“KULIT”
PRODI AKUPUNKTUR
POLTEKKES RS dr. SOEPRAOEN KESDAM V BRAWIJAYA
TAHUN 2018
I. PEMBAHASAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Kulit merupakan organ yang essensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada
keadaan iklim, umur, seks, ras, dan bergantung pada lokasi tubuh (Graham, 2005). Kulit
adalah salah satu bagian dari sistem integument (Latin, integumentum, integere yang
berarti menutup). Uniknya, kulit adalah organ terbesar manusia. Luas kulit orang dewasa
kurang lebih 2 m2 dengan berat kira-kira 16% dari berat badan. Kulit juga sangat
kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras
dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Rata-rata tebal kulit 1-2cm. Paling tebal terdapat
di telapak tangan dan kaki sekitar 6mm dan paling tipis terdapat pada kulit kelamin
sekitar 0,5mm. Kulit merupakan komponen terbesar dari sistem imun, kunci dari sistem
saraf dan endoktrin serta penghasil vitamin sebagai respon dari sinar matahari tanpa kulit,
berbagai kelainan fisiologis yang tidak diinginkan dapat terjadi.
Sekitar 2 hingga 3 juta sel kulit dilepas setiap hari. Pergantian ini diperlukan karena kulit
merupakan organ yang sangat sensitif terhadap cedera, suhu, infeksi dan dehidrasi.
Sebagai lini terluar, kulit menyerap bahan yang dioleskan dan memiliki kemampuan
menetralisasinya.
Kulit, dalam disiplin dermatologi, dipelajari bersama dengan kuku dan rambut karena
memiliki keterkaitan asal embrional, memiliki sifat yang sama (misalnya cara
pertumbuhan, fungsi), dan terkena efek oleh penyakit yang sama (infeksi jamur,
psoriasis).
Kulit sebagaimana organ lainnya pada tubuh berkembang sesuai dengan usia. Pada usia
sangat muda kulit belum matang dan fungsinya belum berkembang sepenuhnya (respon
terhadap panas, dehidrasi, rangsangan imunologis misalnya infeksi). Pada usia lanjut
kulit mengalami kemunduran baik dalam segi anatomis maupun faali (respon terhadap
suhu, trauma, bahan kimia).
Kulit sedemikian erat berhubungan dengan mekanisme psikik seseorang, sehingga dapat
menjadi cermin emosinya, merah mukanya karena gembira atau tersipu-sipu dan pucat
keringatan karena takut
1|Page
II. STRUKTUR ANATOMI KULIT
Gambar 1 : Penampang Kulit. Citra ini menunjukkan struktur kompleks dari kulit, yang
dikelompokkan menjadi 3 bagian beserta derivat yang menyertainya.
Sumber : https://www.cancer.gov/images/cdr/live/CDR787343-750.jpg, 2018
Struktur Kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu epidermis, dermis
dan sub kutis, berikut penjelasannya :
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar kulit. Epidermis terdiri dari epitel gepeng
(squamosa) berlapis dengan beberapa lapisan yang terlihat jelas tampak yaitu selapis
lapisan tanduk dan selapis lagi zona germinalis dengan sel utama disebut keratinosit.
Keratinosit menghasilkan keratin dan sitokin sebagai respon terhadap luka. Lapisan
ini tidak mengandung pembuluh darah maupun pembuluh limfe.
2|Page
a. Lapisan Basal (Stratum Basale)
Lapisan basal merupakan lapisan epidermis paling dalam dan berbatas dengan
dermis. Dalam lapisan basal terdapat melanosit yang merupakan sel dendritik
yang membentuk melanin. Melanin berfungsi melindungi kulit terhadap sinar
matahari.
3|Page
2. Dermis
Lapisan ini tepat berada di bawah epidermis. Lapisan dermis jauh lebih tebal dari
lapisan epidermis. Terdiri dari lapisan elastic dan fibrosa padat dengan elemen-
elemen selular dan folikel rambut. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil
yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Ujung akhir saraf sensoris yaitu
ujung peraba, terletak di dalam dermis.
Dermis tersusun dari jaringan ikat yang mengandung sel, substansi dasar dan serat.
Substansi dasar terdiri dari polisakarida dan protein yang berinteraksi untuk
menghasilkan makromolekul proteoglikan dan elastin. Sifat-sifat kolagen mengubah
baik secara kualitatif dan kuantitatif terhadap penuaan. Serat elastin juga hadir dalam
dermis dan memberikan tingkat elastisitas pada kulit.
3. Subkutis
Lapisan ini merupakan lanjutan dari lapisan dermis, diamana tidak memiliki garis
tegas yang memisahkan dermis dan subkutis. Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi
sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar dengan inti yang
terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Jaringan subkutan
mengandung saraf, pembuluh darah dan limfe, kantung rambut dan di lapisan atas
jaringan subkutan terdapat kelenjar keringat. Fungsi jaringan subkutan adalah
penyekat panas, bantalan terhadap trauma atau benturan-benturan fisik dan tempat
penumpukan energi. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat jika makan
berlebihan.jika tubuh memerlukan energy ekstra maka lapisan ini memberikan
energy dengan cara memecah simpanan lemaknya.
4|Page
Kulit juga memiliki komponen tambahan (Derivat Kulit) seperti :
1. Rambut
Rambut tumbuh dari folikel rambut yang merupakan lekukan jeluk di dalam
epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh sel epidermis dan diatas dasarnya terdapat
papil tempat awal rambut tumbuh. Dalam keadaan sehat, setiap rambut yang rontok
maka akan tumbuh rambut lain di papil yang sama. Akar rambut berada di dalam
folikel. Pada ujung paling dalam, rambut sedikit lebih tebal dan ujungnya bulat.
Bagian pangkal yang bulat ini menjepit sebuah papil pembuluh darah dan
pertumbuhan rambut berasal dari sel lunak yang terdapat di daerah ini. Bagian yang
keluar dari permukaan ialah batang rambut. Warna rambut dipengaruhi oleh jumlah
pigmen di dalam epidermis. Berhubungan dengan folikel rambut terdapat otot polos
kecil yaitu erector pilorium atau “penegak rambut”, terdapat juga kelenjar sebaseus
yang mengeluarkan secret yang disebut sebum. Sebum ini memelihara kulit agar
empuk dan halus serta rambut mengkilat.
Ada 2 macam tipe rambut, yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak
mengandung pigmen dan terdapat pada bayi. Dan rambut terminal yaitu rambut yang
lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medulla dan terdapat pada orang
dewasa. Pada org dewasa selain rambut dikepala, juga terdapat bulu mata, rambut
ketiak, rambut pubis, kumis dan janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi hormone
androgen. Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus.
2. Kuku
Kuku adalah kulit yang telah berubah. Kuku tertanam di dalam palung kuku.
Dermisnya memuat gaeis-garis lekukan dan bukanpapil-papil seperti kulit. Palung
kuku mengandung saraf yang berlimpah dan mengandung banyak pembuluh darah.
Bagian proximal kuku terletak di dalam lipatan kulit yang merupakan bagian paling
tipis di daerah ini. Bagian putih yang disebut lunula karena bentuknya seperti
setengah bulan, merupakan awal kuku tumbuh. Badan kuku adalah bagain yang tak
ditutupi dan terikat kuat dengan bagian dalam palung kuku. Ujung kuku bebas dan
sisi-sisnya dibatasi oleh lipatan kulit.
5|Page
3. Kelenjar Sebasea (Minyak)
Kelenjar ini merupakan kelenjar kantong dalam kulit. Bentuknya seperti botol dan
bermuara di dalam folikel rambut. Kelenjar ini paling banyak terdapat diatas kepala
dan muka, sekitar hidung mulut dan telinga, tetapi sama sekali tidak ada dalam kulit
telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjarnya dan salurannya dilapisi sel epitel.
Perubahan dalam sel ini berakibat sekresi berlemak yang disebut sebum.
Kelenjar keringat terletak di lapisan dermis. Ada dua macam kelenjar keringat, yaitu
kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan secret yang encer,
dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental.
Kelenjar enkrin telah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan berfungsi
40 minggu setelah kehamilan. Salauran kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara
langsung di permukaan kuit. Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di
telapak tangan dan kaki, dahi, dan aksila. Sekresi bergantung pada beberapa factor
dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, factor panas dan emosional.
Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergic, terdapat di aksila, areola mame,
pubis, labia minora dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusia belum
jelas, pada waktu lahir kecil, tetapi pada masa pubertas mulai besar dan mengeluarkan
secret. Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat dan glukosa, biasanya pH
sekitar 4-6,8.
6|Page
III. FUNGSI KULIT MENURUT MEDIS BARAT
Secara umum kulit mempunyai 6 fungsi utama yaitu :
1. Fungsi Proteksi
Kulit memiliki lapisan kulit yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari tiap bagian
lapisan kulit terdalam sampai luar, seperti :
- Sel Keratin berfungsi melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan
zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan
erat seperti batu bata di permukaan kulit.
- Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi, selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh
melalui kulit.
- Sebum yang berminyak yang berasal dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi untuk
membunuh bakteri di permukaan kulit. Dengan adanya sebum ini, bersamaan
dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-
6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
- Pigmen melanin yang berfungsi untuk melindungi kulit efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke
sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar
matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi
gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan. Pigmen
melanin merupakan lapisan kulit yang berfungsi sebagai pemberi dan perubahan
warna kulit. Untuk itu pakailah Hand Body Lotion untuk mencegah kulit dari
pancaran sinar matahari, karena pigmen kulit mudah sekali berubah.
- Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap
mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang
masuk melewati keratin dan sel Langerhans..
2. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung syaraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
7|Page
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan
taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula
badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan
diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih
banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
3. Fungsi Eksresi
Kulit adalah untuk tempat keluarnya suatu keringat, keringat ini ialah sisa
metabolisme yang terdiri atas berbagai suatu unsur yang tidak dibutuhkan lagi oleh
tubuh. Kulit mengeluarkan sekitar 1 liter keringat dalam sehari, keringat tersebut
dikeluarkan dari pori - pori (rongga kecil pada permukaan kulit).
4. Fungsi Termoregulasi
Kulit berfungsi untuk terus menjaga agar suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh suhu
suatu lingkungan, artinya harus tetap diusahakan suhu tubuh tidak akan berubah
meskipun terjadinya suatu perubahan suhu lingkungan. Proses ini dilaksanakan
dengan menyeimbangkan antara suatu pengeluaran dan pemasukkan panas tubuh
oleh kulit. Normalnya suhu tubuh manusia kira-kira antara 36,6 - 37,2 derajat celcius,
dan suhu kulit lebih rendah sedikit dari suatu suhu tubuh.
8|Page
IV. FUNGSI KULIT MENURUT TCM
Kulit mempunyai fungsi yang berbeda dalam TCM klasik dibandingkan dengan fungsi
kulit pada Medis Barat. Fungsi kulit yang “kasat mata” yaitu fungsi proteksi, ekskresi
dan persepsi seperti dijelaskan pada bab sebelumnya kurang lebih sama. Dikarenakan
pendangan utama kondisi tubuh manusia tergantung pada organ dalam Lima Unsur,
hubungan kulit dengan organ yang berhubungan langsung dengan Kulit menjadi lebih
banyak diperbincangkan.
Dalam buku The Systematic Classic of Acupuncture & Moxibustion by Huang-Fu Mi,
Kaisar Kuning bertanya tentang hubungan dari enam bagian perut (enam organ Fu) dan
dijawab oleh Qi Bo : “Paru terhubung dengan Usus Besar dan Kulit berhubungan dengan
Usus Besar. Su Wen mengatakan : Paru-paru terhubung dengan kulit dan rambut adalah
manifestasinya. Jantung adalah penguasa mereka”
Dalam bab lain kaisar Kuning menanyakan tentang maksud dari hubungan organ Zhang
dan Oran Fu, Qi Bo menjawab : “Paru sesuai dengan kulit. Jika kulitnya tebal, usus besar
itu kental (berdinding); Jika kulitnya tipis, usus besar itu tipis. Jika kulit kendur dan
perutnya besar, usus besar itu luas dan panjang. Jika kulit kencang, usus besar kencang
dan pendek. Jika kulit lembab usus besar tegak. Jika kulit dan dagingnya tak bisa
dipisahkan satu sama lain, usus besar tersimpul.”
Dari literatur klasik ini diketahui bahwa kulit merupakan jaringan besar yang terhubung
dengan unsur Logam, dimana Paru-paru dan usus besar merupakan organ yang
berhubungan langsung dalam unsur ini.
Untuk memahami hubungan Paru-paru dan Kulit kita perlu mempelajari dahulu sistem
kerja dan fungsi paru paru (Giovani Macioca.1994) :
3. Paru- Paru Mengontrol Kulit Dan Ruang Antara Kulit Dan Otot (Ruang Cou
Li)
Fungsi ini terkait erat dengan dua fungsi sebelumnya . Paru-paru menerima cairan
dari limpa dan menyebarkannya ke kulit dan ruang antara kulit dan otot di sekujur
tubuh. Hal ini memberi nutrisi dan melembabkan kulit. Jika paru-paru menyebar
cairan secara normal, Kulit akan berkilau, pembukaan dan penutup pori-pori diatur
dengan baik dan berkeringat akan normal; Jika fungsi ini terganggu, kulit akan
kekurangan makanan dan kelembaban, dan kulitnya mungkin kasar dan kering. Bila
Qi dan cairan di tempat antara kulit dan Otot (cou li) diselaraskan, ruang ini akan
benar diatur, berkeringat normal dan orang tersebut memiliki resistensi yang baik
terhadap faktor patogen.
Dalam patologi, ruang antara kulit dan otot mungkin juga `kendur 'atau' terbuka
menyebabkan orang berkeringat tidak normal dan patigen eksternal dapat masuk
dengan mudah. Jika ruang Cou Li ini atau terlalu 'ketat' atau 'tertutup', orang akan
tidak cukup berkeringat dan, jika faktor pathogen telah memasuki tubuh orang
tersebut biasanya akan merasakan demam.
Keberadaan ruang Cou Li yang dijelaskan oleh Giovani Macioca dalam bukunya The
Foundations of Chinese Medicine : A Comprehensive Text for Acupuncturists and
Herbalists, menjadi pembeda yang signifikan antara struktur kulit pada medis Barat dan
TCM.
Ruang Cou Li ini merupakan konsep yang sukar dikonverasi dalam medis Barat.
Beberapa pendapat menyebutkan bahwa yang dimaksud Ruang Cou Li ini adalah lapisan
Lemak, namun pendapat ini dapat dikatakan kurang tepat karena Cou Li ini disebutkan
sebagai ruang. Sebuah ruang kosong di bawah kulit dan di atas otot merukan konsep yang
absurd menurut Medis Barat namun, jika kita mempelajari konsep Qi dalam TCM, maka
hal ini menjadi logis.
11 | P a g e
Kulit Sebagai Pemberi Tanda Gejala Dalam Tubuh
Dalam konsep TCM, dimana semua bagian tubuh saling berhubungan dan dipetakan
dalam Wu Xing (Lima Unsur),. apa yang ditampakkan oleh kulit dapat memberikan
indikasi gangguan kesehatan yang terjadi pada tubuh seseorang. Kulit berhubungan
dengan Paru-paru serta Usus besar, dalam konsep Wu Xing (Lima Unsur), namun
demikian Kulit juga mempunyai kandungan darah di dalamnya dan dalam hal ini darah
berhubungan dengan Hati. Jadi tidak semua masalah yang ada di kulit hanya
mengindikasikan gangguan pada Paru paru.
Banyak kondisi kulit karena Panas atau stasis Darah dan berhubungan dengan kondisi
Hati. Panas yang ada dalam darah juga bisa berasal dari panas Lambung, beberapa
penyakit kulit lain juga berhubungan erat dengan Lambung.
Warna kuning pada kulit bisa mengindikasikan Penyakit Kuning. Warna kuning ini dapat
dibedakan menjadi dua, .Terang dan warna kuning jernih menunjukkan 'Penyakit
Kuning-Yang', karena Lembab-panas. Warna kusam-kuning menunjukkan 'Penyakit
Kuning-Yin', yang disebabkan oleh Lembab-Dingin.
Venula yang sering muncul pada kulit dianggap sebagai manifestasi eksterior dari
Saluran penghubung darah. Jika Venula merah hal ini menunjukkan Panas, jika kebiruan
hal ini menunjukka Dingin. Jika kehijauan maka venula menunjukkan rasa sakit dan
jika ungu Venula menunjukkan stasis darah. Venula bisa sering terlihat pada aspek
posterior kaki pada orang tua.
12 | P a g e
Indikasi indikasi dari berbagai kondisi kuit dirangkum dalam tabel 1 :
GEJALA-GEJALA KULIT
Kulit kering Defisiensi darah hati
Kulit gatal Angin
Edema "Kosong" Defisiensi Yang Ginjal
Edema "Berisi" stagnasi Qi
Kulit kuning cerah Penyakit kuning dari Lembab-Panas
Kulit kuning kusam Penyakit Kuning Yin dari Lembab-Dingin
Venula Merah Panas dalam Darah
Venula Ungu Stasis darah
Venula Hijau Nyeri
Venula Biru Dingin dalam Darah
Papula Panas di Paru / Perut
Vesikel Kelembaban
Macules Ketidakharmonisan tingkat darah (merah Darah )
Merah Panas dalam darah
Ungu darah stasis
kebiruan dingin dalam darah
Tabel 1 : rangkuman gejala-diagnosa atas kondisi/penampakan kulit yang menjukkan
kelainan dalam tubuh.
Sumber : Giovani Macioca. 1994
13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
14 | P a g e