Anda di halaman 1dari 19

DESTILASI FRAKSIONASI

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, kami diharapkan dapat :
a. Menjelaskan prinsip destilasi fraksionasi seacara semi batch.
b. Melakukan pemisahan campuran biner dengan metode destilasi fraksionasi.
c. Menentukan setiap komponen hasil destilasi dengan menggunakan kurva kalibrasi.
d. Mengetahui jumlah stage dari destilasi fraksionasi menggunakan kurva
kesetimbangan.

II. ALAT
Alat yang digunakan pada percobaan ini, antara lain:
1. Rangkaian alat destilasi
2. Piknometer
3. Erlenmeyer
4. Pipet ukur
5. Gelas Kimia
6. Gelas ukur
7. Bulp
8. Neraca digital
9. Labu semprot
10. Tempat penyimpanan bahan sisa

III. BAHAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain :
1. Etanol
2. Aquadest
3. Tissue
4. Alumunium Foil

IV. DASAR TEORI


A. Pengertian Destilasi Bertingkat
Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat
pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda
jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain,
destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran
yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil.
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra
klorida-toluen, dan lain-lain. Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom
fraksionasi yang dipasang pada labu destilasi.
Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran
senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab dengan
adanya penghalang dalam kolom fraksionasi menyebabkan uap yang titik didihnya
sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik
terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa
yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka
senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu destilasi, yang akhirnya jika
pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik didihnya. Senyawa tersebut
akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai destilat.
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang
berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki
kondensor yang lebih banya sehingga mampu memisahkan dua komponen yang
memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan
substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak.
Sama prinsipnya dengan destilasi sederhana, hanya destilasi bertingkat ini
memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampumemisahkan
dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan.Untuk
memisahkan dua jenis cairan yangsama-sama mudah menguap dapatdilakukan
dengan destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses
destilasi berulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom
fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan.
Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih
atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak
dalam kondensat.
B. Karakteristik Bahan Olahan
Karakteristik bahan pada destilasi fraksionasi adalah cairan yang mempunyai
perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh yaitu sekitar 30oC atau lebih . Aplikasi
dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan
komponen-komponen dalam minyak mentah.

C. Prinsip Destilasi fraksional


Destilasi terfraksi ini berbeda dengan destilasi biasa, karena terdapat suatu
kolom fraksionasi dimana terjadi suatu proses refluks. Proses refluks pada destilasi
ini dilakukan agar pemisahan campuran dapat terjadi dengan baik. Kolom
fraksionasi berfungsi agar kontak antara cairan dengan uap terjadi lebih lama.
Sehingga komponen yang lebih ringan dengan titik didih yang lebih rendah akan
terus menguap dam masuk kondensor. Sedangkan komponen yang lebih besar akan
kembali kedalam labu destilasi.
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi.Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya.Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya.
Pemisahan campuran cairan menjadi komponen dicapai dengan distilasi
fraksional. Prinsip distilasi fraksional dapat dijelaskan dengan menggunakan
diagram titik didih-komposisi (Gambar 1). Dalam gambar ini, kurva atas
menggambarkan komposisi uap pada berbagai titik didih yang dinyatakan di
ordinat, kurva bawahnya menyatakan komposisi cairan. Bila cairan dengan
komposisi l2 dipanaskan, cairan akan mendidih pada b1. Komposisi uap yang ada
dalam kesetimbangan dengan cairan pada suhu b1 adalah v1. Uap ini akan
mengembun bila didinginkan pada bagian lebih atas di kolom distilasi (Gambar 2),
dan embunnya mengalir ke bawah kolom ke bagian yang lebih panas. Bagian ini
akan mendidih lagi pada suhu b2menghasilkan uap dengan komposisi v2. Uap ini
akan mengembun menghasilkan cairan dengan komposisi l3.
Jadi, dengan mengulang-ulang proses penguapan-pengembunan, komposisi
uap betrubah dari v1 ke v2 dan akhirnya ke v3 untuk mendapatkan konsentrasi
komponen A yang lebih mudah menguap dengan konsentrasi yang tinggi.
Gambar 1 Diagram titik didih

Gambar 1 Diagram titik didih- komposisi larutan ideal campuran cauran A dan
B. Komposisi cairan berubah dari l1 menjadi l2 dan akhirnya l3. Pada setiap tahap
konsentrasi komponen B yang kurang mudah menguap lebih tinggi daripada di fasa
uapnya.Contoh soal 12.1 Distilasi fraksional Tekanan uap benzen dan toluen
berturut-turut adalah 10,0 x 104 N m-2 dan 4,0 x 104 N m-2, pada80°C. Hitung
fraksi mol toluen dalam uap yang berada dalam kesetimbangan dengan cairan yang
terdiri atas 0,6 mol toluen dan 0,4 molar benzen. Hitung fraksi mol toluen x dalam
fas uap.Jawab Dengan bantuan hukum Raoult (bab 7.4(b)), komposisi uapnya
dapat dihitung sebagai berikut. Jumlah mol toluen di uap /jumlah mol benzen di
uap = [0,60 x (4,0 x 104) ] / [ 0,40 x ( 10,0 x 104) ] = 0,60. Fraksi mol toluen di uap
x adalah: x/(1 - x) = 0,60; x = 0,60 / (1,0 + 0,60) = 0,375.Bila dibandingkan dengan
komposisi cairan, konsentrasi toluen di fasa uap lebih besar menunjukkan bahwa
adanya pengaruh distilasi fraksional.

Kolom distilasi yang panjang dari alat distilasi digunakan di laboratorium


(Gambar 2) memberikan luas permukaan yang besar agar uap yang berjalan naik
dan cairan yang turun dapat bersentuhan. Di puncak kolom, termometer digunakan
untuk mengukur suhu fraksi pertama yang kaya dengan komponen yang lebih
mudah menguap A. Dengan berjalannya distilasi, skala termometer meningkat
menunjukkan bahwa komponen B yang kurang mudah menguap juga ikut terbawa.
Wadah penerima harus diubah pada selang waktu tertentu.
Bila perbedaan titik didih A dan B kecil, distilasi fraksional harus diulang-
ulang untuk mendapatkan pemisahan yang lebih baik. Produksi minyak bumi tidak
lain adalah distilasi fraksional yang berlangsung dalam skala sangat besar.

Gambar 2 Alat destilasi


Pemisahan campuran dengan destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih.
Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang mempunyai titik didih
berbeda. Campuran antara air dan bensin pun dapat dipisahkan dengan cara
destilasi. Semakin jauh perbedaan titik didih, semakin mudah campuran tersebut
dipisahkan.

D. Peralatan Destilasi Fraksionasi (skala industri)


Kolom fraksionasi: digunakan untukmemberikan luas permukaan yang besar
agar uap yang berjalan naik dan cairan yang turun dapat bersentuhan.dalam
praktek, kolom tutup gelembung kurang efektif untuk pekerjaan di laboratorium.
Hasilnya relatif terlalu sedikit bila dibandingkan dengan besar bahan yang
tergantung di dalam kolom. Dengan kata lain kolom tutup gelembung memiliki
keluaran yang kecil dengan sejumlah besar bahan yang masih tertahan di dalam
kolom.
Keefektifan kolom ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti cara
pengaturan materi di dalam kolom, pengaturan temperatur, panjang kolom dan
kecepatan penghilangan hasil destilasi. Satuan dasar efisiensi adalah tinggi setara
dengan sebuah lempeng teoritis (HETP atau H). Besarnya H sama dengan panjang
kolom dibagi dengan jumlah plat teoritis. Banyaknya plat teoritis H bergantung
pada sifat campuran yang dipisahkan.

E. Contoh Proses Destilasi Fraksionasi


Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace
(tanur) sampai dengan suhu ± 370°C.Minyak mentah yang sudah dipanaskan
tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksionasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksionasi). Untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air
panas dan bertekanan tinggi).
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas
kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen
yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah,
sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas
melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu
yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang
titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang
pada suhu kamar berupa gas.Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum,
kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).Fraksi minyak
mentah yang tidak menguap menjadi residu.Residu minyak bumi meliputi parafin,
lilin, dan aspal.Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi
komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-
kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis
komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai
titik didih yang berdekatan. Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
 Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan
tinggi sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian
dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi.
 Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-
pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup
gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
 Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap
akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi
membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu
ini disebut fraksi.
 Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-
senyawa dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas
menara.Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke bagian
kilang minyak lainnya untuk proses konversi.

F. Aplikasi dari Destilasi Bertingkat


Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air titik didih
alkohol adalah 78o C dan titik didih air adalah 100o C. Campuran tersebut
dicampurkan dalam labu didih.Pada suhu sekitar 78o C alkohol mulai
mendidih tetapi sebagian air juga ikut menguap. Oleh karena alkohol lebih mudah
menguap, kadar alkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam
campuran semula. Ketika mencapai kolom fraksionasi, uap mengembun dan
memanaskan kolom tersebut.Setelah suhu kolom mencapai 78o C, alkohol tak lagi
mengembun sehingga uap yang mengandung lebih banyak alkohol naik ke kolom
di atasnya, sedangkan sebagian air turun ke dalamlabu didih. Proses seperti itu
berulang beberapa kali ( bergantung pada banyaknya plat dalam kolom), sehingga
akhirnya diperoleh alkohol yang lebih murni. Contoh lain dari Destilasi bertingkat
adalah pemurnian minyak bumi, yaitu memisahkan gas, bensin, minyak tanah, dan
sebagainya dari minyak mentah.
Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam.Minyak bumi yang
telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak
mentah dapat dibedakan menjadi:
 Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
 Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar
meleleh.
Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen
utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan
senyawa anorganik. Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk
memisahkan komponen-komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik
didihnya. Proses ini disebut distilasi bertingkat. Untuk mendapatkan produk akhir
sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu
diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi, dan
pencampuran fraksi.

V. PROSEDUR KERJA
a. Membuat Kurva Kalibrasi
1. Aquadest disiapkan kemudian diukur suhunya
2. Piknometer kosong ditimbang setelah bersih dan kering
3. Aquadest dimasukkan ke dalam piknometer hingga penuh, kemudian
ditimbang
4. 7 buah erlenmeyer disiapkan
5. Campuran etanol-air dibuat dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu:
Volume Volume
Nomor Ethanol Aquadest
1 30 ml 0 ml
2 25ml 5ml
3 20 ml 10 ml
4 15ml 15 ml
5 10 ml 20 ml
6 5 ml 25 ml
7 0 30 ml

6. Densitas masing-masing sampel diukur dengan menggunakan piknometer


yang telah dikalibrasi.
b. Proses Pemisahan Komponen

1. Campuran ethanol-air disiapkan sebanyak 5 liter (1 L etanol dan 4 L air).


2. 50 ml sampel feed diambil, kemudian diukur densitasnya.
3. Air pendingin dari thermostat dialirkan kedalam kolom destilasi fraksionasi.
4. Tuas dari off ke on diangkat hingga line menyala.
5. Tombol start ditekan hingga lampu indicator menyala.
6. J1 diatur ke 1, kemudian dimutar J2 sebanyak 4 kali.
7. Reflux control diatur dengan L = 10 dan D = 5
8. Proses pemisahan diamati pada alat Destilasi Fraksionasi.
9. Volume Destilat dan Bottom Product diukur.
10. Densitas Destilat dan Bottom Product diukur.
11. Mengolah data hasil percobaan.

VI. DATA PENGAMATAN

a. Kurva Kalibrasi Berat Jenis Ethanol

Piknometer kosong + Volume Berat Berat


sampel Volume Volume Piknometer Sampel
Ethanol Aquadest + sampel
(mL) (mL) (g)
Piknometer + sampel 1 30 0 ml 42,920 19,955
Piknometer + sampel 2 25 5 44,232 21,267
Piknometer + sampel 3 20 10 45,174 22,209
Piknometer + sampel 4 15 15 46,107 23,142
Piknometer + sampel 5 10 20 46,744 23,779
Piknometer + sampel 6 5 25 47,308 24,343
Piknometer + sampel 7 0 30 47,883 24,918

b. Data untuk penentuan densitas


Berat piknometer kosong = 22,965 g
Berat piknometer + aquadest = 47,8925 g
Suhu aquadest = 30 ℃
Densitas aquadest 30℃ = 0,9956 g/ml
Berat piknometer + destilat = 43,0417 g
Berat piknometer + bottom = 47,6646 g

c. Volume
Volume feed = 4950 ml
Volume destilat = 950 ml
Volume bottom = 3520 ml
VII. PERHITUNGAN
a. Penentuan densitas
Berat piknometer kosong = 22,965 g
Berat piknometer + aquadest = 47,8925 g
Suhu aquadest = 30 ℃
Berat aquadest = (Berat pikno + aquadest) – berat pikno kosong
= 47,8925 g – 22,965 g
= 24,9275 g
Densitas aquadest 30℃ = 0,9956 g/mL
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
Vol aquadest = vol piknometer = 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 30℃
24,9275 𝑔
= 0,9956 𝑔/𝑚𝐿

= 25,036 mL

(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔


Densitas (𝜌) = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

 Destilat
43,0417 𝑔 – 22,965 𝑔
Densitas (𝜌) = 25,036 𝑚𝐿

= 0,802 g/mL

 Bottom
47,6646 𝑔 – 22,965 𝑔
Densitas (𝜌) = 25,036 𝑚𝐿

= 0,987 g/mL

 Umpan
46,9799 𝑔 – 22,965 𝑔
Densitas (𝜌) = 25,036 𝑚𝐿

= 0,959 g/mL
% Volume Vs Berat Jenis Ethanol
1

0.975

0.95

0.925
Berat Jenis (g/mL)

0.9

0.875

0.85

0.825

0.8

0.775

0.75
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
%Volume

b. Penentuan volume komponen


 Feed (umpan)
Volume feed = 4950 mL
Densitas feed = 0,959 g/mL
% volume etanol = 26% (hasil ploting dari kurva standar)
Volume etanol feed = %volume etanol × vol feed
= 26% × 4950 mL
= 1287 mL
Volume air feed = Volume feed – volume etanol
= 4950 mL – 1287 mL
= 3664 mL

 Destilat
Volume destilat = 950 mL
Densitas destilat = 0,80 g/mL
% volume etanol = 99,5% (hasil ploting dari kurva standar)
Volome etanol destilat = % vol etanol × vol destilat
= 99,5% × 950 mL
= 945,25 mL
Volume air destilat = volume destilat – volume etanol
= 950 mL – 945,25 mL
= 4,75 mL
 Bottom
Volume bottom = 3520 mL
Densitas bottom = 0,98 g/mL
% volume etanol = 12%
Volume etanol bottom = %vol etanol × vol bottom
= 12% × 3520 mL
= 422,4 mL
Volume air bottom = volume bottom – volume etanol
= 3520 mL – 422,4 mL
= 3097,6 mL

c. Penentuan mol dan fraksi mol


 Feed (umpan)
𝑣𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑒𝑑 × 𝜌 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
Mol etanol feed = 𝐵𝑀 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
1287 mL × 0,79 𝑔/𝑚𝐿
= 46,07 𝑔/𝑚𝑜𝑙

= 22,07 mol
𝑣𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 𝑓𝑒𝑒𝑑 × 𝜌 𝑎𝑖𝑟
Mol air feed = 𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟
3564 ml × 0,9956 𝑔/𝑚𝐿
= 18 𝑔/𝑚𝑜𝑙

= 197,14 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑒𝑑
Fraksi mol etanol = 𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑒𝑑+ 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 𝑓𝑒𝑒𝑑
22,07 𝑚𝑜𝑙
= (22,07+197,14) 𝑚𝑜𝑙

= 0,098
 Destilat
𝑣𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡 × 𝜌 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
Mol etanol destilat= 𝐵𝑀 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
950 mL × 0,79 𝑔/𝑚𝐿
= 46,07 𝑔/𝑚𝑜𝑙

= 16,274 mol
𝑣𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡 × 𝜌 𝑎𝑖𝑟
Mol air destilat = 𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟
4,75 mL × 0,9956 𝑔/𝑚𝐿
= 18 𝑔/𝑚𝑜𝑙

= 0,263 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑒𝑑
Fraksi mol etanol = 𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑒𝑑+ 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 𝑓𝑒𝑒𝑑
16,274 𝑚𝑜𝑙
= (16,274+0,263) 𝑚𝑜𝑙

= 0,984

 Bottom
𝑣𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 × 𝜌 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
Mol etanol bottom=
𝐵𝑀 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
422,4 mL × 0,79 𝑔/𝑚𝑙
= 46,07 𝑔/𝑚𝑜𝑙

= 7,243 mol
𝑣𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 × 𝜌 𝑎𝑖𝑟
Mol air bottom = 𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟
3582 ml × 1 𝑔/𝑚𝑙
= 18 𝑔/𝑚𝑜𝑙

= 171,34 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑒𝑑
Fraksi mol etanol = 𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑒𝑑+ 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 𝑓𝑒𝑒𝑑
7,243 𝑚𝑜𝑙
= (7,243+171,34) 𝑚𝑜𝑙

= 0,0023

d. Penentuan stage destilasi


𝑋𝑑
Yd = 𝑅+1 Xd = fraksi mol etanol pada destilat
0,984 R = 10/5 = 2
= Yd = fraksi uap atanol destilat
2 +1

= 0,328
Kurva Kesetimbangan Etanol-Air Pada Tekanan 1 Atm
1
0.95
0.9
0.85
0.8
0.75
0.7
0.65
0.6
Fraksi Uap (Y).

0.55
0.5
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Fraksi cair (X)

Jumlah stage = 7 buah


VIII. PEMBAHASAN

Andi Putri Awalia (33116015)

Pada percobaan ini kami menggunakan destilasi fraksionasi untuk memisahkan etanol
dari campuran etanol-air. Destilasi fraksionasi merupakan suatu teknik pemisahan untuk
larutan yang mempuntai perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh yaitu sekitar 30°C.
Dalam distilasi fraksionasi pemisahan parsial diulang berkali-kali dimana setiap kali terjadi
pemisahan lebih lanjut. Destilasi fraksionasi ini berbeda dengan distilasi biasa, karena
terdapat suatu kolom fraksionasi dimana terjadi suatu proses refluks. Proses refluks ini
dilakukan agar pemisahan campuran dapat terjadi dengan baik.
Kolom fraksionasi berfungsi agar kontak antara cairan dengan uap terjadi lebih lama.
Sehingga komponen yang lebih ringan dengan titik didih yang lebih rendah akan terus
menguap dan masuk ke kondensor. Sedangkan komponen yang lebih besar akan kembali ke
labu distilat. Di kolom fraksionasi terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya.
Pada percobaan ini dilakukan destilasi untuk memisahkan etanol dari campuran
etanol-air. Disiapkan campuran etanol-air sebanyak 5000 mL (1000 mL etanol dan 4000 mL
air) .sebelum campuran dimasukkan kedalam labu destilasi, diambil 50 mL campuran untuk
di ukur densitas feednya. Banyaknya feed yang diumpankan kedalam labu destilasi sebanyak
4.950 mL. Destilasi kemudian dijalankan, diambil hasil destilat yang diperoleh kemudian
diukur densitas dari destilat yang diperoleh.
Dari data yang diperoleh, dilakukan perhitungan volume dari setiap komposisi
campuran baik pada feed, destilat maupun bottom menggunakan data dari hasil penentuan
densitas. Dari hasil perhitungan komposisi tersebut kemudian dibuat grafik %volume ethanol
vs berat jenis untuk mencari %volume ethanol pada feed, bottom product, dan destilat dengan
cara memplotkan. Sehingga diperoleh hasil untuk % volume ethanol pada feed sebesar 26%
untuk bottom product sebesar 12% dan untuk destilat sebesar 99,5%. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh fraksi mol ethanol untuk feed (Xf) yaitu 0,098, fraksi mol ethanol
untuk residu (Xb) yaitu 0,0023, dan fraksi mol ethanol untuk destilat (Xd) yaitu 0,986.
Pada destilasi fraksionasi ini, jumlah stage yang terdapat pada kolom destilasi yakni
sebanyak 7 kolom fraksionasi. Adapun yang mempengaruhi jumlah stage yang kadang lebih
ataupun kurang ketika digambarkan pada diagram ialah disebabkan oleh pengaturan suhu
pemanas yang sulit dikendalikan dan masih terdapatnya campuran etanol-air yang di dalam
alat destilat pada praktikum sebelumnya sehingga komposisi dari campuran dalam alat
destilasi berubah.
IX. KESIMPULAN

1. Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom


fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan agar
tingkat kemurnian yang dihasilkan lebih tinggi
2. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh fraksi mol untuk umpan
yaitu 0,098, residu 0,0023, dan 0,984 untuk destilat.
3. Jumlah stage yang diperoleh berdasarkan grafik kesetimbangan yaitu 7 buah.

X. DAFTAR PUSTAKA

 Anonymous.2016.Laporan Resmi Distilasi Fraksionasi.


https://www.scribd.com/doc/312664935/
 Deviana W S.2015.Laporan Distilasi Fraksionasi.
http://wahyusisilia.blogspot.co.id/2015/
 Appendix_M_Phase-VLE-diagrams/Figure_M-39_Ethanol-water-
mixture.xls.http://booksite.elsevier.com/9780750685245/appendices/
Laboratorium Satuan Operasi II
Semester V 2018/2019

LAPORAN PRATIKUM
DESTILASI FRAKSIONASI

Pembimbing : Tri Hartono, LRSC., M.ChemEng


Kelompok : IV (Empat)
Tgl. Pratikum : 24 September 2018
Nama Kelompok : Andi Putri Awalia (33116015)
Amelya Fryanti (33116019)
Junarti (33116029)
Ummi Kalsum (33116054)
Nur Ainun (33116062)
Syamsudin (33116066)

Kelas : 3B

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2018

Anda mungkin juga menyukai