DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
FAKULTAS KEPERAWATAN
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
2.2 Etiologi
Faktor penyebab diare menurut Ngastiyah 2005 yaitu :
Faktor infeksi
Infeksi enteral adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama gastroenteritis pada anak. Meliputi infeksi eteral ialah infeksi
bakteri seperti vibrio, E.coli, salmonela, shigella. Infeksi virus yaitu
enterovirus ( virus ECHO, Coxsakie, polyomelitis, Adeno-virus.). Infeksi
parasit seperti cacing ( Ascaris, tricruris, oxyuris), protozoa dan jamur.
Infeksi parenteral
Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan seperti otitis media
akut, tonsilitis, bronkopneumonia, encepalitis. Keadaan ini terutama
terdapadap pada anak umur dibawah 2 tahun.
Faktor malapsorsi
Malapsorsi karbohidrat ( disakarida, monosakarida, lemak, dan protin)
Faktor makanan ( makanan basi, beracun, alergi)
Faktor psikologis ( rasa takut dan cemas. Ini jarang terjadi, tetapi kadang
terjadi pada sebagian anak.)
2.3 Patofisiologi
Gastroentritis dapat terjadi karena adanya zat terlarut yang tidak dapat diserap
dalam tinja yang disebut diare osmotik atau karena iritasi saluran cerna. Penyebab
tersering iritasi adalah infeksi virus atau bakteri diusus halus distal atau usus besar.
Mekanisme dasar yang menimbulkan diare :
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare pula (Latief dkk, 2005 ).
Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat
dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan (Suriadi,
2006).
2.4 Manifestasi klinis
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang
kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja makin
lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu, daerah anus dan
sekitarnya timbul luka lecet karena sering defikasi dan tinja yang asam akibat laktosa
yang tidak diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai
gejala dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan
ubun-ubun cekung (bayi), selaput lendir bibir dan mulut, serta kulit kering, (
Ngastiyah 2005).
2.5 Komplikasi
Salah satu komplikasi dari gastroenteritis adalah dehidrasi. Klasifikasi tingkat
dehidrasi menurut Hidayat (2006) adalah :
1. Dehidrasi ringan
Apabila terjadi kehilangan cairan 2-5% dari berat badan atau rata-rata 25ml/kg BB,
dengan gmbaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, dan menuju ke syok.
2. Dehidrasi sedang
Apabila kehilangan cairan 5-8% dari berat badan atau rata-rata 75%ml/kg BB, dengan
gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, syok, nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi berat
Apabila kehilangan cairan 8-10% dari berat badan atau rata-rata 125ml/kg BB, pada
dehidrasi berat volume darah berkurang sehingga terjadi renjatan hipovolemik dengan
gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun,
pasien lelah dan bisa terjadi kesadaran menurun (apatis, sopor,dan somnolen).
3.1 PENGKAJIAN
1) Identitas pasien : anak usia 1 tahun
2) Keluhan utama: Ibu pasien mengatakan anaknya buang air besar lebih dari 3
kali/hari dengan konsistensi encer
3) Riwayat penyakit sekarang : Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan
keluhan buang air besar lebih dari 3 kali/hari baik disertai atau tanpa dengan
muntah, tinja dpat bercampur lendir dan atau darah, keluhan lain yang mungkin
didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume
diuresis(urin) menurun dan gejala penurunan kesadaran.
3.2 PEMERIKSAAN FISIK
Breath (B1)
RR meningkat,
Blood (B2)
Akral dingin
Brain (B3)
Suhu meningkat
MK:Hipertermi
Bladder (B4)
Penurunan urin
Bowel (B5)
BB menurun,IMT menurun,Hb menurun,Albumin menurun,pasien kurus,pasien mual
muntah, BAB encer,mata cowong,mukosa bibir kering,turgor>3 dtk, daerah sekitar
rektal kemerahan dan lesi.
Bone (B6)
Lemah,letih,
3.3 Analisa data
Data Etioligi Masalah
Kekurangan volume cairan
DS : Ibu pasien mengatakan gastroenteritis
kemaren anak BAB encer 4x
cairan dan elektrolit masuk
Ibu pasien mengatakan anak kelumen
minum sedikit dua hari
isi rongga usus meningkat
sebelum masuk rumah sakit.
output
DO : ,Mata cowong ,Mukosa absorsi
bibir kering,Turgor >3dtik,
dehidrasi
akral dingin,suhu
kekurangan volume cairan
meningkat.minum air
750cc/hari. BAB
<3kli/hari,konsistensi encer.
Gastroenteritis Nurtisi kurang dari
DS: Ibu pasien mengatakan kebutuhan
nafsu makan anak berubah Cairan dan elektrolit masuk
DO: -A=antopometri kelumen
BB px menurun, IMT
Isi rongga usus meningkat
menurun
- B=biochemial Mual,muntah,anoreksia
-C=clinis
Px tampak kurus dan
lemas, pasien muntah
-D=diet
Pasien tidak mau makan
Ketakutan
Ds :ibu pasien mengatakan Feses bersifat asam Kerusakan integritas kulit
pantat anak gatal.
Do: daerah sekitar rektal Mengiritasi rektal
tampak kemerahan dan lesi
Lesi dan merah
Kerusakan integritas
3.4 Diagnosa Keperawatan
3. Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare yang ditandai
dengan ibu pasien mengatakan pantat anak gatal, daerah sekitar rektal kemerahan dan
lesi.
4. Ketakutan berhubungan dengan perpisahan orangtua, lingkungan tidak dikenal,
prosedur yang menimbulkan stress yang ditandai dengan ibu pasien mengatakan anak
menangis dan ketakutan melihat petugas medis, pasien berteriak, takut dan menangis
saat perawat melakukan tindakan
3.5 Intervensi
No Dx keperawatan Tujuan & KH Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan
Kekurangan volume tindakan keperawatan
cairan berhubungan selama 3x24 jam
kekurangan volume
dengan kehilangan cairan dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
cairan berlebihan
- Membrane mukosa 1.Pantau tanda dan 1. Dehidrasi
melalui feses/emesis lembab gejala dehidrasi perlu dicegah
- Turgor kulit baik agar tidak
yang ditandai dengan - Tanda vital stabil mengancam
Ibu pasien mengatakan (suhu: 36-37 0C jiwa
- Mata tidak cekung 2.Pantau masukan 2. Memantau
kemaren anak BAB - Pasien tidak diare dan keluaran terhadap
lagi cairan adanya
-Pasien minum 1500 dehidrasi
encer 4x,Ibu pasien ml secara dini
mengatakan anak 3.Monitor tanda 3. Menunjukkan
vital (suhu dan status hidrasi
minum sedikit ,Mata nadi), turgor
kulit, membrane
cowong ,Mukosa bibir
mukosa
kering,Turgor >3dtik, 4.Berikan 4. Mencegah
penyuluhan terjadinya
akral dingin, minum air tentang penyebab dehidrasi
750cc/hari. BAB dan penanganan
dehidrasi pada
<3kli/hari,konsistensi orangtua
5.Anjurkan 5. memberikan
encer. orangtua memberi masukan
anak minum lebih lebih banyak
banyak(
>750cc/hari)
6.Hitung balance 6. mengetahui
cairan keseimbanga
n
cairan sebaga
i rehidrasi
7.berkolaborasi 7.mencegah dan
dalam pemberian menambahka
cairan intravena n cairan agar
tidak terjadi
dehidrasi
2. Setelah dilakukan
Nutrisi kurang dari tindakan keperawatan
kebutuhan tubuh selama 7x24 jam
diharapkan kebutuhan
berhubungan dengan nutrisi terpenuhi
dengan kriteria hasil :
kehilangan cairan
-- -nafsu makan 1. monitor input 1.Mengetahui
melalui diare, masukan meningkat dan output keseimbangan
- - -makan habis 1 porsi makanan yang nutrisi
yang tidak adekuat -- tepat dengan
yang ditandai dengan - () - status gizi normal meneruskan nutrisi
Bb normal per oral
Ibu pasien mengatakan Tb normal 2.memberikan
Lila normal 2. Timbang berat informasi
nafsu makan anak
LK normal badan pasien tentang
berubah,Ibu pasien - albumin dan hg kebutuhan
dalam batas normal diet/keefektifan
mengatakan kemaren - terapi
3. Meningkatkan
anak BAB encer 4x,
3.Anjurkan masukan dan
A=antopometri
orangtua memberi upaya untuk
BB px menurun,
makan sedikit tapi meningkat
IMT menurun, sering kebutuhan
B=biochemial nutrisi
4. Mengetahui
Albumin menurun
4. monitor hasil nilai
dan Hg menurun laboratorium laboratorium Hb
(haemoglobin) 5. Meningkatkan
C=clinis
5. Jelaskan pada pengetahuan
Px tampak kurus keluarga mengenai keluarga
pentingnya gizi mengenai
dan lemas, pasien
bagi tubuh manfaat gizi
muntah bagi kesehatan
6.sebagai
D=diet
6. berkolaborasi suplemen nutrisi
Pasien tidak mau dalam pemberian
zinckid
makan
7. mencegah
7. berkolaborasi mual, muntah
dalam pemberian
Domperidon