Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakandalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yang berbentuk asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:13),
pendekatan kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu yang bertujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini berbentuk asosiatif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahuhi hubungan antara dua variabel
atau lebih (Rahyuda, 2004:17). Data primer juga digunakan untuk
mendukung hasil penelitian ini melalui kuisioner. Berdasarkan pendekatan
penelitian yang digunakan, maka desain penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1
Desain Penelitian

Good Corporate (+)


Governance (X1)
Kinerja Keuangan
Gaya Kepemimpinan (Y)
(X2) (+)

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi peneltian

3.3 Obyek Penelitian


Obyek dari penelitian ini adalah good corporate governance dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja keuangan Lembaga Perkreditan Desa
Kecamatan Kuta Utara
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Identifikasi Variabel
Variabel adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto 2002:106). Variabel yang diungkap
dalam penelitian ini adalah:
1) Variable Terikat (Dependent Variabel)
Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:59). Variable terikat
dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan (Y).
2) Variabel bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(Sugiyono, 2010:59). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
good corporate governance (X1) dan gaya kepemimpinan (X2).
3.4.2 Definisi Operasional Variabel
3.4.2.1 Kinerja Keuangan (Y)
Kinerja adalah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan perusahaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan adalah prestasi kerja yang
telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang
pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 1998).
Kinerja keuangan merupakan prestasi kerja yang telah dicapai
oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang dalam laporan
keuangan perusahaan (Sri, 2010). Kinerja keuangan dapat diukur dengan
beberapa pendekatan rasio keuangan,baik likuiditas, profitabilitas,
solvabilitas, aktivitas maupun rasio pasar (Dian, 2012). Menurut
Krismaya (2014), kinerja keuangan dikatakan baik pada saat penilaian
keseluruhan aspek keuangan berpredikat sehat. Tingkat kesehatan LPD
pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif berdasarkan empat
faktor, yaitu: 1) permodalan (capital), 2) kuatitas aktiva produktif (asset),
3) rentabilitas (earning), dan 4) likuiditas (liquidity). Kinerja keuangan
merupakan salah satu alat ukur yang digunakan oleh para pemakai
laporan keuangan dalam mengukur atau menentukan sejauh mana
kualitas perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan
keuangan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut, dapat
diketahui keadaan finansial dari hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan
selama periode tertentu (Krismaya, 2014).Penilaiankinerja keuangan
dapat diartikan sebagai prestasi organisasi atau perusahaanyang dinilai
secara kuantitatif atau dalam bentuk uang yang dapat dilihat, baik dari
segi pengelolaan, pergerakan maupun tujuannya. Kinerja keuangan LPD
dikatakan baik pada saat penilaian keseluruhan aspek keuangan
berpredikat sehat. Penilaian kesehatan LPD berdasarkan SK BPD Bali
No. 0193.02.10.2007.2, metode yang digunakan adalah Capital, Aset.
Earning, dan Liquidity (CAEL).

3.4.2.2 Good Corporate Governance (X1)


Menurut Daniri (2004), dengan mengutip riset Berle dan Means
pada tahun 1934, isu GCG muncul karena terjadinya pemisahan antara
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Pemisahan ini memberikan
kewenangan kepada pengelola (manajer/direksi) untuk mengurus
jalannya perusahaan, seperti mengelola dana dan mengambil keputusan
perusahaan atas nama pemilik. Pemisahan ini didasarkan pada principal-
agency theory yang dalam hal ini manajemen cenderung akan
meningkatkan keuntungan pribadinya daripada tujuan perusahaan. Selain
memiliki kinerja keuangan yang baik, perusahaan juga diharapkan
memiliki tata kelola yang baik.
Penerapan good corporate governance diyakini mampu
menciptakan kondisi yang kondusif dan landasan yang kokoh untuk
menjalankan operasional perusahaan yang baik, efisien dan
menguntungkan. Penerapan prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan
LPD sangat penting, karena langsung akan memberikan arahan yang jelas
bagi LPD untuk memungkinkan pengambilan keputusan secara
bertanggung jawab dan memungkinkan pengelolaan LPD secara lebih
baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja LPD (Krismaya,
2014).Prinsip-prinsip GCG terdiri dari transparancy, accountability,
responsibility, independency, dan fairness. Menurut Dominikus (2014),
penerapan corporate governance tidak hanyatergantung pada prinsip dan
peraturan yang ada, melainkan tergantung pada integritas dan likuiditas
sumber daya manusia yang ada. Etika dan budaya kerja, serta prinsip-
prinsip kerja profesional memegang peranan penting dalam penerapan
corporate governance

3.4.2.3 Gaya Kepemimpinan (X2)


Gaya Kepemimpinan seorang pemimpin sangat diperlukan dalam
suatu organisasi karena maju mundurnya suatu organisasi tergantung
seberapa baik pemimpin dapat memain- kan perannya agar organisasi
tersebut terus hidup dan berkembang. Untuk itu seorang pemimpin sangat
perlu memperhatikan gaya kepemimpinannya dalam proses
mempengaruhi, mengarahkan kegiatan anggota kelompoknya serta
mengkoordinasikan tujuan anggota dan tujuan organisasi agar keduanya
dapat tercapai. yang baik adalah gaya kepemimpinan yang dapat
memberikan motivasi kerja pada bawahannya. Gaya kepemimpinan ialah
pola perilaku yang akan ditunjukkan oleh pemimpin dalam
mempengaruhi orang lain atau karyawan. Pola perilaku tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, seperti nilai-nilai, asumsi,
persepsi, harapan maupun sikap yang ada dalam diri pemimpin (Ardana
dkk, 2011: 181). Warrick (1981), gaya kepemimpinan memiliki tipe
manajemen yang berbeda-beda. Indikator dari gaya kepemimpinan yaitu
memperhatikan kebutuhan bawahan, simpati terhadap bawahan,
menciptakan suasana saling percaya, memiliki sikap bersahabat dan
menumbuhkan peran serta bawahan dalam pembuatan keputusan (Astuti,
2008).
3.5 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek
dan objek yang memiliki kualitas atau karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi penelitian ini adalah
perusahaan LQ45 yang terdaftar dalam
3.5.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah serta karakteristik yang
dimiliki populasi (Sugiyono, 2013). Berdasarkan populasi diatas, maka
sampel yang digunakan adalah perusahaan LQ45 yang sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan peneliti.
3.5.3 Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini, sampel ditentukan dengan menggunakan
metode purposive sampling. Metode sampling tersebut membatasi
pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria
perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Meliputi data laporan keuangan perusahaan LQ45 selama periode
penelitian, yaitu tahun 2014-2017
b. Memiliki price to book value, yang mencerminkan nilai perusahaan
yang terus bertambah.
c. Memiliki rasio profitabilitas ROE yang positif.
d. Perusahaan LQ45 yang memberikan dividen selama tiga tahun
berturut-turut yaitu 2014-2017
3.6 Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka
metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode studi kepustakaan dan studi observasi. Metode studi kepustakaan
yaitu suatu cara yang dilakukan dimana dalam memperoleh data dengan
menggunakan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas dalam lingkup penelitian ini. Sedangkan
metode studi observasi yaitu suatu cara memperoleh data laporan keuangan
dan annual report perusahaan LQ45 tahun 2014-2017 yang telah
dipublikasikan oleh BEI dimana data yang digunakan merupakan data time-
servis.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada dan
tidak perlu dicari sendiri oleh peneliti. Data yang digunakan dalam penelitian
ini laporan keuangan perusahaan LQ45 yang berasal dari Indonesia Stock
Exchange (idx) dan dapat diperoleh dengan cara mendownload melalui
internet dari situs resmi dengan alamat www.idx.co.id.

3.8 Instrumen Penelitian


3.8.1 Uji Reabilitas

3.8.2 Uji Validitas


3.9 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif ditujukan untuk melihat profil dari
penelitian tersebut dan memberikan gambaran terhadap objek yang
diteliti melalui data sampel dan membuat kesimpulan yang berlaku
umum. Statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan suatu data
yang dilihat dati mean, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai
maksimum (Ghozali, 2007).
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
3.7.2.1 Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian
normalitas data menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test
(K-S). Jika hasil One Sample K-S menunjukkan tingkat signifikansi 0,05
maka menunjukkan pola distribusi normal (Ghozali, 2011).
3.7.2.2 Uji Heterokedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu observasi yang lain. Apabila
varians dari residual satu observasi ke observasi yang lain tetap disebut
homokedastisitas. Sedangkan apabila varians dari residual satu observasi
ke observasi lain berbeda maka disebut heterokedastisitas.
3.7.2.3 Uji Multikolonieritas
Tujuan dari uji multikolonieritas adalah untuk menguji apakah
model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas. Multikolonieritas
terjadi jika terdapat hubungan linear antara independen yang libatkan
dalam model. Uji multikolonieritas ini dilakukan dengan meregresikan
model analisis dan menguji korelasi antar variabel independen dengan
menggunakan variance inflantion factor (VIF). Batas (cut off) dari VIF >
0 dan nilai tolerance jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance
kurang dari 0,10 dan tingkat kolinieritas lebih dari 0,95 maka terjadi
multikolonieritas (Ghozali,2005).
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Dengan kata lain, autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
3.7.3 Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tidak bebas secara
bersama-sama ataupun secara parsial. Persamaan regresi dengan linier
berganda dalam penelitian ini adalah: Y =α + βX1 + βX2 + e
Keterangan :
Y : Kinerja Keuangan X2 :Gaya Kepemimpinan
α : Konstanta e : Residual Error
X1 :
3.7.4 Uji Hipotesis
3.7.4.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).
Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤1). Semakin
besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut
dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan
tidak dapat menjelaskan variabel dependen (Sulaiman, 2004).
3.7.4.2 Uji Signifikasi Simultan (Statistik F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali,
2006). Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi (a)
sebesar 5 persen atau 0.05.
3.7.4.3 Uji Parameter Individual (Uji t)
Uji signifikansi parameter individual (uji t) pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Imam Ghozali,2005). Pengambilan keputusannya adalah apabila
nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka suatu variabel bebas
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

Daftar Rujukan

Rahayu, Sri, Sri Rahayu, and Andri ANDRI. Pengaruh Kinerja


Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate
Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Diss.
UNIVERSITAS DIPONEGORO, 2010.

Trisnaningsih, Sri. "Independensi auditor dan komitmen organisasi


sebagai mediasi pengaruh pemahaman good governance, gaya
kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja
auditor." SNA X Makassar (2007).

1
2

Anda mungkin juga menyukai