Anda di halaman 1dari 4

Sehubungan dengan pelaksanaan Bimbingan Teknis Pemenuhan Action Plan

Peningkatan Kapabilitas APIP Menuju Level 3, agar teman2 pemangku APIP segera
berkoordinasi/berkomunikasi dengan APIP terkait pemenuhan pernyataan KPA yang
belum/belum sepenuhnya tercapai. Untuk pernyataan KPA yg telah terpenuhi agar
dinarasikan substansi pemenuhan dan outcome-nya. Berikut pembekalan
koordinasi/komunikasi dengan APIP yg bersumber dari notulen PPM beberapa hari
terakhir, sbb:

Layanan Jasa Konsultansi

1. Cermati Proses perencanaan penugasan pemberian layanan jasa konsultansi juga


harus dicermati, seperti penerbitan Surat Tugas oleh APIP harus sesuai dengan
pedoman dari rendal dengan mencantumkan hal independensi dan obyektivitas
APIP dalam memberikan jasa layanan konsultansi.
2. Reviu ulang kesesuaian dengan pedoman dari rendal atas SOP dan Pedoman
layanan jasa konsultansi yang telah disusun APIP sebagai infrastruktur
pemenuhan pernyataan dalam elemen 3.
3. Asistensi pembuatan Memorandum of Understanding (MoU) dengan OPD,
prioritaskan pada OPD yang sering melakukan konsultansi dengan APIP.
4. Reviu kesesuaiannya dengan format dari rendal atas laporan hasil konsultansi
yang telah disusun oleh APIP, antisipasi kemungkinan memformulasikan kembali
bentuk diskripsi/narasi permasalahan yang dibahas dalam pemberian jasa layanan,
solusi / rekomendasi yang diberikan sedapat mungkin mempunyai nilai tambah
bagi OPD/auditan, melakukan survey kepuasan pengguna (stakeholder) atas
kualitas pelayanan jasa konsultansi yang diberikan APIP, dan melakukan
monitoring atas tindak lanjut hasil pemberian layanan konsultansi yang dilakukan
oleh OPD.

Management Oversight
1. Entry meeting dengan Sekretaris Daerah untuk mengkomunikasikan pengawasan
terhadap APIP oleh jajaran pimpinan Pemda (Management Oversight) yang diberi
kewenangan untuk mengawasi kinerja APIP, sebagaimana tercantum dalam
Internal Audit Charter APIP. Dalam pertemuan tersebut agar disampaikan juga
(a)salah satu infrastruktur pengawasan APIP oleh pimpinan Pemda adalah dengan
membentuk tim pengawasan yang bisa berwujud satgas atau lembaga ad hoc lain
yang salah satu tugasnya mengawasi kinerja APIP; (b)dasar hukum pembentukan
satgas adalah Peraturan Presiden tentang Rencana Program Jangka Menengah
/RPJMN 2015-2019 (diturunkan kedalam Perka BPKP No.6 Th.2005 tentang
Grand Design Peningkatan Kapabilitas APIP) yang menhendaki Kapabilitas APIP
berada pada Level 3.
2. Asistensi Penyusunan Standard Operating Procedures dan Pedoman Pengawasan
terhadap APIP oleh Jajaran Pimpinan Pemda (Management Oversight);
3. Asistensi Penyusunan Standard Operating Procedures Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan terkait bentuk pengawasan oleh Pimpinan Pemda
4. Memodifikasi Standard Operating Procedures dan Pedoman Management
Oversight terkait bentuk pengawasan Pimpinan Pemda dimana Pimpinan APIP
diundang dalam pembahasan permasalahan Pemda.

Quality Assurance and Improvement Program


1. Memantau progress dan pelaksanaan audit kinerja dan telaah sejawat yg
dilaksanakan oleh APIP, mendorong APIP untuk segera melaksanakan audit
kinerja bila belum dilaksanakan. Thd APIP yg tlh melaksanakan audit kinerja dan
telaah sejawat, teliti kembali kesesuaian pedoman pelaksanaan, SOP, KKA, dan
laporannya, dgn pedoman yg diterbitkan oleh rendal.
Sesuai pedoman QAIP rendal laporan hasil QAIP diawali dengan ringkasan
eksekutif (ES). (sikit panduan susun ES –definisikan masalah besarnya, bahan nyata ES
merupakan diskusi masalah, jadi jelaskan masalah yang ditangani. Pastikan permasalahan tsb
dijelaskan sejelas mungkin. Masalah yg tdk dijelaskan dgn rinci tdk akan terdengar
meyakinkan dan tdk akan membuat solusi yg direkomendasikan berpengaruh besar seperti yg
diharapkan )
2. Reviu ulang kesesuaian dgn SOP dan Pedoman QAIP dari rendal atas SOP dan
Pedoman Quality Assurance and Improvement Program yg telah disusun;
3. Bantu mewujudkan Kebijakan Pimpinan APIP terkait pemberlakuan pelaksanaan
Quality Assurance and Improvement Program;
4. Asistensi APIP dlm merencanakan dan melaksanakan peer reviu antar irban.
5. Asistensi APIP dlm penyebarkan kuisioner survei kepuasan pengguna termasuk
pernyataan independensi dan objektivitas pelaksanaan QAIP, serta pemantauan
dan pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi dari laporan hasil pelaksanaan QAIP.
Perencanaa Pengawasan Berbasis Risiko
1. Mereviu kembali penyusunan PPBR, bhw setiap APIP lbh dl susun peta auditan
(Audit Universe) tanpa memperhatikan tingkat risiko. Berdasarkan Peta Auditan
tsb lakukan identifikasi program/kegiatan OPD yg tdk dimasukkan dlm
perencanaan pengawasan tahunan, yaitu program/kegiatan OPD yang menjadi
objek pengawasan pihak lain (BPK, BPKP, dan APIP lain) pd thn yang sama dgn
pengawasan yg dilakukan APIP. Setelah teridentifikasikan, APIP lanjut
menetapkan program/kegiatan yang akan dilakukan pengawasan dgn
pendekatan/basis risiko (auditable unit).
Agar diperhatikan hal sbb:
a. langkah2 menetapkan program/kegiatan y.a. dilakukan pengawasan dgn
pendekatan/basis risiko, yaitu:
- Menetapkan urusan pemerintah daerah/OPD yang menjadi prioritas
pengawasan;
- Menetapkan urusan pemerintah daerah/OPD yang terpilih dalam perencanaan
pengawasan tahunan.
b. Tahapan PPBR yaitu:
- Penyusunan peta auditan;
- Penilaian tingkat kematangan manajemen risiko;
- Penentuan risiko utama;
- Penyusunan perencanaan pengawasan intern;
- Penyampaian informasi kepada pimpinan pemda.
c. Penilaian tingkat kematangan risiko menggunakan nilai maturitas SPIP, yaitu:
- APIP hrs fokus pd skor maturitas SPIP tiap unsur secara menyeluruh (5
unsur) dan tdk hanya pd unsur ke 2 yaitu manajemen risiko, dpt menggunakan
hsl penilaian risiko dan rencana tindak pengendalian yg telah dibuat OPD
apabila skor maturitas SPIP berada pada level 4 atau 5;
- APIP hrs melakukan evaluasi proses perumusan utk menilai akurasi register
risiko sebelum digunakan dlm perencanaan pengawasan;
- APIP hrs melakukan kegiatan bimbingan yg bersifat layanan konsultansi untuk
mendorong OPD melakukan identifikasi dan penilaian risiko dan menyusun
register risiko. (Utk memudahkan APIP memperoleh data setiap OPD dlm
menentukan urutan prioritas program/kegiatan, terutama bagi pemda yg tlh
menggunakan Aplikasi SIMDA, APIP berkoordinasi dgn DPPKAD/BPKAD
meminta data tsb berdasarkan urusan pemerintah daerah/OPD, program, dan
kegiatan)
2. Asistensi APIP dlm pengisian kertas kerja penentuan urutan prioritas program/
kegiatan dgn formulasi:
a. mengisi kolom risiko inheren = (nilai maturitas SPIP / 5 x 25),
b. mengisi kolom efektivitas pengendalian menggunakan skor maturitas SPIP.
3. Asistensi APIP dlm mendorong setiap OPD untuk menyusun daftar rencana tindak
pengendalian dan mengisinya pd aplikasi, utamanya pd OPD yg tlh menggunakan
Aplikasi SIGER.
4. mengingatkan APIP membuat surat tugas bimbingan teknis penilaian risiko kepada
OPD, khususnya utk tugas perbantuan dgn tim Perw. BPKP terkait SPIP.

Anda mungkin juga menyukai