BAB 1
PENDAHULUAN
memanfaatkan secara bijak. Padahal di dalam daun tebu terdapat banyak kandungan
yang bermanfaat baik dalam bidang kesehatan, bidang pangan, dan bidang struktur.
Kandungan daun tebu yang berperan penting dalam bidang struktur kandungan
silika.
Selain mudah didapatkan, daun tebu dan sampah botol infus plastik juga
memiliki kandungan yang mendukung kekuatan beton. Dalam struktur beton,
kandungan silika dan sifat serat yang kuat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
daya ikat antar material adukan beton. Oleh karena itu, penulis menggunakan bahan
daun tebu yang kaya akan silika, serta serat potongan botol infus plastik sebagai
bahan campuran beton untuk meningkatkan daya ikat antar material beton.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat
potongan botol infus terhadap kuat tekan beton.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Sakit
Limbah medis padat adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan
diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Limbah medis padat terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan
limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. Pewadahan limbah padat non
medis dipisahkan dari limbah medis padat dan ditampung dalam kantong plastik
warna hitam khusus untuk limbah medis non padat (Kepmenkes RI No. 1204,
2004).
Salah satu contoh limbah medis padat adalah botol infus plastik. Botol infus
plastik didapat dari sisa pemakaian infus yang sudah habis atau tidak terpakai lagi
oleh pasien. Botol infus plastik diklasifikasikan ke dalam jenis plastik LDPE (Low
Density polyethylene). LDPE (Low Density Polyethylene) merupakan salah satu
4
jenis plastik yang memiliki massa jenis rendah, kuat, agak tembus cahaya, fleksibel
dan permukaannya agak berlemak. Pada suhu dibawah suhu 600C sangat resisten
terhadap senyawa kimia dan daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, namun
kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Titik lelehnya berkisar antara
105-1150C. LDPE biasanya digunakan untuk film, mangkuk, botol, dan
wadah/kemasan. Plastik LDPE dapat didaur ulang, namun sulit dihancurkan
(Julianti dan Nurminah, 2006). Plastik ini mempunyai kekuatan terhadap
kerusakan dan ketahan putus yang tinggi. Nilai kuat tarik LDPE yaitu 9,86 Mpa dan
kemuluran 100% (Boedeker plastic, 2013).
Abu ampas daun tebu memiliki kandungan unsur silika (SiO2) yang cukup
tinggi apabila dilakukan pembakaran dengan suhu secara terkontrol. Dari penelitian
yang dilakukan dengan menggunakan abu ampas daun tebu dari Pabrik Gula Mojo
– Sragen – Jawa Tengah, pada temperatur pembakaran 700° C selama 60 menit,
kandungan silika ( SiO2) abu ampas tebu tercatat sebesar 86,20 %. Penelitian ini
mengkaji pengaruh abu ampas daun tebu sebagai bahan substitusi semen pada
campuran beton dan pengaruhnya terhadap rembesan air (kekedapan)
beton. Prosentase jumlah abu ampas daun tebu sebagai bahan substitusi sebesar
10%, 15 %, 20 %, 25 %, 30 % dan 35 % dari berat semen. Dari hasil penelitian,
substitusi abu ampas tebu sebesar 15 % dari berat semen,. Pengujian benda uji pada
umur beton 28 dan 56 hari besarnya serapan air (absorbsi) untuk beton kontrol
sebesar 4,61% dan 4,38 %, sedangkan untuk beton dengan substitusi abu ampas
daun tebu sebesar 15 % sebesar 2,73 % dan 2,60 % untuk lama perendaman 24 jam.
Sedangkan dari pengujian penetrasi air ke dalam beton, untuk beton dengan
substitusi abu ampas daun tebu 15 %, rembesan air pada tekanan air sebesar 3 bar
selama 24 jam, 7 bar selama 24 jam, 1 bar selama 48 jam mengalami penurunan
masing – masing sebesar 10 %, 12,50 %, dan 7,14 % dari beton kontrolnya.(Sri
Haryono, 2009)
2.4 Beton
Dewasa ini beton sering kita jumpai sebagai elemen konstruksi bangunan
yang sangat penting dan sangat luas penggunaannya. Pemakaian beton sudah
populer, pada perkembangannya beton dicampuri dengan beberapa bahan tambahan
baik berupa bahan kimia maupun non kimia. Polimer sebagai bahan tambahan
dalam pembuatan beton merupakan suatu zat kimia yang terdiri dari molekul-
molekul yang besar dengan karbon dan hidrogen sebagai molekul utamanya
(Mujiarto, 2005). Bahan polimer dapat diperoleh dari limbah plastik yang didaur
ulang, Penggunaan bahan tersebut sekaligus bertujuan memanfaatkan limbah
plastik, di samping mencari alternatif pengganti semen. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya oleh Suraatmadja (2000) tentang pembuatan
5
beton polimer, telah diketahui kelebihan dan kekurangan beton polimer. Dan dalam
penelitian yang dilakukan Henry Miller (2009) tentang penggunaan limbah plastik
sebagai pengganti bahan baku beton, dapat diketahui bahwa limbah plastik dapat
digunakan sebagai bahan alternatif campuran beton tanpa efek yang merugikan,
maka dalam penelitian ini dilakukan pembuatan beton dengan penambahan bahan
limbah botol infus plastik dan abu daun tebu.
6
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan populasi botol infus plastik dan tebu. Botol infus
plastik yang digunakan adalah botol infus yang diambil yaitu dari Puskesmas
Pesawaran. Botol infus yang dipakai adalah botol infus yang telah habis dan telah
tidak terpakai lagi di Puskesmas tersebut. Sedangkan tebu yang digunakan adalah
tebu yang diambil dari Bunga Mayang, Kabupaten Lampung Utara. Bagian tebu
yang dipakai adalah bagian daunnya yang telah ditebang dan sudah tidak terpakai
lagi.
Variabel penelitian ini ada 2 yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas (Independent variable) dalam penelitian ini adalah abu daun tebu dan limbah
botol infus plastik. Sedangkan variabel terikat (Dependent variable) yaitu semen
portland, air, kerikil dan pasir.
b. Tahap percobaan
Percobaan dilakukan dimulai dari melakukan perencanaan adukan
beton/perhitungan mix design. Hasil perencanaan tersebut merupakan
perencanaan untuk 1 m3 beton. Setelah itu menghitung total volume yang akan
dibuat (volume 12 buah silinder). Lalu menimbang air, semen, pasir, kerikil, abu
8
daun tebu dan potongan botol infus plastik sesuai dengan proporsi campuran
hasil mix design untuk kondisi volume yang ditentukan. Sampel pertama, tanpa
ada bahan tambahan serat potongan botol infus plastik maupun abu daun tebu,
sampel kedua ditambah serat potongan botol infus plastik 10% dari massa total,
sampel ketiga ditambah abu daun tebu 10% dari massa total, dan sampel keempat
ditambah serat potongan botol infus plastik dan abu daun tebu masing-masing
5%. Kemudian memasukkan semua bahan saru per satu ke dalam mesin molen.
Selanjutnya mengeluarkan adukan ke dalam wadah yang telah disediakan.
Sebelum memasukkan adukan ke dalam cetakan, mengambil sebagian adukan
untuk pelaksanaan uji slump. Setelah itu barulah memasukkan adukan ke dalam
cetakan. Untuk memastikan bahwa tidak ada rongga di dalam cetakan, maka
melakukan pemadatan mengguka vibrator sampai dirasa sudah tidak ada lagi
rongga di dalam cetakan. Langkah selanjutnya adalah membiarkan beton agar
mengeras selama 24 jam. Jika beton sudah keras maka beton dikeluarkan dari
cetakan. Kemudian merendam beton ke dalam bak berisi air sebagai langkah
perawatan beton (curing). Setelah waktu curing tercapai, kemudian mengangkat
beton dan membiarkannya mengering hingga siap untuk dilakukan pengujian
beton.
Data yang dihasilkan dari pengujian kuat tekan beton dianalisis menggunakan
SNI 2847-2013. Hasil analisis data dari kuat tekan beton yang telah dilakukan akan
dibandingkan dengan kuat tekan beton tanpa tambahan abu daun debu dan potongan
botol infus plastik.
10
Mulai A
Siapkan alat
Merendam benda uji ke dalam air
dan bahan.
selama 24 jam.
Ket:
(I) : Bahan utama campuran beton Selesai
(II) : (Botol infus plastik)
(III) : (Abu daun tebu).
Mencetak adukan.
Membuka cetakan.
A
10
BAB 4
4.1 Hasil
13
12
11
10
Kuat tekan (MPa)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
I PKM II PKM III PKM IV PKM
Nama Beton
Grafik 4.1 Hasil uji kuat tekan beton umur 7 hari.
Keterangan :
I PKM : beton normal
II PKM : beton normal + substitusi 10% serat infus plastik
III PKM : beton normal + substitusi 10% abu ampas tebu
IV PKM : beton normal + substitusi 5% serat infus plastic + 5% abu ampas
tebu.
11
Dari hasil yang didapatkan, beton dengan kode II PKM memiliki kuat tekan
tertinggi, yaitu 12,49 MPa. Sedangkan beton dengan berat paling ringan adalah
beton dengan kode II PKM, dengan berat 12,17 kg.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan uji kuat tekan pada beton, maka dapat disimpulkan bahwa dengan
menambahkan serat botol infus plastik dan abu ampas tebu ke dalam campuran
adukan beton dapat meningkatkan kuat tekan dari beton tersebut. Didapatkan
sampel dengan campuran serat botol infus plastik maupun abu ampas tebum
memiliki kuat tekan yang lebih tinggi daripada beton normal.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Langkah Penelitian
Mencetak beton
18
10,0 50 48 46 44
12,5 59 57 55 53
21
20,0 66 64 62 60
25,0 71 69 67 65
37,5 75 73 71 69
50,0 78 76 74 72
75,0 82 80 78 76
150,0 87 85 83 81
351
Volume semen = = 0,1114 m3
3,15 x 1000
202
Volume air = = 0,2020 m3
1000
735,9
Volume agregat kasar = = 0,2745 m3
2,68 x 1000
Semen = 351 kg
Air = 202 kg
Pasir = 968,24 kg = 0,3920 m3
Split = 735,9 kg = 0,2745 m3
b. Kondisi II
Semen = 0,1114 – (10% 0,1114) = 0,1002 m3 = 100,2 lt
= 100,2 x 3,15 x 1000 = 315,63 kg
Air = 202 kg
Pasir = 968,24 kg = 0,3920 m3
Split = 735,9 kg = 0,2745 m3
Botol infus plastik = 10% x 0,1114 = 0,0114 m3 = 11,4 lt
c. Kondisi III
Semen = 0,1114 – (10% 0,1114) = 0,1002 m3 = 100,2 lt
= 100,2 x 3,15 x 1000 = 315,63 kg
Air = 202 kg
Pasir = 968,24 kg = 0,3920 m3
Split = 735,9 kg = 0,2745 m3
Abu ampas tebu = 10% x 0,1114 = 0,0114 m3 = 11,4 lt
d. Kondisi IV
Semen = 0,1114 – (10% 0,1114) = 0,1002 m3 = 100,2 lt
= 100,2 x 3,15 x 1000 = 315,63 kg
Air = 202 kg
Pasir = 968,24 kg = 0,3920 m3
Split = 735,9 kg = 0,2745 m3
Botol infus plastik = 5% x 0,1114 = 0,0057 m3 = 5,7 lt
Abu ampas tebu = 5% x 0,1114 = 0,0057 m3 = 5,7 lt