menyarankan penggunaan pada tabel 7 disimpulkan bahwa ada pengaruh
vacuum mixer saat pengadukan bahan basis yang signifikan pada lama perendaman
gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi
agar tidak ada udara yang terperangkap panas dalam minuman tuak aren selama 5,
dalam matriks polimer.23 10, dan 15 hari terhadap kekuatan impak
Tabel 6 memperlihatkan tingkat dengan p = 0,0001 (p < 0,05). Penelitian
signifikansi pengaruh perendaman basis gigi ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu
tiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam perendaman resin akrilik polimerisasi panas,
minuman tuak aren terhadap kekuatan semakin menurunkan kekuatan impak. Hal ini
impak pada masing-masing kelompok waktu. sesuai dengan pernyataan Anusavice (2013)

50 JMKG 2015;4(2):43-53.
Dwi Tjahyaning P: pengaruh perendaman basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi Panas

bahwa penurunan kekuatan impak resin ikatan polimer menjadi terdegradasi.6


akrilik disebabkan oleh penyerapan zat cair Selain itu, hal ini juga disebabkan
secara difusi oleh resin akrilik polimerisasi oleh korelasi antara kelarutan monomer
panas. Sifat fisik resin akrilik polimerisasi dan pelarut yang disebut dengan
panas yang mampu menyerap air yang parameter kelarutan Hildebrand (δ). Nilai
terkandung pada tuak aren sehingga partikel kelarutan Hildebrand (δ) dari monomer
larutan dapat berpenetrasi dan memengaruhi metilmetakrilat adalah 16,0 MPa1/2, nilai
ikatan kimia resin akrilik. Molekul air dapat kelarutan Hildebrand (δ) alkohol adalah 26,0
menembus massa polimetilmetakrilat dan MPa1/2 dan nilai kelarutan Hildebrand (δ) air
menempati posisi di antara rantai polimer adalah 47,9 MPa1/2. Nilai δ dari alkohol lebih
kemudian rantai polimer ini memisah dan mendekati nilai δ monomer metilmetakrilat
dapat melemahkan struktur kimia resin dibandingkan dengan nilai δ dari air. Bahan-
akrilik serta molekul air juga bertindak bahan dengan nilai δ yang serupa atau
sebagai plasticizer sehingga menurunkan mendekati cenderung tercampur. Nilai δ
kekuatan impak resin akrilik polimerisasi alkohol dan monomer metilmetakrilat yang
panas. Semakin lama perendaman maka berdekatan dapat memutus rantai polimer
semakin banyak partikel larutan yang dapat dan berbanding lurus dengan konsentrasi
berdifusi ke ruang mikroporositas resin dari alkohol.26 Ini menyebabkan alkohol
akrilik dan menyebabkan kekuatan impak memengaruhi sifat fisis maupun sifat
semakin menurun. 17,25 mekanis resin akrilik polimerisasi panas.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil Hasil yang diperoleh dari penelitian
penelitian yang dilakukan Kurniawan (2017) ini adalah bahwa tidak terdapat pengaruh
yang mendapatkan nilai rerata kekuatan lama perendaman basis gigi tiruan resin
impak resin akrilik polimerisasi panas yang akrilik polimerisasi panas dalam minuman
diperam dalam tape singkong dengan tuak aren terhadap kekasaran permukaan
kandungan etanol 3% selama 4 hari 8 jam (∆Ra) meskipun tetap terjadi pengaruh
(asumsi terpapar alkohol 2 tahun) adalah terhadap kekasaran permukaan (∆Ra)
2,96 (x 10-3 J/mm2) dan terjadi penurunan pada setiap kelompok waktu. Kekasaran
nilai rerata kekuatan impak kelompok yang permukaan yang terjadi pada penelitian
diperam dalam tape singkong selama 6 hari ini akibat paparan dengan minuman tuak
12 jam (asumsi terpapar alkohol 3 tahun) aren tidak melebihi batas nilai kekasaran
yaitu 2,51 (x 10-3 J/mm2). Kesimpulan yang permukaan basis gigi tiruan yang disarankan
didapat adalah lama paparan dengan tape yaitu 0,2 µm, sehingga masih baik untuk
dapat menurunkan kekuatan impak.24 digunakan sebagai basis gigi tiruan. Selain
Derajat keasaman (pH) dalam itu, terdapat pengaruh lama perendaman
minuman tuak aren yaitu 4,5 diduga juga basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi
dapat mengurangi kekuatan impak basis panas dalam minuman tuak aren terhadap
gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas. kekuatan impak. Akan tetapi, kekuatan
Hal serupa juga didapatkan oleh Pribadi impak basis gigi tiruan resin akrilik
(2010) yang melakukan perendaman basis polimerisasi panas setelah paparan dengan
gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas minuman tuak aren masih berada di atas
dalam larutan cuka apel dengan berbagai nilai minimum kekuatan impak yaitu 2 x 10-3
varian waktu. Pribadi (2010) menyimpulkan J/mm2 sehingga masih baik untuk digunakan
bahwa waktu perendaman yang lebih lama sebagai basis gigi tiruan. Sesuai dengan
di dalam larutan yang bersifat asam akan penelitian ini, pemakai gigi tiruan dengan
mengurangi kekuatan impak basis gigi tiruan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi
resin akrilik polimerisasi panas. Hal tersebut panas yang mengonsumsi minuman tuak
dapat terjadi karena semakin lama waktu aren dalam jangka waktu selama 3 tahun
perendaman akan membuat semakin banyak dapat menyebabkan penurunan kekuatan
ion H+ dari larutan asam yang menyebabkan impak dari basis gigi tiruan resin akrilik

51
polimerisasi panas walaupun demikian beralkohol bir dan tuak terhadap
tidak terjadi penambahan nilai kekasaran kekerasan email gigi manusia (in Vitro).
permukaan basis gigi tiruan yang signifikan. Maj Ked Gi 2014; 21(1): 47-55.
12. Noviyanti R, Mattulada IK. Konsumsi
Daftar pustaka tuak mempengaruhi terjadinya
erosi gigi di Kecamatan Maiwa
1. Carr AB, Browan DT. McCracken’s Kabupaten Enrengkang.Dentofasial J
Removable Partial Prosthodontics. 12th 2014;13(3):155-159.
ed. Canada: Elsevier, 2011: 104-8 13. Ilyas S. Evaluasi kualitas spermatozoa
2. Powers J, Sakaguchi R. Restorative dental dan jumlah turunan mencit (mus
materials. 12th ed. Missouri: Mosby 2006: musculus l.) (f1) setelah pemberian tuak.
76-9, 514-27. Prosiding Semirata FMIPA Universitas
3. Mustafa MJ, Amir HM. Evaluation of Lampung;2013:421-6.
candida albicans attachment to flexible 14. Suryanto, Nurbaya S. Pemeriksaan
denture base material (valpast) and heat Konsentrasi Alkohol dalam Minuman
cure acrylic resin using different finishing Tuak. Jurnal Farmanesia 2016; 1(1):22-3
and polishing techniques. Bagh College 15. Urbina S, Teran R. Microbiology and
Dentistry Journal 2011; 23 (4) : 36-38. biochemistry of traditional palm wine
4. Abuzar M, Bellur S, Duong N, et al. produced around the world. International
Evaluating surface roughness of a Food Research Journal 2014;21(4):
polyamide denture base material 1263-1264
in comparison with poly (methyl 16. Wieckiewicz M, et al. Physical Properties of
methacrylate). Journal of Oral Science Polyamide-12 versus PMMA denture base
2010; 52(4); 577-581. material. BioMed Research International
5. Kohli S, Shekhar Bhatia. Polyamides J 2014:1-7.
in Dentistry. International Journal of 17. Pantow FPCC, Siagian KV, Pangemanan
Scientific Study 2013:1(1) DHC. Perbedaan kekuatan transversal
6. Pribadi SB, Yogiartono M, Agustantina TH. basis resin akrilik polimerisasi panas
Perubahan kekuatan impak resin akrilik pada perendaman minuman beralkohol
polimerisasi panas dalam perendaman dan akuades. E-Gigi J 2015;3(2):398-
larutan cuka apel. Dentofasial J 402.
2010;9(1):13-20. 18. Al Nakash SG. Effect of incorporation
7. Ahmad AS. Denture cleanser’s effect on of poly vynil pyrolidine on transverse
impact strength of heat cured acrylic. strength, impact strength and surface
Iraqi Dental J 2015;37:1-5. roughness of autopolimerizing acrylic
8. Nasution H, Zulkarnain M, Ferasima. resin. Tikrit Journal for Dental Science
Pengaruh Penambahan Serat Kaca dan 2012; 2:137-44.
Serat Polietilen Terhadap Kekuatan 19. Alves PVM, Bolognese Am. Surface
Impak dan Transversal Pada Bahan Basis Roughness of Acrylic Resins after Different
Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Curing and Polishing Techniques. Angle
Panas. IDJ 2013; 2(1): 27-37. Orthodontist 2007; 77(9): 529-31.
9. WHO. Global status report on alcohol. 20. Sofya PA,et al. Effect of soft drink towards
2014. Available from: URL: http://www. heat cured acrylic resin denture base
int.substance.com. ; 314,320,335 . surface roughness. Padjadjaran Journal
[cited June 2016] of Dentistry 2017;29(1):58-63.
10. Suhardi. Preferensi Peminum Alkohol di 21. Anusavice KJ. Phillips science of dental
Indonesia Menurut Riskesdas 2007. Bul. materials. 12th Ed., St. Louis Saunders,
Penelit. Kesehatan;39(4): 154-164. 2013: 99-100:164-169, 722-744.
11. Magista M, dkk. Pengaruh lama 22. Karolina Sintiya. Kekasaan Permukaan
perendaman dan jenis minuman Resin Akrilik Polimerisasi Panas Yang

52 JMKG 2015;4(2):43-53.
Dwi Tjahyaning P: pengaruh perendaman basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi Panas

Direndam dalam Yogurt pada Waktu Yang Impak. Journal of Prosthodontics 2010;
Berbeda. Panas 2016 [Skripsi]. Medan ; 1(2): 1-8.
Universitas Sumatera Utara. 25. Sormin LTM, Rumampuk JF, Wowor VNS.
23. Vojvodic D, Matejicek F, Schauperl Z, Uji Kekuatan Transversal Resin Akrilik
Mehulic K, Bagic-Cukovic I. Flexural Polimerisasi Panas yang direndam dalam
Strength of E-glass Fiber Reinforced larutan cuka aren. Jurnal e-Gigi 2017;
Dental Polymer and Dental High Impact 5(1).
Strength Resin. Strojarstvo 2008; 50 26. Basavarajappa S, et al. Effect of ethanol
(4): 221-30. treatment on mechanical properties
24. Subianto A, Josef M, Kurniawan A. Efek of heat-polymerized polymethyl
Pemeraman Lempeng Resin Akrilik methacrylate denture base polymer.
dalam Tape Singkong terhadap Kekuatan Dental Material J 2017; 36(6):834-841.

53

Anda mungkin juga menyukai