Kayu 1
Kayu 1
PEMBAHASAN
Pengertian Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot
(meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga
dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel
berbagai jaringan di batang.
Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat-
sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.Kayu mempunyai 4 unsur
esensial bagi manusia antara lain:
1. Selulosa,
Unsur ini merupakan komponen terbesar pada kayu, meliputi 70 % berat kayu.
2. Lignin,
Merupakan komponen pembentuk kayu yang meliputi 18% - 28% dari berat kayu.
Komponen tersebut berfungsi sebagai pengikat satuan srtukturil kayu dan memberikan sifat
keteguhan kepada kayu.
3. Bahan-bahan ekstrasi
Komponen ini yang memberikan sifat pada kayu, seperti : bau, warna, rasa, dan
keawetan. Selain itu, karena adanya bahan ekstrasi ini, maka kayu bisa didapatkan hasil yang
lain misalnya: tannin, zat warna, minyak, getah, lemah, malam, dan lain sebagainya.
4. Mineral pembentuk abu,
Komponen ini tertinggal setelah lignin dan selulosa terbakar habis. Banyaknya
komponen ini 0.2% - 1% dari berat kayu.
Bagian-Bagian Kayu
1. Kulit luar,
Lapisan yang berada paling luat dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung
bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
2. Kulit dalam,
Lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan lunak, berfungsi
mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.
3. Cambium,
Lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam membentuk kayu baru,
sedangkan ke luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
4. Kayu gubal,
Berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke bagian-bagian pohon
yang lain.
5. Kayu teras,
Berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang sudah tua dan kosong ini terisi
zat-zat lain yang berupa zat ekstrasi.
6. Galih/hati,
Bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati) ini ada dari sejak permulaan
kayu itu tumbuh.
7. Garis teras,
Jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu pengeringan yang tidak
teratur.
Keuntungan kayu
a. Murah dan mudah dikerjakan
b. Mempunyai kekuatan yang tinggi dan bobotnya rendah
c. Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pegaruh listrik (bersifat isolasi), kimia,.
d.Bila ada kerusakan dengan mudah dapat diganti dan bisa diperoleh dalam waktu singkat.
e. Pembebanan tekan biasanya bersifat elastis.
f. Bila terawat dengan baik akan tahan lama.
Kerugian kayu
a. Kurang homogen ketidaksamaan sebagai hasil alam.
b. Cacat-cacat pada kayu.
c. Mudah terbakar.
d. Dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan kelembaban.
e. Terjadinya lendutan yang cukup besar.
Sifat-sifat kayu
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai
dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh
bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian,
memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri
pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu
yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih
kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit
didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-
beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian
banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat
pada semua jenis kayu yaitu :
1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan
susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi
selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat
yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan
tangensial).
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat
menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan
kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar
terutama dalam keadaan kering.
Sifat Fisik Kayu
1. Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat
ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu
mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa)
sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan
semakin kuat pula.
2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu
dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif
tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya
kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu
yang berbeda-beda.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan
kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati,
sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat
dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat
diagonal (serat miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar,
halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari
tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
7. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa
jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering
digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat
penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
8. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan
pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat
sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara
disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara
disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture
Content).
10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara
berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya
gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik,
sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik
(kulintang, gitar, biola dll).
11. Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat
barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
12. Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya
hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi
bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum
(kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
Sifat Mekanik Kayu
1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik
kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik
tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
8. Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan
kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran
(patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah
tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya
dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara
garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban
lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau
serangga perusak kayu.
b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring
dsb.
Macam Penggunaan Kayu
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat
kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan. Jenis-jenis kayu yang
mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai
berikut :
1. Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang
tinggi.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara,
rasamala.
2. Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
3. Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru,
sonokembang.
4. Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah
dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
5. Lantai (parket)
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
6. Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
7. Alat Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus
dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
8. Alat Musik
Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
9. Alat Gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.
10. Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.
11. Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
12. Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna
gelap.
Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
13. Korek Api
Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis
dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.
14. Pensil
Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah,
berserat lurus.
Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus.
15. Moulding
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku.
Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.
16. Perkapalan
Lunas
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : ulin, kapur.
Gading
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Senta
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Kulit
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.
Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran mesin.
Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.
Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak merusak logam.
Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.
Popor Senjata
Persyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.
Jenis kayu : waru, salimuli, jati.
17. Arang (bahan bakar)
Persyaratan teknis : BJ tinggi.
Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih,
rasamala, puspa, simpur.
Jenis-jenis kayu
1. KAYU JATI
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama
sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I,
II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena
kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas
dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan
curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah
kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil
pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak
tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu
jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang
ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas
kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih.
Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat
memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan
kualitas kayu tersebut.
2. KAYU MERBAU
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan
terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya
highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan
hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua.
Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.
3. KAYU BANGKIRAI / YELLOW BALAU
Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang
tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai
sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi
dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai
itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti
atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering
menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor
flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau
Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut
yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal
lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat
kemerahan.
4. KAYU KAMPER
Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu
yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan
jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras
bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu
dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III
dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan.
Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus
dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
5. KAYU KELAPA
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan
kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus
ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk
jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis
pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu
kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon
kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia.
Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi.
Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.
6. KAYU MERANTI MERAH
Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah
muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu
meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di
luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon
meranti banyak ditemui di hutan di pulau Kalimantan.
7. KAYU KARET
9. KAYU ULIN
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan
lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah
yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan
telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter
samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna
gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap
kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan
lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I
dan Kelas Awet I.
10. KAYU AKASIA
Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan
seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu
bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650
kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini
mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai
bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.
Butuh material kayu untuk furniture, bangunan, produk atau kerajinan, tidak
salah lagi Indonesia adalah gudang dari berbagai kayu-kayu yang kelasnya
mendunia. Iklim dan tanah nya yang mendukung untuk tumbuh suburnya
berbagai vegetasi menyediakan banyak varian kayu kuat dan berurat
bagus. Kita sudah sering mendengar tentang kekayaan alam ini secara
turun temurun, dan kenyataannya exploitasi kayu di Indonesia sudah
berlangsung bahkan jauh sebelum kemerdekaan dan menyisakan lahan-
lahan yang kini sudah rusak karna kayu nya sudah dijarah.
Meskipun demikian masih banyak kayu-kayu yang saat ini masih dapat kita
temukan karna terus dibudidayakan atau distribusinya dikendalikan oleh
pemerintah melalui peraturan-peraturan yang ketat, kayu-kayu tersebut
dipergunakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan dan sebagian
dapat kita beli ditoko material kayu diberbagai tempat. Berikut adalah kayu-
kayu asli Indonesia yang mungkin sering ada disekitar kamu dan wajib
kamu ketahui ;
1. Jati
Lihat juga artikel ini : Bingung milih powertools, lihat dulu reviewnya disini
Kayu Jati terkenal akan kekuatan dan kepadatannya, yang mempengaruhi
durabilitas kayu ini. Minyak didalam Kayu Jati dianggap membuatnya
menjadi lebih tahan rayap, dan pori-pori nya yang kecil menyebabkan kayu
ini dapat di finishing sangat halus. Kepadatan Kayu Jati membuatnya
menjadi kayu favorit untuk dibuat ukiran.
Kayu jati memiliki kekerasan antara 630-720 Kgs/M3
Kayu Jati saat ini juga sering diburu bekas-nya untuk menghasilkan produk
berkesan rustic, dan dengan berbagai karakter yang disebutkan tadi Kayu
Jati sangat cocok untuk di jadikan furniture berkelas dan bahan bahan
ukiran.
2. Meranti
Kayu Meranti atau sering juga disebut Kayu Kalimantan merupakan kayu
yang sering dipergunakan untuk membuat kusen, furniture dan panel.
Mendapat julukan Kayu Kalimantan karna meskipun dapat tumbuh
diberbagai daerah di Indonesia sebagai negara tropis, Kayu Meranti
tumbuh paling baik di daerah Kalimantan. Batang Kayu Meranti dapat
tumbuh hingga 70 meter dengan diameter bisa mencapai 4 meter lebih.
Kayu Meranti yang bahasa latinnya Mahoni Philipina sering kita temui
berwarna coklat kemerahan dan tanpa urat (grain), dijual di toko material
sebagai papan atau kaso.
Selain sebagai bahan bangunan dan furniture, Kayu Meranti juga dapat di
jadikan Pulp untuk kertas dan buah Tangkawang dari beberapa jenis
Meranti dapat dijadikan bahan baku untuk kosmetik.
Lihat juga artikel ini : Selain di cat, ternyata finishing kayu itu banyak jenisnya
lho
Berdasarkan karakteristik dari Kayu Meranti, Kayu ini lebih cocok
digunakan untuk bahan bangunan atau furniture yang finishingnya
menggunakan cat.
3. Merbau
Kayu yang berasal dari Maluku dan Papua ini merupakan jenis kayu keras
dan memiliki julukan sebagai Kayu Besi. Kayu Merbau telah menjadi
primadona lokal dan eksport sejak lama karna kualitasnya yang superior.
Kayu Merbau berwarna coklat abu gelap atau merah coklat gelap dengan
arah serat yang hampir lurus. Kayu ini dapat tumbuh menjulang hingga 50
meter dengan diameter hingga 2 meter. Karna kekerasan dan
durabilitasnya, Kayu Merbau banyak dijadikan sebagai parkit untuk lantai,
tiang bangunan, bak truk hingga digunakan sebagai bahan konstruksi
jembatan. Saat ini harga Kayu Merbau cukup bersaing dengan harga Kayu
Jati.
Daya tahan Kayu Merbau yang tinggi juga dapat diaplikasikan sebagai
material konstruksi laut. Dalam pengolahannya, Merbau tidak sulit untuk
dipotong dan di finishing, tapi cukup sulit untuk dibubut dan di paku karna
meskipun keras memiliki sifat getas karna serat-seratnya yang pendek.
4. Albasia
Kayu Sengon atau Albasia merupakan kayu khas
daerah tropis dan dapat dengan mudah ditemui diberbagai toko material
dalam bentuk kaso atau papan. Kayu Albasia termasuk kayu yang lunak
dan sulit untuk langsung di finishing, karakternya yang berbulu dan berpori-
pori besar dan mudah patah membuat Kayu ini tidak dapat langsung
dijadikan material pembuat produk. Meskipun demikian permintaan Albasia
yang meningkat dari tahun ketahun memberikan bukti bahwa penggunaan
dan manfaat yang disadari produsen atas kayu ini juga semakin luas.
Kenyataannya kayu yang mudah untuk di oleh ini dipergunakan sebagai
bahan utama pembuatan kayu olahan seperti triplex dan blockboard, stick
ice cream, pensil, korek api hingga bahan baku untuk kertas.
Papan dan balok Kayu Albasia sering kita temukan menjadi material
bangunan penyangga dan sementara, digunakan untuk packing pada
shipping atau pallet untuk barang. Warna nya putih kotor bercampur coklat
tampa urat, berpori-pori besar dan lunak.
5. Cendana
Wangi, itulah kesan pertama yang anda dapatkan pada kayu Cendana.
Kayu yang sering digunakan sebagai bahan baku dupa dan produk-produk
kerajinan ini sebenarnya bukan merupakan golongan pohon yang tinggi
bahkan bisa disebut sebagai parasit. Pohon Cendana hanya tumbuh
hingga 15 meter dengan diameter batang hanya 30 cm, sulit dibudidayakan
dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat dipanen namun
sangat diminati dipasaran menjadikan kayu ini relatif cukup mahal, bahkan
dijual dengan takaran kilogram. di Indonesia Kayu Cendana putih dapat
tumbuh subur di daerah NTT (Nusa Tenggara Timur) dan telah menjadi
komoditas eksport sejak lama.
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
6. Ulin
Kayu Ulin merupakan salah satu kayu yang dapat dijadikan sebagai
material pembuat kapal yang berasal dari Kalimantan dan Sumatra bagian
selatan. Kayu Ulin dapat tumbuh hingga 50cm dengan diameter hingga
lebih dari 1 meter. Kayu Ulin terkenal sangat tahan perubahan suhu,
kelembaban, tidak mudah dimakan rayap dan pengaruh air karna bersifat
berat dan keras.
Kayu Ulin termasuk Kelas Kuat I dan Kelas Awet I dengan berat jenis 1.04.
7. Eboni
Kayu yang memiliki nama latin Diospyros Celebica ini, kini sudah cukup
langka. Perpaduan warna hitam dan coklat dengan urat yang kontras pada
kayu yang terkenal dengan nama Macassar Ebony dan Black Ebony ini
membuatnya menjadi kayu yang sangat diburu oleh bangsa Jepang, Eropa
dan Amerika. Kegiatan eksport kayu ini mencapai puncaknya pada tahun
1973 dengan jumlah mencapai 26.000 m3 dan terus menurun hingga kini
ditetapkan oleh IUCN dan 2000 WCN (World Conservation Union) Red List
of Threatened Species sebagai kayu yang dilindungi.
Lihat juga artikel ini : Sambungan kayu dasar dan tradisional
Pohon Kayu Eboni dapat tumbuh hingga 40m dengan diameter hingga 1
meter dan merupakan kayu kelas awet 1 dan kelas kuat 1 dengan berat
jenis rata-rata 1.05 (0.90-1.14), dengan berat jenis ini kayu Eboni tergolong
berat dan tidak dapat mengapung di air.
Kayu dengan urat yang eksotis ini kerap dijadikan bahan baku pembuatan
alat musik seperti gitar, piano hingga biola. Kayu ini juga digunakan
sebagai tongkat, ukir-ukiran, patung dan juga perhiasan.
8. Trembesi
Beberapa waktu yang lalu, sebuah perusahaan rokok membuat program
CSR dengan penanaman ribuan bibit pohon Trembesi, alasannya pohon
Trembesi merupakan salah satu jenis pohon yang dapat menyerap hingga
28.5 ton gas CO2. Selain manfaatnya sebagai penyerap gas CO2 yang
baik, Kayu Trembesi kini juga semakin diminati oleh pasar lokal dan Asia
untuk dijadikan bahan baku furnitur, ukiran dan patung. Hal ini disebabkan
oleh urat Kayu yang dimiliki Kayu Trembesi yang menawan.
Kayu Trembesi mudah tumbuh diberbagai daerah Tropis dan curah hujan
yang tinggi mulai dari Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Maluku hingga
Nusa Tenggara. Kayu Trembesi dapat tumbuh hingga mencapai 40m
dengan diameter hingga 4.5 meter. Kayu Trembesi yang juga disebut Kayu
Meh di daerah Jawa yang berarti “hampir menyerupai Kayu Jati ini sering
diubah menjadi furniture indoor yang tebal-tebal dan lebar hingga 1.5meter,
hal ini disebabakan kekuatannya yang kurang dan cukup lentur sehingga
pengolahan kayu ini lebih condong dipotong lebih besar. Kepadatan atau
Density Kayu Trembesi yang kurang membuatnya kurang cocok dijadikan
bahan baku furniture outdoor. Selain menjadi bahan baku Furniture, Kayu
Trembesi juga sering digunakan sebagai bahan pembuat veneer.
Kayu Trembesi memiliki berat jenis 0.60 dengan tingkat keawetan kelas IV
dan Kelas Kuat III. Pohon Kayu. Kayu Trembesi kurang awet karna
menghasilkan minyak kayu yang membuatnya tahan terhadap serangan
rayap lebih sedikit dibandingkan dengan Kayu Jati.
9. Bangkirai
Kayu yang memiliki nama lain Yellow
Balau atau Balau ini banyak ditemukan di Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Di Indonesia, Kayu ini banyak dipasok dari hutan Kalimantan. Kayu
Bangkirai dapat tumbuh hingga 40 meter dengan diameter hingga 120 cm.
Kayu ini bewarna kuning kecoklatan dengan kekerasan antara 880-990
kg/m3 hingga 1050 kg/m3 pada kekeringan 12%. Pada suhu normal Kayu
Bangkirai dapat kering dalam waktu 12 hingga 1 bulan. Ikatan antar serat
yang kuat dan mudah diolah menjadikan kayu ini cocok untuk decking,
outdoor furniture, dan berbagai keperluan konstruksi lainnya namun pada
beberapa jenis bangkirai seratnya cenderung mudah terbuka dam mudah
melintir sehingga tidak disarankan dipergunakan pada konstruksi yang
membutuhkan kestabilan tinggi.
10. Kamper
Lihat juga artikel ini : Perkakas itu ternyata banyak banget jenisnya
Kayu Kamper berwarna coklat muda hingga coklat kemerahan dan hampir
mirip dengan Kayu Mahoni. Kayu Kamper termasuk Kayu berkelas awet II,
III dengan kelas kuat I dan II, Meskipun Kamper dapat ditemui diberbagai
daerah, Kayu Kamper yang berasal dari Samarinda terkenal halus
dibandingkan dengan daerah yang lain. Selain Kamper Samarinda,
dipasaran dikenal juga Kamper Singkil, Kamper Kapur dan Kamper Banjar.
11. Sonokeling
12. Sungkai
Kayu berwarna terang ini merupakan material Kayu yang sering digunakan
oleh pengrajin untuk membuat furniture indoor. Kayu Sungkai juga diolah
oleh industri menjadi veneer yang warna dan coraknya banyak diminati
oleh pasar. Dengan corak Kayu perpaduan antri warna kuning, coklat
muda dan kuning setelah kuning, Kayu Sungkai dapat mempertegas kesan
segar dan compact pada furniture indoor.
Pinus dan Cemara memiliki banyak manfaat, mulai dari segi religius (sering
digunakan sebagai pohon natal) hingga kesehatan. Selain itu, Kayu nya
juga dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Kayu Pinus dan Cemara
terkenal lembek dan mudah rusak, kepadatan kayunya yang kurang justru
dimanfaatkan untuk produk-produk kayu yang membutuhkan pengolahan
ringan, disposable dan flamabelity yang tinggi seperti korek api dan palet
kayu untuk shipping. Kayu Pinus dan Cemara termasuk Kayu dengan
Kelas Awet dan Kuat level III. Kayu Pinus dan Cemara memiliki
densitas/kepadatan 480-520 kg/m3 dan kadar air MC 12% dan butuh
waktu 12-15 hari untuk pengeringan.
Meskipun Kayu Pinus dan Cemara kini sering digunakan untuk furniture,
sebaiknya perlu diingat bahwa kayu ini merupakan kayu dengan kekuatan
dan keawetan rendah, warnanya mudah berubah dibawah sinar matahari.
Disarankan jika dipergunakan sebagai furniture sebaiknya menggunakan
ukuran yang tebal dan tidak terkena air.
14. Kelapa
Diberbagai belahan dunia, kayu kelapa telah dipergunakan sebagai
material untuk berbagai keperluan karna keberlimpahannya di alam. Mulai
dari kerajinan hingga furniture, Kayu Kelapa menjadi Kayu yang hampir
semua orang kenali. Kayu Kelapa telah digunakan sebagai tiang-tiang
bangunan hingga jembatan karna kekuatannya. Kayu ini memiliki corak
yang unik, perpaduan coklat tua dan coklat muda yang kontras yang
berbentuk lurus-lurus. Serat-serat kayu kelapa cukup pendek sehingga
pada papan olahan dari kayu kelapa terlihat seperti goresan-goresan
pendek. Serat berwarna gelap merupakan serat yang lebih keras
dibandingkan serat yang lebih terang.
Kayu Kelapa tergolong kayu Kelas Kuat II dan III dengan berat jenis dari
0,5 hingga 0,9 tergantung umur dari pohon tersebut. Densitas Kayu Kelapa
rata-rata 400 kg/m3 dengan diameter batang hingga 50cm dan hampir
lurus keatas.
Salah satu produk akhir dari Kayu Kelapa yang saat ini menjadi produk
andalan ekspor adalah parket Kayu Kelapa. Parket Kayu Kelapa saat ini
menjadi primadona dipasar Eropa karna menjadi salah satu produk olahan
Kayu yang mendapat predikat Eco Labelling.
Kayu ini dapat diolah dengan baik menggunakan mesin-mesin namun sulit
untuk diberi bahan pengawet karna termasuk kayu yang padat. Kayu
Sonokeling sejak tahun 1998 dicatat sebagai kayu yang dilindungi karna
sudah terancam punah, oleh karna itu bijak menggunakannya dan
memanfaatkannya secara efektif dan efisien adalah keharusan bagi
pengguna nya.
15. Mahoni
Butuh kayu untuk di bengkok-kan (bend) dan mampu bertahan lama dalam
bentuk tertentu serta sangat baik difinishing duco atau alami maka Kayu
Mahoni merupakan kayu yang tepat. Baik secara vertikal maupun secara
horizontal Kayu Mahoni cukup baik dalam uji tekan sehingga dapat
diaplikasikan penggergajian dari berbagai arah dengan baik. Karna kayu ini
lebih lunak dibandingkan Kayu Jati, Kayu ini cukup mudah untuk di ukir dan
dibentuk sesuai keinginan.
Kayu Mahoni cukup tahan terhadap serangan hama kayu, dan ketika di
proses seperti pemotongan atau dipaku tidak mudah retak, dan cukup
mudah untuk diampelas. Kayu ini tahan terhadap keretakan saat di steam
pada proses pembengkokan. Kayu Mahoni memiliki ciri fisik berwarna
merah pada bagian dalamnya, berpori-pori kecil dan plain (coraknya tidak
terlalu kelihatan).
Pohon Kayu Mahoni dapat dipanen pada umur 7 hingga 15 tahun, dan
dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Penggunaan Kayu Mahoni
cukup luas karna kekuatan dan ketersediaanya yang cukup banyak
sehingga banyak digunakan didunia konstruksi dan pertukangan. Pohon
Kayu Mahoni dapat tumbuh hingga berdiameter 125cm dengan tinggi 35-
45 m. Pohon ini sering ditanam dipinggir jalan karna ditengari dapat
mengurangi polusi udara hingga 69% dan membantu penangkapan air
serta berdaun lebat sehingga menjadi peneduh dipinggir jalan.
Aren, Enau, Hanau, Peluluk, Moka dan banyak lagi sebutan untuk
tumbuhan aren ini memiliki pohon yang dapat tumbuh hingga 25 m dengan
diameter hingga 65cm. Bagian batang Aren yang dapat digunakan sebagai
papan adalah bagian agak luar hingga 10cm kearah dalam. Sedangkan
bagian dalamnya lebih mudah rusak karna lebih lunak. Selain batang, Kayu
Aren kita kenal sebagai penghasil gula merah, aren atau enau, dan
penghasil kolang-kaling. Tidak sedikit yang mengubah air enau menjadi
tuak diberbagai daerah di Indonesia karna air nira cepat terfementasi di
udara.
Di negara Jepang, parket Kayu Aren yang berwarna hitam cukup disukai
meskipun eksportir mengatakan bahwa biasanya mereka lebih meyukai
warna-warna kayu yang terang. Di daerah seperti Sulawesi, Kayu Aren
biasanya digunakan sebagai papan, gagang pisau, gagang cangkul dan
empulurnya dijadikan untuk penyaluran air.
Selain berbagai jenis kayu yang sudah disebutkan tadi, Indonesia memiliki
banyak jenis kayu endemik dan kayu-kayu yang berkualitas tinggi lainnya
yang harus kita jaga keberlangsungan supplynya serta dapat kita
manfaatkan untuk berkarya. Untuk itu yuk kita tingkatkan pengetahuan dan
skill kita dalam memahami material ini agar kita dapat menghasilkan nilai
tambah dari berbagai material mentah yang disediakan oleh alam seperti
kayu. https://asyraafahmadi.com/2016/07/08/material-kayu/
Kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi. Setiap kayu
memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan
kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri Kayu
Yang Sering Digunakan Sebagai Bahan Konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan
kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis kayu lainnya.
Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi.
KAYU JATI
Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah hujan tinggi
sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia,
terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam
oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum
Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti:
ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya
mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada
kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan
dan kekurangan kualitas kayu tersebut.
KAYU MERBAU
KAYU KAMPER
kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan
bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper
memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan
jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai,
kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain
terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak
ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper
dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
KAYU KELAPA
KAYU KARET
Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon,
Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu
dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.
Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai
mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir
tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.
Densitas
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level
kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi
alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi
KAYU GELAM
KAYU ULIN
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung,
serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah
yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm,
tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan
lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat
khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.
KAYU AKASIA
http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-
yang.html
Jenis Kayu Jati
tokoperhutani.com
Pohon Jati banyak berasal dari daerah Jawa Tengan dan Jawa Timur. Daerah tersebut
merupakan daerah penghasil kayu Jati terbesar di indonesia, terutama daerah Alas
Roban Rembang, Blora, Grobogan, dan Pati.
Daerah penghasil kayu jati terbaik di Indonesia berasal dari daerah tanah perkapuran
Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Daerah ini merupakan kecamatan yang terletak
di bagian paling timur Jawa Tengah, berbatasan dengan provinsi Jawa Timur.
Jenis kayu Jati banyak digunakan untuk konstruksi rumah atau bangunan, terutama
di daerah Blora, Pati dan Rembang. Kebanyakan masyarakat setempat menggunakan
bahan baku jati untuk membangun rumah secara keseluruhan, mulai dari tiang, usuk,
reng dan dinding.
Ada juga yang menggunakannya sebagai atap, meskipun jumalahnya masing sangat
jarang.
Bahan kayu jati yang kuat dan mudah dibentuk biasa digunakan para pengrajin untuk
membuat mubel dan perabotan rumah tangga, seperti kursi, meja, dan lain-lain.
Masyarakat pesisir pantai Utara Jawa biasa menggunakan kayu jati sebagai bahan baku
pembuatan perahu. Karena kebanyakan masyarakat pesisir pantai Utara berprofesi
sebagai nelayan.
Untuk kayu Jati yang berukuran kecil, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk
memasak dan pagar rumah.
Jenis Kayu Rasamala
infohargabahanbangunan.blogspot.com
Pohon Rasamala merupakan pohon hutan yang dapat tumbuh hingga mencapai 40-60
meter. Kayu Rasamala merupakan jenis kayu di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis
tinggi karena kuat dan bisa menghasilkan damar.
Damar dari kayu Rasamala berbahu harum, biasa digunakan sebagai campuran parfum
ruangan oleh beberapa perusahaan di Indonesia.
Jenis pohon Damar memiliki banyak manfaat, selain bisa digunakan sebagai bahan
bangunan dan campuran parfum, daun pohon Damar yang masih muda juga bisa
dibuat menjadi sayur , lalapan dan obat batuk. Biasanya daun yang masih muda
berwarna merah dan tidak terlalu alot.
Pemanfaatan kayu Damar di Indonesia biasa digunakan sebagai bahan baku jembatan,
penyangga rel kereta api, bahan konstruksi bangunan, lantai hingga perahu. Pastinya
masih banyak lagi manfaat dari jenis kayu ini karena bahannya yang kuat.
Indonesia merupakan pemasuk terbesar kayu Rotan dunia dengan memasok sekitar
70% kebutuhan rotan dunia. Kayu Rotan di Indonesia banyak dihasilkan dari daerah,
Sumatra, Jawa, Sulawesi, Boerneo, dan Nusa Tenggara.
Jenis kayu Rotan banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan mebel, misalnya
meja tamu, kursi, serta rak buku. Kelebiahan jenis kayu ini adalah ringan, kuat, elastis /
mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu
bubuk “Pi Hole“.
Adapun sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di
Kota Cirebon, Jawa Barat, Indonesia.
Kita patut bersyukur kepada sang pencipta karena telah dilahirkan di Indonesia, negeri
yang kaya akan sumber daya alam. Tinggal kita saja yang harus pintar mengelolanya
supaya memberikan manfaat yang luas untuk masyarakat.
Jenis Kayu Sengon
beritadaerah.co.id
Pohon Sengon/Albasia Falcataria banyak tumbuh secara alami di India, Asia Tenggara,
Cina Selatan dan Indonesia. Pohon jenis ini sedang banyak diminati para pembisnis
kayu karena pertumbuhannya yang cepat dan kegunaannya yang sangat beragam.
Pohon Sengon merupakan jenis tanaman kayu yang paling cocok ditanam dia area
hutan rakyat karena tidak memerlukan tapak tumbuh yang sulit. Pohon kayu Sengon
termasuk jenis tanaman tropis dimana ia memerlukan suhu sekitar 18-27 derajat
Celcius.
Jenis kayu Sengon biasanya digunakan sebagai bahan pembuat peti, bahan baku
membuat kertas (pulp), papan kayu, kayu bakar dan lain sebagainya.
Selain batangnya, daun pohon Sengon juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak
karena memiliki protein yang tinggi.
Selain itu, pohon jenis ini juga bisa digunakan sebagai makanan hewan terutama hewan
Panda dari Cina. Tunas, ranting, dan dedaunan yang empuk merupakan makanan
favorit Panda.
Kayu jenis ini tergolong kayu yang keras dengan bobot ringan, berat, dan sedang. Pada
umumnya memiliki masa berbuah dan berbunga selama 4-7 tahun sekali.
Pohon Cendana memiliki dua jenis Kayu, yaitu jenis kayu Cendana Merah dan kayu
Cendana Putih.
Kualitas kayu Cendana putih lebih baik jika dibandingkan kayu Cendana Merah. Kayu
Cendana putih banyak tumbuh di Indonesia, terutama daerah Nusa Tenggara Timur,
sedangkan kayu Cendana Merah banyak tumbuh di daerah India, dan Fuan.
Kayu Cendana merupakan tumbuhan parasit yang membutuhkan pohon lain agar bisa
hidup, hal ini disebabkan oleh akar dari pohon Cendana yang kurang kuat, sehingga
tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.
Walaupun termasuk jenis tumbuhan parasit, namun pohon ini mampu tumbuh dengan
ketinggian 11 – 15 meter, dan termasuk pohon yang besar hingga bisa mencapai
diameter 25 – 30 cm.