Document Fix
Document Fix
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Dampak Pestisida Pada Kesehatan
Reproduksi Pekerja Wanita” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya
juga berterima kasih pada Ibu Sri Rahayu Sanusi, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Dosen mata kuliah
Kesehatan Masyarakat Agroindustri yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan tentang dampak pestisida pada kesehatan reproduksi pekerja wanita. Saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari ibu demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1 PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pestisida
2. Untuk memahami dampak pestisida bagi kesehatan reproduksi
3. Untuk memahami bagaimana upaya penanggulangan dampak penggunaan pestisida
secara berlebihan
4
BAB II PEMBAHASAN
5
Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui
mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke
dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan
keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis, ketahuan setelah selang waktu
yang lama, setelah berbulan atau bertahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling
ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada
tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), dan teratogenic
(kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan).
6
Pengaruh pestisida terhadap perubahan hormon
Jangka panjang dari paparan pestisida secara terus menerus dalam waktu sekitar 20-30 tahun
akan terjadi perubahan hormonal dan sistem reproduksi. Pada anak laki-laki diistilahkan
dengan demasculinisation, yaitu hilangnya sifat-sifat maskulin. Sementara pada anak
perempuan disitilahkan dengan defeminisasion. Jadi anak mengalami perubahan orientasi
seksualnya. Beberapa studi kasus yang ditemukan, dampak dari penggunaan pestisida secara
berlebihan terhadap kesehatan reproduksi perempuan salah satunya terjadi di India, pestisida
menjadi penyebab utama yang telah membinasakan hidup penduduk desa Kasargod, Kerala.
Di temukan bahwa selama dua setengah dekade, pestisida jenis endosulfan telah disemprotkan
dilahan perkebunan kacang-kacangan, pohon dan buah jambu monyet di beberapa desa daerah
Kasargod yang dilakukan oleh perusahan perkebunan di Kerala. Akibatnya penduduk desa di
sekitar perkebunan menderita berbagai macam penyakit dan menderita gangguan kesehatan
akibat terpapar pestisida endosulfan. Pada umumnya adalah gangguan terhadap sistem
reproduksi perempuan, seperti kanker rahim dan kanker payudara. Ditemukan fakta anak-anak
yang dilahirkan mengalami cacat fisik, keterlambatan mental, serta kekebalan tubuh rendah.
Di Indonesia sendiri, menurut data pertanian tahun 2000 menyatakan 50,28% dari total jumlah
tenaga kerja di sektor pertanian atau sebesar 49,60 juta adalah perempuan, kenyataannya masih
sedikit penelitian terhadap tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh pestisida baik itu pada
proses pertanian maupun pada produk makanan. Sehingga hanya beberapa kasus keracunan
pestisida maupun gangguan yang dialami yang disebabkan dampak pestisida yang terungkap.
Beberapa dari kasus gangguan terpapar pestisida yang ditemukan ternyata sebagian besar
penderitanya adalah petani perempuan. Kasus keguguran kehamilan yang dialami oleh salah
seorang petani dari Sumatera Barat akibat penggunaan pestisida Dursban yang dicampur
dengan Atracol (Terompet No.5,1993), menunjukkan fakta bahwa pestisida sangat berbahaya
bagi perempuan terutama bagi kesehatan reproduksinya. Pestisida dapat meracuni embrio bayi
dalam kandungan yang sama berbahaya seperti meracuni ibunya, bahkan yang belih buruk lagi
kerusakan dapat terjadi sebelum masa kehamilan. Berdasarkan hasil sebuah studi di universitas
Sidney pada tahun 1996 menyatakan bahwa perempuan yang terkena pestisida masa awal
kehamilan dapat mengakibatkan cacat pada bayi. Kasus lain, hasil penelitian yang dilakukan
oleh PAN Indonesia terhadap petani perempuan di desa Bukit dan desa Sampun, Berastagi
Sumatera Utara, mengenai tingkat keracunan pestisida berdasarkan Indikator kelaziman
aktivitas enzim Acetylcholinesterase (Ache) dalam plasma darah, ditemukan bahwa tingkat
7
pencemaran yang terjadi pada petani perempuan tersebut sudah melampau batas yang
ditetapkan oleh WHO (tidak kurang dari 70 % dari aktivitas normal).
8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan perkembangan atau
pertumbuhan dari hama, penyakit, dan gulma.
Penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan pengetahuan, perlindungan dan
perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan pestisida, secara lambat laun
akan mempengaruhi kesehatan reproduksinya. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada
saat pestisida itu digunakan di lahan pertanian, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah
melakukan penyemprotan.
Dampak penggunaan pestisida yang sudah terjadi di beberapa Negara antara lain
terjadinya gangguan terhadap sistem reproduksi perempuan, seperti kanker rahim dan kanker
payudara. Ditemukan fakta anak-anak yang dilahirkan mengalami cacat fisik, keterlambatan
mental, serta kekebalan tubuh rendah, hal itu terjadi di Negara India.
Selain kejadian diatas, penggunaan pestisida secara berlebihan juga menyebabkan
kemandulan bagi kaum perempuan dan keguguran kehamilan dan lain-lain.
3.2 Saran
Seharusnya pihak industry pestisida lebih memperhatikan kesehatan lingkungan,
terutama kesehatan reproduksi yang ditimbulkan oleh penggunaan pestida. Selain itu pihak
Pemerintah juga tidak boleh berdiam diri dalam menghadapi masalah ini. Pemerintah harus
membuat aturan yang mengatur penggunaan dan peredaran pestisida. Karena dengan dosis
yang tepat akan meminimalisir permasalahan yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida
secara berlebihan.
Selain pihak industri pestisida dan Pemerintah, pihak pengguna atau pemakai pestisida
juga harus memperhatikan cara pemakaian pestisida. Mereka harus mengetahui bagaimana
penggunaan, kegunaan, aturan pakai dan dosis yang harus dilakukan supaya terhindar dari
gangguan reproduksi yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida.
9
DAFTAR PUSTAKA
Kusyuniati, Sri. 1989. Buruh Wanita di Kawasan Industri Ungaran Jawa Tengah. Yogyakarta.
Notopuro, Hardjito. 1979. Peranan Wanita Dalam Masa Pembangunan di Indonesia. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. 1988. Kumpulan makalah pada Seminar PKBI
tentang Hak-hak Wanita dalam Kesehatan Reproduksi dan PenurunanKematianIbu.Jakarta.
10