Anda di halaman 1dari 10

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan

karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Dampak Pestisida Pada Kesehatan
Reproduksi Pekerja Wanita” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya
juga berterima kasih pada Ibu Sri Rahayu Sanusi, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Dosen mata kuliah
Kesehatan Masyarakat Agroindustri yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan tentang dampak pestisida pada kesehatan reproduksi pekerja wanita. Saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari ibu demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Medan, 13 Juni 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pestisida ......................................................................................... 5
2.2 Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Reproduksi......................................... 8
2.3 Upaya Penaggulangan Dampak Penggunaan Pestisida Secara Berlebihan ...... 8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negeri dengan penduduk sekitar 250 juta mutlak membutuhkan perhatian besar
terhadap aspek industri pertanian. Kebutuhan pangan penduduk yang begitu banyak, dengan
keinginan maju yang amat kuat dari segenap rakyat, sangat membutuhkan pola pengelolaan
industri pertanian yang mapan dan masif sebagai pendukung utama ketahanan pangan.
Mengandalkan impor pangan adalah sebuah kemunduran ekonomi. Untuk itu optimalisasi
industri pertanian harus dilakukan secara lebih terarah dan berkelanjutan. Beberapa hal yang
mampu mendukung suksesnya industri pertanian adalah tersedianya alat pertanian yang
memadai, pupuk, dan pestisida.
Namun pestisida selain mempunyai sisi positif berupa terhindarnya tanaman dari
gangguan hama atau penyakit, pestisida juga menjadi ancaman yang sangat serius bagi
lingkungan. Bahaya serius ini dapat mengancam populasi hewan dan juga memiliki dampak
yang buruk bagi kesehatan manusia.
Permasalahan aspek dan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pestisida
dipandang sebagai suatu hal yang perlu diuraikan dalam makalah ini. Berdasarkan studi dari
beberapa literatur atau bahan bacaan, penyusun akan merumuskan beberapa dampak yang
ditimbulkan oleh pestisida terhadap kesehatan reproduksi serta solusi yang tepat untuk
menanggulangi dampak penggunaan pestisida yang secara berlebihan, setidaknya mampu
memberikan altenatif untuk dipikirkan dan dilakukan oleh pelaku industri pertanian dan
masyarakat yang terlibat dalam pertanian saat ini. Kesadaran terhadap tingginya potensi bahaya
yang ditimbulkannya diharapkan dapat membantu penanggulangan tindakan-tindakan
berlebihan dalam penggunaan zat kimia beracun ini.
Salah satu dampak negative dari penggunaan pestisida berlebihan adalah terganggunya
kesehatan reproduksi bagi pekerja wanita di sektor agroindustri. Bagaimana dampak dan
penanggulangan nya akan dibahas di dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Pestisida ?
2. Apa Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Reproduksi ?
3. Apa Upaya Penanggulangan Dampak Penggunaan Pestisida Secara Berlebihan ?

3
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pestisida
2. Untuk memahami dampak pestisida bagi kesehatan reproduksi
3. Untuk memahami bagaimana upaya penanggulangan dampak penggunaan pestisida
secara berlebihan

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pestisida


Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan perkembangan atau
pertumbuhan dari hama, penyakit, dan gulma. Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi
penurunan produksi industri pertanian.
Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun
yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih
sering dipakai adalah C, H, O, N, P, Cl, Fe, Cu, Hg, Pb, dan Zn. Setiap pestisida mempunyai
sifat yang berbeda. Sifat pestisida yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus
empiris, rumus bangun, formulasi, berat molekul dan titik didih.

2.2 Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Reproduksi


Penggunaan pestisida sangat berdampak terhadap kesehatan reproduksi manusia,
terutama wanita. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja di pertanian diracuni oleh pestisida
dan setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat dipertanian menderita keracunan
akibat penggunaan pestisida. Dalam beberapa kasus keracunan pestisida, petani dan para
pekerja di pertanian lainnya terpapar (kontaminasi) pestisida pada proses mencampur dan
menyemprotkan pestisida (Pan AP,2001). Di samping itu masyarakat sekitar lokasi pertanian
sangat beresiko terpapar pestisida melalui udara, tanah dan air yang ikut tercemar, bahkan
konsumen melalui produk pertanian yang menggunakan pertisida juga beresiko terkontaminasi
pestisida.
Peran perempuan di pertanian yang begitu besar membuat perempuan juga dominan
dan paling beresiko terhadap dampak pestisida. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan
Pangan Dunia di perserikatan bangsa-Bangsa (FAO), jumlah perempuan yang terlibat di sektor
pertanian meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah tenaga kerja perempuan dalam sektor
pertanian mengalami peningkatan hampir empat kali lipat dari tahun 1960 sebanyak 7,43 juta
menjadi 20,82 juta orang pada tahun 2000 (Data FAO,2000). Meskipun FAO belum pernah
mengeluarkan data jumlah petani terutama petani perempuan yang terkena dampak pestisida,
namun ada beberapa studi terhadap kasus – kasus yang berkaitan dengan dampak pestisida
tersebut.

5
Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui
mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke
dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan
keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis, ketahuan setelah selang waktu
yang lama, setelah berbulan atau bertahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling
ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada
tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), dan teratogenic
(kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan).

Dibawah ini beberapa bahaya pestisida yaitu

 Pestisida Menyebabkan Kemandulan


Salah satu jenis pestisida adalah atrazine, atrazine merupakan pembunuh gulma yang banyak
digunakan di pertanian tebu dan terdeteksi dalam air keran. Para ilmuwan dan dokter
mengemukakan bahwa pestisida ini meningkatkan risiko keguguran dan kemandulan (kualitas
dan mobilitas sperma menurun).

 Bahaya Pestisida Pada Kehamilan, Bayi, dan Anak


Pestisida yang tidak sengaja termakan oleh ibu hamil dapat menyebabkan bayi cacat lahir.
Cacat lahir seperti spina bifida, bibir sumbing, kaki pengkor, dan sindrom down bisa
diakibatkan paparan pestisida. Untuk memperkecil resiko, ibu hamil harus selektif dalam
mengkonsumsi makanan dan minuman. Paparan pestisida selama 3 bulan sebelum konsepsi
dan selama kehamilan akan meningkatkan resiko keguguran spontan pada ibu hamil. Selain
itu, bayi yang dilahirkan juga beresiko terkena leukimia dan kecerdasannya bisa terganggu.
Bila terpapar pestisida sejak kehamilan akan berpengaruh pada pembentukan janin dalam
kandungan. Residu pestisida bisa meningkatkan risiko kelainan bawaan tertentu selama
perkembangan janin. Apalagi selama perkembangannya janin belum mampu mendetoksifikasi
racun yang ada. Sementara otak dan sistem saraf sendiri masih terus berkembang hingga anak
berusia 12 tahun. Pada anak, paparan pestisida dapat menurunkan stamina tubuh serta perhatian
dan konsentrasinya. Begitu pun memori dan koordinasi tangan mata yang terganggu, serta
semakin besar kesulitan anak dalam membuat gambar garis sederhana. Anak yang terpapar
residu pestisida sejak balita, ketika usia SD kecerdasannya akan menurun. Sebuah penelitian
yang dilakukan di Meksiko terhadap anak yang mengkonsumsi anggur disemprot pestisida dan
yang tidak disemprot pestisida, menunjukkan perbedaan kognitif yang signifikan.

6
 Pengaruh pestisida terhadap perubahan hormon

Jangka panjang dari paparan pestisida secara terus menerus dalam waktu sekitar 20-30 tahun
akan terjadi perubahan hormonal dan sistem reproduksi. Pada anak laki-laki diistilahkan
dengan demasculinisation, yaitu hilangnya sifat-sifat maskulin. Sementara pada anak
perempuan disitilahkan dengan defeminisasion. Jadi anak mengalami perubahan orientasi
seksualnya. Beberapa studi kasus yang ditemukan, dampak dari penggunaan pestisida secara
berlebihan terhadap kesehatan reproduksi perempuan salah satunya terjadi di India, pestisida
menjadi penyebab utama yang telah membinasakan hidup penduduk desa Kasargod, Kerala.
Di temukan bahwa selama dua setengah dekade, pestisida jenis endosulfan telah disemprotkan
dilahan perkebunan kacang-kacangan, pohon dan buah jambu monyet di beberapa desa daerah
Kasargod yang dilakukan oleh perusahan perkebunan di Kerala. Akibatnya penduduk desa di
sekitar perkebunan menderita berbagai macam penyakit dan menderita gangguan kesehatan
akibat terpapar pestisida endosulfan. Pada umumnya adalah gangguan terhadap sistem
reproduksi perempuan, seperti kanker rahim dan kanker payudara. Ditemukan fakta anak-anak
yang dilahirkan mengalami cacat fisik, keterlambatan mental, serta kekebalan tubuh rendah.

Di Indonesia sendiri, menurut data pertanian tahun 2000 menyatakan 50,28% dari total jumlah
tenaga kerja di sektor pertanian atau sebesar 49,60 juta adalah perempuan, kenyataannya masih
sedikit penelitian terhadap tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh pestisida baik itu pada
proses pertanian maupun pada produk makanan. Sehingga hanya beberapa kasus keracunan
pestisida maupun gangguan yang dialami yang disebabkan dampak pestisida yang terungkap.

Beberapa dari kasus gangguan terpapar pestisida yang ditemukan ternyata sebagian besar
penderitanya adalah petani perempuan. Kasus keguguran kehamilan yang dialami oleh salah
seorang petani dari Sumatera Barat akibat penggunaan pestisida Dursban yang dicampur
dengan Atracol (Terompet No.5,1993), menunjukkan fakta bahwa pestisida sangat berbahaya
bagi perempuan terutama bagi kesehatan reproduksinya. Pestisida dapat meracuni embrio bayi
dalam kandungan yang sama berbahaya seperti meracuni ibunya, bahkan yang belih buruk lagi
kerusakan dapat terjadi sebelum masa kehamilan. Berdasarkan hasil sebuah studi di universitas
Sidney pada tahun 1996 menyatakan bahwa perempuan yang terkena pestisida masa awal
kehamilan dapat mengakibatkan cacat pada bayi. Kasus lain, hasil penelitian yang dilakukan
oleh PAN Indonesia terhadap petani perempuan di desa Bukit dan desa Sampun, Berastagi
Sumatera Utara, mengenai tingkat keracunan pestisida berdasarkan Indikator kelaziman
aktivitas enzim Acetylcholinesterase (Ache) dalam plasma darah, ditemukan bahwa tingkat

7
pencemaran yang terjadi pada petani perempuan tersebut sudah melampau batas yang
ditetapkan oleh WHO (tidak kurang dari 70 % dari aktivitas normal).

2.3 Upaya Penanggulangan Dampak Penggunaan Pestisida Secara Berlebihan


Usaha atau tindakan yang dapat kita lakukan sebagai pencegahan terhadap bahaya
penggunaan pestisida secara berlebihan terhadap kesehatan reproduksi wanita adalah sebagai
berikut :
 Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau
petugas penyuluh. Dosis yang berlebihan sangat berbahaya bagi lingkungan dan
kesehatan manusia, terutama kesehatan reproduksi perempuan.
 Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada
penyuluh pertanian. Apabila pemberantasan hama dan gulma bisa diatasi dengan
menggunakan non-pestida, seperti menggunakan predator alami, maka jangan
menggunakan pestisida, karena jika tanah sering disemprot pestisida, tingkat kesuburan
tanah juga menurun. Selain itu juga bisa terjadi resistensi terhadapa serangga
pengganggu.
 Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan kadang-kadang
usia tanaman juga diperhatikan.
 Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.
 Pahami dengan baik cara pemakaian pestisida. Cara pemakaian harus benar-benar
diperhatikan guna keefektifan penggunaan pestisida
 Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai
salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga.
Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman
telah terlanjur tercemar.
 Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunakannya.

8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan perkembangan atau
pertumbuhan dari hama, penyakit, dan gulma.
Penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan pengetahuan, perlindungan dan
perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan pestisida, secara lambat laun
akan mempengaruhi kesehatan reproduksinya. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada
saat pestisida itu digunakan di lahan pertanian, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah
melakukan penyemprotan.
Dampak penggunaan pestisida yang sudah terjadi di beberapa Negara antara lain
terjadinya gangguan terhadap sistem reproduksi perempuan, seperti kanker rahim dan kanker
payudara. Ditemukan fakta anak-anak yang dilahirkan mengalami cacat fisik, keterlambatan
mental, serta kekebalan tubuh rendah, hal itu terjadi di Negara India.
Selain kejadian diatas, penggunaan pestisida secara berlebihan juga menyebabkan
kemandulan bagi kaum perempuan dan keguguran kehamilan dan lain-lain.

3.2 Saran
Seharusnya pihak industry pestisida lebih memperhatikan kesehatan lingkungan,
terutama kesehatan reproduksi yang ditimbulkan oleh penggunaan pestida. Selain itu pihak
Pemerintah juga tidak boleh berdiam diri dalam menghadapi masalah ini. Pemerintah harus
membuat aturan yang mengatur penggunaan dan peredaran pestisida. Karena dengan dosis
yang tepat akan meminimalisir permasalahan yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida
secara berlebihan.
Selain pihak industri pestisida dan Pemerintah, pihak pengguna atau pemakai pestisida
juga harus memperhatikan cara pemakaian pestisida. Mereka harus mengetahui bagaimana
penggunaan, kegunaan, aturan pakai dan dosis yang harus dilakukan supaya terhindar dari
gangguan reproduksi yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida.

9
DAFTAR PUSTAKA

Darwin, Muhadjir.1994.Kesehatan Reproduksi Pekerja Wanita.Yogyakarta

Hasyim, Adelina. 1994. Implementasi Perlindungan Reproduksi pada Perusahaan Swasta di


Propinsi Lampung.Yogyakarta: Kerjasama Universitas Lampung dengan PPK-UGM.

Kusyuniati, Sri. 1989. Buruh Wanita di Kawasan Industri Ungaran Jawa Tengah. Yogyakarta.

Notopuro, Hardjito. 1979. Peranan Wanita Dalam Masa Pembangunan di Indonesia. Jakarta:
Ghalia Indonesia.

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. 1988. Kumpulan makalah pada Seminar PKBI
tentang Hak-hak Wanita dalam Kesehatan Reproduksi dan PenurunanKematianIbu.Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai