Anda di halaman 1dari 19

MATA KULIAH SISTEM PENCERNAAN

ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS


PADA ANAK USIA 1 TAHUN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

CLAUDYA A.PAPA 9103013001

YOHANA TAGGU HANA 9103013022

HERMINA DESITAWATI 9103013025

FRANSISKA Y DEDE 9103013027

ANASTASIA L TENGKO 9103013028

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSISTAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABYA

2015
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada
balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF
memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Angka
tersebut bahkan masih lebih besar dari korban AIDS, malaria, dan cacar jika digabung. Di
beberapa negara berkembang, hanya 39 persen penderita mendapatkan penanganan serius.
Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim, kondisi
lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan makanan merupakan faktor
utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly , Feces, dan Finger.
Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai
penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010, ditemukan salah satu pemicu diare
baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang dapat menyebabkan infeksi mematikan di
saluran pencernaan. Bakteri ini hidup di udara dan dapat dibawa oleh lalat yang hinggap di
makanan.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien GEA?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Agar mahasiwa dapat memahami dan mengerti asuhan keperawatan GEA.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Menjelaskan defenisi dari penyakit GEA.
2. Menjelaskan etiologi dari penyakit GEA.
3. Menjelaskan patofisiologi dan WOC penyakit GEA.
4. Menjelaskan manifestasi klinis dari penyakit GEA.
5. Menjelaskan komplikasi dari penyakit GEA
6. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik dari penyakit GEA.
7. Menjelaskan penatalaksanaan medis dari penyakit GEA.
8. Menjelaskan pengkajian pada penyakit GEA.
9. Menjelaskan analisa data dari penyakit GEA.
10. Menjelaskan diagnosa diagnosa dari penyakit GEA.
11. Menjelaskan intervensi keperawatan dari penyakit GEA.
BAB 2
KONSEP MEDIS
2.1 Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan pada mukosa lambung dan usus halus yang ditandai
dengan gejala diare disertai muntah, ( Hidayat 2006). Gastroenteritis ( GEA) adalah suatu
keadaan dalam pengeluaran tinja yang tidak normal ditandai dengan peningkatan volume
cairan yang keluar, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa lendir
darah, ( Hidayat 2006). Gastroenteritis adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan
oleh bakteri, virus, dan pathogen parasitik, (Wong 2003). Gastroenteristik adalah keadaan
frekuensi buang air besar lebih dari 3 atau 4 kali sehari pada bayi dan anak dengan
konsistensi feces encer, dapat berwarna hijau atau dapan juga bercampur lendir dengan darah
ataupun tanpa darah, ( Ngastiyah 2005).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, gastroentestinal adalah
suatu keadaan dimana terjadi inflamasi lambung dan usus yang ditandai dengan frekuensi
buang air besar pada neonatus dan anak lebih dari 3 atau 4 kali sehari dengan konsistensi
feces encer dengan lendir ataupun tanpa lendir.
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya, ditandai dengan peningkatan volume. Keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali
sehari, dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah (Hidayat,
2006).

2.2 Etiologi
Faktor penyebab diare menurut Ngastiyah 2005 yaitu :
 Faktor infeksi
Infeksi enteral adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama gastroenteritis pada anak. Meliputi infeksi eteral ialah infeksi
bakteri seperti vibrio, E.coli, salmonela, shigella. Infeksi virus yaitu
enterovirus ( virus ECHO, Coxsakie, polyomelitis, Adeno-virus.). Infeksi
parasit seperti cacing ( Ascaris, tricruris, oxyuris), protozoa dan jamur.
 Infeksi parenteral
Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan seperti otitis media
akut, tonsilitis, bronkopneumonia, encepalitis. Keadaan ini terutama
terdapadap pada anak umur dibawah 2 tahun.
 Faktor malapsorsi
Malapsorsi karbohidrat ( disakarida, monosakarida, lemak, dan protin)
 Faktor makanan ( makanan basi, beracun, alergi)
 Faktor psikologis ( rasa takut dan cemas. Ini jarang terjadi, tetapi kadang
terjadi pada sebagian anak.)

2.3 Patofisiologi
Gastroentritis dapat terjadi karena adanya zat terlarut yang tidak dapat diserap
dalam tinja yang disebut diare osmotik atau karena iritasi saluran cerna. Penyebab
tersering iritasi adalah infeksi virus atau bakteri diusus halus distal atau usus besar.
Mekanisme dasar yang menimbulkan diare :
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare pula (Latief dkk, 2005 ).
Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat
dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan (Suriadi,
2006).
2.4 Manifestasi klinis
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang
kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja makin
lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu, daerah anus dan
sekitarnya timbul luka lecet karena sering defikasi dan tinja yang asam akibat laktosa
yang tidak diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai
gejala dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan
ubun-ubun cekung (bayi), selaput lendir bibir dan mulut, serta kulit kering, (
Ngastiyah 2005).

2.5 Komplikasi
Salah satu komplikasi dari gastroenteritis adalah dehidrasi. Klasifikasi tingkat
dehidrasi menurut Hidayat (2006) adalah :
1. Dehidrasi ringan
Apabila terjadi kehilangan cairan 2-5% dari berat badan atau rata-rata 25ml/kg BB,
dengan gmbaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, dan menuju ke syok.
2. Dehidrasi sedang
Apabila kehilangan cairan 5-8% dari berat badan atau rata-rata 75%ml/kg BB, dengan
gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, syok, nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi berat
Apabila kehilangan cairan 8-10% dari berat badan atau rata-rata 125ml/kg BB, pada
dehidrasi berat volume darah berkurang sehingga terjadi renjatan hipovolemik dengan
gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun,
pasien lelah dan bisa terjadi kesadaran menurun (apatis, sopor,dan somnolen).

2.6 Pemeriksaan diagnostik


Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnisis yang tepat
sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula. Adapun pemeriksaan penunjang
menurut Mansjoer 2006 adalah :
a. Pemeriksaan tinja atau feses:
 Makroskopis dan mikroskopis
 PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest,
bila diduga terdapat intoleransi gula.
 Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah dengan
menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan
analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan)
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan fosfor
dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
e. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit
secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare
kronik.

2.7 Penatalaksanaan medis

Lintas Diare atau Lima langkah penanganan diare pada anak :


a. Oralit dengan formula baru dapat mengurangi mual dan muntah, cairan ini
diberikan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi
b. Zinc diberikan 10 hari untuk mengurangi durasi dan keparahan diare,
memperbaiki imunitas tubuh, mengurangi resiko berulangnya diare selama 2-3
bulan. Zinc juga dapat meningkatkan nafsu makan anak.
c. Pemberian ASI dan makanan tetap diberikan sama seperti saat sehat, untuk
mencegah kekurangan nutrisi.
d. Jangan menggunakan antibiotik, kecuali pada kasus kolera dan disentri
e. Berikan nasehat pada ibu untuk membawa anak ke dokter apabila anak demam,
tinja disertai darah, makan/minum berkurang, anak kehausan, diare yang tidak
berhenti dalam 3 hari.
( Rekomendasi WHO, Yayasan Eureka Indonesia,2009 )

PENGOBATAN PADA DIARE :


a. Pengobatan Cairan
b. Pengobatan diitetik
c. Pengobatan Kausal
d. Pengobatan Simptomatik
a. Pengobatan Cairan (Latief dkk, 2005)
Pemberian cairan pada dehidrasi murni :
Jenis cairan :
1) Cairan rehidrasi oral (oral rehidration salts)
Formula lengkap mengandung NaCl, NaHCO3, KCl dan glukosa. Kadar
natrium 90 meEq/l untuk kolera dan diare akut pada anak diatas 6 bulan
dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi (untuk pencegahan
dehidrasi)
Kadar Natrium 50-60 mEq/l untuk diare akut non –kolera pada anak dibawah
6 bulan dengan dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi.Formula lengkap
sering disebut oralit.
Formula sederhana atau tidak lengkap hanya mengandung NaCl dan sukrosa
atau karbohidrat lain, misalnya larutan gula garam, larutan air tajin garam,
larutan tepung beras garam dan sebagainya untuk pengobatan pertama di
rumah pada semua anak dengan diare akut baik sebelum ada dehidrasi maupun
setelah ada dehidrasi ringan.
2) Cairan parenteral
DG aa (1 bagian larutan Darrow +1bagian glukosa 5%)
Rl g (1bagian Ringer Laktat +1bagian glukosa 5%)
RL (Ringer Laktat)
3@ (1bagian NaCl 0,9 % + 1bagian glukosa 5% + 1bagian Na Laktat 1/6
mol/l)
DG 1 : 2(1bagian larutan Darrow+2 bagian glukosa 5%)
RLg 1:3(1bagian RL + 3bagian glukosa 5-10%)
Cairan 4:1 (4bagian glukosa 5-10%+1bagian NaHCO3 1 ½%atau 4bagian
glukosa 5-10% 1bagian NaCl ,9%)
Jalan Pemberian Cairan :
1) Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau
minum serta kesadaran baik
2) Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi tetapi anak
tidak mau minum atau kesadaran menurun
3) Intravena untuk dehidrasi berat
b. Pengobatan Diitetik
Mempuasakan penderita diare tidak dianjurkan, yang menjadi pegangan dalam
pengobatan dietetik adalah O – B – E – S – E , sebagai singkatan Oralit, Breast
Feeding, Early Feeding,Simultaneously, Education.
Cara pemberian makanan
Pada bayi dengan ASI : ASI dilanjutkan bersama dengan oralit, selang seling.
Pada bayi umur >4bulan (sudah mendapat buah, makanan tambahan) dapat
dilanjutkan dengan fase readaptasi, sedikit demi sedikit makanan diberikan seperti
sebelum sakit.
Pada bayi dengan susu formula : berikan oralit selang seling dengan susu
fomula, jika bayi umur >4bulan, makanan tambahan dihentikan sementara,
diberikan sedikit demi sedikit mulai hari ke-3.
Anak-anak berumur lebih dari 1 tahun : dengan gizi jelek (BB<7kg)>
Dengan gizi baik realimentasi diberikan : Hari I = oralit + bubur tanpa sayur
+pisang. Hari II = bubur dengan sayur. Hari III = makanan biasa
c. Pengobatan Kausal
Pengobatan yang tepat terhadap kausa diare diberikan setelah kita mengetahui
penyebab yang pasti.
Pada penderita diare antibiotika hanya boleh diberikan kalau :
1) Ditemukan bakteri pathogen pada pemeriksaan mikoskopik dan/atau biakan
2) Pada pemeriksaan makroskopik dan/atau mikroskopik ditemukan darah pada
tinja
3) Secara klinik terdapat tanda-tanda yang menyokong adanya infeksi parenteral
4) Di daerah endemick kolera (diberi tetrasiklin)
5) Pada neonatus jika diduga terjadi infeksi nosokomial
d. Pengobatan Simptomatis
1) Obat antidiare
Obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti
antispasmodik/spasmolitik atau opium(papaverin,belladonna) akan
memperburuk keadaan karena menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen
usus, sehingga bakteri berlipat ganda,gangguan digesti&absorpsi.
Obat ini berkhasiat menghentikan peristaltic, diare tampak ada perbaikan
tetapi justru perut tambah kembung dan dehidrasi semakin berat.
2) Adsorbent
Obat adsorbent seperti kaolin, pectin, arang aktif, bismuth dibuktikan tidak ada
manfaatnya
3) Stimulans
Obat stimulant seperti adrenalin tidak akan memperbaiki renjatan atau
dehidrasi karena dehidrasi ini kehilangan cairan sehingga diperlukan
pemberian cairan secepatnya
4) Antiemetik
Obat antiemetik seperti klorpromazin (largaktil)terbukti selain mencegah muntah
juga mengurangi sekresi dan kehilangan cairan bersama tinja. Pemberian dalam
dosis adekuat (sampai dengan 1mg/kgBB/hari)kiranya cukup bermanfaat, tetapi
juga perlu diingat efek samping dari obat ini. Penderita menjadi ngantuk sehingga
intake cairan kurang.
5) Antipiretika
Obat antipiretika seperti preparat silisilat(asetosal,aspirin) dalam dosis rendah
(25mg/tahun/kali) ternyata selain berguna untuk menurunkan panas sebagai akibat
dehidrasi atau panas karena infeksi, juga mengurangi sekresi cairan yang keluar
bersama tinja.

2.8 Konsep tumbuh kembang pada anak umur 1 tahun


a) Antopometri
 BB : 10 kg
 TB:75 cm
 LK: 47-49cm
 LILA: 9,5-13,5cm
b) Tumbuh kembang
Usia satu tahun disebut dengan periode vital dimana anak mempertahankan
kehidupannya untuk dapat melaksanakan perkembangan selanjutnya. Dengan berapa
kemampuan yaitu :
 Instink adalah sifat psikofisis untuk dapat bereaksi terhadap
lingkungan melalui ransangan-ransangan tertentu dengan ciri khas
tanpa bekerja atau berpikir terlebih dahulu. Contohnya reaksi senyum
bila ibunya mengajak bernicara, takut bila ada orang yang mendekat
dengan sikap marah.
 Reflek adalah suatu gerakan yang terjadi secara otomatis atau sepontan
tanpa disadari pada bayi normal. Macam – macam reflek pada bayi :
 Tonic neck reflec adalah gerakan spontan pada otot kuduk
pada bayi normal. Bila bayi ditengkurap maka dengan spontan
kepalanya dimiringkan.
 Rooting reflec adalah gerakan spontan membuka mulut bila
bibir disentuh.
 Grasp reflec adalah gerakan menggegam tangan bila kita
menyentuh telapak tangan pada bayi.
 Moro reflek adalah relek emosional. Bila bayi diangkat engan
kasar maka dia akan menangis.
 Startle reflek adalah reaksi emosional yang ditunjukan dengan
hentakan, ataupun lengan dan kakinya mengejang serta
menangis dan takut.
 Stapping reflek adalah gerakan spontan pada kaki bila disentuh
dengan suatu dasar, awal dari latian berjalan.
 Doll’s eye reflek adalah bila kepala dimiringkan , matajuga ikut
miring.
c) Perkembangan panca indra
 Perabaan : dapat merasakan perabaan dari seseoran serta merasakan
enak,aman atau tidak.
 Penglihatan : bisa membedakan gelap dan terang
 Pendengaran : dapat mengetahui asal atau letak suara
 Penciuman : belum bisa membedakan bau kecuali menyatakan dengan
kekhususan atau perasaan.
 Rasa : panca indra yang paling lambat berkembang , kecuali sudah merasakan
suka atau tidak suka.
d) Perkembangan fungsional
Tahap pergerakan karena adanya koordinasi atau kerjasama antara
bermacam-macam pergerakan melalui kematangan belajar, kematangan
tulang, sumsum syaraf dan proporsi tulang. Disini anak sudah berlatih untuk
merangkak, berdiri serta berjalan.
e) Perkembangan sosial
 Hubungan kontak dengan orangtua sudah jauh sehingga dapat diajak bermain.
 Kesadaran akan keinginan yang lebih jauh atau penasaran sehingga
menimbulkan persoalan sehingga dihadapkan dengan orang-orang yang
menyetujui dan menghalangi maunya.
f) Perkembangan emosi
 Dimulai dengan hubungan erat antra orangtua dan bayi : mengelus, memeluk.
 Adanyra keterbatasan dalam bermain sehingga menimbulkan stres pada anak.
 Anak membedakan dirinya dengan oranglain.
g) Perkembangan bahasa
 Dapat menghubungkan kata-kata
 Dapat mengerti kata-kata ataupun kalimat yang diucapkan
h) Perkembangan bicara
 Bisa menyebutkan kata perkata
 Haus akan nama ( mengingatkan nama orang terdekat)
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
1) Identitas pasien : anak usia 1 tahun
2) Keluhan utama: Ibu pasien mengatakan anaknya buang air besar lebih dari 3
kali/hari dengan konsistensi encer
3) Riwayat penyakit sekarang : Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan
keluhan buang air besar lebih dari 3 kali/hari baik disertai atau tanpa dengan
muntah, tinja dpat bercampur lendir dan atau darah, keluhan lain yang mungkin
didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume
diuresis(urin) menurun dan gejala penurunan kesadaran.
3.2 PEMERIKSAAN FISIK
 Breath (B1)
RR meningkat,
 Blood (B2)
Akral dingin
 Brain (B3)
Suhu meningkat
MK:Hipertermi
 Bladder (B4)
Penurunan urin
 Bowel (B5)
BB menurun,IMT menurun,Hb menurun,Albumin menurun,pasien kurus,pasien mual
muntah, BAB encer,mata cowong,mukosa bibir kering,turgor>3 dtk, daerah sekitar
rektal kemerahan dan lesi.
 Bone (B6)
Lemah,letih,
3.3 Analisa data
Data Etioligi Masalah
Kekurangan volume cairan
DS : Ibu pasien mengatakan gastroenteritis
kemaren anak BAB encer 4x
cairan dan elektrolit masuk
Ibu pasien mengatakan anak kelumen
minum sedikit dua hari
isi rongga usus meningkat
sebelum masuk rumah sakit.
output
DO : ,Mata cowong ,Mukosa absorsi
bibir kering,Turgor >3dtik,
dehidrasi
akral dingin,suhu
kekurangan volume cairan
meningkat.minum air
750cc/hari. BAB
<3kli/hari,konsistensi encer.
Gastroenteritis Nurtisi kurang dari
DS: Ibu pasien mengatakan kebutuhan
nafsu makan anak berubah Cairan dan elektrolit masuk
DO: -A=antopometri kelumen
BB px menurun, IMT
Isi rongga usus meningkat
menurun
- B=biochemial Mual,muntah,anoreksia

Albumin menurun dan Nutrisi kurang dari


Hb menurun kebutuhan

-C=clinis
Px tampak kurus dan
lemas, pasien muntah
-D=diet
Pasien tidak mau makan

DO: ibu pasien mengatakan Hospitalisasi Ketakutan pada anak


anak menangis dan ketakutan
melihat petugas medis, Lingkungan baru
DS: pasien berteriak, takut perpisahan trauma
dan menangis saat perawat dg ortu
melakukan tindakan. Cemas,takut

Ketakutan
Ds :ibu pasien mengatakan Feses bersifat asam Kerusakan integritas kulit
pantat anak gatal.
Do: daerah sekitar rektal Mengiritasi rektal
tampak kemerahan dan lesi
Lesi dan merah

Kerusakan integritas
3.4 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada pasien dengan Gastroenteritis :

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan


melalui feses yang ditandai dengan Ibu pasien mengatakan kemarin anak BAB encer
4x,Ibu pasien mengatakan anak minum sedikit,Mata cowong ,Mukosa bibir
kering,Turgor >3dtik, akral dingin,suhu meningkat.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan


melalui diare, masukan yang tidak adekuat yang ditandai dengan Ibu pasien
mengatakan nafsu makan anak berubah, BB px menurun, IMT menurun, Albumin
menurun dan Hg menurun, Px tampak kurus dan lemas, pasien muntah, pasien tidak
mau makan

3. Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare yang ditandai
dengan ibu pasien mengatakan pantat anak gatal, daerah sekitar rektal kemerahan dan
lesi.
4. Ketakutan berhubungan dengan perpisahan orangtua, lingkungan tidak dikenal,
prosedur yang menimbulkan stress yang ditandai dengan ibu pasien mengatakan anak
menangis dan ketakutan melihat petugas medis, pasien berteriak, takut dan menangis
saat perawat melakukan tindakan

3.5 Intervensi
No Dx keperawatan Tujuan & KH Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan
Kekurangan volume tindakan keperawatan
cairan berhubungan selama 3x24 jam
kekurangan volume
dengan kehilangan cairan dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
cairan berlebihan
- Membrane mukosa 1.Pantau tanda dan 1. Dehidrasi
melalui feses/emesis lembab gejala dehidrasi perlu dicegah
- Turgor kulit baik agar tidak
yang ditandai dengan - Tanda vital stabil mengancam
Ibu pasien mengatakan (suhu: 36-37 0C jiwa
- Mata tidak cekung 2.Pantau masukan 2. Memantau
kemaren anak BAB - Pasien tidak diare dan keluaran terhadap
lagi cairan adanya
-Pasien minum 1500 dehidrasi
encer 4x,Ibu pasien ml secara dini
mengatakan anak 3.Monitor tanda 3. Menunjukkan
vital (suhu dan status hidrasi
minum sedikit ,Mata nadi), turgor
kulit, membrane
cowong ,Mukosa bibir
mukosa
kering,Turgor >3dtik, 4.Berikan 4. Mencegah
penyuluhan terjadinya
akral dingin, minum air tentang penyebab dehidrasi
750cc/hari. BAB dan penanganan
dehidrasi pada
<3kli/hari,konsistensi orangtua
5.Anjurkan 5. memberikan
encer. orangtua memberi masukan
anak minum lebih lebih banyak
banyak(
>750cc/hari)
6.Hitung balance 6. mengetahui
cairan keseimbanga
n
cairan sebaga
i rehidrasi
7.berkolaborasi 7.mencegah dan
dalam pemberian menambahka
cairan intravena n cairan agar
tidak terjadi
dehidrasi

2. Setelah dilakukan
Nutrisi kurang dari tindakan keperawatan
kebutuhan tubuh selama 7x24 jam
diharapkan kebutuhan
berhubungan dengan nutrisi terpenuhi
dengan kriteria hasil :
kehilangan cairan
-- -nafsu makan 1. monitor input 1.Mengetahui
melalui diare, masukan meningkat dan output keseimbangan
- - -makan habis 1 porsi makanan yang nutrisi
yang tidak adekuat -- tepat dengan
yang ditandai dengan - () - status gizi normal meneruskan nutrisi
 Bb normal per oral
Ibu pasien mengatakan  Tb normal 2.memberikan
 Lila normal 2. Timbang berat informasi
nafsu makan anak
 LK normal badan pasien tentang
berubah,Ibu pasien - albumin dan hg kebutuhan
dalam batas normal diet/keefektifan
mengatakan kemaren - terapi
3. Meningkatkan
anak BAB encer 4x,
3.Anjurkan masukan dan
A=antopometri
orangtua memberi upaya untuk
BB px menurun,
makan sedikit tapi meningkat
IMT menurun, sering kebutuhan
B=biochemial nutrisi
4. Mengetahui
Albumin menurun
4. monitor hasil nilai
dan Hg menurun laboratorium laboratorium Hb
(haemoglobin) 5. Meningkatkan
C=clinis
5. Jelaskan pada pengetahuan
Px tampak kurus keluarga mengenai keluarga
pentingnya gizi mengenai
dan lemas, pasien
bagi tubuh manfaat gizi
muntah bagi kesehatan
6.sebagai
D=diet
6. berkolaborasi suplemen nutrisi
Pasien tidak mau dalam pemberian
zinckid
makan
7. mencegah
7. berkolaborasi mual, muntah
dalam pemberian
Domperidon

3. Ketakutan berhubungan setelah dilakukan


dengan perpisahan tindakan keperawatan
orangtua, lingkungan 1 x 24 jam diharapkan 1.berikan 1.permainan
tidak dikenal, prosedur dampak hospitalisasi permainan pada sebagai pengalih
yang menimbulkan anak berkurang anak perhatian anak
stress yang ditandai ibu dengan kriteria hasil : saat perawat
pasien mengatakan melakukan
anak menangis dan - Pasien tindakan
ketakutan melihat koperatif 2.anjurkan kepada 2.untuk
petugas medis, pasien - Pasien tenang ibu pasien untuk mengenal dan
berteriak, takut dan - Pasien tidak berjalan-jalan meningkatkan
menangis saat perawat menangis sekitar ruangan kenyamanan
melakukan tindakan anak saat berada
di rumah sakit
3.observasi wajah 3.untuk
anak mengetahui
perubahan
hospitalisasi
anak
DAFTAR PUSTAKA

Lynda juall.2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.EGC.Jakarta.

Mualana Karso.2013. Asuhan Keperawatan Gastroenteritis.http//wordpress.com

Ngastiyah.2005.Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta

Whaley & Wong, 2003, Buku Keperawatan Anak, ed 5.EGC.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai